MEMBENTUK AKHLAK ISLAMI ANAK

BAB 12. MEMBENTUK AKHLAK ISLAMI ANAK

Akhlak dengan harakat dhammah atau sukun pada huruf Lam artinya adalah perilaku atau tabiat. Demikian disebutkan dalam kitab ash shihah. Al-quran dalam kitab tafsirnya mengatakan (alkhuluqu) secara etimologis adalah adab seseorang dalam dirinya, sebab menjadi semacam anggota tubuhnya. Sedangkan pembawaan dalam diri dinamakan (alkhiyamu) dengan kharakat kasra, yaitu sifat dan tabiat.

Tak ada bentuksingularnya dalam bahasa arab. Jadi, (alkhuluqu) adalah tabiat yan didaatkan dari luar. Sementara (alkhiyamu) adalah tabiat yang didapat dari naluri.

Berdasarkan definisi yang diberikan oleh al-qurthubi, seorang anak membutuhkan pembentukan akhlak ini agar hubungan social masyarakatannya (lihat pada bab sebelumnya) menjadi tepat dan terarah. Hal ini harus diakukan dengan kerja keras, mengingat perpindahan dari tabiat eksternal ke tabiat naluri cukup sulit. Guna meluruskan perilakunya, waktu yang diperlkan bisa sampai seumur hidup. Selain itu kerja keras dari orang tua dan para guru menjadi wajib pada tigkatan kanak-kanak ini yang teah kami sebutkan memiliki berbagai kelebihan berupa fitrah, kemurnian, cepat tanggap dan penurut.

A. Perintah Menanamkan Adab pada Anak

Adab adalah melakukan sesuatu yang terpuji, baik perkataan maupun perbuatan. Disebutkan juga dengan ungkapan: berakhlak mulia. Pendapat lain mengatakan bahwa artinya adalah mengerjakan segala sesuatu yang baik.Pendapat lain mengatakan bahwa artinya adalah menghormati orang diatasmu dan lembut kepada orang yang dibawahmu. Pendapat lain diambil dari lafal (alma’dubatu) yang artinya adalah

undangan makan. Dinamakan demikian karena meruakan panggilan dan anjuran. Pentingnya adab terlihat pada hubungan interaksi dan perlakuan kepada orang lain sampai pada

penampilan yang merefleksikan kepribadian seseorang anak maupun orang dewasa. Oleh karenannya, kemampuan anak dalam menjalankan adab merupakan prioritas utama dalam pendidikan akhlak.Pentingya adab dan penanamannya dalam diri anak-anak terlihat sangat jelas ketika kita melihat Rasulullah SAW memberikan perhatian terbesar pada adab dalam membentuk akhlak anak dan membiasakannya dengan adab tersebut agar menjadi salah satu tabiat dan sifat dasarnya. Dan disebutkan bahwa penanaman sikap ini lebih baik dibandingkan bersedekah, kendati sedekah begitu penting dalam islam. Mewariskan adab kepada anak-anak lebih baik daripada mewariskan harta. Karena adab dapat menghasilkan harta, kedudukan dan cinta dar para sejawat, serta menggabungkan antara kebaikan dunia dan kebaikan akherat.Sebagian orang melalaikan tentang pntingnya dan menganggapnya remah serta bolaeh dilupakan. Mereka tidak tahu bahwa dirinya sedang mempersiapkan anaknya untuk berbuat durhaka. Orang yang patut dikasihani ini tidak mengerti bahwa menanmkan adab adalah hak anak yang wajib dipenuhi oleh orang tuanya, persis seperti kewajiban member makan dan minum.

Dari adab yang baik diperoleh pikiran yang terbuka. Dari pikiran yang terbuka dihasilkan kebiasaan yang baik dan tabiat yang terpuji. Dari tabiat yang terpuji diperoleh amal saleh. Dari amal saleh diperoleh keridhaanAlloh. Dari keridhaan Alloh diperoleh kerajaan abadi. Sebaliknya, dari adab yang buruk diperoleh pikiran yang rusak. Dari pikiran yang rusak diperoleh kebiasaan buruk. Dari kebiasaan buruk diperoleh tabiat yang tercela. Dari tabiat yang tercela diperoleh amal buruk. Dari amal buruk diperoleh murka dan marah Alloh. Dari murka dan marah Alloh diperoleh kehinaan abadi.

B. Penanaman Akhlak Ala Salafus-Saleh

Anaku, buatlah amalanmu menjadi seperti garam dan adabmu seperti tepung. Artinya, perbanyaklah melakukan adab sampai ukurannya didalam perilakumu seperti ukuran tepung dengan garam yang ditaburkan diatasnya. Banyak adab dengan sedikit amal saleh masih lebih baik dari pada banyak amal saleh dengan sedikit adab.Adab-adab kenabian untuk anak Seperti berikut :

1. Adab kepada orang tua Nabi SAW melihat seseorang bersama s eorang anak kecil. Beliau berkata kepada anak itu, “siapa ini?”

Dia menjawab, “Bapakku.” Beliau bersabda, “jangan engkau berjalan didepannya, jangan menyebabkannya dimaki- maki, jangan duduk sebelumnya dan jangan memanggilnya langsung dengan namanya.”Jangan melakukan sesuatu yang menyebabkan bapakmu memakimu sebagai hrdikan dan hukuman atas

perbuatanmu yang tidk disukainya.Rosululloh SAW bersabda, “Apabila orang tua melihat anaknya kemudian merasa gembira, maka si anak memperoleh pahala membebaskan satu oran g budak.”

2. Adab Pada Para Ulama Adab kepada kedua orang tua berbanding lurus dengan adab kepada para ulama, bahkan lebih. Karena,

para ulama adalah pewaris para nabi. Oleh karena itu, menghormati, menghargai, bersikap rendah hati, melayani, tidak bersuara keras dalam majelis, bersikap ramah dan lemah lembut kepada mereka peru dibiasakan kepada anak.

3. Adab penghormatan Nabi SAW bersabda, “Bukanlah termsuk golongan orang yang tidak menyayangi orang yang lebih muda

dan menghormati orang yang lebih tua.”Sesungguhnya diantara keagungan Alloh adalah memuliakan orang muslimyang sudah lanjut usia, pembawa al- Qur’an yang tidk melanggar batas2nya dan tidak menjauhi ajarannya, serta memuliakan penguasa yang adil.Pentingnya adab menghormati orang tua dan para ulama,

serta mendahulukanorang yang lebih tua untuk bicara. Kecuali, apabila orang yang lebih muda diminta untuk bicara, atau momennya adalah momen tanya jawab.

4. Adab persaudaraan Ditekankan bagi anak-anak, bahwa saudara paling tua memiliki kedudukan tersendiri dalam islam. Itu

karena dia juga ikut memikul beban keluarga dan bertanggung jawab atas pendidikan dan penjagaan terhadap adik2nya. Apabila kedua orang tua menanamkan dalam diri anak tertua rasa cinta dan kasih sayang kepada adik-adiknya, kemudian menanamkan kedalam diri anak bungsu sikap hormat kepada kakaknya yang lebih tua, maka keluarga tersebut maka akan mencapai keseimbangan. Setiap orang akan mengetahui kewajibannya terhadap anggota keluarga yang lain sebelum mengenali haknya.

5. Adab bertetangga Tetangga mmiliki hak yang cukup besar dalam syariat islam. Hal itu tak lain untk memperkuat ikatan

masyarakat muslim. Seorang anak harus memiliki beberapa adab dalam berinteraksi dengan anak-anak tetangga. Rasulullah menganjurkan para ortu untuk membiasakan anak mereka untuk membiasakan adab- adab ini, antara lain peka terhadap derita tetangga dan tak menyakitinya dalam bentuk apapun. Misalnya, tak membiarkan anak untuk keluar rumah membawa makanan atau buah-buahan yang dia makan, karena perbuatan ini bisa memanas-manasi anak-anak tetangganya yang ortunya yang tak sanggup membelikannya akibat tak memiliki cukup uang. Dengan menjaga adab, si anak akan terbiasa untuk tak makan dijalan, tetapi makan dirumah, agar lebih mudah baginya untuk menjalankan berbagai adab secara umum.

6. Adab meminta izin Adab meminta izin wajib dilakukan oleh semua orang baik masih kecil maupun dewasa. Adab ini

memiliki kedudukan tersendiri dalam masyarakat islam yang dikhususkan Allah SWT dengan ayat-ayat yang sellu dibaca oleh seluruh generasi sepanjang zaman. Adab ini memiliki keutamaan besar dalam kehidupan bermasyarakat dan berkeluarga. Al-quran telah melatih anak untuk memnta izin. Al-quran memerintahkan kedua ortu untuk mengajarkan adab meminta izin kepada anak secara bertahap dalam hukumannya. Sebelum baligh, seorang anak harus meminta izin pada tiga waktu dalam keseharian kedua ortu, yaitu sebelum shalat fajar, siang hari dan sesudah shalat isya, yaitu waktu-waktu kedua ortu hendak tidur dan memakai pakaian khusus untuk tidur.Setelah si anak mencapai usia baligh dan masuk ppada usia beban kewajiban, maka dia diperintahkan untuk meminta izin disetiap waktu, baik didalam rumah maupun ditempat lainnya selama dia mendapati pintu (kamar ortunya) yang tertutup.

Bagaimana Rasulullah meminta izin???Bahwa Nabi SAW apabila berada didepan pintu hendak meminta izin, beliau tak menghadap ke pintu. Beliau menghadap kearah kanan/kiri. Apabila diberi izin beliau masuk kalau tidak, beliau pulang.Rasulullah meminta izin kepada anak-anak . Bahwasanya Rasulullah SAW diberi minuman. Beliau minum. Sementara beliau duduklah seorang anak, akan disamping kiri beliau duduk orang- orang dewasa. Beliau bersabda kepada anak itu, “Apakah engkau mengizinkan untuk member minum kepada mereka (terlebih dahulu)?” Dia menjawab, “Tidak, aku tak kan memberikan bagianku darimu kepada seorang pun.”

7. Adab makan Aku masih anak-anak ketika berada dalam pengawasan Rasulullah SAW. Tanganku bergerak kesana

kemari dinampan makanan. Rasulullah SAW bersabda kepadaku “Hai anak kecil, ucapkanlah basmalah, makanlah dengan tangan kanan dan makanlah yang ada dihadapnmu.” Sejak itu, begiu cara makanku.Sifat

yang dominan pada diri anak adalah banyak makan : yang dominan pada diri anak adalah banyak makan :

b. Makan apa yang ada dihadapannya

c. Tidak segera mengambil makanan sebelum orang lain

d. Tidak memelototi makanan atau orang yang sedang makan

e. Tidak makan dengan terburu-buru

f. Mengunyah makan dengan sempurna

g. Tidak menyuap secara beruntun

h. Tidak mengusapkan makanan pada pakaian

i. Terkadang membiasakan mentimun dan roti tanpa kuah, karena kuah bukan suatu keharusan j. Celaaan karena banyak makanan diucapkan dihadapannya. Demikian juga pujian bagi anak yang

beradab dan makan secukupnya. Dianjurkan juga mendahulukan orange lain dalam makan dan terlalu menghiraukan makan yang di makan

k. Menerima makanan yang kurang berkualitas

8. Adab penampilan anak Rasulullah SAW juga memerhatikan penampilan anak pada rambut dan pakaiannya ketika keluar

rumah/dijalan

9. Adab menatap rambut Mencukur sebagian rambut anak dan membuarkan sisanya. Model potongan rambut seperti in memliki 4

macam bentuk ::mencukur rambut kepala hanya dibeberapa tempat, mencukur bagian tengah kepala dan membiarkan kedua sisinya, seperti yang dilakukan para biarawan nasrani. mencukur kedua sisi kepala dan membiarkan bagian tengahnya (model Mohawk, seperti yang dilakukan para pemuda punkers/ penerjemah), mencukur bagian depan kepala dan membiarkan bagian kepalanya. Rambut anak perempuan Kita dapati rambut anak muslim berbeda dengan anak-anak yang lainnya, tidak mengikuti mode yang selalu berubah/ meniru selebrita fasik dan jauh dari segala pengarahan yang kontradiktif dengan kekasihnya, Rasulullah SAW

10. Adab berpakaian Seorang anak juga hendaknya dijaga dari anak-anak ain yang terbiasa dengan kemewahan dan memakai

pakaian2 mewah.Laki-laki haram memakai sutra Apabila yang memakainya anak kecil, maka yang menanggung dosanya adalah orang yang memakaikannya, bukan anak itu. Sebab, si anak tersebut tidak memiliki beban kewajiban. Sama halnya apabila dia diberi minuman keras, maka yang berdosa adalah orang yang member miras tsb, bukan anak tsb.Diharamkan atas wali untuk memakaikannya kpd anak-anak. Hal ini disebabkan sifat kewanitaan yang timbul dari jenis pakaian

11. Adab mendengarkan bacaan Al-quran

12. Menanamkan kejujuran pada anak Perilaku jujur adalah salah ssatu dasarr penting dalam akhlak islam yang membutuhkan kerja keras daam

menanamkannya dan mengokohkannya. Rasulullah SAW memberikan perhatian khusus tentang penanaman perilaku ini pada diri anak. Beliau mengawasi perlakuan kedua ortu kpd anak mereka agar terhindar dari hinanya berdusta kepada anak. Beliau menetapkan 1 kaidah umum bahwa anak juga manusia yang memiliki hak-hak dalam hubungan social sesama manusia. Sehingga, kedua ortu tidak boleh menipu memohonnya dengan media dan sarana apapun.Perhatian ini besar dalam menanamkan perilaku ini ang tercabang dari menepati janji, baik janji orang dewasa kpd anak kecil, mapun janji anak-anak kpd anak- anak lainnya. Abdullah R.A : jangan menceritakan cerita-cerita bohong,sebab kebohongan tidak tepat untuk bersanding dengan keseriusan maupun canda. Jangan pernah salah seorang dari kalian berjanji kpd anaknya kemudian tidak menepatinya.

13. Mengajarkan anak untuk menjaga rahasia Rasulullah SAW merasakannya pentingnya menumbuhkan anak dengan perilaku menjaga rahasia. Seba,

itu merefleksikan kebaikan si anakdimasa sekarang dan masa mendatang serta keselamatan keluarga dan menjaga pembangunan masyarakat.Seorang anak yang terbiasa menjaga rahasia, dia akan tumbuh dengan memiliki keinginan kuat, tabah dan tertata lidahnya. Dengan demikian, akan tumbuh kepercayaan dalam masyarakat dlam masing-masing menjaga rahasia satu sama lain.

14. Menanamkan sikap amanah Amanah adalah perilaku mendasar. Nabi kita SAW memiliki sifat ini sejak anak-anak hingga menjadi

Rasull. Sampai kaum musyrikin memberinya sifat () orang yang jujur lagi amanhah. Ini meruakan pelajaran bagi anak muslim agar meneladani Rasulullah SAW untuk membantunya kelak berdakwa di jalan Allah SWT. Rasulullah SAW menentukan tanggug jawabseorang anak atas harta bapanya, sehingga dia menjadi orang yang diamanahi untuk membelanjakan harta bapaknya dengan tanpa berlebih-lebihkan.Perhatian Rasulullah SAW terhadap amanah dan penananamnnya didalam diri seorang anak beliau tidak memaafkan kesalahan anak pada aspek ini. Beliau menghukm si anak ketika dia tidak menjalankan amanah dengan baik. Beliau menjeweer telinganya.

15. Mendidik anak untuk menjauhi sifat iri-dengki Bersihnya dari sifat iri dan dengki merealisasikan keseimbangan jiwa bagi manusia, membiasakannya

mencintai kebaikan bagi masyarakat, dan melepaskan kekuatan kebaikan dalam jiwa manusia hingga mencapai puncaknya.Nabi SAW menyeru seorang anak yang sedang tumbuh, Anas bin malik, untuk selalu membersihkan kotoran jiwanya siang dan malam, memaafkan orang yang menyakitinya, mengosongkan mencintai kebaikan bagi masyarakat, dan melepaskan kekuatan kebaikan dalam jiwa manusia hingga mencapai puncaknya.Nabi SAW menyeru seorang anak yang sedang tumbuh, Anas bin malik, untuk selalu membersihkan kotoran jiwanya siang dan malam, memaafkan orang yang menyakitinya, mengosongkan

16. Metode pengajaran anak ala Rasulullah Rasulullah S.A.W sebagai pemimpin dan suri teladan bagi seluruh umat. Bagaimana beliau berinteraksi

dengan anak-anak, memerintah mereka, melaraang, becanda, mendukung anak-anak, tersenyum, tidak marah-marah, tidak suka mencela dan menanamkan akidah takdir secara aplikatif dalam diri mereka. Perhatian Rasulullah S.A.W atas pembentukkan akhlak dan perilaku anak-anak secara aplikatif dengan memberikan teladan kepada mereka. Anak-anak itu pun tumbuh dengan perilaku yang baik dan pribadi yang kuat dihadapan berbagai tantangan materialism yang telah menunggu dan siap menerkamnya dalam kenyataan hidup bermasyarakat. Mereka tidak melupakan akhlak islami di hadapan badai berbagai aliran sesat yang disusupkan oleh masyarakat jahiliyah dalam jiwa-jiwa yang beriman pada zaman modern ini.

BAB 13.

Membentuk Perasaan Anak

Perasaan atau emosi menempati wilayah yang cukup luas dalam jiwa anak. yang sedang tumbuh. Perasaan inilah yang membentuk jiwa \nya dan membentuk kepribadiaannya. Apalagi diperlakukan secara seimbang kelak dia kan menjadi orang yang harmoni dalam seluruh aspek kehidupannya. Namun apapbila di perlakukan tidak demikiam, maka baik dengan bertambah (increase) atau berkurang (decrease). Maka kan berakibat tidak baik. Bertambah emosi/perasaan menjadikan anak tumbuh sebagai sosok yang berjiwa rapuh (melankoli). Tidak akan memikul bebean hidup yang serius dan sungguh-sungguh. Sebaliknya, berkurangnnya emosi/perasaan menjadikan si anak tumbuh menjadi sosok yang berjiwa dingin dan bengis kepada siapapun di sekitarnya.

Oleh karena itu, pembentukan emosi memiliki tempat tersendiri dalam membangun dan membentuk pribadi anak. Pembangunan ini di dominasi oleh peran kedua orangtua. Sebab kedua orangtualah yang menjadi landasan utama dalam membentuk emosi anak. Kedua orangtua adalah tiang utama tempat sianak bersandar untuk menikmati hangatnya perasaan, kebapakan dan keibuaan.

Diakhir pembahasan bab ini akan disinggung tentang perhatiaan besar yang diberikan kepada dua kategori anak yang kedua orangtuannya atau salah satunya kurang dalam memberikan kasih sayang kepadannya. Yaitu; anak perempuan dan anak yatim. Berdasarkan perhatian rosulullah shallallahu’alayhi wa sallam , beliau memberika perhatian dan kedudukan khusus kepada dua kategori anak ini. Alangkah indahnya andaikata masyarakat muslim memainkan perasn sebagai bapak bagi si anak yatim. Alangkah Diakhir pembahasan bab ini akan disinggung tentang perhatiaan besar yang diberikan kepada dua kategori anak yang kedua orangtuannya atau salah satunya kurang dalam memberikan kasih sayang kepadannya. Yaitu; anak perempuan dan anak yatim. Berdasarkan perhatian rosulullah shallallahu’alayhi wa sallam , beliau memberika perhatian dan kedudukan khusus kepada dua kategori anak ini. Alangkah indahnya andaikata masyarakat muslim memainkan perasn sebagai bapak bagi si anak yatim. Alangkah

Tersisa satu pertanyaan; bagaimana kita membanguan emosi dan perasaan anak serta menunaikan haknya sebagai anak agar dapat berkembang menjadi manusia yang seimbang dalam kehidupannya kelak? Untuk pertanyaan ini marilah kita menelusuri hadis-hadis nabi dan menyimpulkan dasar ini yang dengan mempraktikannya kita dapat berjalan di atas petunjuk dan cahanya yang jelas.

A. Makna Ciuman Keelembutan dan Kasih Sayang

Ciuman memiliki pengaruh yang cukup besar dalam menggerakan perasaan dan emosi anak, selain juga berdampak dalam meredakan kemarahan dan kemurkaanya. Selain itu, juga menimbulkan perasaan ikatanm yang kuat dalam hubungan cinta antara orang dewasa dengan sia anak. Ciuman adalah bukti kasih sayang dlam hati kepada si anak yang sedang tumbuh. Ciuman adalah bukti kerendahan hati orang dewasa kepada anak kecil. Ciuman adalah cahaya gemerlap yang menerangi hati anak, melapangkan jwannya dan menambah gairah akativitasnya dengan oarang-orang disekitarnya. Kemudian, yang pertama dan terakhir, cinta adlah sunnah Rosullulah shalllallahua’alayhi wa salllam bersama anak-anak

Diriwayatkan oleh bukhari dan muslim dari aisyah radhiyallahu’anha: Berapa orang dari dusun dtang menghadapp rosulullah shalllallahua’alayhi wa sallam. Mereka bertanya, ‘’apakah kalian mencium anak-

anak kalian?’’ beliau menjawab., ‘’ya’’ mereka berkata ‘’demia alalah kami tidak mencium. ‘’ rosullullah shalllallahua’alayhi wa salllambersabda, ‘’tidak ada yang bisaq akau lakukan apabila allah mencabut kasih sayang dari hati kalian.’’425

Diriwayatkan oleh bukhari dan muslim dari a bu harairah radhiyallahu’anhu: Rasullulah shalllallahua’alayhi wa salllammencium al-hasan bian ali radhiyallahu’anhuma. Al-Aqra’ bin habis berkata,, ‘akau memiliki sepuluh orang anak. Tidak ada satupun yang pernah aku cium.’’ Rosulullah shalllallahua’alayhi wa salllam bersabda: ‘’ barang suiapa yang tidak menyayangi, tidak akan

disayangi.Diriwayatkan oleh ibnu asakir dari anas bin malik radhiyallahu’anhu”Rosulullah shalllallahua’alayhi wa sallam bersabda adala orang ayang paling penyayang kepada anak-anaknya dan

keluarga.426 Menyayangi anak-anak adalah salah satu saifat kenabiaan. Hala itu merupakan jalan untu masuka durga dan mendapatkan keridhoaan Allah subhanahuwa ta’alla.

Diriwayatkan oleh bukhari dari anas bin malik radhiyallahu’anhu:Seorang wanita datang kepada Aisyah radhiyallahu’anha. Dia memberi wanita itu tiga butir kurma . maka wanita itu memberikan kepada

kedua anaknya masing-masing satu butir , dia sendiri memegang satu butir. Kedua anak itu memakan kurma mereka, kemudian melihat ke arah ibu merekan. Si ibu membelah kurma miliknya menjadi dua bagian dan memberiakn kepada masing-masing anaknya satu bagian. Nabi shalllallahua’alayhi wa sallam datang. Asisayah menceritakan itu kepada beliau. Beliau bersabda, sudah sepatutnya engkau merasa kedua anaknya masing-masing satu butir , dia sendiri memegang satu butir. Kedua anak itu memakan kurma mereka, kemudian melihat ke arah ibu merekan. Si ibu membelah kurma miliknya menjadi dua bagian dan memberiakn kepada masing-masing anaknya satu bagian. Nabi shalllallahua’alayhi wa sallam datang. Asisayah menceritakan itu kepada beliau. Beliau bersabda, sudah sepatutnya engkau merasa

Diriwayatkan oleh bukhari, muslim, at tirmidzi dan an- Nasa’i. Abu qatadah radhiyallahu’anhu berkata: Bahwasanya Rasulullah shalllallahua’alayhi wa sallammenjadi imam shalat sambil menggendong umamah binti zainab, putri rasulullah shalllallahua’alayhi wa sallam. Sewaktu beliau meletakannya. Dan apabila bangun, beliau kembali menggendongnnya.Diriwayatkan oleh bukhari, muslim, abu dawud, an-An- Nasa’i dan ibnu majah.427 Hati akan merasa takjub ketika melihat atau mendengar anak-anak kecil

mengajari bapak-bapak mereka tentang kasih sayang terhadap binatang dan mengingat tentang kasih sayang Allah kepada mereka. Al-Fakhrurrazi nenyebutkan tafsir dalam kitab 428. Bahwa ada seorang nelayan yang menjala ikan. Dia berhasil memperoleh seekor ikan. Dia meiliki seorang anak perempuan. Gadis cilik itu mengambil ikan tersebut dan melemparkannya kembali ke laut sambil mengatakan, ‘’ikan ini tidak akan tersangkut ke dalam jala selain karena kelalaiannya. ‘’

Al- fakhurrazi mengomentari kisah ini dnegan mengatakan : “”ya rabb kami, gadis cilik itu mengasihi kelalaian si ikan. Dia mengembalikan ikan tersebut kedalam laut. Akami sendiri saat ini sedang di tangkap oleh goadaan iblis yang telah mengeluarkan kami dari lautan kasih sayangmu. Sayangilah kami dengan karuniamu dan lepaskan kami dari belenggu iblis. Lemparkan kami kembali ke lautan rahmat- mu.’’Bentuk lain dari aksih sayang ibu kepada anaknya adalah seperti di ceritakan rosulullah shalllallahua’alayhi wa sallam . Sauatu bentuk kasih sayang tersebut terpancarm secara langsung dari hati seorang ibu kepada anaknya. Anadaikata setiapa ibu memiliki kasih sayang seperti ini kepada ankanya.

Diriwayatkan oleh imam ahmad, bukhari, muslim dalam kitab shahih merekan berdua, dan an- nasa’i dari abau hurairah radhiyallahu’anhu:Rosulullah shalllallahua’alayhi wa sallam bersabda: ada dua orang

wanita bersama dua orang bayai mereka. Kemudian datanglah serigala mengambil salah satu bayi tersebut. Kedua wanita ini mengangkat msalah ini kepada Dawud yang lalu memutuskan bayi itu adalah bayi wanita yang lebih tua. Kedua wanita itu pun keluar. Sulaiman memanggil mereka berdua dan berkata, ’’ambilakan pisau supaya aku bisa belah dan aku bagiakan kepada kalian. ‘’wanit yang lebih muda berkata,’’ semogga

Allah merahmatimu. Bayi ini adalah bayinya. Jangan engkau belah. Maka, dia (sulaiman) pun memutuskan bayi iyu adalah bayi wanita yang lebih muda.Maha benar Allah yang berfirman tentang sulaiman,‘’Dan

kami berikan kepadanya hikmah dan kebijaksanaan dalam menyelesaikan perselisihan’’ (Q.s. Shad [83]: 20).

Kita perhatiakan kejamnya si ibu yang lebih yua dalam kisah ini. Serigala telah mengambil bayinya. Tetapi, dia sama sekali tidak lihatkan kesediahan. Bahkan, justru dia memperlihatkan kekejaman yang tidak dapat digambarkan oleh akal laki-laki, terlebih lagi hati wanita. Diapun segera menculik bayi temannya. Sebab, tidak mungkin bayi dua orang bisa mirip secara sempurna. Disamping itu, juga tidak mungkin seorang ibu tidak bisa membedakan bayinya diantara dua bayi. Jadi hadis ini menunjukan atas kekejaman hati ibu yang lebih tua dan kasih sayang dalam hati ibu yang lebih muda.

B. Bermain dan Bercanda dengan Anak

Mari kta bersama Rasulullah shalllallahua’alayhi wa sallam. Kami di undang makan. Kami melihat al- husain sedang bermain di jalan. Nabi shalllallahu a’alayhi wa sallamsegera mendahului kami kemudian merentangkan kedua tangan beliau. Al-husain berlarian kesana-kemari . mereka berdua tertawa-tawa, sampai kemudian beliau berhasil menangkapnya. Beliau melektakan salah satu tangan beliau di dagunya dan yang lain di antara kedua telinga dan kepalanya. Kemudian beliau memeluknya dan menciumnya. Lalu beliau bersabda, Husain dariku dan aku darinya. Allah mencintai orang yang mencintainya. Al-Hasan dan Al-Husain adalah dua orang cucu dari cucu-cucu. 429

Diriwayatkan oleh bukhari dalam kitab al-adab al-mufrad dan ath-thabrani dari abu Hurairah radhiyallahu’anhu:Kedua telingaku ini mendengar dan kedua mataku ini melihat kedua tangan rosulullah shalllallahua’alayhi wa sallam memegang telapak tangan Al-Hasan atau Al-Husain. Kedua kakinya berada

diatas kaki Rasulullah shalllallahua’alayhi wa sallam, danRasulullah shalllallahua’alayhi wa sallam bersabda , Naiklah ‘’ anak itu pun naik hingga kakinya sampi di dada Rasulullah shalllallahua’alayhi wa

sallam kemudian Rasulullah shalllallahua’alayhi wa sallam bersabda, bukalah mulutmu. ‘’lalau beliau menciumnya. Kemudian bersabda , ya Allah, cintailah dia. Karena sesungguhnya aku mencintainya.’’

Dalam kitab al- ishabah di tambahkan lafatArtinya : ‘’Langkah kecil, langkah pendek, naiklah wahai mata kecil.’’Dalam kitab an-nihayah karya ibnu atsir disebutkan bahwa Rasulullah shalllallahua’alayhi wa

sallam menari bersama al-hasan atau al-husainArtinya: langkah kecil, langkah pendek , naiklah wahai mata kecil. Maka anaka iti naik hingga keduakakainya samapai di dada beliau artinya lemah dan pendek lanhkah karena kelemahanya. Pendapat lain menyebutkan artinya pendek dan besar perutnya . beliau memakai ungkapan ini untuk bercanda. Artinya naik atau mendaki. Adala\h kiasan untuk mata yang kecil.

Telah berlalu penyataan ibnu hajar dalam kitab fathul bari bahwa dalam hadits ini terdapat beberapa pelajaran berupa: beloehnya bercanda dan mengulang canda (boleh disini besrifat sunnah, bukan sekedar keringanan), bercanda dengan anak yang belum baligh di perbolehkan mengulang mengunjungi orang yang kan di ajak bercanda , meninggalkan sikap sombong dan tinggi hati , dan perbedaan dan keadaan orang dewasa kalau di jalan harus bersikap wibawa sedangkan dirumah boleh bercanda.Bawasanya Rasulullah sha lllallahua’alayhi wa sallammenyapanya dengan mengatakan ‘’wahai orang yang memiliki dua telinga. Yaitu dnegan bercanda dengannya. Dengan bercanda, bermain dan bercerita dengana anak-anak inilah Telah berlalu penyataan ibnu hajar dalam kitab fathul bari bahwa dalam hadits ini terdapat beberapa pelajaran berupa: beloehnya bercanda dan mengulang canda (boleh disini besrifat sunnah, bukan sekedar keringanan), bercanda dengan anak yang belum baligh di perbolehkan mengulang mengunjungi orang yang kan di ajak bercanda , meninggalkan sikap sombong dan tinggi hati , dan perbedaan dan keadaan orang dewasa kalau di jalan harus bersikap wibawa sedangkan dirumah boleh bercanda.Bawasanya Rasulullah sha lllallahua’alayhi wa sallammenyapanya dengan mengatakan ‘’wahai orang yang memiliki dua telinga. Yaitu dnegan bercanda dengannya. Dengan bercanda, bermain dan bercerita dengana anak-anak inilah

C. Memberikan Hadiah untuk Anak

Hadiah memiliki pengaruh yang baik dalam jiwa manusia secara umum. Dalam jiwa anak-anak lebih besar pengaruh dan dampaknya. Rasulullah shalllallahua’alayhi wa sallammemusnahkan satu kaidah tentang cinta antar manusia. Beliau menasehati umat ini dengan sabda beliau:Saling memberi hadiah diantara kalian, niscaya kalian akan salaing mencintai.Ini adalah kaidah umum.Rasulullah

shalllallahua’alayhi wa sallammenjelaskan secara praktis kepada kita tentang aspek kuat ini dalam membentuk emosi dan perasaan anak, meggerakannya dan mengarahkannya

Diriwayatkan oleh muslim dari ab au hurairah radhiyallahu’anhu:Ketika Rasulullah shalllallahua’alayhi wa sallam shalat bersama orang-orang. Ala-husain datang dan menaiki tengkuk beliau

saat sedang sujud . maka, beliau memanjangkan sujudnya sampai orang-orang mengira telah terjadi sesuatu. Setelah selesai salat mereka berakata. Wahai rasulullah engakau tealh memanjangkan sujud sampai

kami kira telah terjadi sesuatu ‘’ beliau menjawab ‘’ anakku naik diatas punggungku. Aku tidak ingin selesai sampai dia selesai bermain.Umar radhiyallahu’anhu. Berkata seseorang di keluarganya sepatutnya

bertindak seperti anak-anak, yaitu dalam kelembutan,keriangan,keramahan,dan bermain bersama anak- anaknya. Apabila diperlukan, maka dia juga bisa bertindak sebagai orang dewasa.Diriwayatkan oleh abu dawud dari a isyah radhiyallahu’anha:Hadiah-hadiah dari an-najasyi telah tiba. Salah satunya adalah cincin emas bermata habasyi. Rasulullah shalllallahua’alayhi wa sallam mengambilnya dengan ranting atau jarinya beliau sambil memalingkan muak. Kemudian beliau memanggil umamah binti ash dari putri beliau zainab. Belaiu bersabda pakailah perhiasan ini wahai anakku.

D. Mengusap Kepala Anak

Saya meprhatiakan hadis sebelum hadis diatas . bahgai mana nabi Rasulullah shalllallahua’alayhi wa sallam menggerakan emosi anak-anak dengan emngusapkan kepala mereka hingga mereka merasakan kasih sayang, kerinduan dan cinta beliau. Sesuatu yang dengannya si anak merasakan bahwa kehadirannya di hargai.dia akan merasakan cint dan perhatian orang- orang dewasa kepadanya. dalam zawa’id ibnu hibb an dari anas radhiyallahu’anhu. Rasulullah shalllallahua’alayhi wa sallammengunjungi kaum anshar. Beliau mengucapkan salam kepada anak-anak dan mengusap kepala mereka

E. Mencari Informasi Keadaan Anak

Biasanya, kalau seorang anak berjalan sendiri, dia akan tersesat di jalan. Apabila kedua orantua memiliki perhatian yang cukup pada keadaan anak, mereka akansegera menyadari kaburnya anak dan dengan cepat mereka akan menelusuri jejaknya dan segera menemukannya. Begitu pula seabliknya, siakp cepat tanggap ini memainkan peran yang besar dalam jiwa anak. Terlambat dalam menanggapi akan berakibat Biasanya, kalau seorang anak berjalan sendiri, dia akan tersesat di jalan. Apabila kedua orantua memiliki perhatian yang cukup pada keadaan anak, mereka akansegera menyadari kaburnya anak dan dengan cepat mereka akan menelusuri jejaknya dan segera menemukannya. Begitu pula seabliknya, siakp cepat tanggap ini memainkan peran yang besar dalam jiwa anak. Terlambat dalam menanggapi akan berakibat

F. Menjaga Anak Perempuan dan Anak Yatim

Di bandingkan anak-anak lainya, anak perempuan dan anak yatim lebih mebutuhkan pembentukan emosi dan perasaan berupa kasih sayang, penjagaan dan bimbingan. Hal itu dikarenakan mereka memiliki kelemahan dan hilangnya sala satu sandaran kekuatan mereka, sebab, di masyarakat kedua ragam anak ini kurang begitu dihiraukan. Bahkan, masyarakat jahiliyah benar-benar menindas hak mereka, baik dimasa lampau, maupun dimasa modern sekarang ini.semakin suatu umat, masyarakat atau keluarga jauh dari manhaj dan sayariat allah. Maka semaikn besar pula kezaliman dan penindasan yang dirasakan olah anak perempuan dan anak yatim.Kejahiliyahan tetap kejahiliyaan dan selalu berulang, wlalpun dengan versi dan kemasan yang berbeda. Kejahilian masa lampau menancapkan bendera kezaliman terhadap kedua jenis anak ini secara terang terangan di hadapan khalayak tanpa rasa malu maupun sungkan. Sedangkan kejahiliyahan masal modern membungkus kezalimannya dalam kemasan undang-undang kebebasan hak asasi manusia. Memberikan kebebasan mutlak kepada kedua jenis anak ini untuk mengikuti hala-hal yang menjijikan apaun bentuknya dan setinggi apapunh tingkat kejahatannya.

Demikianlah, kedua jenis anak yang lemah ini tenggelam di dalam masyarakat dan keluarga seperti ini. Hanya islam sendiri yang dapat menyelamatkannya,membelannya dan menyerang siapa saja yang menjaliminnya,sampai ketika ada salah satu bentuk kezaliman terhadapnya, islam segera mengancam dan meminta para penganutnya untuk membelanya sampai kezaliamn tersebut lenyap, tegaknya keadilan persamaan hak, serta sirna kebatilan dan kokohnya kebenaran.Tidaklah dukungan deras dari ayat-ayat al- Qur’an dan hadis-hadis nabi tentang keadaan kedua jenis anak yang lemah ini (yang akan dipaparkan),

melainkan berupa dalil atas apa yang kami sebutkan dan penjelasan diatas apa yang kami kemukakan, karena Allah , sang pencipta bangsa manusia, mengetahui secara pasti tentang kezalimanny ketika dikaitkan dengan syariatnya dan kuat di kalangan manusia suka memakan yang lemah. Oleh karena itu, peringatan Nabi tentang keadaan dua jenis anak lemah ini disebutkan dalam sabda Sallallahu aly’wa sallam:‘’sesungguhnya aku merisaukan hak dua jenis anak: anak yatim dan anak perempuan. Diriwayatkan melainkan berupa dalil atas apa yang kami sebutkan dan penjelasan diatas apa yang kami kemukakan, karena Allah , sang pencipta bangsa manusia, mengetahui secara pasti tentang kezalimanny ketika dikaitkan dengan syariatnya dan kuat di kalangan manusia suka memakan yang lemah. Oleh karena itu, peringatan Nabi tentang keadaan dua jenis anak lemah ini disebutkan dalam sabda Sallallahu aly’wa sallam:‘’sesungguhnya aku merisaukan hak dua jenis anak: anak yatim dan anak perempuan. Diriwayatkan

Pendidikan Anak Perempuan menurut kami, sarana terpenting dalam memperbaiki rumah tangga adalah mengembangkan pendidikan wanita dan membekalinya secara cukup disekolah’sekolah dengan

pengetahuan agama dan ahklak, memperluas sistem pendidikan anak perempuan dalam penelitian tentang ruamah tangga serta mata kuliah biografi wanita’wanita yang menjadi tokoh dalam kemuliaan ahklak, seperti Nusaibah binti ka’ab, asma’binti abu bakar, shafiyyah binti abdil muththalib, kaulah binti al’azwar, sukinah binti al-husain dan lain- lain. Sebab, sebagaimana disebutkan dalan sy’air;ibu adalah sekolah, apabila engkau mempersiapkannya. Berarti engkau mempersiapkan seuatu bnagsa berbudi mulia. Namun, apabila sistem pendidikan yang ada sekarang ini ada tetap seperti itu, yaitu hanya memfokuskan pada kebutuhan dengan tiga peringkatnya dan berbagai pendidikan yang hanya bersifat pelengkap namun justru mufharat lebih banyak serta meninggalkan apa yang benar’benar penting dan memberi manfaat, maka ini

tidak akan memberikan kehidupan yang baik bagi anak-anak islam.

G. Pendidikan Bagi Anak Perempuan

1. Larangan membenci anak perempuan Al- Qur’an mengoreksi pandangan dan gambaran tentang anak perempuan yang sebelumnya

mendominasi pemikiran masyarakat jahiliah. Al- Qur’an mengarahkan akal manusia untuk mengoreksi pandangan terhadapnya, mengoreksi gambaran tentangnya, bahwasanya perempuan adalah mahluk yang diciptakan allah sebagai pendamping hidup laki-laki. Oleh karena itu, dia juga memiliki hak dan kewajiban.Dengan mengoreksi gambaran ini. Al- Qur’an mempersiapkan jiwa manusia untuk memperlakukanny dengan baik dan menunaikan hak’haknya. Untuk mengobati, ayat al-qur’an memaki ungkapan kekerasan kepala dan jiwa’jiwa yang sakit. Hal ini menjadi titi baru dalam kehidupan mahkluk

bernama perempuan dan permulaan zaman keemasan baginya. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:‘’Dan apa bila seseorang dari mereka di beri kabar dengan

(kelahiran) anajk perempuan, hitamlah (merah padamlah) makanya, dan dia sangat marah. Ia menyembunyikan dirinya dari banyak orang. Di sebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya. Apabila dia akan memeliharanya dengan menaggung kehinaan aktaukah akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup- hidup) , ketahuilah, alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu( Q.s.an’Hahl [16]: 58- 59).Jadi kesimpulan dari kaidah pertama ini adalah menghapus gambaran buruk tentang anak-anak perempuan: tidak membenci mereka, mencintai apa yang di cintai Allah swt dan di berikan kepada kedua orangtuanya: dan bahwa kebaikan selalu terletak pada apa yang dipilihkan Allah untuk hambanya. Bukan pada apa yang dia pilih sendiri.

2. Menyamakan hak anak laki-laki dengan anak perempuan Ketika allah memberi karunia kepada kedua oranrtua berupa anak-anak laki-laki dan perempuan , syariat

islam mengajarkan cara meperlakakukan mereka . yakni dengan sama rata sampai Rasulullah shalllallahua’alayhi wa sallammenjadikan [perikalu ini sebagi salah satu sebab masuk surga, yaitu dengan

tidak melebihkan anak laki-alki di atas anak perempuan, dalam cinta, pemberian, hadiah,uang,hak menuntut ilmu dan harus di perlakukan sama.

Sampai dalam hal menciumpun harus sama. Diriwayatkan oleh abu dawud dari ibnu abbas radhiyallahu’anhuma:‘’barang siapa memiliki anak perempuan, kemudian tidak menguburnya hidup-hidup

tidak menghinkannya tidak melebihkan anak diatas laki-laki atsnya, allah akan memasukan ke dalam surga.’’Dalam riwatyat lain disebutkan dengan lafal: Dengan detail seperti inilah nabi shalllallahua’alayhi

wa sallam memperlakukan anak laki-laki dengan anak perempuan. Sesuatu yang tidak dikenal dalam buku- buku pedoman barat dalam mendidik anak. Seuatu yang tidak pernah terlintas dibenak orang-orang yang menamakan diri mereka pakar psikologi dan pendidikan.

3. Pahala mendidik, berbuat baik,bersabar dan menikahkan anak perempuan Syariat islam tidak mendidik jiwa manusia untuk mengembalikannya. Syariat islam datang hanya untuk

mengarahkan. Dibailk aktivitasnya mendidk anak-anak perempuan terdapat pahala yang agung. Dibalik kesabaran dalam mendidik mereka terdapat ganjaran yang besar. Hal ini untuk meredam pederitaan kedua orangtuanya, meluruskan pola pikir, menanamkan keyakinan akan pentingnya aktivitas tersebut dan pentingnya pearn mereka berdua dalam membimbing dan menjaga anak perempuan.

Diriwayatkan oleh muslim dari anas bin malik radhyallahuanhu:Nabi shalllallahua’alayhi wa sallam barang siapa memelihatra dengan baik dua orang anak perempuan sampai mencapai usia baligh. Pada hati kiamat aku dan dia sepertiini’’beliau lalu mengatupkan jari’jemari beliau. Dalam riwayat muslim disebutkan dengan lafal:‘’sesungguhnya allah tealh mewajibkan masuk surga dan membebaskanya dari neraka’’. Diriwayatkan oleh imam ahmad dari uqbah bin amir al-juhani radhiyallahu’anhu:. Aku mendengar Rosulullah shalllallahua’alayhi wa sallambersabda ‘’ barang siapa memiliki tiga orang anak perempuan kemudia bersabar atas mereka dengan menafkahi, memberi makan, minum dan pakaian dari hasil kerja kerasnya sendiri, meraka akan menjadi penghalang api neraka baginya di hari kiamat kelak”

H.Pendidikan anak yatim laki-laki dan perempuan

Nabi shalllallahua’alayhi wa sallam memberikan definisi bahwa masa anak menjadi yatim adalah sebelum mencapai usia baligh. Apa bila anak sudah mencapai usia baligh, maka sifat keyatimannya lenyap.Diriwayatkan abu hanifah dalam musnadnya dari anas bin amlik radhiyallahu’anhu:Rosulullah shalllallahua’alayhi wa sallambersabda: ‘’ tidak ada keyatiman setelah mimpi basah’’Diriwayatkan oleh Nabi shalllallahua’alayhi wa sallam memberikan definisi bahwa masa anak menjadi yatim adalah sebelum mencapai usia baligh. Apa bila anak sudah mencapai usia baligh, maka sifat keyatimannya lenyap.Diriwayatkan abu hanifah dalam musnadnya dari anas bin amlik radhiyallahu’anhu:Rosulullah shalllallahua’alayhi wa sallambersabda: ‘’ tidak ada keyatiman setelah mimpi basah’’Diriwayatkan oleh

1. Seimbang dalam Mencintai Anak Asy-Syaikh Muhammad al-Khidhr Husain rahimahullah menjelaskan pentingnya keseimbangan dalam

mencintai anak. Beliau mengatakan, “sebagian orang mengetahui bahwa anak-anak yang meminum air susu ibu (ASI) berpengaruh sangat besar dalam memperbaiki jiwanya. Tetapi, kelembutan dan kasih sayang berlebihan kepada anak. Justru dapat menghancurkan sebagian besar komitmen para bapak,

mencegah mereka dari memperbaiki tabiat buruk anak-anak dan melawannya dengan hukuman. Kelalaian tersebut akan menyebabkan anak-anak melakukan perpindahan ke lahan syahwat keji.Aduhai, kelembutan tersebut sama sekali tidak disertai dengan hikmah. Padahal, pindah ke lahan syahwat justru melahirkan berbagai hasil yang sama sekali tidak diharapkan yang menyebabkan kebencian antara bapak dengan anak sebesar rasa cinta dan kerinduan mereka. Kebencian tersebut akan mencapai puncaknya sampai mereka digigit oleh gigi taring tekanan, dan diinjak oleh kaki-kaki fitnah.

Kita tidak menghendaki kelembutan berlebihan ini menghalangi anak dari merealisasikan semua keinginannya, dan mencabut semua kemauannya seperti yang dilakukan oleh orang-orang bodoh dengan berbagai metode bimbingan dan pendidikan. Itu semua akan menjadi jurang pemisah antara dia dengan kemuliaan diri, kekuatan kehendak, orisinalitas pendapat dan keberanian mengungkapkan kebenaran pada waktu dan tempat yang tepat, sehingga menjadi seperti mainan bagi orang-orang yang hidup disekitarnya. Ini laksana bola yang dioperkan ke sana ke mari antara kaki ke kaki, atau laksana alat mereka pergunakan untuk menunjang keinginan mereka.Pendidikan penuh manfaat adalah apa yang menjadi dampak dari cinta. Hukuman sedikit dapat mendinginkan panasnya cinta. Cambukkan sedikit dapat melunakkan kekerasan cinta. Inilah yang dapat menyebabkan anak-anak dengan tulus mendoakan kedua orang tuanya, yang artinya :“Wahai Rabbku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil” (Q.s. al-Isra - 24).

Beliau lanjutkan, “Sebagian kepala rumah tangga belum memahami arti pendidikan sampai sekarang. Mereka berlebihan dalam membiarkan anak melakukan apa saja yang dikehendakinya dan mengerjakan

apa saja yang dia inginkan. Ada kalanya mereka bersenandung memuji-muji si anak di berbagai perkumpulan, memujanya dengan pujian yang sama sekali tidak selaras dengan kenyataan. Betapa buruknya tipu daya itu kalau mereka mengetahui. Mereka menegakkan tipu daya di hadapan anak yang patut dikasihani untuk menutup pintu-pintu adab terpuji dan menjadi jurang pemisah antara dia dengan kebahagiaan.

Demikianlah kita lihat bahwa kasih saying dan kelembutan serta pembangunan emosi dan perasaan, apabila dikerjakan secara seimbang, akan semakin mendekati pembangunan yang memberikan hasil Demikianlah kita lihat bahwa kasih saying dan kelembutan serta pembangunan emosi dan perasaan, apabila dikerjakan secara seimbang, akan semakin mendekati pembangunan yang memberikan hasil

Cinta kepada anak memiliki batas. Demikian pula cinta kepada kedua orang tua juga memiliki batas. Justru cinta kepada Allah SWT dan Rasul-Nya SAW haruslah didahulukan atas cinta kepada yang lain. Cinta ini dibuktikan ketika perintah Allah dan Rasul-Nya bertentangan dengan keinginan anak atau kedua orangutan. Disini, seorang mukmin mendahulukan cinta kepada Allah dan Rasul-Nya dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Diriwatnya oleh Bukhari, Muslim dan an- Nasa’I dari Anas bin Malik yang arti nya Bahwasannya Rasulullah SAW bersabda, “ Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan- Nya, tidak sempurna iman salah seorang dari kalian sampai menjadi orang yang lebih dia cintai dari bapaknya, anaknya dan seluruh umat manusia.”

Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dari Sulaiman bin ‘Amr bin Ahwash ra: “ Bapakku menceritakan kepadaku bahwa dia ikut serta dela Haji Wada’ bersama Rasulullah SAW. Beliau memanjatkan puja puji

ke hadirat Allah, berzikir dan member nasihat kemudian bersabda yang artunya “ Orangtua tidak boleh berbuat jahat kepada anaknya, dan seorang anak tidak boleh berbuat jahat kepada orangtuanya”

Al-Hasan ra merangkak, sementara Rasullullah SAW berdiri di atas mimbar. Beliau turun, kemudian menggendongnya, lalu membaca firman Allah yang artinya “Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu

hanyalah cobaan (bagimu)” (Q.s. at-Taghabun [64]:15). Diriwatkan oleh para penulis kitab as-Sunan dari hadis Buraidah tentang al-Hasan dan al-Husain yang berjalan dengan merangkak. At-Tirmidzi

berkomentar, “Hadis hasan gharib”. Peristiwa Nabi Ibrahim melaksanakan perintah Allah untuk menyembelih putranya dan si anak sendiri rela melakukannya, adalah teladan dan contoh bagi orang yang mau mengambil pelajaran.

Kaidah kedua: jadilah orang yang mulia, dermawan, pemberani dan suka memuliakan tamu.Diriwayatkan oleh al-Hakim dari al-Aswad bin Khalaf dan ath-Thabtani dari Khaulah binti Hakim yang artinya Nabi SAW menggendong Hasan dan menciumnya, kemudian bersabda, “Sesungguhnya anak dapat menyebabkan orangtua menjadi kikir, penakut, b odoh, dan sedih”Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan at-Tirmidzi dari Khaulah binti Hakim ra yang artinya Bahwasanya Rasullulah SAW keluar sambil menggendong salah satu anak putrinya. Beliau bersabda, “Demi Allah, sesungguhnya kalian dapat

menyebabkan orangtua menjadi kikir, penakut dan bodoh. Sesungguhnya kalian adalah bunga karunia Allah.”

Az-Zamakhsyari dalam kitab al- Fa’iq halaman 185 mengatakan, “ Artinya: anak menjerumuskan bapaknya ke dalam kekikiran untuk menyimpan hartanya bagi si anak; menjerumuskannya ke dalam kebodohan karena disibukkan dengan anak dari menuntut ilmu, menjerumuskannya ke dalam sifat penakut karena takut mati dan si anak menjadi terlantar, menjerumuskannya ke dalam kesedihan karena dia selalu memikirkan anaknya. Kemudian anak-abak dicium, artinya anak-anak termasuk dalam kategori bunga yang ditumbuhkan Allah.

Anak sering menjadikan kedua orangtuanya kikir, atau menumbuhkan dalam hati keduanya sifat kikir. Hal ini terjadi karena cinta yang besar terhadap anaknya, orangtua menyimpan dan menimbun harta. Solusinya adalah dengan memuliakan tamu sebagaimana dilakukan oleh para sahabat. Rasullihlah SAW merasa gembira dengannya dan Allah SWT takjub dengan kemuliaan tersebut.Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah ra. Seseorang me nghadap Rasululllah berkata “ Sesungguhnya aku sedang kesusahan. “ Beliau mendatangi salah satu istri beliau. Dia menjawab, “Demi Dzat yang telah mengutusmu dengan membawa kebenaran. Aku hanya punya air. “Kemudian beliau mendatangi istri beliau yang lain,

tetapi juga menjawab seperti itu. Semua istri beliau juga menjawab seperti itu. Rasullullah SAW bersabda, “ Barang siapa yang menjamunya, semoga Allah merahmatinya.”

Maka seseorang dari kalangan Anshar berdiri, namanya adalah Abu Thalhah, dia katakana, “Aku wahai Rasullulah. “ Dia pun pergi bersama orang itu ke rumahnya dan berntanya kepada istrinya, “ Apakah engkau punya makanan?” Si istri menjawab, “Tidak ada, selain jatah anak-anakku.” Dia katakana, “Buatlah alas an untuk mereka dan tidurkan mereka. Apabila tamu kita masuk, maka perlihatkan kepadanya bahwa

kita sedang makan. Apabila dia menjulurkan tangannya untuk makan, bangunlah dan matikan lampu.” Si istri lalu melaksanakan perintahnya.

Mereka duduk, Si tamu makan, sementara mereka berdua berpura-pura makan. Pagi harinya, Abu Thalhah pergi menghadap Rasullullah. Kemudian Rasullullah bersabda, “Allah takjub.” Atau, “Allah

tertawa dari apa yang dilakukan oleh si fulan dan istrinya. “Maka, Allah SWT menurunkan ayat, “Dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka memerlukan

(apa yang mereka berikan itu)’ (Q.s. al-Hasyr [59]: 9). Dalam riwayat lain disebutkan dengan lafal, “Allah takjub atas perlakuan kalian berdua kepada tamu

kalian tadi malam”Bagaimana menurut anda tentang keseimbangan dan indahnya perencanaan dalam memuliakan tamu ini walaupun anak-anakmu butuh makanan? Pendidikan Barat mana yang mengajarkan

keindahan seperti ini? Umar bin Khathtab ra berkata: Pada suatu hari Rasullullah memerintahkan kamu untu k bersedekah. Saat itu aku memiliki harta. Aku katakana,” Hari ini aku akan mengalahkan Abu Bakar, karena sebelumnya tidak satu hari pun aku mengalahkannya. “Aku pun datang membawa setengah hartaku. Rasullullah bertanya, “ Apa yang engkau tinggalkan untuk keluargamu?” Aku jawab, “Jumlah yang sama dengannya.” Tidak lama kemudian Abu Bakar datang dengan membawa seluruh harta miliknya. Beliau keindahan seperti ini? Umar bin Khathtab ra berkata: Pada suatu hari Rasullullah memerintahkan kamu untu k bersedekah. Saat itu aku memiliki harta. Aku katakana,” Hari ini aku akan mengalahkan Abu Bakar, karena sebelumnya tidak satu hari pun aku mengalahkannya. “Aku pun datang membawa setengah hartaku. Rasullullah bertanya, “ Apa yang engkau tinggalkan untuk keluargamu?” Aku jawab, “Jumlah yang sama dengannya.” Tidak lama kemudian Abu Bakar datang dengan membawa seluruh harta miliknya. Beliau

Diriwayatkan oleh al- Hakim dalam Mustadraknya (1/4 14) dengan komentar, “Sahih, sesuai dengan syarat periwayatan Muslim. “Disepakati oleh adz-Dzahabi.

Kaidah ketiga: bersabar atas sakit dan kematian anak, serta mengharapkan pahala dari Allah

2. Sabar atas sakitnya anak Diriwayatkan oleh at- Tirmidzi dan Abu Hurairah ra yang artinya:Rasullullah SAW bersabda, “Musibah

terus menimpa seorang mukmin laki-laki dan wanita pada dirinya, anaknya dan hartanya sampai bertemu dengan Allah tanpa membawa dosan sedikitpun.Dalam riwayat Malik disebutkan dengan lafal:“Seorang

mukmin terus tertimpa musibah pada anaknya dan karib kerabatnya sampai dia bertemu dengan Allah tanpa membawa dosa s edkitpun.”Diriwayatkan oleh Abu Dawud dari Muhammad bin Khalid as-Sulami ra, dari bapaknya, dari kakeknya yang termasuk kalangan sahabat.Aku mendengar Rasullulah bersabda, “Sesungguhnya seorang hamba, apabila telah ditakdirkan oleh Allah memiliki kedudukan, tetapi dia belum

mencapainya dengan suatu amalan, maka Allah memberinya musibah pada tubuhnya, hartanya atau anaknya.”Dalam riwayat lain ditambahkan dengan lafal yang artinya “Kemudian Allah menjadikannya

bersabar atas musibah tersebut hingga dapat menyampaikannya pada kedudukan yang telah ditakdirkan Allah SWT.

3. Pahala kesabaran atas kematian anak “Dan adapun anak itu maka kedua orangtuanya adalah orang-orang mukmin, dan kami khawatir bahwa

dia akan mendorong kedua orangtuanya itu kepada kesesatan dan kekafiran. Dan kami menghendaki, supaya tuhan mereka mengganti bagi mereka dengan anak lain yang lebih baik kesuciannya dari anaknya itu dan lebih dalam kasih sayangnya (kepada ibu bapaknya) (Q.s. al-Kahfi [18]: 80-81). Ibnu Katsir dalan Tafsirnya mengatakan, “ Kecintaan kepada si anak menyebabkan kedua orangtuanya mengikuti kekafirannya.” Qatadah mengatakan, “Kedua orangtuannya gembira kerika anak itu dilahirkan dan menangis ketika anak itu dibunuh. Kalau anak itu hidup, justru nantinya akan menjadi kehancuran bagi kedua orangtuanya. Oleh karena itu, sudah sepatutnya seseorang menerima ketentuan Allah.

Sebab, ketentuan Allah bagi seseorang mukmin pada sesuatu yang tidak dia sukai itu lebh baik daripada ketentuan Allah pada sesuatu yang dia sukai.”Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dengan komentar, “Hadis

hasam.” Dari Abu Musa ra yang artinya: Bahwasanya Rasullullah SAW bersabda: Apabila anak seorang hamba meninggal dunia, Allah bertanya kepada para malaikat- Nya, “Apakah kalian telah mencabut nyawa anak hamba- Ku?” Mereka menjawab, “Ya.” Allah bertanya lagi, “Apakah kalian telah mencabut nyawa buah hatinya?” Mereka menjawab, “Ya.”Allah bertanya lagi,”Apa yang diucapkan oleh hamba-ku?”

MATERI SUPLEMEN

BAB 14

Cara Mendidik Anak Syariat Islam

Sesungguhnya segala puji hanya bagi Allah, kami memuji, memohon pertolongan dan ampunan hanya kepadaNya, dan kami berlindung denganNya dari segala bentuk keburukan jiwa dan kejelekan perbuatan kami. Barangsiapa yang diberikan petunjuk oleh Allah maka tiada seorangpun yang mampu menyesatkannya dan barangsiapa yang disesatkannya tiada seorangpun yang mampu menjadi penolong dan memberikan jalan petunjuk baginya. Sesungguhnya ucapan yang paling benar kalam kitab Allah, petunjuk yang paliung baik adalah petunjuk Nabi Muhamad shallallahu alaihi wa sallam, seburuk-buruk perkara adalah perakra- perakra yang baru dalam masalah agama, dan stiap perakra yang baru adalah bid’ah dan setiap perakra yang bid’ah adalah sesat dan setiap kesesatan pasti berakibat neraka.

Wahai para orang tua dan para pendidik wahai para guru. Sebagaimana setiap orang tua terhadap anak-anak mereka memiliki hak dan kewajiban yang besar, dengannya mereka bisa diberikan balasan yang

agung dan pahala yang berlipat…maka anak-anakpun juga memiliki hak dan kewajaiban yang mesti dipenuhi oleh bapak-bapak mereka, sebagai bentuk kesykuran mereka terhadap nikmat yang telah diberikan oleh Allah kepada para orang tua. Sungguh kehadiran seorang anak adalah nikmat yang sangat besar dan karunia yang agung yang mesti disyukuri.Syukur tersebut tidak hanya dengan lisan saja, bahkan

lebih dari itu, diwujudkan dengan mengarahkan nikmat tersebut pada jalur terbaik yang disukai dan diredhai oleh Allah. Anak adalah buah kehidupan, harapan hidup yang selalu dinanti-nantikan, tumpuan yang sangat dirindukan dan wangi kehdupan yang semerbak.

) 64 : فهكلب( ﴾ ٦٤ اََََٗ ٌرۡيَخَو ااببَو َث َكِّبَر َدنِع ٌرۡيَخ ُت َٰحِل ٰ صلٱ ُتَٰيِقَٰبۡلٱَو ۖاَيۡنُّدلٱ ِة ٰوَيَحۡلٱ ُةَنيِز َنوُنَبۡلٱَو ُلاَمۡلٱ ﴿ :يلاعت الله لاق "Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan" (QS. Al Kahfi: 46).

Mereka bisa menjadi penolong bagi orang tua mereka jika anak-anak tersebut meninggal di masa belia, sementara di dalam kehidupan ini, di saat mereka telah dewasa maka mereka adalah kesenangan dan perhiasan hidup serta manfaat yang besar jika terdidik secara baik. Jika demikian, maka apakah hak-hak anak terhadap orang tua mereka?. Dan bagaimanakah cara kita mendidik mereka?.Jawaban atas pertanyaan ini amat panjang namun saya berusaha mengetengahkan beberapa sisi yang bisa memberikan kita pemahaman tentang cara mendidik anak:

2. Memilih istri yang soleh:

)يراخبلب هبور ( )) ِنْيِّدلب ِتبَذِب ْرَفْظاَف (( :ملسو هيلع الله ىلص الله لوسر لاق Pilihlah wanita yang memiliki agama”. HR. Al. Bukhari di dalam kitab Al-Nikah.

Seorang lelaki datang kepada Umar bin Al Khattab seraya melaporkan tentang anaknya yang bersikap durhaka kepada dirinya…maka anak tersebut berkata: Wahai amirul mu’minin tidakkah seorang anak memiliki hak atas bapaknya?. “Ya”, jawab amirul mu’minin. “Apakah hak anak tersebut wahai amirul

mu’minin?”. Tanya sang anak. Umar menjawab: “Dia memilih ibu yang terbaik baginya, memberikan nama yang layak dan mengajarkan kepadanya Al- Qur’an. Anak tersebut berkata kepada amirul mu’minin: Wahai amirul mu’minin, ayahku ini tidak mengerjakan apapun dari apa yang telah engkau sebutkan; Ibuku pernah menjadi seorang budak hitam milik orang majusi, nama yang diberikan kepadaku adalah ju’l dan belum pernah mengajarkan kepadaku satu hurufpun dari Al- Qur’an. Maka Amirul mu’minin berkata

kepada lelaki tersebut: Apakah engkau masih mendatangiku untuk melaporkan kedurhakaan anakmu?. Padahal dirimu telah durhaka kepadanya sebelum dia durhaka kepadamu, kamu telah berlaku buruk terhadapnya sebelum dia berlaku buruk terhadap dirimu. Maka pendidikan anak bukan pada usia remaja akan tetapi mulai sejak memilih istri.

3. Berlindung Kepada Allah Sebelum Berhubungan Suami Istri.

Sebab setan mengalir di dalam urat nadi manusia, ditempat mengalirnya darah. لَِّإ ُنَٰطۡي شل ٱ ُمُهُدِعَي اَََو ۡۚۡمُه ۡدِعَو ِدَٰل ۡوَ ۡلۡٱَو ِل َٰو ََۡ ۡلۡٱ يِف ۡمُه ۡكِراَشَو َكِلِجَرَو َكِلۡيَخِب مِهۡيَلَع ۡبِل ۡجَََو َكِت ۡوَصِب مُهۡنَِ َت ۡعَطَت ۡسٱ ِنََ ۡزِزۡفَت ۡسٱَو ﴿ :يلاعت الله لاق

) 46 :ءبرسلإب ( ﴾ ٤٦ بًروُرُغ "Dan hasunglah siapa yang kamu sanggupi di antara mereka dengan ajakanmu, dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki dan berserikatlah dengan mereka pada harta dan anak-anak dan beri janjilah mereka. dan tidak ada yang dijanjikan oleh syaitan kepada mereka melainkan tipuan belaka" [QS. al Isra: 64]. Seandainya salah seorang di antara kalian ingin bersetubuh dengan istrinya lalu berdo’a dengan

mengucapkan: ” انتقزر اَ ناطيشلب بنجو ناطيشلب انبنج م هللب الله مساب “ "Dengan menyebut nama Allah, ya Allah jauhkanlah diri kami dari setan dan jauhkanlah setan dari rizki

yang telah Engkau berikan kepada kami”. Maka jika dikaruniakan anak dengan sebab hubungan tersebut maka tidak akan dimudharatkan oleh setan. Maksudnya adalah setan tidak mempu menjerumuskannya ke

dalam kekafiran.

4. Mengazankannya pada telinganya. Sebagaimana diriwaytkan oleh Abu Dawud dan AlTurmudzi dan yang lainnya dari Abi Rafi’ radhiallahu

anhu berkata: Aku telh melihat Rasulullah shallallahu alaiahi wa sallam mengazankan Al-Hasan bin Ali pada telinganya saat dilahirkan oleh Fatimah dengan azan seperti azan shalat”.HR. Turmudzi, kitab al

Adhahi. Abu Dawud kitab Al Adab.

5. Memberikan bagi anak nama yang baik.

6. Bersedekah dengan dua kambing untuk bayi laki-laki dan satu ekor untuk bayi perempuan.

Diriwayatkan oleh Ahlis Sunan bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam menyembelih untuk al-Hasan dan al Husen dua ekor kambing kibas (untuk setiap mereka)”. HR. Dawud, kitab al dhahaya.

7. Mengkhitan anak.

Berdasarkan sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam: Fitrah itu ada lima atau lima perkara yang termasuk fitrah, yaitu berkhitan, mencabut bulu kemaluan, mencabut bulu ketiak, memotong kuku dan

menggunting kumis”. HR. Al-Bukhari kitab allibas dan Muslim kitab Al-Thaharah.

8. Tidak memberikannya makan kecuali dari makanan yang halal. Allah Ta’ala berfirman:

) 15 : نونَؤملب ( ﴾ ١٥ ٞميِلَع َنوُلَم ۡعَت اَمِب يِّنِإ ۖاًحِل َٰص ْبوُلَم ۡعٱَو ِتَٰبِّي طلٱ َنَِ ْبوُلُك ُلُسُّرلٱ اَهُّيَأََٰٰٓي ﴿ :يلاعت الله لاق "Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang saleh. Sesungguhnya Aku Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan". (QS. al Mukminun: 51) Dan Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya tidaklah suatu daging tumbuh dari makanan yang haram kecuali nearaka lebih utama baginya”. HR. Al-Turmudzi, kitab Al Jum’ah dan

Ahamd di dalam kitab al musnad.

9. Mengajarkannya Al- Qur’an .

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Al- Qur’an dan mengajarkannya”. HR. Al-Bukhari, kitab fadhailil qur’an dan Al Turmudzi di dalam kitab

fadahailil qur’an.“Dan dikatakan bagi orang yang membaca Al-Qur’an bacalah, meninggilah dan lantunkanlah Al Qur’an sebagaimana dirimu telah melantunkannya di duni, sebab keududukannmu ada ayat terakhir yang engkau baca”. HR. Al-Turmudzi, kitab fadhailil Qur’an dan Ahmad di dalam kitab Al-

Musnad.

10. Melatih anak untuk mendirikan shalat pada usia tujuh tahun.

Rasulullah shallallahu alalihi wa sallam bersabda: Perinthakanlah anakmu untuk mendirikan shalat pada saat usia mereka telah sampai tujuh tahun dan pukullah mereka pada usia sepuluh tahun, serta pisahkanlah mereka dalam ranjang tidurnya”. HR. Imam Ahmad di dalam kitab Al-Musnad. Namun

sanagat disayangkan banyak orang tua yang meninggalkan perintah ini di rumah-rumah mereka, mereka meninggalakan anak-anak mereka hidup tidak terdidik hanya karena mereka masih belia, tidak diperintahkan untuk menidirikan shalat. Namun jika diperintahkan, sangat jarang disuruh mendirikan shalat di mesjid pada mereka telah berusia tujuh tahun dan tidak pula dipisahkan pada ranjang tidur mereka.Bahkan yang lebih disayangkan sekali, adanya sebagian orang tua yang tidak menegakkan amar ma’ruf di rumah mereka masing-masing terlebih terhadap anak yang telah menginjak usia dewasa, dia mengeluh: Apa yang mesti aku lakukan sebab mereka telah dewasa, aku tidak bisa mendidik mereka……!.

Perkara sudah terlanjur, anak-anak bergentayangan keluar dari rumah tanpa menghiraukan shalat, tenggelam dalam dunia musik dan lagu-lagu, atau mungkin mereka mengerjakan shalat bukan pada waktunya, dan yang paling pahit dari ha tersebut adalah bahwa engkau mendapatkan justru kedua orang tua anak tersebut tidak mendirikan shalat. La haula wa la quwwata illa billah (Tiada daya dan upaya kecuali dengan kehendak Allah).Apabila kepala keluarga menabuh gendang Maka Penghuni rumah adalah para penari

11. Kedua orang tua harus selalu mengarahkan anak dari sejak belia hingga dewasa.

Sebab barangsiapa yang terbiasa pada suatu prilaku maka dia tumbuh besar terbiasa dengan perkara tersebut.Seorang anak belia akan tumbuh besarDengan perkara yang telah dibiasakan oleh bapaknyaMaka wajib bagi orang tua memantau segala tindaktanduk dan prilaku anak-anak mereka, baik saat pergi dan kedatangan mereka semua.

12. Memilih dan memeprkenalkan bagi anak teman-teman yang soleh.

Hal ini dimulai sejak anak meninginjak usia remaja, sebab banyak anak-anak yang mengawali penyelewengannya pada usia ini, di mana banyak di antara mereka yang telah terperosok ke dalam kubang yang tidak terpuji.

13. Bersikap moderat yang memadukan sikap ekstrim dan lemah lembut dalam mendidik anak.

Seorang ayah tidak boleh ekstrim terhadap anak-anaknya; tidak bercanda, tertawa dan bermain dengan anak…dan tidak pula bersikap lemah sehingga tenggelam dalam kepribadian anak, melemahkan dan

menghialangkan kewibawaan. Seharusanya, orang tua bisa memadukan antara dua perkara tersebut, yaitu perpaduan antara sikap tegas dan lemah lembut yang diterapkan pada waktunya masing-masing.Wahai

sekalian hamba Allah, para pendidik dan para orang tua….takutlah kepada Allah terhadap buah hati kalian sebagai generasi masa depan dan tonggak umat setalah Allah.

Wahai saudaraku sekalian…pendidikan itu tidak hanya terbatas pada pendidikan jasmani semata, dengan memenuhi kebutuhan makanan, minuman, pakaian, tempat tinggal, memberikan harta dan bekerja maksimal, akan tetapi dimensi pendidikan juga mencakup rohani, meningkatkan ketaqwaan dan menjaga keimanan sebagai bekal hidupnya hati yang dipadukan bersama pendidikan jasmani.

Wahai saudaraku sekalian…Seandainya, salah seorang anak kita ada yang tertimpa suatu musibah tidakan apakah yang akan dilakukan oleh sang ayah?Hatinya tersas copot karena masalah yang begitu

gawat, dia akan keliling mencari dokter dan rumah sakit…tidakkah ruh ini sama seperti jasmani?, dia bisa sakit sama seperti jasmani?. Oleh kerenanya pendidikan harus mencakup kedua sisi tersebut, yaitu jasad dan ruh.Pendidikan yang paling utama dan paling penting adalah pendidikan agama, moral dan ilmu pengetahuan yang benar. Semua tuntunan ini adalah sebab semata sementara yang memberikan petnjuk kepada jalan yang lurus adalah Allah semata.

Sikap adil antara anak harus dibangun agar pendidikan tersebut berjalan secara benar dan membuahkan hasil. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Takutlah kepada Allah dan berlaku adillah terhadap anak- anak kalian”.HR. Al-Bukhari: Kitab Al Hibah.Bayir, ayah Al-Nu’man memiliki banyak anak perempuan. Lalu Ibu Al- Nu’man berkeinginan untuk memberikan suatu pemberian yang dikhususkan untuk anak lelakinya saja tanpa menyeratkan saudara-saudaranya yang lain, kemudian sang ibu meminta kepada sang ayah untuk menjadikan Rasulullah sebagai saksi atas pemberian itu agar menjadi kepemilikan tetap yang tidak berubah. Akan tetapi Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, sebagai utusan yang menjadi rahmat bagi semesta alam guna menegakkan keadian dan persamaan menolak dan mencela perbuatan tersebut, bahkan beliau enggan memberikan kesaksian atas perbuatan tersebut dan menganggapnya sebagai perbuatan zalim dan melampaui batas “Janganlah engkau menjadikan aku saksi atas perbuatan yang zalim”. Al-Bukhari: Kitab Al-Syahadat. Dan di dalam riwayat Muslim disebutkan: “Carilah saksi yang lain selain diriku atas perbuatan seperti ini”.

Oleh karenanya agar kita tidak terjebak dalam perbuatan dosa yang berpotensi menimbulkan keburukan pada anak-anak maka kita harus mengetahui bagaimanakah cara kita dalam mendidik anak- anak, sebab menciptakan kebahagian pada jiwa sang anak akan memupuk rasa cinta pada setiap pribadi anak yang hidup di dalam sebuah rumah tangga, menanam rasa persaudaraan yang saling menyayangi dan saling tolong menolong antara mereka.Hanya ini yang dapat saya sampaikan, dan aku memohon ampunan bagi diriku dan kalian semua. Segala puji bagi Allah Yang telah menganugrakan anak, syukurku hanya tertuju bagiNya, Zat Yang Maha Tunggal dan Esa. Dan aku menguapkan shalawat dan salam kepada junjungan alam, manusia terbaik, Muhamammad shallallahu alaihi wa sallam, sungguh beruntung orang yang mentaatinya dan sungguh merugi orang yang menentangnya.Aku bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya selain Allah semata, yang tiada sekutu bagiNya, Yang Maha Suci dari tandingan, sekutu dan anak Wahai sekalian hamba Allah…betapa banyak dari kaum muda mudi sekarang yang tidak memiliki tekad kecuali memuaskan kepentingan pribadinya, tidak memiliki cita-cita tinggi kecuali olah raga dan menjadi penyanyi, membeo kepada setiap orang yang menggaok baik di timur atau di barat, mengekor terhadap musuh Allah dan RasulNya.

Sesungguhnya seorang muslim akan merasa prihatin, sedih dan bimbang dengan apa yang terjadi pada generasi muslim pada masa sekarang ini, di mana prilaku labil dan sikap kewanitaan menutupi wajah mereka.Cita-cita mereka sangat rendah, tidak lebih dari sekedar syahwat dan menyia-nyiakan waktu di jalan-jalan dan gang-gang, dalam perjalanan. Serta melakukan perbuatan yang diharamkan dengan meninggalkan shalat dan mengumbar kemungkaran kecuali orang yang telah dijaga oleh Allah dari para pemuda-pemuda yang tumbuh dalam kesalehan. Sesungguhnya tanggung jawab tersebut terbebankan pada pundak kedua orang tua, sebab tempat pendidikan dan sekolah yang paling utama dan pertama adalah rumah. Seungguhnya pendidikan itu, selain sebagai sarana untuk membina dan menanamkan sebuah nilai, dia juga sebagai sarana untuk menghilangkan dan menghancurkan (prilaku buruk).

Di antara faktor penting yang menyebabkan terbengkalainya anak-anak adalah tindakan para orang tua yang mengabaikan pendidikan anak, tenggelam dalam urusan bisnis semata serta factor-faktor lainnya yang menyebabkan anak muda merasa kehilangan pengawasan dan kasih sayang.Setiap orang tua semestinya bertanya kepada diri mereka masing-masing?. Dengan apa dan di manakah sebaiknya anak- anak saya menghabiskan masa liburan musim panas tahun ini?. Apakah hanya menghabiskan waktu untuk mengumbar hawa nafsu, bergadang semalam suntuk, berpesta pora dengan para biduanita, menonton film- filam forno, apakah masa-masa libur tersebut hanya habis dengan tidur sepanjang hari, atau liburan musim panas tersebut penuh dengan aktfitas-aktifitas yang mendatangkan kebaikan bagi anak-anak baik kebaikan dunia dan akhirat secara bersama.

Sesungguhnya perbuatan yang paling baik untuk mengisi waktu adalah mengarahkan anak-anak untuk meramaikan mesjid-mesjid guna mengkaji kitab Allah, mengahafal ayat-ayatnya dan menjaganya. Selain itu, sang anak seogyanya dibiasakan untuk membaca dan memperhaitkan buku-buku yang bermanfaat, cerita-cerita tauladan dan kisah-kisah yang baik. Demikan pula, sang anak dianjurkan menghadiri acara- acara yang diadakan pada musim panas, yang dikelola oleh guru-guru pilihan dan berkualitas. Pestifal- pestifal yang di adakan pada musim panas adalah sarana untuk medidik anak dan menjaga waktu. Selain itu, cara efektif untuk mengisi liburan adalah menghadiri ceramah-ceramah, seminar-semnar dan pengajian-pengajian yang diadakan oleh para ulama, menggali dan menimba ilmu dari mereka.

Wahai sekalian hamba Allah… sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada kalian untuk mengerjakan sebuat perkara yang telah disebutkan di dalam firmannya: ) 14 : ببزحلۡب ( ﴾ ١٤ اًميِل َۡۡت ْبوُمِّلَسَو ِهۡي َلَع ْبوُّلَص ْبوُنََبَء َنيِذ لٱ اَهُّيَأََٰٰٓي ِّۡۚيِب نلٱ ىَلَع َنوُّلَصُي ۥُهَتَكِئََٰٰٓلَََو َ للَّٱ نِإ ﴿ :يلاعت الله لاق "Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya".(QS. Al Ahzab: 56).