Pembahasan HASIL DAN PEMBAHASAN

2. Pembahasan

Dalam penelitian ini karakteristik 40 responden dari usia 21 tahun - 64 tahun didapati mayoritas responden berusia 32 tahun - 42 tahun yaitu sebanyak 22 responden 55, dan tingkat pendidikan responden mayoritas SLTP sebanyak 15 responden 37.5. Namun dalam penelitian ini karakteristik responden tidak diteliti pengaruhnya terhadap variabel penelitian, sehingga tidak dapat dijabarkan apakah karakteristik dari responden ini ada pengaruhnya dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada perbedaan yang bermakna antara rata-rata pelaksanaan cara mengontrol halusinasi antara sebelum dan sesudah intervensi pada responden, dapat dilihat kemampuan kognitif dan psikomotor pasien dalam mengontrol halusinasi sebelum dilakukan standar asuhan keperawatan halusinasi: mean 4.25 dan SD 0.927, sedangkan kemampuan kognitif dan psikimotor pasien dalam mengontrol halusinasi setelah dilakukan standar asuhan keperawatan halusinasi: mean 17.15 dan SD 2.327, sehingga perbedaan Mean -12.900. Dari hasil uji statistik dengan uji t dependen diperoleh nilai P 0.000 sedangakan nilai level of significance α 0.05, sehingga p α, maka dapat disimpulkan Hipotesa alternatif Ha diterima yang berarti bahwa ada pengaruh pelaksanaan standar asuhan keperawatan halusinasi terhadap kemampuan kognitif dan psikomotor pasien halusinasi dalam mengontrol halusinasi. Universitas Sumatera Utara Hasil penelitian ini sesuai dengan konsep dan penelitian sebelumnya yang dilakukan Carolina 2008 dalam Wahyuni 2010 juga menunjukan bahwa dengan penerapan standar asuhan keperawatan halusinasi dapat meningkatkan kemampuan psikomotor dan kognitif pasien dalam mengontrol halusinasinya dan juga menurunkan tanda dan gejala halusinasi, dimana kemampuan kognitif atau pengetahuan yang harus dimiliki pasien secara generalis adalah pasien mampu menghardik halusinasinya, bercakap-cakap dengan orang lain, melakukan aktivitas dan patuh minum obat. Asuhan keperawatan pada pasien halusinasi bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pasien dalam mengontrol halusinasinya. Menurut Varcarolis 1990 kemampuan yang harus dimiliki pasien meliputi tiga aspek yaitu Kognitif, psikomotor dan juga afektif. Kemampuan Kognitif merupakan pengetahuan pasien tentang cara-cara mengontrol halusinasi, sedangkan kemampuan psikomotor merupakan kemampuan pasien dalam melaksanakan cara-cara mengontrol halusinasi. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya oleh wahyuni 2010, dimana penelitiannya dilakukan dengan desain penelitian Quasi eksperimental, dengan jumlah sampel sebanyak 56 responden. Hasil penelitiannya menunjukan adanya perbedaan peningkatan pelaksanaan cara mengontrol halusinasi yang bermakna antara kelompok yang mendapat dan tidak mendapat Cognitif Behaviour Therapy P value 0.05. Keliat dkk, 2005 menambahkan bahwa secara generalis kemampuan kognitif atau pengetahuan yang diharapkan pada pasien halusinasi adalah pasien mampu mengenal halusinasi dan juga mengenal 4 cara mengontrol halusinasi Universitas Sumatera Utara yaitu menghardik halusinasi, berbicara dengan orang lain disekitarnya bila timbul halusinasi, menyusun jadwal kegiatan dari bangun tidur di pagi hari sampai mau tidur pada malam hari selama tujuh hari dalam seminggu dan melaksanakan jadwal tersebut secara mandiri, dan mematuhi program pengobatan. Kenyataannya penerapan standar asuhan keperawatan halusinasi pada pasien-pasien halusinasi di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Medan masih belum optimal, hal ini dapat dilihat bahwa kebanyakan pasien halusinasi yang dirawat inap masih tampak dibiarkan sendirian larut dalam halusinasinya, dimana pasien lebih banyak menghabiskan waktunya dengan berdiam diri dan termenung di dalam kamarnya, dibandingkan diberikan standar asuhan keperawatan halusinasi. Universitas Sumatera Utara

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN