Secara umum klien dengan gangguan halusinasi timbul gangguan setelah adanya hubungan yang bermusuhan, tekanan, isolasi, perasaan tidak berguna,
putus asa dan tidak berdaya. Penilaian individu terhadap stresor dan masalah koping dapat mengindikasikan kemungkinan kekambuhan Keliat, 2006.
Menurut Stuart 2007, faktor presipitasi terjadinya gangguan halusinasi adalah: 1
Biologis Gangguan dalam komunikasi dan putaran balik otak, yang mengatur
proses informasi serta abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam otak yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara selektif menanggapi stimulus
yang diterima oleh otak untuk diinterpretasikan. 2
Stres Lingkungan Ambang toleransi terhadap stres yang berinteraksi terhadap stresor
lingkungan untuk menentukan terjadinya gangguan perilaku. 3
Sumber Koping Sumber koping mempengaruhi respon individu dalam menanggapi stresor.
1.3. Rentang Respon Halusinasi
Halusinasi merupakan salah satu respon maladaptif individu yang berada dalam rentang respon neurobiologist Stuart Laraia, 2001. Ini merupakan
respon persepsi paling maladaptif. Jika individu yang sehat persepsinya akurat, mampu mengidentifikasi dan menginterprestasikan stimulus berdasarkan
informasi yang diterima melalui panca indera pendengaran, penglihatan, penghidu, pengecapan, dan perabaan, pasien dengan halusinasi mempersepsikan
suatu stimulus panca indera walaupun sebenarnya stimulus tersebut tidak ada.
Universitas Sumatera Utara
Diantara kedua respon tersebut adalah respon individu yang karena sesuatu hal mengalami kelainan persepsi yaitu salah mempersepsikan stimulus yang
diterimanya yang disebut sebagai ilusi. Pasien mengalami ilusi jika interpretasi yang dilakukannya terhadap stimulus panca indera tidak akurat sesuai stimulus
yang diterima. Rentang respon halusinasi dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Adaptif Maladaptif
Pikiran logis Kadang pikiran terganggu Gangguan proses pikir delusi. Persepsi akurat
Ilusi Halusinasi
Emosi konsisten Emosi berlebihan atau kurang Tidak mampu mengalami
Dengan pengalaman Emosi
Perilaku sesuai Perilaku yang tidak biasa Perilaku tidak terorganisir
Hubungan Positif Menarik Diri
Isolasi sosial Stuart dan Sundeen, 1998 dalam Purba 2009.
1.4. Tahapan, Karakteristik, dan Perilaku yang ditampilkan
TAHAP KARAKTERISTIK
PERILAKU PASIEN Tahap I
Memberi rasa nyaman tingkat ansietas sedang
secara umum halusinasi merupakan suatu
kesenangan. a
Mengalami ansietas, kesepian, rasa bersalah dan
ketakutan. b
Mencoba berfokus pada pikiran yang dapat
menghilangkan ansietas. c
Pikiran dan pengalaman sensori masih ada dalam
kontrol kesadaran jika kecemasan dikontrol
a Tersenyum, tertawa sendiri
b Menggerakkan bibir tanpa
suara c
Pergerakan mata yang cepat d
Respon verbal yang lambat e
Diam dan berkonsentrasi.
Tahap II Menyalahkan, tingkat
kecemasan berat secara umum halusinasi
menyebabkan rasa antipati
a Pengalaman sensori
menakutkan b
Mulai merasa kehilangan kontrol
c Merasa dilecehkan oleh
pengalaman sensori tersebut d
Menarik diri dari orang lain e
Non Psikotik a
Peningkatan SSO, tanda- tanda ansietas, peningkatan
denyut jantung, pernafasan dan tekanan darah
b Rentang perhatian menyempit
c Konsentrasi dengan
pengalaman sensori d
Kehilangan kemampuan membedakan halusinasi dan
realita.
Tahap III Mengontrol tingkat
a Pasien menyerah dan
menerima pengalaman a
Perintah halusinasi ditaati b
Sulit berhubungan dengan
Universitas Sumatera Utara
kecemasan berat pengalaman sensori tidak
dapat ditolak lagi sensorinya.
b Isi halusinasi menjadi
antraktif c
Kesepian bila sensori berakhir
d Psikotik
orang lain c
Rentang perhatian hanya beberapa detik menit
d Gejala sisa ansietas berat,
berkeringat, tremor, tidak mampu mengikuti perintah
Tahap IV Menguasai tingkat
kecemasan panik secara umum diatur dan
dipengaruhi oleh waham a
Pengalaman sensori menjadi ancaman
b Halusinasi dapat berlangsung
selama beberapa jam atau hari jika tidak diintervensi
c Psikotik
a Perilaku panik
b Potensial tinggi untuk bunuh
diri atau membunuh. c
Tindakan kekerasan, agitasi menarik diri atau ketakutan
d Tidak mampu berespon
terhadap perintah yang kompleks
e Tidak mampu berespon
terhadap lebih dari satu orang.
Purba, Wahyuni, Nasution, Daulay, 2009.
1.5. Penatalaksanaan Medis pada Halusinasi