Pendidikan Islam Menurut K.H. Hasyim Asy’ari dan K.H. Ahmad Dahlan

A. Pendidikan Islam Menurut K.H. Hasyim Asy’ari dan K.H. Ahmad Dahlan

1. Pendidikan Islam Menurut K.H. Hasyim Asy’ari Pemikiran kependidikan seseorang atau suatu aliran dipengaruhi secara

kuat oleh pandangannya tentang manusia. Meskipun semua pemikir atau semua aliran mengakui peranan sentral manusia dalam proses pendidikan, tetapi satu sama lain cenderung memperlihatkan perbedaan dalam memandang siapakah manusia itu. Atas dasar pandangan masing-masing mengenai aspek yang satu ini, setiap pemikiran kemudian memberikan tekanan dan corak yang berbeda pula dalam memandang dan merumuskan aspek-aspek lain dalam pendidikan,

termasuk aspek peserta didik. 1 Untuk berusaha menjawab asumsi diatas ternyata yang ditemukan dalam konsep K.H. Hasyim Asy’ari adalah sama-sama

menyajikan tentang Ulama. Mereka sama-sama berpendapat bahwa ulama sebagai simbol manusia secara umum dijadikan tipologi makhluk terbaik (khair al- bariyyah), sehingga derajatnya setingkat lebih rendah di bawah nabi. Alasan yang

Suwendi, Konsep Kep endidikan KH. M Hasyim Asy’ari., (Jakarta: Lekdis, 2005), h. 60- 61

paling mendasar adalah karena ulama sangat dekat (taqwa) dan yang paling takut (khasyyah) kepada Allah SWT. Selain itu, K.H. Hasyim Asy’ari memaparkan

tingginya penuntut ilmu dan ulama dengan mengetengahkan dalil bahwa Allah mengangkat derajat orang yang berilmu dan beriman. 2

Pemikiran pendidikan K.H. Hasyim Asy’ari dapat dimasukan kedalam garis mazhab Syafi’iyyah. Bukti kuat untuk menunjukan hal itu adalah K.H.

Hasyim Asy’ari sering kali mengutip tokoh-tokoh Syafi’iyyah, ternasuk imam Syafi’i sendiri, ketimbang tokoh-tokoh mazhab lain. Menurut Abd al- Muidz Khan, dengan mengungkapkan ide-ide tokoh mazhab yang dianutnya, hampir

dapat dipastikan itu memberi pengaruh terhadap pemikiran kependidikannya. 3 Bagi K.H. Hasyim Asy’ari, keterpengaruhan dirinya terhadap tokoh-tokoh

mazhab Syafi’iyyah agaknya dimungkinkan oleh faktor pengalaman pendidikan, terutama sebelum keberangkatannya ke Makkah. Sebagaimana tergambarkan didalam biografi K.H. Hasyim Asy’ari, ia pada mulanya memperoleh pendidikan keagamaan dari ayahnya, Abd al-Wahid, dan beberapa kyai pesantren di Jawa. Beberapa kyai itu merupakan penganut mazha b Syafi’i. Dengan demikian, K.H. Hasyim Asy’ari menganut mazhab Syafiiyah itu sangat dimungkinkan.

Kecenderungan lain dalam pemikiran K.H. Hasyim Asyari adalah mengetengahkan nilai-nilai estetika yang bernafaskan sufistik. Kecendrungan kedua tokoh ini dapat terbaca dalam gagasannya, misalnya dalam tujuan menuntut ilmu dan aspek lainnya. Untuk sekedar meyakinkan hal itu dapat dikemukakan bahwa bagi k.H. Hasyim Asyari, keutamaan ilmu yang sangat istimewa adalah bagi orang yang benar-benar Lillahi Taala. Kemudian, ilmu dapat diraih jika jiwa orang yang mencari ilmu tersebut suci dan bersih dari segala sifat yang jahat dan aspek-aspek keduniawian.

Kecendrungan ini merupakan wacana umum bagi literatur-literatur kitab kuning yang tidak bisa dihindari dari persoalan-persoalan sufistik yang secara umum merupakan bentuk replikasi atas prinsip-prinsip sufisme al-Ghazali.

Suwendi, Konsep Kependidikan 3 Suwendi, KH. M Hasyim Asy’ari, h. 65-66 Konsep Kependidikan KH. M Hasyim Asy’ari, h. 60-61

Terbukti bahwa konsep-konsep yang ditawarkan al-Ghazali terutama dalam karyanya, 4 Ihya’ Ulum al-Din.

Bagi K.H. asyim Asy’ari, ilmu pengetahuan itu lebih ditekankan pada klasifikasi ilm’ fardlu ’ain. Yang menurutnya terbagi ke dalam empat macam. Pertama , ilmu pengetahuan dzatiyah ketuhanan, yakni suatu ilmu pengetahuan yang mampu meyakinkan bahwa Allah itu ada (maujud), dahulu (qadim), dan kekal (baqi). Kedua, ilmu pengetahuan shifatiyah ketuhanan, suatu ilmu pengetahuan yang mampu meyakinkan bahwa Allah itu berkuasa (qudrah), berkehendak (iradah), mengetahui (’ilm), hidup (hayat), mendengar (sama), melihat (bashar), dan bicara (kalam). Ketiga, ilmu pengetahuan fiqh, yaitu ilmu pengetahuan yang mampu memberi pemahaman tentang tata cara ibadah secara eksoterik. Keempat, ilmu ahwal dan maqamat serta Ilmu pengetahuan tentang kondisi jiwa. Ilmu terakhir agaknya lebih merujuk pada ilmu tashawuf.

Sungguhpun sistem klasifikasi ilmu pengetahuan ini relatif berbeda, namun agaknya sebag aimana pengakuan K.H. Hasyim Asy’ari klasifikasi itu merujuk pada pendapat Imam al-Ghazali. Dengan demikian, yang menjadi sumber rujukan dalam pembagian ilmu pengetahuan oleh K.H. Hasyim Asy’ari adalah Imam al-Ghazali. 5

2. Pendidikan Islam Menurut K.H. Ahmad Dahlan Pendidikan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari hidup dan

kehidupan manusia. John Dewey mengatakan, bahwa pendidikan sebagai salah satu kebutuhan, fungsi sosial, sebagai bimbingan, sarana pertumbuhan yang mempersiapkan dan membukakan serta membukakan disiplin hidup. Pernyataan ini setidaknya mengisyaratkan bahwa bagaimanapun sederhananya suatu komunitas tersebut akan ditentukan aktivitas pendidikan didalamnya. Sebab

pendidikan secara alami sudah merupakan kebutuhan hidup manusia. 6 Pengertian pendidikan, banyak sekali para ahli yang memberi batasannya,

tetapi paling tidak, secara umum, berarti pendidikan suatu proses pengubahan

Suwendi, 5 Suwendi, Konsep Kependidikan KH. M Hasyim Asy’ari, h. 61-63 Konsep Kependidikan KH. M Hasyim Asy’ari, h. 64 6 Jalaluddin dan Usman Said, Filsafat Pendidikan Islam,(Jakarta: Raja Grapindo Persada

1996),cet. 2, h. 67

sikap dan tingkah laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan, proses perbuatan,dan cara-cara mendidik. Secara khusus, penggunaan istilah pendidikan Islam dalam konteks ini berarti proses pentransferan nilai yang dilakukan oleh pendidik, yang meliputi proses pengubahan sikap dan tingkah laku serta kognitif peserta didik, baik secara kelompok maupun individual kearah kedewasaan yang optimal melibatkan seluruh potensi yang dimilikinya sehingga diharapkan peserta didik mampu mempungsikan dirinya sebagai hamba maupun khalifah fil ard

dengan tetap berpedoman pada ajaran Islam. 7 Secara terminologis, menurut Mohammad Labib an-Najihi, pemikiran

pendidikan Islam adalah aktivitas pikiran yang teratur dengan mempergunakan metode filsafat. Pendekatan tersebut dipergunakan untuk mengatur, menyelaraskan, dan memadukan proses pendidikan dalam sebuah sistem yang integral.

Dengan berpijak pada devinisi diatas, yang dimaksud dengan pemikiran pendidikan Islam adalah serangkaian proses kerja akal dan qolbu yang dilakukan secara sungguh-sungguh dalam melihat berbagai persoalan yang ada dalam pendidikan Islam dan berupaya untuk membangun sebuah paradigma pendidikan yang mampu menjadi wahana bagi pembinaan dan pengembangan peserta didik secara paripurna. Melalui upaya ini diharapkan agar pendidikan yang ditawarkan mampu berapresiasi terhadap dinamika peradaban modern secara adaptik dan proporsional, tanpa harus melepaskan nilai-nilai Illahiyah sebagai nilai dari warna dan nilai kontrol. Melalui pendekatan ini dimungkinkan akan menjadikan pendidikan Islam sebagai sarana efektif dalam mengantarkan peserta didik sebagai

insan intelektual dan insan moral secara kaffah. 8 Pendidik adalah orang yang mampu memahami kitab-kitab keagamaan

yang sulit dan mampu mengajarkan kepada pihak lain. 9

A. Susanto, Pemikiran Pendidikan Islam, (Jakarta: Amzah,2009), cet. 1 h. 3 8 A. Susanto, Pemikiran Pendidikan Islam, cet. 1, h. 3-4

9 A. Susanto, Pemikiran Pendidikan Islam, cet. 1, h. 13

Format pembaharuan dalam Islam perserikatan Muhammadiyah dalam bidang pendidikan Islam, tercermin dan dapat dilihat dari ide-ide dasar yang merupakan cita-cita penyelenggaraan pendidikan, seperti yang dituturkan pendirinya yaitu konsepsi kyai intelek dan intelek kyai kepada beberapa muridnya ia menegaskan dengan kata-kata:

”Dadiyo Kyai sing kemajuan, lan kanggo Muhammadiyah”Yang artinya, jadilah ulama yang berpikir maju, dan jangan berhenti untuk kepentingan pengabdian kepada organisasi Muhammadiyah.

Konsep tentang kyai intelek dan intelek kyai sebagai tujuan yang hendak dicapai dari produk pendidikan Muhammadiyah, mengandung maksud bahwa pendidikan diarahkan dalam pembentukan manusia muslim yang sempurna baik budi pekertinya, patuh dan alim dalam melaksanakan ajaran agamanya, luas dalam pandangan dan paham masalah ilmu keduniaan dan bersedia berjuang untuk kemajuan masyarakatnya.

Sebagi organisasi dakwah dan pendidikan, persyarikatan Muhammadiyah mengharapkan agar dapat membentuk manusia muslim yaitu manusia yang beridentitas Islam dengan ciri khas dapat mengamalkan ajaran Islam yang bersumber pada al- Qur’an dan Sunnah Rasul.

dikalangan persyarikatan Muhammadiyah adalah mernanamkan semangat Islam (spirit of Islam) dalam nuansa wawasan keilmuan (science). Sehingga hasil dari pendidikan Muhammadiyah adalah manusia-manusia yang berhati penuh dengan iman dan

Tujuan penyelenggaraan

pendidikan

taqwa. 10

Dokumen yang terkait

ANALISIS DANA PIHAK KETIGA PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE TRIWULAN I 2002 – TRIWULAN IV 2007

40 502 17

KAJIAN MUTU FISIK TEPUNG WORTEL (Daucus carota L.) HASIL PENGERINGAN MENGGUNAKAN OVEN

17 218 83

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA KONSEP KELISTRIKAN BERBASIS VIDEO LIVE

8 69 67

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DITINJAU DARI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

6 77 70

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

11 75 34

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING(PBL) DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI)

6 62 67

UPAYA PENINGKATAN PROSES DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS IV (EMPAT) SDN 3 TEGALSARI KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

23 110 52

PENGARUH KEMAMPUAN AWAL MATEMATIKADAN MOTIFBERPRESTASI TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

8 74 14

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TPS UNTUK MENINGKATKAN SIKAP KERJASAMA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV B DI SDN 11 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

6 73 58

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMA MAKANANKU SEHAT DAN BERGIZI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE PADA SISWA KELAS IV SDN 2 LABUHAN RATU BANDAR LAMPUNG

3 72 62