Universitas Sumatera Utara
dapat mengakibatkan posisi alat pancang menjadi miring bahkan tumbang. Kondisi ini akan sangat berbahaya terhadap keselamatan pekerja;
Pergerakan alat hydraulic jacking ini sedikit lambat, proses pemindahannya relatif lama untuk pemancangan titik yang berjauhan.
2.9 Kapasitas Daya Dukung
Tanah harus mampu menopang beban dari setiap konstruksi yang direncanakan yang ditempatkan di atas tanah tersebut. Untuk menghitung daya
dukung yang diijinkan untuk suatu tiang dapat dihitung berdasarkan data – data penyelidikan tanah soil investigation, data sondir dan SPT, serta bacaan manometer
pada alat hydraulic jack pile.
2.9.1 Kapasitas daya dukung tiang dari data sondir CPT
Uji sondir atau Cone Penetrometer Test CPT pada dasarnya adalah suatu pengujian yang dilakukan untuk memperoleh tahanan ujung q
c
dan tahanan selimut tiang c. Sondir atau CPT merupakan pengujian yang sangat cepat, sederhana,
ekonomis, dan dapat dipercaya di lapangan dengan pengukuran terus-menerus dari permukaan tanah-tanah dasar. Selain itu, sondir atau CPT juga dapat mengklasifikan
lapisan tanah dan dapat memperkirakan kekuatan dan karakteristik dari tanah. Dalam perencanaan pondasi tiang pancang, data tanah sangat diperlukan
dalam menghitung kapasitas daya dukung tiang bearing capacity serta daya dukung ultimit dari tiang pancang. Kapasitas daya dukung ultimit tiang ditentukan dengan
persamaan sebagai berikut :
Q
u
= Q
b
+ Q
s
= q
b
. A
p
+ f . A
s
2.3 dimana :
Q
u
= Kapasitas daya dukung aksial ultimit tiang pancang Q
b
= Kapasitas tahanan di ujung tiang Q
s
= Kapasitas tahanan kulit q
b
= Kapasitas daya dukung di ujung tiang per satuan luas
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
A
p
= Luasan ujung tiang penampang tiang f = Satuan tahanan kulit per satuan luas
A
s
= Luas kulit tiang pancang.
a Menghitung kapasitas daya dukung aksial ultimit Q
u
tiang Untuk menghitung kapasitas daya dukung aksial ultimit Q
u
tiang dapat
digunakan Metode Aoki dan De Alencar. Hal pertama yang dilakukan untuk
menghitung kapasitas daya dukung aksial ultimit Q
u
tiang yaitu menghitung kapasitas ujung tiang Q
b
. Kapasitas daya dukung ujung per satuan luas q
b
diperoleh sebagai berikut :
= 2.4
dimana : q
ca base
= perlawanan konus rata-rata 1,5 D di atas ujung tiang dan 1,5 D di bawah tiang
F
b
= faktor empirik yangtergantung pada jenis tanah.
Setelah diperoleh nilai q
b
, maka kita hitung nilai kapasitas dukung ujung tiang Q
b
dengan menggunakan rumus :
=
2.5
Selanjutnya, hal kedua yang dilakukan untuk menghitung kapasitas daya dukung aksial ultimit Q
u
tiang yaitu menghitung kapasitas dukung kulit Q
s
. Kapasitas dukung kulit persatuan luas f diprediksi dengan menggunakan
rumus sebagai berikut :
= 2.6
dimana : q
c side
= Perlawanan konus rata – rata pada masing lapisan sepanjang tiang
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
α
s
= Faktor empirik yang tergantung pada jenis tanah F
s
= Faktor empirik yang tergantung pada jenis tanah.
Adapun nilai faktor empirik F
b
dan F
s
diberikan pada Tabel 2.2, sedangkan faktor empirik
α
s
diberikan pada Tabel 2.3.
Tabel. 2.2. Faktor empirik F
b
dan F
s
Titi dan Farsakh, 1999
Tipe Tiang Pancang F
b
F
s
Tiang Bor 3,5
7,0 Baja
1,75 3,5
Beton Pratekan 1,75
3,5
Tabel. 2.3. Faktor empirik α
s
untuk tipe tanah berbedaTiti dan Farsakh,1999
Tipe Tanah
α
s
Tipe Tanah
α
s
Tipe Tanah
α
s
Pasir 1,4
Pasir Berlanau
2,2 Lempung
Berpasir 2,4
Pasir Kelanauan
2,0 Pasir
Berlanau dengan
Lempung 2,8
Lempung Berpasir
dengan Lanau
2,8 Pasir
Kelanauan dengan
Lempung 2,4
Lanau 3,0
Lempung Berlanau
dengan Pasir
3,0 Pasir
Berlempung dengan
Lanau 2,8
Lanau Berlempung
dengan Pasir
3,0 Lempung
Berlanau 4,0
Pasir Berlempung
3,0 Lanau
Berlempung 3,4
Lempung 6,0
Pada umumnya, nilai α
s
untuk pasir = 1,4 , nilai α
s
untuk lanau = 3,0 , nilai
α
s
untuk lempung = 1,4 .
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Setelah kita peroleh nilai f , maka kita dapat hitung kapasitas dukung kulit Q
s
dengan menggunakan rumus :
=
2.7 dimana :
f = Kapasitas dukung kulit persatuan luas
A
s
= Luas kulit tiang pancang.
Apabila nilai Q
b
dan Q
s
telah kita peroleh, maka nilai kapasitas daya dukung aksial ultimit tiang Q
u
dapat kita hitung dengan rumus di bawah ini :
= +
2.8 dimana :
Q
u
= Kapasitas daya dukung aksial ultimit tiang Q
b
= Kapasitas tahanan di ujung tiang Q
s
= Kapasitas tahanan kulit
Pada tahap terakhir, kita dapat memperoleh daya dukung ijin tiang Q
a
dengan memperhitungkan faktor keamanan safety factor sesuai dengan rumus berikut :
= 2.9
dimana : Q
a
= Daya dukung ijin tiang Q
u
= Kapasitas daya dukung aksial ultimit tiang FS
= Faktor keamanan.
b Menghitung daya dukung ultimit Q
ult
dari tiang pancang sebagai pondasi Untuk menghitung daya dukung tiang pancang berdasarkan data hasil
pengujian sondir CPT, dapat digunakan metode Meyerhoff. Adapun rumus untuk menghitung daya dukung pondasi tiang tunggal Q
ult
yakni :
= .
+ .
2.10
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
dimana : Q
ult
= Kapasitas daya dukung pondasi tiang tunggal q
c
= Tahanan ujung sondir A
p
= Luas penampang tiang JHL
= Jumlah hambatan lekat K
= Keliling tiang.
Sedangkan untuk menghitung daya dukung ijin pondasi dapat digunakan rumus :
= +
2.11
2.9.2 Kapasitas daya dukung tiang dari data SPT