MENDIDIK ANAK HINGGA USIA DUA TAHUN

BAB 6 MENDIDIK ANAK HINGGA USIA DUA TAHUN

A. Doa untuk proses kelahiran

Proses kelahiran selalu diiringi dengan kepedihan dan rasa letih pada badan dan pikiran. Detik-detik lahirnya jabang bayimerupakan detik-detik paling sulit untuk kedua suami istri. Dalam proses melahirkan,ada zikir-zikir yang disunnahkan untuk dibaca sebagaiman yang diajarkan oleh Rosulullah

Shallallahu ‘alayhi wa Sallam ketika putrinya, Fatimah menjalani proses tersebut. Ibnu Sunni meriwayatkan dengan sanad dhaif.

Bahwasannya Fatimah radhiyallahu ‘anha ketika sudah mendekati masa melahirkan. Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wa Sallam memerintahkan Ummu Salamahdan Zainab binti Jahsy untuk datang dan

membaca Ayat Kursi; ayat dari surat al- A’raf: “Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah Menciptakan langit dan bum i dalam enam hari, lalu Dia bersemayam di atas ‘Arsy. Dan menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pada) matahari, bulan dan bintang – bintang (masing–masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Mahasuci Allah, Tuhan semesta alam ”(Q.S al-A’raf [7]: 54); ayat dari surat Yunus : “Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang Menciptakan langit dan bumi dalam enam hari, kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arsy untuk mengatur segala urusan. Tiada seorang pun yang akan memberi

syafaat kecuali sesudah ada izin-Nya. (Dzat) yang demikian itulah Allah, Tuhan kamu, maka sembahlah Dia. Maka apakah kamu tidak mengambil pelajaran? ”(Q.S Yunus [10]: 3); dan mu’awwidzatain (surat al- Falaq dab surah an-Nas)

Diantara hadis yang diriwayatkan oleh Ibnus Sunni dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Nabi Shallallahu ‘alayhinwa Sallam bersabda :“Apabila seorang wanita kesulitan dalam proses melahirkan,

hendaknya sang suami mengambil mangkuk kemudian menuliskan di dalamnya ayat – ayat berikut: ‘Maka bersabarlah kamu seperti orang –orang yang mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul telah bersabar dan janganlah kamu meminta digerakan (azab) bagi mereka. Pada hari mereka melihat azab yang diancamkan kepada mereka (merasa) seolah- olah tidak tinggal (di dunia) melainkan sesaat pada siang hari. (Inilah) suatu pelajaran yang cukup, maka tidak dibinasakan melainkan kaum yang fasik (Q.S. al- Ahqaf [46]: 35).Seorang wanita di saat-saat sulit ini sangat perlu untuk menghadap kepada Allah

Subhanahu wa Ta’ala dengan memanjatkan doa dengan segala kejujuran, ketulusan dan tobat yang sebenarnya.

B. Mendidik Bayi pada Hari Pertama Kelahiran

1. Mengeluarkan zakat fitrah

2. Berhak menerima harta waris

3. Pemberitahuan dan ucapan selamat atas kelahiran si bayi

4. Adzan di telinga kanan, iqamat di telinga kiri Hikmah di balik adzan ini dalah sebagaimana dikatakan oleh ad-Dahlawi rahimahullah sebagai berikut : Adzan adalah salah satu syiar islam Pemberitahuan tentang agama Muhammad , Harus membaca adzan tersebut di telinga bayi, Perlu diketahui bahwa salah satu keutamaan adzan adalah dapat mengusir setan, dan setan ini mengganggu dari awal masa kelahiranbayi sampai disebutkan dalam hadis bahwa tangisan bayi untuk pertama kalinya adalah karena gangguan setan.Ibnu Qayyim rahimahullah menyingkap beberapa hikmah lainnya untuk azan ini. Dia katakan: 4. Adzan di telinga kanan, iqamat di telinga kiri Hikmah di balik adzan ini dalah sebagaimana dikatakan oleh ad-Dahlawi rahimahullah sebagai berikut : Adzan adalah salah satu syiar islam Pemberitahuan tentang agama Muhammad , Harus membaca adzan tersebut di telinga bayi, Perlu diketahui bahwa salah satu keutamaan adzan adalah dapat mengusir setan, dan setan ini mengganggu dari awal masa kelahiranbayi sampai disebutkan dalam hadis bahwa tangisan bayi untuk pertama kalinya adalah karena gangguan setan.Ibnu Qayyim rahimahullah menyingkap beberapa hikmah lainnya untuk azan ini. Dia katakan:

b. Harus diakui tentang sampainya dampak azan ini ke dalam hati si bayi walaupun dia tidak merasakannya. Ini masih ditambah dengan manfaat lainnya.

c. Kaburnya setan karena mendengar azan. Sebelumnya,setan ini mengintai si bayi sampai dia dilahirkan, kemudian mengikutinya untuk menggodanya sebagai aplikasi ketentuan dan kehendak Allah Subhanahu

wa Ta’ala.

1. Ada juga hikmah lainnya,yaitu: ajakan kepada Allah, kepada agama Islam, dan beribadah kepada-Nya harus mendahului ajakan setan. Selanjutnya Berdoa dan bersyukur kepada Allah , Menyuapi bayi dengan kurma

C. Mendidik Bayi pada Hari Ketujuh Kelahiran

1. Memberikan Nama yang Baik Setelah bayi dilahirkan, kemuliaan dan kebaikan pertama yang diberikan kepadanya adalah menghiasinya

dengan nama dan julukan yang baik. Menurut Imam al-Mawardi, ada tiga cara memilih nama yang baik untuk anak yaitu:

a. Diambil dari nama-nama orang yang berpegang teguh pada agama, seperti para nabi dan rasul serta orang – orang yang saleh.

b. Nama yang diberikan memiliki jumlah huruf yang sedikit, ringan di lidah, mudah diucapkan dan gampang di dengar.

c. Nama yang diberikan memiliki makna yang baik dan sesuai dengan si pemilik nama serta sesuai dengan status socialnya dalam masyarakat.

2. Mencukur Rambut Ibnu Ishaq menyebutkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wa Sallam bersabda kepada

Fatimahsetelah dia melahirkan Hasan, “Hai Fatimah,cukurlah habis rambutnya dan bersedekahlah parak seberat gasil timbangan rambut bayi.”

3. Aqiqah Kemaslahatan dan hikmah aqiqah:

a. Sebagai pemberitahuan tentang garis keturunan dengan cara yang baik. Karena, memang harus diberitahukan agar tidak sampai timbul suatu fitnah yang tidak dikehendaki.

b. Memupuk rasa kedermawanan dan menekan sikap pelit.

c. Kaum Nasrani apabila ada anak mereka yang lahir, mereka mengusapinya dengan air berwarna kuning.

d. Aqiqah dilakukan di awal kelahirannya. Ini digambarkan sebagai penyerahan si anak di jalan Allah sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim ‘alayhissalam.

e. Sebagai upaya untuk Pendekatkan si bayi kepada Allah di waktu-waktu pertama dia bersentuhan dengan kehidupan dunia.

f. Dengan aqiqah gadai si bayi telah tertebus, karena si bayi tergadaikan dengan aqiqahnya.

4. Khitan Secara etimologis, khitan berarti memotong kulit di kepala zakar. Secara terimologis adalah memotong

lingkar kulit tang berada di bawah kulit depan kepala zakar.

D. Mendidik Bayi dengan Menyusui dan Menyapih

Setelah seorang laki – laki dan wanita terikat dalam tali pernikahan dan bersatu dalam hubungan rumah tangga, keduanya diberi taggung jawab untuk menyusun batu bata yang baik dalam membangun

masyarakat yang saleh. Islam menggariskan hak dan kewajiban bagi masing-masing suami-istri. Suami wajib member nafkah. Sementara istri wajib menyusui bayinya yang membutuhkan sentuhan di dadanya, agar bayi menemukan kebahagiaan, ketentraman dan gizi yang cukup dari air susu ibunya yang disertai kasih sayang.

E. Keutamaan ASI:

Seorang bayi terbentuk dari makana yang dimakan ibunya ketika dia masih berbentuk janin. Ada banyak sekali hikmah di balik aktivitas menyusui ini yang disebutkan oleh para dokter, antar lain:

a. Si bayi meminum susu yang sangat bersih dan higienis

b. Tidak dingin, juga tidak panas

c. Selalu ada setiap saat

d. Tidak rusak karena disimpan

e. Sesuai dengan lambung si bayi

f. Memenuhi segala kebutuhan gizi bayi

g. Membentuk sistem imun bagi bayi dalam melawan kuman penyakit

h. Minun susu langsung dari payudara ibu mencegah obesitas bagi ibu dan anak

i. Minum susu langsung dari payudara ibu menimbulkan kasih sayang dan memperkuat ikatan antara ibu dengan anaknya

BAB 7 MEMPENGARUHI AKAL ANAK

Pada bab ini, pembahasan diteruskan pada cara-cara mempengaruhi akal anak agar si anak tumbuh menjadi pribadi yang cerdas dan tetap memegang nilai-nilai kebaikan. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh orang tua, seperti

A. Menceritakan Kisah-kisah Hikayat atau Kisah-kisah memainkan peranan penting dalam menarik perhatian anak dan membangun pola pikirnya. Bahkan, kisah menempati urutan pertama sebagai landasan asasi metode pemikiran yang memberikan dampak positif pada akal anak, karena sangat di senangi. Ada catatan penting dalam hal ini, yaitu kisah-kisah kenabianyang seluruhnya berpedoman pada kejadian nyata pada masa lampau. Jauh dari segala macam khurafat dan khayalan. Kisah-kisah kenabian sangat dianjurkan untuk diberikan kepada anak, karena menanamkan kepercayaan akan sejarah serta rasa keislaman pada diri anak. Kisah –kisah para ulama dan orang- orang sholeh adalah sarana terbaik untuk menanamkan keutamaan dari dalam jiwa. Dapat mendorong diri kuat memikul beban perjuangan meraih tujuan mulia. Kisah-kisah tersebut dapat menuntun untuk meneladani para pahlawan yang berkomitmen tinggi dan rela berkorban demi tingkatan tertinggi dan derajat termulia. Contoh kisah-kisahnya, antara lain:

1. Kisah Nabi Ibrahim, Nabi Ismail, dan Siti Hajar Diriwayatkan oleh Bukhari dari Abdullah bin Abbas :Wanita pertama yang memakai sabuk kain( dalam

bahasa jawa : Kemben) adalah Ibu Ismail. Dia memakainya untuk menyembunyikan kehamilannya dari Sarah. Sampai kemudian Ibrahim membawanya ke Makkah dalam keadaan sedang menyusui Ismail. Ibrahim meninggalkannya di lereng bukit di atas sumur Zam-zam. Saat itu makkah tidak ada satu orang pun dan tidak ada air. Ibrahim meninggalkannnya di sana dengan bekal berupa satu kantong berisi kurma dan air. Setelah itu Ibrahim pergi.Ibu Isam il mengikutinya dan bertanya, “ hai Ibrahim, kemana engkau hendak pergi? Engkau tega meninggalkan kami di lembah yang tidak ada siapapun disini?”Dia terus menanyakan hal itu. Tetapi Ibrahim sama sekali tidak menengok ke belakang. Sampai kemudian dia bertan ya, “ apakah Allah yang memerintahkanmu?” Ibrahim menjawab, “ya.” Ibu Ismail berkata, “ kalau begitu Allah tidak akan menyia- nyiakan kami.” Setelah itu dia kembali lagi.

2. Kisah Kifl Kisah ini sebaiknya di ceritakan ketika si anak sudah mendekati masa Baligh. Diriwayatkan oleh

Tirmidzi dari Abdullah bin Umar bahwa ia mendengar Rasulullah bersabda: sebelum zaman kalian, ada seorang bernama kifl. Dia tidak pernah menolak melakukan kemaksiatan. Dia pernah mendatangi seorang Tirmidzi dari Abdullah bin Umar bahwa ia mendengar Rasulullah bersabda: sebelum zaman kalian, ada seorang bernama kifl. Dia tidak pernah menolak melakukan kemaksiatan. Dia pernah mendatangi seorang

perihalnya kepada nabi pada zaman itu.

B. Berdialog Langsung ke Inti Persoalan Dialog dengan anak sebaiknya dilakukan secara langsung dengan kalimat yang jelas. Kalimat ambigu

sama sekali tidak berguna dalam berdialog dengan anak-anak. Hal ini sesuai dengan tabiat pemikiran anak yang menuntut kalimat-kalimat singkat dan jelas.Rasulullah memberikan pengarahan pada anak dengan dialog secara langsung dan praktis agar terhindar dari berbagai penyakit seperti dengki, benci, iri dan tipu daya. Semua itu dilakukan dalam rangkaian pemikiran yang menakjubkan.

C. Berbicara Sesuai Kadar Akal Anak Anak-anak memiliki keterbatasan, yaitu akal dan pikirannya yang masih dalam masa pertumbuhan. Pengetahuan kedua orangtua dan guru tentang tingkatan pertumbuhan akal anak akan memudahkan mereka dala memberikan solusi bagi berbagai masalah yang dihadapi anak. Orangtua akan mengetahui kapan harus berbicara dengan anak, kalimat apa yang harus digunakan, dan pola pikir apa yang akan diungkapkan.Dalil atas hal ini adalah peristiwa sebelum perang Badar, ketika para sahabat menangkap seorang anak kecil yang menjadi penggembala kaum Quraisy. Mereka menanyakan jumlah tentara Quraisy, namun anak itu tidak bisa menjawab, sehingga mereka pun memukulnya. Hal ini terus berlangsung sampai nabi datang.

Tidak diragukan lagi bahwa beliau adalah Psikolog ulung. Beliau bertanya kepada anak tersebut, “berapa banyak unta yang mereka sembelih?” anak itu menjawab, “antara Sembilan hingga sepuluh ekor.”

Nabi Bersabda, “ jumlah mereka antara 900 hingga 1.000 personil.” Nabi tahu bahwa anak itu tidak mengerti hitungan dengan jumlah ribuan. Kemampuan akalnya hanya sampai hitungan jumlah puluhan. Puluhan apa? Puluhan unta yang mudah di hitung oleh setiap anak kecil, dan itu sudah cukup besar menurut mereka.Dalam bercanda dengan anak-anak, Rasulullah menggunakan media yang sesuai dengan

kemampuan akal dan pikiran mereka. Beliau bercanda dengan mereka menggunakan sesuatu yang dapat mereka raba dan mereka kenali dengan baik.

D. Tanya-Jawab Metode tanya-jawab dapat merangsang pertumbuhan akal anak dan meluaskan wawasannya, serta menambah semangat anak untuk menyingkap berbagai inti permasalahan dan esensi dari berbagai kejadian D. Tanya-Jawab Metode tanya-jawab dapat merangsang pertumbuhan akal anak dan meluaskan wawasannya, serta menambah semangat anak untuk menyingkap berbagai inti permasalahan dan esensi dari berbagai kejadian

E. Melatih Anak dengan Beraktivitas Aktivitas akan melatih indera anak sehingga menghasilkan pengetahuan. Ketika si anak mulai tumbuh dan menyibukkan diri dengan suatu pekerjaan, hal tersebut dapat merangsang kesadaran akalnya sehingga dia dapat mengamati bagaimana cara melatih inderanya dan meniru pekerjaan tersebut. Dengan cara itulah si anak dapat melakukan pekerjaan dengan baik dan mempelajarinya setahap demi setahap. Rasulullah pernah melihat seorang anak menguliti seekor kambing. Namun, dia tidak mampu melakukannya dengan baik. Maka Rasulullah menyingsingkan lengan baju beliau dan mulai menguliti kambing tersebut di hadapan anak itu. Si anak memperhatikan dengan seksama cara-cara yang dilakukan dalam pekerjaan tersebut. Akalnya berputar merekam apa yang dilihatnya dan pikirannya terfokus pada pelajaran yang diberikan oleh Rasulullah.Pada akhirnya, pekerjaan tersebut dapat membuka wawasan anak dan memperdalam pengetahuannya.

F. Mengarahkan Anak untuk Meneladani Rasulullah

Keterikatan seorang anak kepada Rasulullah membuatnya menjadi manusia yang sempurna. Karena pikirannya menjadi terbuka untuk mempelajari jalan hidup pemimpin para rasul, pemimpin seluruh umat

manusia, dan kekasih Allah. Selain itu, akal anak juga akan dipenuhi oleh keimanan. Orangtua cukup menceritakan di hadapan anak-anak mengenai sejarah beliau, akhlak beliau, dan berbagai pertempuran yang pernah beliau hadapi, dalam rangka memupuk rasa cinta kepada Nabi sehingga mereka berusaha untuk meneladani dan mencontoh perilaku beliau.

BAB 8

Bagaimana Mempengaruhi Jiwa Anak

A. Berteman dengan Anak Pertemanan memainkan peranan penting dalam memberikan pengaruh pada jiwa anak. Seseorang adalah cerminan dari temannya. Lebih menyerupai penyandingan anatar dua orang yang saling berteman. Mereka belajar satu sama lain.Rasulul lah Shallallahu ‘alayhi wa Sallam juga berteman dengan anak-anak di banyak kesempatan. Sekali waktu beliau menemani Ibnu Abbas dan berlalu bersama di jalan. Ada kalanya A. Berteman dengan Anak Pertemanan memainkan peranan penting dalam memberikan pengaruh pada jiwa anak. Seseorang adalah cerminan dari temannya. Lebih menyerupai penyandingan anatar dua orang yang saling berteman. Mereka belajar satu sama lain.Rasulul lah Shallallahu ‘alayhi wa Sallam juga berteman dengan anak-anak di banyak kesempatan. Sekali waktu beliau menemani Ibnu Abbas dan berlalu bersama di jalan. Ada kalanya

merasa tinggi hati dan angkuh, Ini termasuk hak anak untuk berteman dengan orang-orang dewasa untuk belajar dari mereka agar dirinya tertata, akalnya terlatih dan kebiasaannya menjadi baik.

B. Menanamkan Kegembiraan pada Anak Kegembiraan memainkan peran yang cukup menakjubkan dalam jiwa anak dan memberi pengaruh yang

cukup kuat. Anak-anak, dengan segala kesucian dan kemurniannya, sangat menyukai kegembiraan. Bahkan, merasa sendiri adalah sarana kegembiraan bagi orang dewasa. Merek sendiri senang melihat senyuman terlukis di wajah orang-orang dewasa. Di samping itu, kegembiraan yang memberikan dampak positif pada jiwa anak akan melahirkan kebebasan dan kehidupan bagi jiwa, sebagaimana juga menjadikannya siap untuk menerima perintah, anjuran dan pengarahan. Rasulullah Shallallahu’alayhi wa

Sallam selalu memasukkan kegembiraan di hati anak-anak. Beliau memakai berbagai cara untuk melakukannya, antara lain :Menyambut kedatangan mereka, Mencium dan bercanda, Mengusap kepala, Mengendong dan menimang, Memberikan makanan dan Makan bersama mereka

C. Mengadakan Perlombaan dan Memberikan Hadiah bagi Pemenang

Perlombaan dan kompetisi secara umum menggerakkan semangat manusia, terlebih lagi bagi anak- anak yang memiliki perasaan dan kemampuan terpendam yang tidak diketahui selain ketika meletakkan dirinya di hadapan orang yang harus dia kalahkan secara kompetitif. Rasulullah Shallallahu ‘alyhi wa

Sllam menanamkan dalam jiwa anak sikap kompetitif untuk menggali kemampuan teredam ini. Di antara contoh-contohnya dalah tebak- tebakan tatkala Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wa Sallam melontarkan pertanyaan kepada para sahabat. Di antara para hadirin terdapat Ibnu Umar radh iyallahu ‘anhuma yang paling muda.

D. Memotivasi dan Mendukung Potensi Anak Hadiah fisik maupun psikis semuanya baik, dan meruapakan salah satu faktor keberhasilan pendidikan

yag harus dilakukan. Tetapi, tetap saja tidak boleh diberikan secara berlebihan. Hadiah memiliki dampak yang sangat dalam jiwa anak dan memicu kemajuan pola pikir positif serta kemauan untuk membangun yang dimilikinya. Juga dalam menggali kemampuan dan berbagai bakat terpendamnya. Hal ini juga mendorong konsistensi amalan untuk selalu maju ke depan dalam berkarya.

E. Memberikan Pujian dan Sanjungan Tidak diragukan lagi bahwa pujian dan sanjungan membawa dampak besar dalam jiwa si anak. Pujian

dapat menggerakkan perasaannya, sehingga dia segera dapat memperbaiki perilaku dan perbuatannya. Hatinya akan merasa senang mendengar pujian dan akan terus melakukan perbuatan yang terpuji.

Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wa Sallam yang merupakan psikolog ulung mengingatkan tentang hal yang Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wa Sallam yang merupakan psikolog ulung mengingatkan tentang hal yang

F. Bermain Bersama Anak

Bermain bersama anak dapat membantunya untuk mengungkapkan apa yang dipendamnya. Akan diceritakan di sini bagaimana Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wa Sallam bermain bersama Hasan dan

Husain; bagaimana kedua anak itu menaiki punggung beliau dan berjalan bersama beliau. Demikian juga beliau bermain bersama anak-anak Abbas. Semua itu menunjukkan pentingnya kedua orangtua bermain bersama anak mereka.

G. Menumbuhkan Rasa Percaya Diri Anak Dalam menumbuhkan rasa percaya diri pada anak, Rasululah Shallallah ‘alayhi wa Sallam menggunakan

beberapa metode. Itu beliau lakukan agar si anak tumbuh sebagai orang yang kuat. Metode-metode tersebut adalah sebagai berikut

1. Menguatkan keinginan anak Membiasakanya menyimpan rahasia. Sebagaimana beliau lakukan pada Anas dan Abdullah bin

Ja’far radhiyallahu ‘anhum. Karena, ketika si anak belajar untuk menjaga rahasia dan tidak membocorkannya, pada saat yang sama keinginannya tumbuh menjadi semakin kuat, sehingga rasa percaya dirinya juga menjadi semakin besar.Membiasakannya berpuasa. Ketika si anak teguh di hadapan rasa

lapar dan haus dalam puasa, dia akan merasakan bahwa dia telah sanggup mengalahkan dirinya sendiri. Dengan demikian, keinginannya dalam menghadapi kehidupan semakin kuat. Hal ini dapat menambah kepercayaan dirinya.

2. Membangun kepercayaan social Ketika si anak menyelesaikan pekerjaan rumah, melaksanakan perintah kedua orangtua, berdialog

dengan orang-orang dewasa, berkumpul dan bermain bersama anak-anak lainnya, saat itulah rasa percaya diri dalam bentuk sosialnya tumbuh.

3. Membangun kepercayaan ilmiah Yaitu dengan belajar Al- Qur’an sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wa Sallam dan sejarh hidup

beliau.

4. Membangun kepercayaan fiansial Yaitu dengan membiasakan anak melakukan transaksi jual beli dan berjalan-jalan di pasar menemani kedua orangtuanya berbelanja.

5. Panggilan yang baik Kita perhatian bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wa Sallam dalam berdialog dengan anak-anak

selalu mempergunakan beragam panggilan. Ini beliau lakukan untuk menarik perhatian anak dan meletakkannya dalam keadaan siap untuk menerima pembicaraan. Memanggil anak kecil dengan beragam panggilan menjadikannya merasa dianggap penting di tengah orang-orang dewasa. Ini menyebabkannya lebih mudah menurut dan mengerjakan segala perintah yang ditujukan padanya dengan segala kegembiraan.

6. Mengabulkan Keinginn dan Mengarahkan Bakat Anak Di antara metode yang banyak berhasil di banyak kesempatan bukan seluruhnya adalah mengabulkan

keinginan dan mengarahkan bakat anak. Semakin muda usia anak, semakin harus dikabulkan keinginannya. Itu dikarenakan dia merasa bahwa apa yang diminta, itulah yang dia butuhkan. Apabila dikabulkan, hatinya akan merasa sangat gembira. Apabila tidak dikabulkan, dia akan kesal dan marah serta melakukan hal-hal yang tidak baik atau tidak layak.

7. Melakukan Pengulangan Anak Anak kecil sama halnya dengan manusia lainnya yang bias lupa. Allah Subanahu wa Ta’ala memberinya

kelebihan di antara makhluk hidup lainnya berupa masa kanak-kanak panjang ini yang merupakan masa tidak adanya beban kewaiban. Yang ada hanya persiapan untuk memikul beban kewajiban.Kalau biasa memahami hal ini, tentu akan mudah bagi kita untuk meyakini dasar pengulangan, yaitu perintah lebih dari satu kali agar berpengaruh pada jiwa anak, sehingga si anak menuruti dan melaksanakan perintah.

8. Memberikan Janji dan Ancaman Janji dan ancaman merupakan salah satu metode kejiwaan yang cukup berhasil dalam mendidik anak

Metode ini cukup jelas dalam pe ndidikan Nabi Shallallahu ‘alayhi wa Sallam. Beliau menggunakannya dalam banyak kesempatan kepada anak-anak, antara lain dalam masalah berbakti kepada kedua orangtua. Beliau menganjurka untuk berbakti kepada kedua orantua dan memberikn ancaman atas perbuatan durhaka. Hal itu beliau lakukan tidak lain adalah agar si anak menurut, terpengaruh dan jiwa serta perilakunya menjadi baik.

9. Bertahap dalam Menanamkan Pendidikan Tahap pertama : dimulai dari petama kali si anak dapat berjalan dan dapat berbicara sampai usia tujuh

tahun, yaitu tahapan menyaksikan, ketika si anak menyaksikan kedua orangtuanya mengerjakan shalat dan dia pun menirunya. Apabila kedua orangtua melatihnya untuk shalat, maka itu adalah kebaikan ganda.Tahap kedua : tahap perintah, dari usia tujuh tahun hingga usia sepulh tahun, ketika kedua orangtua tahun, yaitu tahapan menyaksikan, ketika si anak menyaksikan kedua orangtuanya mengerjakan shalat dan dia pun menirunya. Apabila kedua orangtua melatihnya untuk shalat, maka itu adalah kebaikan ganda.Tahap kedua : tahap perintah, dari usia tujuh tahun hingga usia sepulh tahun, ketika kedua orangtua

BAB 9

Mentalqin Anak untuk Mengucapkan Kalimat Tauhid

Nabi Shallallahu a’layhi wa Sallam bersabda, “Ajarkanlah kalimat pertama kepada anak anak kalian La ilaha illaallah, dan talqinkanlah ketika akan meninggal dengan kalimat La ilaha illaallah ibnul Qayyim

rahhi mahullah dalam kitab Ahkamul Maulud mengatakan, “Pada waktu mereka berbicara, mereka ditalqin dengan kalimat La ilaha illaallah Muhammad Rasulullah. Hendaknya yang masuk pertama kali dalam

telinga ereka adalah pengenalan terhadap Allah Subahanahu wa Ta’ala, menauhidkannya, bahwasanya Allah Subhanahu wa Ta’ala berada diatas A’rsy melihat dan mendengar perkataan mereka dan Allah selalu bersama mereka dimanapun mereka berada, Bani Israil sering kali memperdengarkan kepada anak – anak mereka ‘Emmanuel’ yang artinya ‘Tuhan bersama kita’. Oleh karena itu, nama yang paling Allah cintai adalah Abdullah dan Abdurrahman, yang kalau si anak mengerti dan memahami artinya, dia akansadar bahwa dia adalah hamba Allah, dan bahwa Allah adalah Rabb sekaligus Walinya.”

Setelah mendapat wahyu kenabian, Rasulullah Shallallshu a’laihi wa Salam tidak menjauhkan anak – anak dari dakwah keimanannya. Bahkan, beliau menembus batas dalam mendakwahi kabilah – kabilah Arab. Beliau pergi menemui Ali bin Abi Thallib (yang saat itu belum mencapai usia sepuluh tahun) dan mengajaknya untuk beriman. Dia pun beriman kepada beliau dan mengikuti beliau shalat secara diam – diam di perbukitan kota Mekkah bersembunyi sampai dari keluarga dan bapaknya sendiri. Demikianlah Rasuluullah Shallahu a’laihi wa Salam memulai dakwah barubeliau dalam membentuk masyarakat Muslim. Beliau memfokuskan perhatian beliau kepada anak – anak dalam penjagaan, dakwah dan do’a. sampai Ali karramallahu wajhahu wa Salam dengan tidur di rumah beliau pada malam hijrah. Ini adalah pendidikan kenabian untuk anak – anak yang baru tumbuh agar menjadi pemimpin masa depan dan pelopor masyarakat islami.

A. Cinta kepada Allah dan Selalu Merasa Diawasi oleh- Nya

Setiap anak memiliki masalahnya masing – masing, baik kejiwaan, social, ekonomi dan sekolah. Masalah – masalah ini masing – masing berbeda antara satu anak dengan anak yang lain. Terkadang si anak mengungkapkan masalah yang dihadapinya ini secara dramatis maupun tidak. Maka, dengan cara apa untuk menyelesaikan masalah tersebut dari dalam?. Tidak lain adalah dengan menanamkan rasa cinta

kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, memohon pertolongan kepada –Nya dan beriman kepada ketentuan dan takdir. Inilah metode Rasulullah Shallalahu a’layhi wa Sallam, bukan hasil penemuan orang. Dengan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, memohon pertolongan kepada –Nya dan beriman kepada ketentuan dan takdir. Inilah metode Rasulullah Shallalahu a’layhi wa Sallam, bukan hasil penemuan orang. Dengan

B. Cinta kepada Rasulullah, Keluarga dan Sahabat Beliau

Yang perlu diperhatikan, dalam jiwa manusia secara umum, pada masa pertumbuhannya anak selalu berusaha untuk mengidolakan keperobadian terkuat sekitarnya. Hal ini mendorongnya untuk mendeladani sang idola, berjalan sesuai petunjuknya dan meniru segala gerak – geriknya. Pendidikan islam menuntut untuk mengikat anak kecil dan orang dewasa dengan pribadi Rasullullah Shallalahu a’alyhi wa Sallam. Karena, beliaulah idola dan tokoh yang paling layak untuk ditiru serta tak tergantikan. Beliau adalah manusia yang paling sempurna darasul utusan Allah yang terbaik.Apabila kita perhatikan kehidupan anak – anak para sahabat radhiyallahu anhu, bagaimana Rasul mereka menjadi yang pertama dalam kehidupan mereka, menjadi sesuatu yang paling berharga di alam semesta. Berikut adalah sifat – sifat yang mereka miliki; Bersegera dalam menyambut seruan dan melaksanakan perintah beliau , Berbai’at kepada Rasulullah, Memerangi orang yang menyakiti Rasulullah, Mencintai apa yang dicintai Rasulullah, Menghafal hadis – hadis , Mempelajari Sirah Nabawiyah, Mencari peinggalan Rasulullah

C. Mengajarkan Al- Qur’an kepada anak

Orangtua sepatutnya mengajarkan al- Qur’an kepada anak –anak sejak kecil. Ini untuk mengarahkannya kepada keyakinan bahwa Allah Subhanahuwa Ta’ala adalah tuhan mereka dan ini adalah firman – firman

Nya. Agar ruh al –Qur’an meresap dalam hati mereka, cahaynya merasuk dalampikiran dan indra mereka. Supaya mereka mendapatkan akidah – akidah al- Qur’an sejak kecil. Juga agar mereka tumbuh dengan kecintaan terhadap al – Qur’an, ketertarikan kepadanya, menjalankan segala perintah di dalmnya, meninggalkan segala larangan yang terdapat padanya, berperilaku sesuai dengan manhajnya.

Anak – anak membaca al –Qur’an merupakan salah satu sebab tertolaknya musibah dari keluarga dan masyarakat. Hudzaifah Ibnul Yaman radhiyallahu ‘anhu berkata bahwa Rasulullah Shallahu a’layhi wa

Sallam bersabda, “Allah mengirimkan azab untuk suatu kaum sebagi suatu ketentuan yang tidak bisa ditawar - tawar lagi. Kemudian salah satu anak dari madrasahnya membaca surat Alhamdulillahi Rabbil

a’lamin. Allah Subhanahu wa Ta’ala mendengarnya, maka Allah menangguhkan azab tersebut karena bacaan itu selama empat puluh tahun

1. Pahala untuk kedua orangtua karena mengajarkan al – Qur’an kepada anak Rasulullah Shallalhu a’ layhi wa Sallam bersabda, “Barang siapa yang membeca al – Qur’an,

mempelajarinya dan mengamalkannya, kedua orangtuanya di hari kiamat akan dipakaikan mahkota dari cahaya. Sinarnya persis seperti sinar matahari. Kedua orangtuanya diberi dua perhiasan yang tidak bisa mempelajarinya dan mengamalkannya, kedua orangtuanya di hari kiamat akan dipakaikan mahkota dari cahaya. Sinarnya persis seperti sinar matahari. Kedua orangtuanya diberi dua perhiasan yang tidak bisa

2. Ketika anak – anak memahami al – Qur’an Para pengajar dan orangtua hendaknya memerhatikan ketika anak – anak membaca al – qur’an, dengan

disertai penjelasan singkat untuk ayat – ayat yang di baca. Hal ini dilakukan agar makna al- Qur’an, merasuk dalam hati dan benak kecilnya. Jangan pernah beranggapan bahwa seorang anak kecil, karena masih kecil tidak berhak mendapatkan penjelasan, tidak berhak mendapatkan perhatian karena masih kanak

– kanak. Anak kecil dapat dengan mudah menyimpan data – data seperti yang dapat disimpan oleh computer.

3. Pengaruh al- Qur’an dalam diri anak Al- Qur’an memiliki pengaruh yang besar dalam jiwa manusia secara umum: menggetarkannya,

menarinya dan mendetingkannya. Semakin bersih jiwa manusia, maka semakin besar pula pengaruh al – Qur’an padanya. Anak – anak adalah manusia yang paling bersih jiwanya dan paling suci fitrahnya. Setan

belum sempat mempengaruhinya.

4. Anak – anak penghafal al – Qur’an Di antar pengaruh al –Qur’an dalam jiwa anak ketika ia menyelaminya (baik dengan membaca maupun

menelaah) adalah anak tersebut akan sanggup menyelesaikan berbagai permasalahan, baik menyangkut keyakinan maupun kejiwaan.

5. Kapan seorang anak belajar al –Qur’an Abu Ashim mengatakan . “Aku membawa anakku mengahadap Ibnu Juraji. Anakku saat itu usianya

belum mencapai tiga tahun. Dia belajar hadis dan al –Qur’an.” Abu ‘Ashim mengatakan, “ Tidak apa – apa mengajari anak seusianya hadis dan al –Qur’an

6. Upah untuk pengajar al –Qur’an, dan hadiah untuk anak Setelah Hammad bin Abi Hanifah hafal surah al – fatihah, Abu Hanifah memberi upah kepada gurunya

sebesar lima ratus dirham (pada zaman itu seekor kambing harganya satu dirham). Gurunya menggangap upah tersebut terlalu besar. Sebab, dia hanya mengajarkan al – Fatihah, Abu Hanifah berkata,” Jangan merendahkan nilai apa yang telah engkau ajarkan kepada anakku. Andai kami mempunyai lebih daripada itu kami pasti akan memberikannya sebagi wujud pengagungan terhadap al – Qur’an.

7. Madrasah – madrasah al –Qur’an di Negara – Negara islam

a. Penduduk Maghrib, mazhab mereka adalah mengajarkan al- Qur’an saja kepada anak disertai penulisan dan perbedaan antara pewarinya a. Penduduk Maghrib, mazhab mereka adalah mengajarkan al- Qur’an saja kepada anak disertai penulisan dan perbedaan antara pewarinya

c. Penduduk Andalusia, mazhab mereka mengajarkan al – Qur’an denga tulisan.

d. Penduduk Masyriq, mengajarkan ilmu – ilmu yang lain bersama pengajaran al – Qur’an.

D. Mendidik Anak agar Teguh dan Berkorban demi Akidah

Akidah menjadi tinggi dengan pengorbanan. Setiap kali wilayah pengorbanan bertambbah luas, maka jiwa akan semakin teguh, itu juga merupakan bukti akan kejujuran dan keistiqomahan. Anak muslim zaman

sekarang mendapatkan suri teladan dari apa yang diceritakan oleh Rasulullah Shallallahu a’layhi wa Sallam tentang anak – anak mukminin dan pengorbanan mereka untuk agama Allah. Apa yang dipersembahkan oleh anak – anak para sahabat adalah teladan. Dia berjalan di jalan iman dan tidak takut kepada siapa pun karena Allah.

1. Keteladanan anak Ukhdud

2. Pengorbanan dan jihad anak – anak generasi rabbani

a. Kaum ibu mendorong anak mereka untuk pergi berjihad

b. Kaum ibu bergembira ketika anaknya syahid

c. Anak – anak membunuh musuh – musuh Rasulullah

d. Anak – anak menangis dan bersembunyi sampai mereka diperbolehkan ikut berjihad

e. Anak – anak minta dipersiapkan untuk berjihad

f. Seorang bapak menemani anak – anaknya bertempur