Penurunan Tiang Settlement Analisis Daya Dukung Sistem Pondasi Kelompok Tiang Tekan hidrolis (Studi Kasus Pada Proyek Pembangunan ITC Polonia Medan)

Universitas Sumatera Utara 3. Metode Seiler – Keeney : = 1 − + , 2.44 dimana : s dalam ft keterangan : η = Efisiensi grup tiang n = Jumlah tiang dalam 1 baris m = Jumlah baris tiang s = Jarak antar tiang as ke as

2.13 Penurunan Tiang Settlement

Menurut Poulus dan Davis 1980, penurunan jangka panjang untuk pondasi tunggal tidak perlu ditinjau karena penurunan tiang akibat konsolidasi dari tanah relatif kecil. Hal ini disebabkan karena pondasi tiang direncanakan terhadap kuat dukung ujung dan kuat dukung friksinya atau penjumlahan dari keduanya Hardiyatmo, 2002. Perkiraan penurunan tiang tunggal dapat dihitung berdasarkan : a. Untuk tiang apung atau friksi = . . 2.45 dimana : I = I .R k .R h .R µ 2.46 b. Untuk tiang dukung ujung = . . Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara dimana : I = I .R k .R b .R µ 2.47 Keterangan : S = besar penurunan yang terjadi Q = besar beban yang bekerja D = diameter tiang E s = modulus elastisitas bahan tiang I = faktor pengaruh penurunan tiang yang tidak mudah mampat Incompressible dalam massa semi tak terhingga R k = faktor koreksi kemudahmampatan tiang untuk µ=0,3 R h = faktor koreksi untuk ketebalan lapisan yang terletak pada tanah keras R µ = faktor koreksi angka poisson R b = faktor koreksi untuk kekakuan lapisan pendukung h = kedalaman K adalah suatu ukuran kompressibilitas relatif dari tiang dan tanah yang dinyatakan oleh persamaan : K = . 2.48 dimana : R A = . ² 2.49 dengan : K = faktor kekakuan tiang Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara E p = modulus elastisitas dari bahan tiang E s = modulus elastisitas tanah di sekitar tiang E b = modulus elastisitas tanah di dasar tiang Perkiraan angka poisson µ dapat dilihat pada Tabel.2.9. Terzaghi menyarankan nilai µ=0,3 untuk tanah pasir, µ=0,4 sampai 0,43 untuk tanah lempung. Umumnya, banyak digunakan µ=0,3 sampai 0,35 untuk tanah pasir dan µ=0,4 sampai 0,5 untuk tanah lempung. Sedangkan nilai I , R k , R h , R µ , dan R b dapat dilihat pada gambar 2.44, 2.45, 2.46, 2.47, dan 2.48. Tabel.2.8. Perkiraan angka Poisson µ, Hardiyatmo, 1996 Macam Tanah µ Lempung jenuh 0,4 – 0,5 Lempung tak jenuh 0,1 – 0,3 Lempung berpasir 0,2 – 0,3 Lanau 0,3 – 0,35 Pasir padat 0,2 – 0,4 Pasir kasar 0,15 Pasir halus 0,25 Gambar 2.44. Faktor penurunan I Poulus dan Davis, 1980 Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Gambar 2.45. Faktor penurunan R µ Poulus dan Davis, 1980 Gambar 2.46. Faktor penurunan R k Poulus dan Davis, 1980 Gambar 2.47. Faktor penurunan R h Poulus dan Davis, 1980 Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Gambar 2.48. Koreksi kekakuan lapisan pendukung, R b Poulus dan Davis, 1980 Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Berbagai metode tersedia untuk menentukan nilai modulus elastisitas tanah E s , antara lain dengan percobaan langsung di tempat yaitu dengan menggunakan data hasil pengujian kerucut statis sondir. Namun, Bowles berhasil memberikan persamaan yang dihasilkan dari pengumpulan data pengujian kerucut statis sondir sebagai berikut : E s = 3 x q c untuk pasir 2.50 E s = 2 sampai 8 x q c untuk lempung 2.51 Adapun besar nilai E b menurut Meyerhoff, akibat adanya pemadatan tanah maka akan terjadi nilai peningkatan modulus elastisitas tanah di bawah ujung tiang yakni : E b = 5 sampai 10 x E s 2.52

2.14 Faktor Keamanan Safety Factor