Universitas Sumatera Utara
Gambar. 2.6. Pondasi Tiang dengan Tahanan Lekatan Sardjono, H.S., 1988
2.5.2 Pondasi tiang pancang berdasarkan material yang digunakan
Berdasarkan material yang digunakan, pondasi tiang terbagi atas empat jenis yaitu tiang pancang kayu, tiang pancang beton, tiang pancang baja dan tiang pancang
komposit.
1. Tiang Pancang Kayu
Pemakaian tiang pancang kayu adalah cara tertua dalam penggunaan tiang pancang sebagai pondasi. Tiang pancang kayu dibuat dari batang pohon dan biasanya
diberi bahan pengawet. Pada pemakaian tiang pancang kayu tidak diizinkan untuk menahan beban lebih tinggi dari 25 sampai 30 ton untuk setiap tiang. Tiang kayu
akan tahan lama apabila tiang kayu tersebut dalam keadaan selalu terendam penuh di bawah muka air tanah dan akan lebih cepat busuk jika dalam keadaan kering dan
basah yang selalu berganti-ganti. Tiang pancang kayu tidak tahan terhadap benda- benda agresif dan jamur yang bisa menyebabkan pembusukan.
Keuntungan pemakaian tiang pancang kayu : Tiang pancang kayu relatif sehingga mudah dalam pemancangan;
Kekuatan tariknya besar sehingga pada waktu diangkat untuk pemancangan tidak menimbulkan kesulitan seperti pada tiang pancang
beton precast; Muda untuk pemotongannya apabila tiang kayu sudah tidak dapat masuk
lagi ke dalam tanah;
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Tiang pancang kayu lebih sesuai untuk friction pile daripada end bearing pile
karena tekanannya relatif kecil;
Gambar. 2.7. Tiang Pancang Kayu
Kerugian pemakaian tiang pancang kayu : Karena tiang pancang kayu harus selalu terletak di bawah muka air
tanah yang terendah agar dapat tahan lama, maka jika letak air tanah terendah tersebut sangat dalam, hal ini akan menambah biaya untuk
penggalian; Tiang pancang kayu mempunyai umur relatif kecil dibandingkan dengan
tiang pancang baja atau beton, terutama pada daerah yang tinggi air tanahnya sering naik turun;
Pada waktu pemancangan pada tanah yang berbatu ujung tiang pancang kayu ini bisa rusak atau remuk.
2. Tiang Pancang Beton
Tiang pancang beton terbuat dari bahan beton bertulang yang terdiri dari beberapa jenis, yaitu :
a. Precast Reinforced Concrete Pile Precast reinforced concrete pile
adalah tiang pancang dari beton bertulang yang dicetak dan dicor dalam acuan beton bekisting, kemudian setelah cukup kuat
dan keras, diangkat dan dipancangkan. Tiang pancang beton ini dapat memikul beban lebih besar dari 50 ton untuk setiap tiang, tetapi tergantung pada dimensinya.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Penampang precast reinforced concrete pile dapat berupa lingkaran, segiempat, dan segidelapan.
Keuntungan pemakaian precast reinforced concrete pile : Precast reinforced concrete pile mempunyai tegangan tekan yang
besar tergantung pada mutu beton yang digunakan; Dapat diperhitungkan baik sebagai end bearing ataupun friction pile;
Tahan lama dan tahan terhadap pengaruh air ataupun bahan-bahan korosif asal selimut beton cukup tebal untuk melindungi tulangannya.
Karena tidak berpengaruh oleh muka air tanah maka tidak memerlukan galian tanah yang banyak untuk poernya.
Kerugian pemakaian precast reinforced concrete pile : Karena berat sendirinya besar maka biaya pengangkutannya akan
mahal, oleh karena itu precast reinforced concrete pile dibuat di tempat pekerjaan;
Tiang pancang beton ini baru dipancang apabila sudah cukup keras. Hal ini berarti memerlukan waktu yang lama untuk menunggu sampai
tiang pancang beton ini bisa digunakan; Bila memerlukan pemotongan, maka pelaksanaannya akan lebih sulit
dan membutuhkan waktu yang lebih lama juga; Bila panjang tiang kurang dan karena panjang tiang tergantung pada
alat pancang pile driving yang tersedia, maka akan sukar untuk melakukan penyambungan dan memerlukan alat penyambung khusus;
Apabila dipancang di sungai atau di laut, seperti pada gambar di bawah ini:
Gambar. 2.8. Tiang pancang beton precast concrete pile Bowles, 1991
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Ada bagian dari tiang yang berada di atas tanah bagian A-B. Bagian A-B terhadap beban vertikal akan bekerja sebagai kolom, jadi di sini ada tekuk buckling.
Sedangkan terhadap beban horizontal H akan bekerja sebagai balok kantilever. Jadi tiang pancang beton bertulang akan memerlukan penulangan yang kuat untuk
memikul beban-beban tersebut. Adapun bentuk-bentuk penampang tiang pancang :
a. Bentuk persegi segiempat : Square Pile b. Bentuk segidelapan
: Oktogonal pile c. Bentuk lingkaran
d. Bentuk patent
b. Precast Prestressed Concrete Pile Precast prestressed concrete pile
adalah tiang pancang dari beton prategang yang menggunakan baja dan kabel kawat sebagai gaya prategangnya.
Keuntungan pemakaian precast prestressed concrete pile : Kapasitas beban pondasi yang dipikulnya tinggi;
Tiang pancang tahan terhadap karat; Kemungkinan terjadinya pemancangan keras dapat terjadi.
Kerugian pemakaian precast prestressed concrete pile : Sukar ditangani;
Biaya pembuatannya mahal; Pergeseran cukup banyak sehingga prategangnya sukar disambung.
Gambar. 2.9. Tiang pancang precast prestressed concrete pile Bowles, 1991
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
c. Cast in Place Tiang pancang cast in place adalah pondasi yang dicetak di tempat pekerjaan
dengan terlebih dahulu membuatkan lubang dalam tanah dengan cara mengebor. Pelaksanaan cast in place dapat dilakukan dengan dua cara :
1 Dengan pipa baja yang dipancangkan ke dalam tanah, kemudian diisi
dengan beton dan ditumbuk sambil pipa baja tersebut ditarik ke atas; 2
Dengan pipa baja yang dipancangkan ke dalam tanah kemudian diisi dengan beton, sedangkan pipa baja tersebut tetap tinggal dalam tanah.
Keuntungan pemakaian cast in place : Pembuatan tiang tidak menghambat pekerjaan;
Tiang tidak perlu diangkat, jadi tidak ada resiko kerusakan dalam pengangkutan;
Panjang tiang dapat disesuaikan dengan keadaan di lapangan. Kerugian pemakaian cast in place :
Kebanyakan dilindungi oleh hak patent; Pelaksanaannya memerlukan peralatan khusus;
Beton dari tiang yang dikerjakan secara cast in place tidak dapat dikontrol.
Tiang pancang cast in place terdiri dari beberapa jenis tiang, yaitu tiang franki, solid-point pipe piles,steel pipe piles,Raymond concrete pile, simplex concrete
pile,based driven cased pile, dropped in shell concrete pile, dropped in shell concrete pile with compressed base section
dan button dropped in shell concrete pile. 1.
Franki Pile Tiang Franki Tiang Franki adalah termasuk salah satu tipe dari tiang beton yang
dicor setempat cast in place pile. Adapun cara pelaksanaannya yakni sebagai berikut :
a Pipa baja yang pada ujung bawahnya disumbat dengan beton yang
dicor di dalam ujung pipa dan telah mengeras kering. b
Dengan penumbuk yang jatuh bebas drop hammer sumbat beton itu ditumbuk. Akibat daripada penumbukan tersebut maka sumbat
beton berikut pipanya akan masuk ke dalam tanah.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
c Setelah pipa mencapai kedalaman yang direncanakan, kemudian
pipa diisi dengan beton sambil terus ditumbuk dan pipanya ditarik ke luar atau ke atas.
d Tahap terakhir yaitu penyelesain tiang franki. Di sini sumbat beton
menjadi melebar, sehingga ujung bawah akan berbentuk seperti jamur the mushroom base. Sedangkan permukaan tiang tidak lagi
rata, akan tetapi akan menjadi sangat kasar. Karena ujung tiang menjadi besar dengan sendirinya tahanan ujung menjadi besar pula
sehingga tahanan geser dan lekatan tiang akan menjadi besar pula karena tiang sangat kasar.
Gambar. 2.10. Tiang Franki Franki Pile
2. Solid – Point Pipe Piles Closed – End Pile
Solid – point pipe piles adalah jenis tiang cast in place yang disumbat
bahan yang terbuat dari besi tuang cast-iron.
Gambar. 2.11. Solid Point Pipe Piles
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Adapun cara pelaksanaannya yakni sebagai berikut : a
Ujung tiang dari besi tuang cast-iron dimasukkan ke dalam tanah, kemudian pipa diletakkan di atasnya. Pada ujung atas pipa dipasang
topi kemudian pipa dipancang. b
Pipa dipancang ke dalam tanah. c
Setelah pipa mencapai kedalaman yang direncanakan, pemancangan dihentikan dan bagian atas pipa. Jika masih terlalu panjang, maka
harus dipotong, kemudian pipa diisi dengan beton. Tapi jika pipa kurang panjang, dapat dilakukan penyambungan dengan “a cast-
steel drive sleeve”. Alat penyambung ini dimasukkan ke dalam pipa
yang akan disambung kemudian pipa penyambung diletakkan di atasnya
dan pemancangan
dapat dilanjutkanditeruskan.
Penyambungan dapat pula dilakukan dengan sambungan las. Tiang jenis ini dapat diperhitungkan sebagai end-bearing pile maupun
friction pile .
Keuntungan dari jenis pondasi ini yaitu : Ringan dalam transport dan pengangkatan
Mudah dalam pemancangan Kekuatan tekannya besar.
3. Open – End Steel Pipe Piles
Open – end steel pipe piles adalah jenis tiang pancang yang terbuat
dari pipa baja dengan ujung bawah terbuka.
Gambar. 2.12. Open end Stell Pipe Piles
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Adapun cara pelaksanaannya sebagai berikut: a
Pipa baja dengan ujung bawah terbuka dipancang masuk ke dalam tanah
b Bila pipa kurang panjang, pipa dapat disambung. Adapun cara
penyambungannya dengan tipe solid point steel – pipe pile. c
Bila pipa telah mencapai kedalaman yang direncanakan, pemancangan dihentikan kemudian tanah yang berada di dalam
pipa dikeluarkan. Hal ini dapat dilakukan dengan penyemprotan air water jet, tekanan udara compressed, coring out dan sebagainya.
d Pipa telah bersih dari tanah yang berada di dalam pipa.
e Pipa diisi dengan beton.
Tiang tipe ini dapat pula diperhitungkan sebagai end bearing pile maupun sebagai friction pile. Keuntungan tiang tipe ini yaitu pada saat
pemancangan, tidak akan mengganggu bangunan-bangunan yang berada di sekitar tempat pemancangan seperti halnya pada pemancangan-pemancangan
precast reinforced concrete maupun closed end pile. Selain itu, tiang lebih
mudah diangkat karena ringan dan kekuatan tiang pun besar.
4. Raymond Concrete Pile
Tiang Raymond ini termasuk salah satu tipe tiang beton yang dicor setempat dan pertama-tama digunakan sebagai tiang geseran. Tiang Raymond
ini makin ke ujung bawah, diameternya makin kecil biasanya setiap 2,5 ft diameter berkurang 1 inch. Oleh karena itu, untuk panjang tiang yang relatif
pendek akan menghasilkan tahanan yang lebih besar dibandingkan dengan tiang yang primatis diameternya konstan sepanjang tiang. Tiang Raymond
ini terdiri dari pipa shell yang tipis dan terbuat dari baja dengan diberi alur berspiral sepanjang pipa.
Cara pelaksanaan tiang ini sebagai berikut : a
Karena shell tersebut tipis, maka pada waktu pemancangan diberi ini core dari pipa baja yang kuat.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
b Shell bersama-sama dengan inti core dipancang ke dalam tanah,
sampai mencapai kedalaman yang direncanakan. c
Kemudian inti core ditarik ke luar. d
Selanjutnya kedalaman shell tersebut dicor beton. Adapun panjang tiang Raymond ini maksimum 37,5 ft ± 11,25 m.
Gambar. 2.13. Raymond Pile
5. Simplex Concrete Pile
Jenis tiang ini dapat dipancang melalui tanah yang lembek maupun kedalaman tanah yang keras. Setelah pipa ditarik bidang keliling kulit, beton
langsung menekan tanah di sekitarnya. Karena itu, tanah harus cukup kuat dan padat untuk mendapatkan beton yang cukup kuat dan padat pula. Kalau tanah
tidak cukup kuat dan padat, maka ke dalam pipa dimasukkan pipa shell yang tipis dengan diameter yang lebih kecil dibandingkan dengan diameter
pipa luar, kemudian beton dicor dan pipa sebelah luar ditarik ke atas.
Gambar. 2.14. Simplex Concrete Pile
Adapun cara pelaksanaan tiang simplex ini yaitu : a
Pipa dirancang dengan ujung bawah diberi sepatu baja sampai mencapai kedalaman yang direncanakan.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
b Setelah cukup, kemudian kedalaman pipa dicor beton sambil
menarik pipa ke atas. Apabila tanah di sekeliling tiang kurang padat, maka ke dalam pipa dimasukkan shell pipa tipis sebelum
pipa dicor beton. c
Setelah telah terpasang ke dalam pipa, maka pipa dapat dicor beton dan tiang simplex pun selesai. Tiang ini dapat diperhitungkan
sebagai end-bearing pile maupun friction pile.
6. Base – Driven Cased Pile
Base – driven cased pile adalah jenis tiang yang dicor setempat dengan
pipa baja casing yang tetap tinggal di dalam tanah dan tidak ditarik ke atas. Casing
atau pipa baja tersebut terbuat dari plate yang dilas berbentuk pipa. Diameter pipa berkisar antara 10 sampai 28 inch 25 sampai dengan 70
cm. Panjang tiang dapat ditambah dengan cara dilas penyambungan. Pada ujung pipa diberi sepatu besi dan sumbat beton yang dicor terlebih
dahulu seperti halnya pada tiang franki. Adapun cara pelaksanaannya yakni sebagai berikut:
a Pipa baja casing yang telah diberi sumbat dipasang pada leader
alat pancang the leader of the pile driving. b
Palu hammer dijatuhkan bebas ke dalam pipa sehingga menumbuk sumbat beton dan pipa masuk ke dalam tanah.
c Kalau memerlukan penambahan panjang tiang dapat dilaksanakan
dengan cara penyambungan dilas. d
Kemudian pemancangan dilanjutkan lagi sampai mencapai kedalaman yang telah direncanakan.
e Setelah mencapai kedalaman yang dimaksud, pemancangan
dihentikan dan beton dicor ke dalam pipa. Tiang jenis ini dapat diperhitungkan sebagai end-bearing pile maupun friction pile.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Gambar. 2.15. Base-driven Cased Pile
Keuntungan penggunaan jenis tiang ini yaitu : Pipa casing pile ringan dalam pengangkatannya.
Penambahan dan pemotongan panjang tiang dapat dilakukan
dengan mudah. Karena ringan, maka pemancangan tidak membutuhkan alat
pancang yang berat seperti precast concrete pile.
7. Dropped – in Shell Concrete Pile
Dropped – in shell concrete pile adalah jenis tiang cor setempat tanpa
adanya pipa casing permanent yang tetap tinggal dalam tanah. Sebagai ganti dari pipa digunakan shell logam tipis yang dimasukkan ke dalam pipa luar
kemudian dicor. Setelah selesai dicor, pipa casing luar ditarik ke luar. Bila casing luar ditarik, maka akan terjadi rongga di sekeliling shell dimana
rongga tersebut akan diisi dengan kerikil. Dengan demikian kerikil akan memperbesar getaran antara tanah dengan tiang.
Tiang jenis ini digunakan apabila pembuatan tiang yang dicor setempat tanpa adanya casing luar sulit dilaksanakan. Hal ini biasa terjadi
pada tanah pasir. Adapun diameter casing luar berkisar antara 12 sampai 20 inch 30-50 cm dengan panjang 75 ft 22,50 cm.
Adapun pelaksanaan tiang jenis ini yaitu sebagai berikut: a
Perlengkapan tiang terdiri dari casing luar pipa bagian luar dan core
inti pipa bagian dalam. Casing luar dan core dipancang
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
secara bersamaan ke dalam tanah hingga mencapai lapisan tanah keras.
b Setelah sampai ke lapisan tanah keras, core ditarik ke atas dan shell
dimasukkan ke dalam casing tersebut. Shell terbuat dari logam tipis dengan permukaan berbentuk spiral.
c Kemudian dilakukan pengecoran beton ke dalam shell sampai
beton penuh dan padat. Setelah itu,masukkan core ke dalam shell sehingga ujung core terletak pada bawah permukaan beton.
Kemudian casing ditarik ke luar. d
Lubang di sekeliling shell diisi dengan kerikil.
Gambar. 2.16. Dropped-in Shell Concrete Pile
8. Dropped – in Shell Concrete Pile with Compressed Base Section
Dropped – in shell concrete pile with compressed base section dipergunakan apabila lapisan atas tanah merupakan jenis tanah yang sangat
lunak yang tidak memungkinkan menggunakan tiang yang dicor setempat tanpa adanya casing.
Gambar. 2.17. Dropped-in Shell Concrete Pile with Compressed Base Section
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Adapun cara pelaksanaannya sebagai berikut : a
Perlengkapan tiang jenis ini yaitu casing dan core. Core dimasukkan ke dalam casing luar kemudian secara bersamaan
dipancang hingga mencapai kedalaman tanah keras. b
Setelah itu, core ditarik ke luar dari casing dan beton dicor ke dalam casing hingga mencapai ketinggian tanah dimana
diperhitungkan tanah mampu menahan beton yang masih mudah belum kering. Kemudian, core dimasukkan lagi ke dalam casing
sampai dasar core bertumpu pada beton. c
Core dipertahankan tetap pada posisinya dengan cara meletakkan hammer
di atasnya sebagai pemberat, kemudian casing ditarik ke luar perlahan-lahan hingga dasar casing sama tinggi dengan dasar
core .
d Selanjutnya, core ditarik ke atas kemudian shell dimasukkan ke
dalam casing hingga ujung bawah shell terletak pada beton. Core dimasukkan lagi ke dalam casing hingga ujung bawahnya terletak
pada shell. Setelah itu, core ditahan ujungnya dengan hammer lalu casing
ditarik ke luar hingga tinggal shell saja yang ada di dalam tanah.
e Kemudian beton dicor ke dalam shell dan lubang di sekelilingnya
diisi dengan kerikil.
9. Button – button Dropped Shell – in Shell Concrete Pile
Button – button dropped shell – in shell concrete pile digunakan
terutama di daerah di mana sangat dibutuhkan penambahan daya dukung tiang.
Adapun cara pelaksanaannya sebagai berikut : a
Pipa dipancang dipancang masuk ke dalam tanah hingga mencapai kedalaman yang telah direncanakan.
b Kemudian shell dimasukkan ke dalam pipa sampai ujung bawahnya
terletak pada ujung beton sepatu beton.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
c Setelah itu beton dicor ke dalam shell sampai penuh dan casing
ditarik ke atas. Lubang di sekeliling shell diisi dengan kerikil untuk memperbesar geseran antara tiang dengan tanah.
Gambar. 2.18. Botton-botton Dropped-in Shell Concrete Pile
3. Tiang Pancang Baja Steel Pile
Tiang pancang baja steel pile adalah jenis tiang pancang yang terbuat dari bahan baja dan pada umumnya berbentuk profil H. Kekuatan tiang ini sangat besar
sehingga dalam transport dan proses pemancangannya, tiang tidak mungkin patah seperti yang sering terjadi pada tiang pancang beton precast. Tiang pancang baja
steel pile sangat cocok digunakan apabila dibutuhkan tiang pancang yang panjang dan tahanan ujung yang besar. Namun, kelemahannya yaitu sangat mudah mengalami
karat korosi terutama karat pada bagian tiang yang berada di dalam tanah. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat karat pada tiang pancang
baja yaitu teksture susunan butir dari komposisi tanah, panjang tiang yang berada di dalam tanah, dan keadaan kelembaban tanah moisture content.
Pada umumnya, tiang pancang baja akan berkarat di bagian atas yang dekat dengan permukaan tanah yang disebabkan oleh keadaan udara pada pori-pori tanah
Aerated Condition dan adanya bahan-bahan organik dari air tanah. Hal ini dapat diatasi dengan melapisi bagian sisi tiang pancang dengan ter coalter atau dengan
sarung beton sekurang-kurangnya 20” ± 60 cm di bawah muka air tanah terendah. Selain itu, karat pada bagian tiang yang terletak di atas tanah akibat udara atmospher
corrosion dapat dicegah dengan pengecatan seperti pada konstruksi baja biasa.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Gambar. 2.19. Tiang pancang baja Sardjono, 1991
4. Tiang Pancang Komposit Composite Pile
Tiang pancang komposit composite pile adalah jenis tiang pancang yang terdiri dari dua bahan yang berbeda yang bekerja bersama-sama sehingga merupakan
satu tiang. Tiang pancang komposit composite pile terdiri dari beberapa jenis, yakni:
a. Water Proofed Steel Pile and Wood Pile Tiang ini terdiri dari tiang pancang kayu untuk bagian di bawah muka air
tanah dan beton untuk bagian atas. Bagian tiang yang terletak di bagian bawah muka air tanah terbuat dari bahan kayu karena kayu akan semakin awet dan tahan lama
apabila selalu terendam air atau sama sekali tidak terendam. Namun, kelemahan tiang jenis ini terletak pada sambungannya, yaitu tiang akan lemah apabila menerima gaya
horizontal yang permanent.
Gambar. 2.20. Water proofed steel pile and wood pile
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Adapun cara pelaksanaannya yakni sebagai berikut : a
Casing dan core dipancang bersama-sama hingga mencapai kedalaman yang telah ditentukan untuk meletakkan tiang pancang
kayu tersebut, dan ini harus terletak di bawah muka air tanah terendah. b
Kemudian core ditarik ke atas dan tiang pancang kayu dimasukkan ke dalam casing lalu dipancang sampai mencapai lapisan tanah keras. Di
sini perlu diperhatikan bahwa diameter maksimum tiang pancang kayu harus lebih kecil dibanding diameter dalam casing agar tiang tersebut
dapat masuk seluruhnya ke dalam casing. c
Setelah mencapai lapisan tanah keras, pemancangan dihentikan dan core
ditarik keluar casing. Kemudian beton dicor ke dalam casing sampai penuh lalu dipadatkan.
b. Composite Dropped in Sheel and Wood Pile Composite dropped in sheel and wood pile
hampir sama dengan tipe water proofed steel pile and wood pile
. Bedanya hanya tipe tiang ini menggunakan sheel yang terbuat dari bahan logam tipis dan permukaannya diberi alur spiral.
Adapun cara pelaksanaannya sebagai berikut : a
Casing dan core dipancang bersamaan hingga mencapai kedalaman yang telah ditentukan di bawah muka air tanah terendah.
b Setelah itu, core ditarik keluar casing dan tiang pancang kayu
dimasukkan ke dalam casing lalu dipancang sampai mencapai tanah keras. Pada pemancangan ini harus diperhatikan agar kepala tiang
tidak rusak atau pecah. c
Selanjutnya core ditarik keluar dari casing. d
Kemudian, masukkan sheel ke dalam casing. Pada ujung bagian bawah shell dipasang tulangan berbentuk persegi dimana tulangan ini
dibuat sedemikian rupa sehingga dapat masuk pada ujung atas tiang pancang kayu tersebut.
e Beton kemudian dicor didalam shell. Setelah shell penuh dan padat,
casing ditarik keluar dan shell ditahan dengan cara meletakkan core di
ujung atas shell.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
f Lubang bekas casing yang terdapat di sekeliling shell diisi dengan
kerikil atau pasir.
Gambar. 2.21. Composite dropped in sheel and wood pile
c. Composite Ungased – Concrete and Wood Pile Dasar pemilihan jenis tiang composite ungased – concrete and wood pile
sebagai berikut : Lapisan tanah keras dalam sekali letaknya sehingga tidak
memungkinkan apabila menggunakan cast in place concrete pile. Sedangkan apabila menggunakan precast concrete pile, terlalu
panjang, akibatnya pengangkutan tiang akan sulit dan relatif mahal. Muka air tanah terendah sangat dalam sehingga bila menggunakan
tiang pancang kayu akan membutuhkan galian yang besar agar tiang tersebut selalu berada di bawah muka air tanah terendah.
Adapun cara pelaksanaan tiang komposit ini yakni : a
Casing baja dan core dipancang bersamaan sehingga mencapai kedalaman tertentu di bawah muka air tanah terendah.
b Core ditarik keluar casing dan tiang pancang kayu dimasukkan ke
dalam casing lalu dipancang hingga mencapai tanah keras. c
Setelah sampai pada tanah keras, core dikeluarkan lagi dari dalam casing
dan beton dicor sebagian di dalam casing. Kemudian core dimasukkan lagi ke dalam casing.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
d Beton ditumbuk dengan core sambil casing ditarik ke atas sampai pada
jarak tertentu sehingga terjadi bentuk beton yang menggelembung seperti bola di atas tiang pancang kayu tersebut.
e Core ditarik lagi keluar dari casing dan casing diisi dengan beton
hingga penuh dan padat. Kemudian beton ditekan dengan core kembali sedangkan casing ditarik keluar dari tanah.
f Tiang pancang komposit telah selesai.
Gambar. 2.22. Composite Ungased Concrete and Wood Pile
d. Composite Dropped – Sheel and Pipe Pile Dasar pemilihan jenis tiang composite ungased – concrete and wood pile
sebagai berikut : Lapisan tanah keras dalam sekali letaknya bila menggunakan cast in
place concrete pile .
Muka air tanah terendah sangat dalam sehingga bila menggunakan tiang pancang komposit yang bagian bawahnya kayu.
Adapun cara pelaksanaan tiang komposit ini yakni : a
Casing baja dan core dipancang bersamaan sehingga casing seluruhnya masuk ke dalam tanah. Kemudian core ditarik keluar dari
casing .
b Tiang pipa baja dimasukkan ke dalam casing lalu dipancang dengan
bantuan core hingga mencapai tanah keras. c
Setelah sampai pada tanah keras, core ditarik kembali ke atas.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
d Kemudian shell dimasukkan ke dalam casing hingga bertumpu pada
penumpu yang terletak di ujung atas tiang pipa baja. Apabila diperlukan pembesian maka besi tersebut dapat dimasukkan ke dalam
shell dan dicor sampai padat.
e Shell yang telah terisi beton ditahan dengan core sedangkan casing
ditarik keluar dari tanah. Lubang disekeliling shell diisi dengan pasir atau kerikil.
Gambar. 2.23. Composite dropped – sheel and pipe pile
e. Franki Composite Pile Franki composite pile
tiang komposit Franki prinsipnya hampir sama dengan Franki Pile tiang Franki. Perbedaannya yakni pada tiang komposit Franki,
bagian atas tiang digunakan tiang beton precast biasa atau tiang profil H dari baja. Adapun pelaksanaan tiang komposit ini yakni sebagai berikut :
a Pipa dengan sumbat beton yang dicor terlebih dahulu pada ujung
bawah pipa baja, dipancang hingga mencapai tanah keras. b
Setelah itu, pipa diisi lagi dengan beton dan ditumbuk sambil pipa ditarik sedikit ke atas hingga terbentuk beton seperti bola.
c Tiang beton precast atau tiang baja H dimasukkan ke dalam pipa
sampai bertumpu pada bola beton, lalu pipa ditarik keluar dari tanah. d
Rongga di sekitar tiang beton precast atau tiang baja H diisi dengan kerikil atau pasir.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Gambar. 2.24. Franki composite pile
5. Tiang Pancang Beton Khusus
Tiang pancang beton khusus pada umumnya memiliki hak patent. Adapun yang termasuk dalam tiang pancang beton khusus yakni :
a. Tiang Pancang Beton dengan Ujung Bawah diperbesar Tiang jenis ini sangat cocok digunakan pada tanah masih muda dan akan
terkonsolidasi. Adapun tujuan memperbesar ujung bawah tiang ini yaitu untuk meningkatkan daya dukung tiang tersebut. Dengan sendirinya, pada pemancangan
tiang seperti ini lebih sukar karena tahanan pada waktu pemancangan lebih besar dibandingkan dengan tiang pancang biasa.
Selain itu, daya dukung tiang ini masih dapat dinaikkan apabila celah kosong disamping sisi tiang diisi dengan kerikil karena hal ini akan mempertinggi gaya
geseran tiang tersebut terhadap tanah.
Gambar. 2.25. Tiang pancang beton dengan ujung bawah diperbesar
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
b. Tiang Pancang Tachechi Tiang ini ditemukan oleh seorang sarjana kebangsaan Jepang yang bernama
Tachechi. Tiang ini dicor terlebih dahulu, baru dilakukan pemancangan. Jadi, tiang ini termasuk jenis precast concrete.
Tiang ini sangat cocok digunakan pada jenis tanah lunak dan biasanya di samping tiang diisi dengan pasir atau kerikil yang bertujuan untuk mempertinggi
lekatan antara tiang tersebut dengan tanah. Dengan adanya cincin-cincin pada jarak-jarak tertentu, maka daya dukung
tiang ini akan sangat besar bila dibandingkan dengan tiang pancang biasa. Di bawah ini terdapat tabel berisi perbandingan daya dukung tiang pancang biasa dengan tiang
Tachechi.
Gambar. 2.26. Tiang pancang Tachechi
2.6 Perencanaan Pondasi Tiang