PERAN PEREMPUAN DALAM KELUARGA ISLAMI

BAB 15 PERAN PEREMPUAN DALAM KELUARGA ISLAMI

(Sofia Retnowati Noor)

A. Tinjuan Psikologis

Wanita itu ibarat sekolah, jika kalian mendidiknya dengan baik berarti kalian sedang mempersiapkan sebuah bangsa dengan baik (Al hadist) Wanita itu dengan tangan kirinya menggoyang buaian, tangan kanannya menggoyang dunia. Wanita adalah tiang negara. Apabila kaum wanita yang ada itu baik, maka baiklah negara itu. Dan apabila kaum wanita yang ada rusak maka rusaklah negara(ahlul Hikmah) Surga itu ada dibawah telapak kaki kaum ibu (Al hadist)

B. Pengantar

Keluarga merupakan lembaga sosial yang paling awal dikenal dan dekat dengan anak, maka peranannya dalam pendidikan dan proses pembentukan pribadi tampak dominan. Tumbuh dan berkembangnya aspek manusia baik fisik, psikis atau mental, sosial dan spiritual, yang akan menentukan bagi keberhasilan bagi kehidupannya, sangat ditentukan oleh lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga yang kondusif sangat menentukan optimalisasi perkembangan pribadi, moral, kemampuan bersosialisasi, penyesuaian diri, kecerdasan, kreativitas juga peningkatan kapasitas diri menuju batas-batas kebaikan dan kesempurnaan dalam ukuran kemanusiaan. Pada dasarnya manusia itu mempunyai potensi yang positif untuk berkembang tetapi apakah potensi itu akan teraktualisasikan atau tidak sangat ditentukan oleh

pendidikan dalam keluarga, seperti yang dituntunkan Rasulullah saw. bahwa:” Setiap bayi lahir dalam keadaan fitrah (bertauhid). Ibu bapaknyalah yang menjadikan Yahudi, Nasrani atau Majusi. ”

Dalam menghadapi dampak negatif dari perkembangan teknologi yang semakin canggih, para pendidik khususnya orang tua dihadapkan tantangan yang amat berat, hal ini perlu disadari. Sebagai orang tua juga pendidik, kita telah diingatkan oleh Allah SWT akan adanya anak turun yang akan menjadi musuh-musuh bagi orangtuanya sendiri. Seperti yang difirmankan Allah SWT Disampaikan pada

Seminar Setengah Hari “ Peran Perempuan Dalam membangun Keluarga Dengan Nilai-nilai yang Islami” diselenggarakan oleh Wanita Islam bekerjasama dengan Forum Pengajian Ibu-ibu Al Kautsar Daerah Istimewa Yogyakarta, tg 1 Juni 2002 dalam At-Thagaabun: 14 “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereke; dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta

mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.Mendidik anak merupakan tugas yang mulia yang diamatkan Allah SWT pada orangtua agar anak-anaknya tidak

terjerumus dalam lembah kesesatan, seperti yang difirmankan Allah SWT dalam QS At-Tahrim: 6: “Hai orang-orang yang beriman jagalah dirimu dan ahlimu dari siksa api neraka

C. PERAN DAN TUGAS PEREMPUAN DALAM KELUARGA

Wanita (seorang ibu) itu adalah mengurus di dalam rumah suaminya dan mendidik putra-putrinya (Al Hadist Syarif). Peran dan tugas perempuan dalam keluarga secara garis besar dibagi menjadi peran wanita sebagai ibu, ibu sebagai istri, dan anggota masyarakat. Dalam kesempatan kali ini pembicaraan lebih ditekankan pada tugas perempuan dalam membina kesehatan mental bagi dirinya, keluarganya maupun masyarakatnya. Agar dapat melakukan peran atau tugasnya dengan baik, maka perlu dihayati benar mengenai sasaran dan tujuan dari peran itu. Di samping itu, perempuan harus menguasai cara atau teknik memainkan peran atau melaksanakan tugasnya, disesuaikan dengan setiap situasi yang dihadapinya. Sebagai ibu, pendidik anak-anak perempuan harus mengetahui porsi yang tepat dalam memberikan kebutuhan-kebutuhan anaknya, yang disesuaikan dengan tahap perkembangannya. Sikap maupun perilakunya harus dapat dijadikan contoh bagi anak-anaknya. Sebagai seorang istri, wanita harus Wanita (seorang ibu) itu adalah mengurus di dalam rumah suaminya dan mendidik putra-putrinya (Al Hadist Syarif). Peran dan tugas perempuan dalam keluarga secara garis besar dibagi menjadi peran wanita sebagai ibu, ibu sebagai istri, dan anggota masyarakat. Dalam kesempatan kali ini pembicaraan lebih ditekankan pada tugas perempuan dalam membina kesehatan mental bagi dirinya, keluarganya maupun masyarakatnya. Agar dapat melakukan peran atau tugasnya dengan baik, maka perlu dihayati benar mengenai sasaran dan tujuan dari peran itu. Di samping itu, perempuan harus menguasai cara atau teknik memainkan peran atau melaksanakan tugasnya, disesuaikan dengan setiap situasi yang dihadapinya. Sebagai ibu, pendidik anak-anak perempuan harus mengetahui porsi yang tepat dalam memberikan kebutuhan-kebutuhan anaknya, yang disesuaikan dengan tahap perkembangannya. Sikap maupun perilakunya harus dapat dijadikan contoh bagi anak-anaknya. Sebagai seorang istri, wanita harus

D. PERAN PEREMPUAN SEBAGAI IBU

Keluarga merupakan suatu lembaga sosial yang paling besar perannya bagi kesejahteraan sosial dan kelestarian anggota-anggotanya terutama anak-anaknya. Keluarga merupakan lingkungan sosial yang terpenting bagi perkembangan dan pembentukan pribadi anak. Keluarga merupakan wadah tempat bimbingan dan latihan anak sejak kehidupan mereka yang sangat musa. Dan diharapkan dari keluargalah seseorang dapat menempuh kehidupannya dengan masak dan dewasa. Berbicara mengenai pendidikan anak, maka yang paling besar pengaruhnya adalah ibu. Ditangan ibu keberhasilan pendidikan anak-anaknya walaupun tentunya keikut-sertaan bapak tidak dapat diabaikan begitu saja. Ibu memainkan peran yang penting di dalam mendidik anak-anaknya, terutama pada masa balita. Pendidikan di sini tidak hanya dalam pengertian yang sempit. Pendidikan dalam keluarga dapat berarti luas, yaitu pendidikan iman, moral, fisik/jasmani, intelektual, psikologis, sosial, dan pendidikan seksual. Peranan ibu di dalam mendidik anaknya dibedakan menjadi tiga tugas penting, yaitu ibu sebagai pemuas kebutuhan anak; ibu sebagai

teladan ataau “model” peniruan anak dan ibu sebagai pemberi stimulasi bagi perkembangan anak

1. Ibu sebagai sumber pemenuhan kebutuhan anak Fungsi ibu sebagai pemuas kebutuhan ini sangat besar artinya bagi anak, terutama pada saat anak di

dalam ketergantungan total terhadap ibunya, yang akan tetap berlangsung sampai periode anak sekolah, bahkan sampai menjelang dewasa. Ibu perlu menyediakan waktu bukan saja untuk selalu bersama tetapi untuk selalu berinteraksi maupun berkomunikasi secara terbuka dengan anaknya. Pada dasarnya kebutuhan seseorang meliputi kebutuhan fisik, psikis, sosial dan spiritual. Kebutuhan fisik merupakan kebutuhan makan, minum, pakaian, tempat tinggal, dan lain sebagainya. Kebutuhan psikis meliputi kebutuhan akan kasih sayang, rasa aman, diterima dan dihargai. Sedang kebutuhan sosial akan diperoleh anak dari kelompok di luar lingkungan keluarganya. Dalam pemenuhan kebutuhan ini, ibu hendaknya memberi kesempatan bagi anak untuk bersosialisasi dengan teman sebayanya. Kebutuhan spiritual, adalah pendidikan yang menjadikan anak mengerti kewajiban kepada Allah, kepada Rasul-Nya, orang tuanya dan sesama saudaranya. Dalam pendidikan spiritual, juga mencakup mendidik anak berakhlak mulia, mengerti agama, bergaul dengan teman-temannya dan menyayangi sesama saudaranya, menjadi tanggung jawab ayah dan ibu. Karena memberikan pelajaran agama sejak dini merupakan kewajiban orang tua kepada anaknya dan merupakan hak untuk anak atas orang tuanya, maka jika orang tuanya tidak menjalankan kewajiban ini berarti menyia-nyiakan hak anak. Hadits riwayat Bukhari dan Muslim:Rasulullah saw

Bersabda: “Setiap bayi lahir dalam keadaan fitrah (bertauhid). Ibu bapaknyalah yang menjadikan Yahudi,

Nasrani atau Majusi. ”

Seorang ibu harus memberikan atau memuaskan kebutuhan anak secara wajar, tidak berlebihan maupun tidak kurang. Pemenuhan kebutuhan anak secara berlebihan atau kurang akan menimbulkan pribadi yang kurang sehat di kemudian hari. Dalam memenuhi kebutuhan psikis anak, seorang ibu harus mampu menciptakan situasi yang aman bagi putra-putrinya. Ibu diharapkan dapat membantu anak apabila mereka menemui kesulitan-kesulitan. Perasaan aman anak yang diperoleh dari rumah akan dibawa keluar rumah, artinya anak akan tidak mudah cemas dalam menghadapi masalah-masalah yang timbul.

Seorang ibu harus mampu menciptakan hubungan atau ikatan emosional dengan anaknya. Kasih sayang yang diberikan ibu terhadap anaknya akan menimbulkan berbagai perasaan yang dapat menunjang kehidupannya dengan orang lain. Cinta kasih yang diberikan ibu pada anak akan mendasari bagaimana sikap anak terhadap orang lain. Seorang ibu yang tidak mampu memberikan cinta kasih pada anak-anaknya akan menimbulkan perasaan ditolak, perasaan ditolak ini akan berkembang menjadi perasaan dimusuhi. Anak dalam perkembangannya akan menganggap bahwa orang lainpun seperti ibu atau orang tuanya. Sehingga tanggapan anak terhadap orang lain juga akan bersifat memusuhi, menentang atau agresi. Seorang ibu yang mau mendengarkan apa yang dikemukakan anaknya, menerima pendapatnya dan mampu menciptakan komunikasi secara terbuka dengan anak, dapat mengembangkan perasaan dihargai, diterima dan diakui keberadaanya. Untuk selanjutnya anak akan mengenal apa arti hubungan di antara mereka dan akan mewarnai hubungan anak dengan lingkungannya. Anak akan tahu bagaimanacara menghargai orang lain, tenggang rasa dan komunikasi, sehingga dalam kehidupan dewasanya dia tidak akan mengalami kesulitan dalam bergaul dengan orang lain.

2. Ibu sebagai teladan atau model bagi anaknya. Dalam mendidik anak seorang ibu harus mampu menjadi teladan bagi anak-anaknya. Mengingat bahwa

perilaku orangtua khususnya ibu akan ditiru yang kemudian akan dijadikan panduan dalam perlaku anak, maka ibu harus mampu menjadi teladan bagi anak-anaknya. Seperti yang difirmankan Allah dalam Surat Al- Furqaan ayat 74:“Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi golongan orang-orang yang bertaqwa .” Kalau kita perhatikan naluri orang tua seperti yang Allah firmankan dalam Al Qur’an ini, maka kita harus sadar

bahwa orang tua senantiasa dituntut untuk menjadi teladan yang baik di hadapan anaknya. Sejak anak lahir dari rahim seorang ibu, maka ibulah yang banyak mewarnai dan mempengaruhi perkembangan pribadi, perilaku dan akhlaq anak. Untuk membentuk perilakua anak yang baik tidak hanya melalui bil lisan tetapi juga dengan bil hal yaitu mendidik anak lewat tingkah laku. Sejak anak lahir ia akan selalu melihat dan mengamati gerak gerik atau tingkah laku ibunya. Dari tingkah laku ibunya itulah anak akan senantiasa melihat dan meniru yang kemudian diambil, dimiliki dan diterapkan dalam kehiduapnnya.

Dalam perkembangan anak proses identifikasi sudah mulai timbul berusia 3 – 5 tahun. Pada saat ini anak cenderung menjadikan ibu yang merupakan orang yang dapat memenuhi segala kebutuhannya maupun orang yang paling dekat dengan dirinya, sebagai “model” atau teladan bagi sikap maupun perilakunya. Anak akan mengambil, kemudian memiliki nilai-nilai, sikap maupun perilaku ibu. Dari sini jelas bahwa perkembangan kepribadian anak bermula dari keluarga, dengan cara anak mengambil nilai-nilai yang ditanamkan orang tua baik secara sadar maupun tidak sadar. Dalam hal ini hendaknya orang tua harus dapat menjadi contoh yang positif bagi anak-anaknya. Anak akan mengambil nilai-nilai, sikap maupun perilaku orang tua, tidak hanya apa yang secara sadar diberika pada anaknya misal melalui nasehat-nasehat, tetapi juga dari perilaku orang tua yang tidak disadari. Sering kita lihat banyak orang tua yang menasehati anaknya tetapi mereka sendiri tidak melakukannya. Hal ini akan mengakibatkan anak tidak sepenuhnya mengambil nilai, norma yang ditanamkan. Jadi, untuk melakukan peran sebagai model, maka ibu sendiri harus sudah memiliki nilai-nilai itu sebagai milik pribadinya yang tercermin dalam sikap dan perilakunya. Hal ini penting artinya bagi proses belajar anak-anak dalam usaha untuk menyerap apa yang ditanamkan.

3. Ibu sebagi pemberi stimuli bagi perkembangan anaknya Perlu diketahui bahwa pada waktu kelahirannya, pertumbuhan berbagai organ belum sepenuhnya

lengkap. Perkembangan dari organ-organ ini sangat ditentukan oleh rangsang yang diterima anak dari ibunya. Rangsangan yang diberikan oleh ibu, akan memperkaya pengalaman dan mempunyai pengaruh yang besar bagi perkembangan kognitif anak. Bila pada bulan-bulan pertama anak kurang mendapatkan stimulasi visual maka perhatian terhadap lingkungan sekitar kurang. Stimulasi verbal dari ibu akan sangat memperkaya kemampuan bahasa anak. Kesediaan ibu untuk berbicara dengan anaknya akan mengembangkan proses bicara anak. Jadi perkembangan mental anak akan sangat ditentukan oleh seberapa rangsang yang diberikan ibu terhadap anaknya. Rangsangan dapat berupa cerita-cerita, macam-macam alat permainan yang edukatif maupun kesempatan untuk rekreasi yang dapat memperkaya pengalamannya.

Dari apa yang dikemukakan di atas jelaslah bahwa kunci keberhasilan seorang anak di kehidupannya sangat bergantung pada ibu. Sikap ibu yang penuh kasih sayang, memberi kesempatan pada anak untuk memperkaya pengalaman, menerima, menghargai dan dapat menjadi teladan yang positif bagi anaknya, akan besar pengaruhnya terhadap perkembangan pribadi anak. Jadi dapat dikatakan bahwa bagaimana gambaran anak akan dirinya ditentukan oleh interaksi yang dilakukan ibu dengan anak. Konsep diri anak akan dirinya positif, apabila ibu dapat menerima anak sebagaimana adanya, sehingga anak akan mengerti kekurangan maupun kelebihannya. Kemampuan seorang anak untuk mengerti kekurangan maupun kelebihannya akan merupakan dasar bagi keseimbangan mentalnya.

E. PERAN WANITA SEBAGAI ISTRI PENDAMPING SUAMI

Berbicara masalah peran ibu sebagai istri pendamping suami tentunya tidak lepas dari peran ibu sebagai ibu rumah tangga. Tetapi ada baiknya dilihat beberapa peran yang pokok seorang wanita sebagai pendamping suami.

1. Istri sebagai teman/partner hidup Pengertian teman di sini mempunyai arti adanya kedudukan yang sama. Istri dapat menjadi teman

yang dapat diajak berdiskusi tentang masalah yang dihadapi suami. Sehingga apabila suami mempunyai masalah yang cukup berat, tapi istri mampu memberikan suatu sumbangan pemecahannya maka beban yang dirasakan suami berkurang. Disamping itu sebagai teman menandung pengertian jadi pendengar yang baik. Selama di kantor suami kadang mengalami ketidak-puasan atau perlakuan yang kurang mengenakkan, kejengkelan-kejengkelan ini dibawanya pulang. Di sini istri dapat mengurangi beban suami dengan cara mendengarkan apa yang dirasakan suami, sikap seperti ini dapat memberi ketenangan pada suami.

2. Istri sebagai penasehat yang bijaksana Sebagai manusia biasa suami tidak dapat luput dari kesalahan yang kadang tidak disadarinya. Nah, di

sini istri sebaiknya memberikan bimbingan agar suami dapat berjalan di jalan yang benar. Selain itu suami kadang menghadapi masalah yang pelik, nasehat istri sangat dibutuhkan untuk mengatasi masalahnya.

3. Istri sebagai pendorong suami Sebagai manusia, suami juga masih selalu membutuhkan kemajuan di bidang pekerjaannya. Di sini

peran istri dapat memberikan dorongan atau motivasi pada suami. Suami diberi semangat agar dapat mencapai jenjang karier yang diinginkan, tentunya harus diingat keterbatasan-keterbatasannya. Artinya istri tidak boleh yang terlalu ambisi terhadap karir atau kedudukan suami, kalau suami tidak mampu jangan dipaksakan, hal ini akan menimbulkan hal-hal yang negatif. Pada prinsipnya dari apa yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa peran istri sebagai pendamping suami dapat sebagai teman, pendorong dan penasehat yang bijaksana. Dan yang paling penting bahwa semua peran itu dapat dilakukan dengan baik apabila ada keterbukaan satu sama lain, kerjasama yang baik dan saling pengertian. Demikianlah sekelumit pokok-pokok yang dapat dijadikan pengetahuan bagi ibu-ibu dalam melakukan perannya di dalam keluarga. Insya Allah, keluarga kita semua menjadi keluarga Sakinah.Semoga bermanfaat. Wassalam Wr.Wb.

BUTIR-BUTIR PENTING

A. PENDIDIKAN IMAN (dalam Pemeliharaan Kesehatan Jiwa Anak, DR.Abdullah Nashih Ulwan)

1. Mengikat anak dengan dasar-dasar iman, antara lain iman kepada Allah SWT, iman kepada malaikat, iman kepada kitab-kitab samawi, iman kepada Rasul, iman kepada pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir, iman kepada siksa kubur, hari kebangkitan, hari hisab, dan neraka.

a. Mengenalkan kekuasaan Allah, penciptaan langit dan bumi (Al-Baqarah: 164; Ath-Thariq: 5-10; Abasa: 24-32; Faathir: 27-28; Qaaf: 6-8; An Nahl: 10-17)

b. Menanamkan roh khusus, takwa dan ubudiyah kepada Allah SWT ( Al-Hajj: 34-35; Maryam:58; Al Hadiid: 16; Aj-Jumar:23)

c. Mendidik anak menyadari akan muraqabatullah (pengawasan Allah)

2. Mengawali pendidikan dengan kalimat “ la ilaha ilallah”

3. Mengenalkan hukum haram dan haram

4. Menyuruh beibadah sejak berusia tujuh tahun

5. Mendidik untuk mencintai Rasulullah saw, mencintai ahli baitnya dan cnita membaca Al Qur’an

B. PENDIDIKAN BIDANG AKHLAQ

(dalam Praktek Rasullullah saw Mendidik Anak bidang Akhlaq dan Pergaulan karangan Drs. M.Thalib)

1. Mendidik berlaku santun kepada orang tua dan orang lain

2. Mendidik menghormati saudara tua dan tetangga

3. Mendidik mengetahui hak dan mengajarkan menghormati orang lain

4. Mendidik menjauhi yang haram

5. Mendidik berlaku adil

6. Menanamkan kejujuran

7. Melatih memikul tanggung jawab

8. Mendidik meringankan kesulitan orang lain

9. Mengajarkan etika makan

10. Membiasakan mengucap salam keika masuk rumah

C. PENDIDIKAN BIDANG PERGAULAN

1. Memilihkan teman sebaya yang baik

2. Memberi salam ketika bertemu orang lain

3. Melatih berani menyampaikan pesan

4. Melatih berani bertanya

5. Melatih mengurus kepentingan orang lain

6. Mengunjungi orang sakit

7. Mengajak menghadiri walimah

D. MENDIDIK BIDANG INTELIGENSI

1. Mengajari sholat dan berdo’a

2. Menguji bacaan Al-Qur’an

3. Menjelaskan proses kejadian manusia

4. Melatih berpikir yang berguna

5. Mendidik berbagai pengetahun yang bermanfaat

6. Mengajari kepemimpinan

E. MENDIDiK BIDANG EMOSI

1. Memperlakukan dengan kasih sayang

2. Melatih keberanian

3. Mengajarkan sikap tenang

4. Melatih kesabaran ketika sakit, dan menghadapi musibah

5. Mengajari berdo’a ketika sakit

6. Menyuruh pembina persaudaraan

7. Mengajari menyikapi kesalahan orang lain

F. KEWAJIBAN-KEWAJIBAN PEREMPUAN SEBAGAI ISTRI

1. Taat kepada Allah dan Rasulnya

2. Taat kepada suami selama dalam lingkaran ketaatan kepada Allah

3. Menyerahkan diri apabila suami menginginkan

4. Tidak boleh memasukkan laki-laki yang tidak disenangi suami saat suami tidak ada di rumah

5. Tidak meremehkan pemberian nafkah suami

6. Menjaga harta suami dengan tidak berlebihan dalam membelanjakannya

7. Bersama-sama suami mendidik anak

8. Mengurus rumah sehingga nampak asri dan nyaman

9. Menghibur suami dikala susah dan mengalami masalah

10. Menjaga rahasia suami dan rumah tangga

G. PERAN WANITA DALAM MASYARAKAT

Secara kodrati, wanita sebagai manusia tidak dapat melepaskan diri dari keterikatannya dengan manusia lain. Seperti kita ketahui bahwa pada dasarnya berhubungan dengan individu lain merupakan suatu usaha manusi untuk memenyhi kebutuhan sosialnya. Dari hubungan antar pribadi ini, tumbuhlah perasaan Secara kodrati, wanita sebagai manusia tidak dapat melepaskan diri dari keterikatannya dengan manusia lain. Seperti kita ketahui bahwa pada dasarnya berhubungan dengan individu lain merupakan suatu usaha manusi untuk memenyhi kebutuhan sosialnya. Dari hubungan antar pribadi ini, tumbuhlah perasaan

Sehubungan dengan kebutuhan manusia untuk berhubungan dengan individu lain, Islam mengajarkan umatnya untuk menjalankan silaturahmi sebagai usaha untuk mempererat persaudaraan dengan sesama umat. Dari silaturahmi inilah awal tumbuhnya Ukhuwah Islamiyah, yang merupakan suatu cara untuk mencapai terwujudnya masyarakat Islam yang bersatu. Keberhasilan kita dalam menciptakan suasana yang harmonis dalam masyarakat pada umumnya, maupun sesama muslim pada khususnya dapat ditentukan oleh kemampuan untuk memberikan kasih sayang, menghindarkan diri dari sifat kasar, dengki, fitnah, dan saling curiga mencurigai. Di samping itu pergaulan kita dengan individu lain ditentukan oleh:

a. Pengertian bahwa tiap individu mempunyai kepribadian tertentu, yang unik dan hanya dimiliki oleh individu tersebut.

b. Pengertian bahwa tiap individu mempunyai kebutuhan yang berbeda dengan individu lain, hal ini akan mendasari perilakunya.

c. Kemampuan kita untuk mengerti perasaan orang lain, toleran, dan penuh pengertian.

d. Sikap untuk menghargai orang lain sebagai suatu pribadi dan tidak terlalu mementingkan diri kita sendiri

1. Tidaklah dunia menjadi menjadi obsesi seseorang, melainkan menjadi melekat di hatinya terhadap empat perkara; kefakiran yang tak kenal kekayaan, keinginan yang tak pernah putus-putus, kesibukan yang tak pernah habis, dan angan-angan yang tak ada putusnya.

2. Kehidupan ini tidak menjanjikan kebahagiaan sepanjang masa. Kadangkala manusia diasak dengan perbagai dugaan dan ujian.

3. Saat kita takut akan sakitnya panas api, kenapa kita membiarkan bara api kemarahan dan kebencian menyakiti jiwa kita?

4. Orang muslim itu saudara bagi orang muslim lainnya. Dia tidak menzhaliminya dan tidak pula membiarkannya dizalimi.

5. Tujuan adalah kompas kehidupan, hidup tanpa tujuan umpama kapal tanpa nahkoda, hanyut di tengah lautan. Terombang-ambing dihantam arus dan gelombang kehidupan.Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun. Dan dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati. Agar kamu bersyukur.

6. Kekerasan, kekecewaan, kesedihan, hinaan, penderitaan, duka, perselingkuhan, namun dari semua itu ada sebuah harapan kehidupan untuk kebahagiaan percintaan.

7. Bila kita sukses, teman-teman pasti kenal siapa kita. Bila kita jatuh, kita baru akan mengenal siapa kawan kita sebenarnya.

8. Hidup adalah keyakinan dan perjuangan.

9. Hidup ini tidak diawali dari suatu teori kebetulan ala Darwinisme. Tapi kehidupan berawal dari penciptaan Allah SWT.Apa arti kehidupan sebenarnya?, yaitu apapun yang kita lakukanYa Allah, jadikanlah aku penyabar dan bersabar dalam setiap cobaan kehidupan ini.

10. Marilah kita saling menerima dan memberi nasehat atas dasar iman. Dan jadikanlah semua itu dilakukan dengan hati terbuka, senang, dan ikhlas. Jangan sebaliknya, suka menasehati namun jarang mendengar nasehat orang lain.

11. Segala sesuatu memiliki makna, demikian juga kita harus memaknai tangga kehidupan kita sendiri.

12. Hidup itu bagaikan mengendarai sepeda. Untuk menjaga keseimbangan kamu harus tetap melaju.

13. Dalam kehidupan, tidak ada yang abadi, karena untuk setiap “selamat datang”, akan selalu diakhiri dengan “selamat tinggal”.

14. Tidak akan masuk surga seseorang yang ada di dalam hatinya perasaan sombong walaupun sebesar zahra.

15. Kau berjalan menelusuri lapak kehidupan, tapak-tapak yang meninggalkan luka, luka hati sirna akan warna, warna hidup yang selalu tertapak. Dalam kesendirian dan kegelisahan, kegelisahan untuk mencari obat luka dari kehidupan.

16. Jika anda ingin mengetahui masa depan anda, perhatikanlah yang sedang anda kerjaakan sekarang. Apapun yang anda kerjakan dengan sungguh-sungguh hari ini adalah pembentuk keberhasilan anda di masa depan, terutama jika anda bijak memilih yang anda kerjakan hari ini.

17. Jika anda ingin maju memasuki kehidupan dengan harapan yang lebih besar, janganlah kerjakan apapun yang tidak memiliki ukuran besar di masa depan.

18. Kehidupan ini dipenuhi dengan seribu macam kemanisan tetapi untuk mencapainya perlu seribu macam pengorbanan.

PROFIL PENYUSUN

JULI WANTORO , lahir pada 19 Juli 1993 di Kedungreja, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Berasal dari keluarga sederhana Anak Pertama dari 3 bersaudara dari Bapak Supar dan Ibu Susmini . Riwayat pendidikan TK Islam Cinyawang lulus tahun 1999 di SD N 4 Tambakreja dan lulus tahun 2005. Selanjutnya meneruskan sekolah di SMP Negeri 1Kedungreja , tamat tahun 2008, dan di SMA Negeri 1 Patimuan, tamat tahun 2011. Lagi- lagi karena kurang beruntung dan faktor biaya , selepas SMA memilih untuk bekerja wiraswasta dibidang marketing hingga tahun 2012 dan tahun 2012 Mendaftar kuliah diterima di Jurusan BK UAD.

Di luar kesibukannya sebagai pelajar dia juga Memiliki ini hobi Menulis ,membaca ,menyanyi , Memasak, Marketing dan Makanan favoritnya adalah Bakso dan Mendoan.Aktivitas Kegiatan sehari –hari pada saat kecil usaha wiraswasta Sejak tahun 2004-2011, ia belajar untuk berdagang atas inisiatif sendiri dan membantu orang tuanya sepulang sekolah . dia juga aktif dalam kepengurusan Kelas dan organisasi . Sejak SD - SMA dia Menjabat Pernah Sebagai Ketua kelas , Wakil ketua kelas bahkan bendahara selama beberapa tahun Berturut –turut .

Sejak tahun 2009 dia juga Pernah Aktif Sebagai Senior Pramuka Di SMA N 1 Patimuan. Meskipun dia sibuk dalam membantu wiraswasta orang tua sepulang sekolah namun motivasi belajar dia tinggi sehingga memperoleh prestasi belajar yang baik sejak SD Sampai SMA meskipun Prestasinya Biasa dan Tidak stabil Yaitu Juara 1 di TK ISLAM Cinyawang Juara 1 kelas 1- 3. Juara 3 kelas 4- 6 SD negeri 4 Tambakreja Juara 10 semester 1 dan 2 di Kelas 7 a di SMP N 1 Kedungreja , Juara 10 Semester 1 di kelas 8B dan

Juara 3 semester 2 di kelas 8 B , Juara 12 semester 1dan 2 di Kelas 9A , Juara 4 di kelas 10 IPS 2 -12 IPS 2 Dan Juara 10 Kelas Paralel IPS di SMAN 1 PATIMUAN. Namun setelah ia sampai ke jenjang perkuliahan kini dia hanya fokus pada kegiatan kuliah saja dan untuk mengisi sela –sela kegiatan waktu luang dia menyusun ringkasan buku buat bahan belajar Pribadi dan kegiatan lain hanyalah ngerjain tugas yang menjadi kewajiban pokok seorang mahasiswa serta kegiatan lain terkadang melaksanakan olahraga lari , bersepeda, main futsal ataupun melakukan reflesing apabila pikiran terasa bosan ataupun penat.

Untuk Mengenal dan intekraksi dengan Penyusun dapat dihubungi pada alamat berikut. Alamat : Jalan Tambakreja Rt 2 /1 Kedungreja Cilacap Jawa tengah , Kode pos 53263, HP 089601649166 /085325124412, Alamat e-mail: [email protected] . Facebook : Reval Julywantoro Kusuma Pratama PIN BB :7F5EB1AF Moto Pribadi : Semangat Maksimalkan Usaha dan Berhenti Mengeluh dan Jika engkau ingin Menjadi Pemimpin maka pimpinlah dirimu sendiri sebelum kau memimpin orang lain , Jika Kamu Ingin Menjadi Tokoh Perubahan maka rubahlah dahulu Kepribadianmu menjadi lebih baik dan luar biasa setelah itu anda bisa dijadikan teladan pelopor perubahan bagi orang lain disekitar lingkungan tempat tinggal ataupun jika bisa masarakat luas jika berhasil maka anda

bisa

disebut

tokoh

revolusi.

VISI MISI TARGET DAN RENCANA PROGAM

4. BERUSAHA

UNTUK

BISA MENJAGA

SASARAN KEDEPAN

TANGGUNG JAWAB ATAS KEPERCAYAAN ORANG TUA UNTUK MENJALANKAN AMANAH UNTUK MELAKSANAKAN KULIAH

JUST LIMITED FOR WANT TO BE A REVOLUTION

UNTUK ‘’24 PROGAM GERAKAN A PERUBAHAN MENUJU BISA BERKOMPETEN DALAM AKADEMIK YANG

SERTA

BERLATIH

MASA DEP AN ‘’

DILAKSANAKAN.

‘’YANG DIIKRARKAN DAN INGIN DI REALISASIKAN’’

5. BERPERILAKU JUJUR , RAMAH, SABAR DAN

DENGAN UPAYA STRATEGI KHUSUS SERTA RIDLO

BERAKHLAK MULIA SERTA SOPAN SANTUN

DARI ALLAH YANG MAHA KUASA

KAPANPUN DAN DIMANAPUN SERTA TAAT PADA ATURAN YANG BERLAKU DAN DAPAT DIJADIKAN

DENGAN SIAPAPUN

CONTOH TELADAN MASYARAKAT.

6. BERUSAHA UNTUK MENGHINDARI DIRI DARI

VISI : MEMBENTUK KEPRIBADIAN YANG

BERPILAR 5 B (BERIMAN , BERAKHLAK MULIA ,

HAL YANG DILARANG AGAMA SESUAI

BERPRINSIP , BERPRESTASI DAN BERWAWASAN

DENGAN PEDOMAN ALQUR AN DAN AS

LUAS)

SUNNAH..

7. BERUSAHA TERUS PATUH DAN TAAT KEPADA

MISI : MENGAKTUALISASIKAN DIRI DALAM

NASIHAT ORANG TUA DAN DOSEN ATAUPUN

ORANG LAIN YANG BERSIFAT MEMBANGUN.

KEMAMPUAN YANG DIMILIKI BAIK SEGI

8. BERUSAHA BERLATIH UNTUK MENJADI

RELIGIUS, AKADEMIK , IPTEK SERTA INTERAKSI

CALON

KONSELOR YANG FAVORIT ,

SOSIAL GUNA MENCAPAI PROFESIONALISME

PROFESIONAL , RELIGIUS SERTA AKTIF

UNTUK BEKAL MENGHADAPI TANTANGAN

DALAM PENELITIAN JUGA PENGABDIAN

KEHIDUPAN DI ERA GLOBALISASI.

KEPADA MASYARAKAT .

ADAPUN TARGET SASARAN PROGAM YAITU

9. BERUSAHA UNTUK DAPAT BERPIKIR JERNIH SEBAGAI BERIKUT :

DAN POSITIF DALAM SEGALA HAL BAIK DALAM MENGHADAPI UJIAN ATAUPUN

1. BERUSAHA UNTUK MEMANAJEMEN WAKTU COBAAN KEHIDUPAN ATAUPUN TANTANGAN

DENGAN BAIK. TIDAK MEROKOK SEUMUR

HIDUP DIERA GLOBALISASI.

HIDUP TANPA TERKECUALI , SETIAP HARI 10. BERUSAHA UNTUK MEMBELAJARI SALAH

BANGUN KURANG DARI JAM 02.15 PAGI SATU BAHASA ASING YANG MENDUNIA

SHALAT , BELAJAR, MEMBACA BUKU TAHAP DEMI TAHAP DARI AWAL DAN

MINIMAL 20 HALAMAN PERHARI DAN MENEKUNINYA SAMPAI BERTAHUN TAHUN

TADARUS ALQUR AN . AGAR DAPAT BERKOMUNIKASI DENGAN

2. BERUSAHA MEMBASMI RASA CEROBOH ,

ORANG ASING.

MINDER , RENDAH DIRI , PESIMIS , MALAS

PRIBADI YANG DAN SIKAP NEGATIF YANG ADA PADA DIRI

11. BERUSAHA

MENJADI

RELIGIUS, MANDIRI, TEGAS, OPTIMIS, KRITIS, SENDIRI.

PERCAYA DIRI , BERPRINSIP DAN SIAP 3. BERUSAHA

DISIPLIN

DALAM

UJIAN DAN MELAKSANAKAN IBADAH , KULIAH

MENGHADAPI

SEGALA

TANTANGAN DALAM KEHIDUPAN SERTA BELAJAR ILMU PENGETAHUAN DAN AGAMA

MENERIMA KENYATAAN. .

SECARA AKTIF DAN BERKELANJUTAN.

12. BERUSAHA UNTUK MENCAPAI IPK MINIMAL 18. JIKA TELAH SUKSES INGIN MEMBELIKAN 3.30 SERTA DAPAT MENYELESAIKAN TUGAS

KEJUTAN KEPADA ORANG TUA SEBAGAI SKRIPSI DAN LULUS DALAM TARGET

SEDIKIT BUKTI TANDA UCAPAN TERIMA WAKTU + 4 TAHUN.

KASIH BERKAT PERJUANGAN DAN DOA DARI 13. BERUSAHA

ORANG TUA YANG TIDAK ADA HENTINYA . IKRARNYA DENGAN PENUH RASA IKHLAS

UNTUK

MEREALISASIKAN

19. JIKA SAYA MENJADI ORANG SUKSES DAN DAN TANGGUNG JAWAB. DAN TIDAK ADA

HARTANYA LEBIH . SAYA BERKEINGINAN PAKSAAN

UNTUK MEMBANGUN SARANA IBADAH MELAKSANAKAN IKRAR DENGAN PENUH

HAJI SERTA SEMANGAT TANPA MALAS , MENGELUH DAN

UMUM

,BERANGKAT

MENYUMBANG KE PANTI ASUHAN ATAUPUN APALAGI BOSAN SERTA TIDAK AKAN

FAKIR MISKIN.

BERSENANG – SENANG SECARA BERLEBIHAN, 20. JIKA SAYA MENJADI ORANG SUKSES MAKA SEBELUM DAPAT MEREALISASIKAN IS DARI

SAYA TETAP BERSIFAT RAMAH , RENDAH IKRAR TERSEBUT.

HATI , MURAH SENYUM SAAT BERINTERAKSI 14. BERUSAHA MEMAKSIMALKAN USAHA ,

ATAU BERSOSIALISASI KEPADA SEMUA BERHENTI MENGELUH APABILA USAHA KITA

ORANG TANPA MEMBEDAKAN GOLONGAN. SUDAH SESUAI PROSEDUR NAMUN HASILNYA

21. JIKA SUDAH SUKSES SAYA TIDAK AKAN TIDAK SESUAI HARAPAN SESUDAHNYA

MELUPAKAN JASA DAN PERJUANGAN PASRAH TERHADAP HASIL YANG ALLAH

ORANG TUA SAYA , GURU , SAHABAT TENTUKAN .SELALU BERDOA SEBELUM DAN

ATAUPUN DOSEN SERTA ORANG LAIN YANG SESUDAH

DAN MEMBERI BERSYUKUR TERHADAP HASIL DAN NIKMAT

YANG DIBERIKAN OLEH TUHAN. 22. BERUSAHA MEMBIMBING CALON ISTRI YANG 15. BERUSAHA MENJUJUNG TINGGI KODE ETIK

UNTUK MENCAPAI KRITERIA 10B (BERIMAN , PROFESI , NILAI -NILAI YANG TERKANDUNG

MULIA, DALAM PANCASILA DAN NILAI- NILAI

BERTAKWA

,BERAKLAK

SEDERHANA, BERBUDI KEAGAMAAN SERTA NILAI –NILAI BUDAYA

BERPENAMPILAN

PEKERTI LUHUR , BERTANGGUNG JAWAB, MASYARAKAT .

BERANI MENERIMA KENYATAAN. BERBAKTI 16. BERUSAHA SABAR , TABAH , MENGALAH

PADA SUAMI , ORANGTUA DAN MERTUA , SAAT

ATURAN YANG PERKATAAN

AGAMA,BANGSA

DAN

BERLAKU. JIKA PERLU BISA MENJADI PERASAAN. TIDAK MUDAH TERPENGARUH

YANG

MENYINGGUNG

KELUARGA DAN HASUTAN TEMAN DAN ORANG LAIN YANG

BERSIFAT NEGATIF.. 23. SEBELUM MENIKAH BERKEINGINAN UNTUK 17. ADANYA KEINGINAN APABILA ADA BIAYA ,

MANDIRI . JIKA SUDAH BERKELUARGA. DAN SERTA DOA RESTU DARI ORANG TUA SERTA

MEMBIMBING KELUARGA SESUAI SYARIAT JIKA PRESTASI YANG MENDUKUNG UNTUK

ISLAM BAIK DARI SEGI BUSANA , AKHLAK MELANJUTKAN KE JENJANG S2. JIKA SUDAH

DAN HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL . LULUS BEKERJA JUGA BERGOTONG –

24. BERUSAHA UNTUK MENJAGA DAN MENJALIN ROYONG DENGAN ORANG TUA UNTUK

KEHARMONISAN KELUARGA BESAR ANTARA MEMBIAYAI KULIAH ADIKNYA AGAR KEDUA

KELUARGA SENDIRI DAN KELUARGA DARI ADIK

ISTRI DAN MENCIPTAKAN IKATAN ERAT MENIKMATI JENJANG PENDIDIKAN S1 .

SILATURAHMI DAN UKHUWAH ISLAMIYAH

MENGHINDARI DARI AGAR KONFLIK BAIK MR. JULI WANTORO DENGAN KELUARGA MAUPUN KELUARGA

DAFTAR PUSTAKA

BESAR KEDUA BELAH PIHAK. AGAR

TERCIPTA KELUARGA YANG SAKINAH,

Referensi:

MAWADAH DAN WAROHMAH. Bijaksana.com/2014/06/03/100-untaian-kata-kata-bijak-

islami-tentang-kehidupan/

11 DASAR PEMIKIRAN MENGAPA HARUS BERUBAH 1.

KEINGINAN UNTUK MENGGALI POTENSI DAN MEMINIMALIZIR Http://d1.islamhouse.com/data/id/ih_articles/single2/id_Cara_ KEBODOHAN.

Mendidik_Anak.doc

2. KESADARAN PRIBADI MENGINGAT KEJAYAAN MASA LAMPAU. Http://slnwww.slideshare.net/juliwantoropratama

3. KEINGINAN UNTUK MENGHINDARI KEGAGALAN – KEGAGALAN Http://sofiapsy.staff.ugm.ac.id/files/peran_perempuan_dalam

YANG BERKELANJUTAN.

_keluarga_islami.doc

4. KEINGINAN UNTUK MENCAPAI PRESTASI YANG BAIK DAN Muhammad Nur Abdul Hafizh Suwaid. 2010. Prophetic

OPTIMAL SERTA LULUS KULIAH TEPAT WAKTU.

Parenting . Yogyakarta: Pro U media.

5. KEINGINAN MEMBAHAGIAKAN KEDUA ORANG TUA DAN KELUARGA BESAR UNTUK MEMBUKTIKAN BAHWA SANYA

Paul, M.D. Henry. (2008). Konseling Psikoterapi Anak. PENGORBANAN ORANG TUA MEMBIAYAI KULIAH SAYA TIDAK

Yogyakarta : Idea Publishing

SIA- SIA.

6. KEINGINAN UNTUK MENJADI PEMUDA PELOPOR PERUBAHAN DIMASYARAKAT 7. KEINGINAN MENJADI CONTOH TELADAN BAGI MASYARAKAT TEMPAT TINGGAL SAYA. 8. KEINGINAN UNTUK MENCAPAI KESUKSESAN MENGGAPAI CITA CITA DI MASA DEPAN BAIK DI DUNIA SERTA AKHERAT. 9. KEINGINAN MENJADI PRIBADI YANG BERPRINSIP NASIONALIS , RELIGIUS , MANDIRI,DISIPLIN AKTIF,PANTANG MENYERAH DAN TERPROGAM.

10. KEINGINAN UNTUK MENINGKATKAN ETOS KERJA DAN PROFESIONALISME. 11. KEINGINAN UNTUK MENCETAK KARAKTER PRIBADI YANG AKTIF, KREATIF, INOVATIVE, UNIK, PERCAYA DIRI , TEGAS , BERTANGGUNG JAWAB SERTA KOMPETITIF BERANI DAN MAMPU BERSAING DALAM DUNIA KERJA ATAUPUN KEHIDUPAN DI ERA GLOBALISASI.

DISYAHKAN DI CILACAP TANGGAL 19 JULI 2012 ATAS NAMA

CALON

GERAKAN PERUBAHAN