Universitas Sumatera Utara
5 Menghitung beban vertikal yang bekerja pada setiap tiang dalam kelompok
tiang; 6
Memeriksa beban yang bekerja pada setiap tiang apakah masih dalam batasan daya dukung yang diijinkan. Apabila tidak sesuai, maka perkiraan diameter,
jumlah atau susunan tiang pada prosedur yang kedua harus dihitung kembali kemudian dilanjutkan dengan prosedur berikutnya;
7 Menghitung daya dukung mendatar setiap tiang dalam kelompok;
8 Menghitung beban horizontal yang bekerja pada setiap tiang dalam kelompok;
9 Menghitung penurunan bila diperlukan;
10 Merencanakan struktur tiang.
2.7 Pemancangan Tiang
Pemancangan tiang pancang adalah usaha yang dilakukan untuk menempatkan tiang pancang di dalam tanah sehingga berfungsi sesuai perencanaan.
Pada umumnya pelaksanaan pemancangan dapat dibagi dalam tiga tahap, tahap pertama adalah pengaturan posisi tiang pancang, yang meliputi kegiatan mengangkat
dan mendirikan tiang pada pemandu rangka pancang, membawa tiang pada titik pemancangan, mengatur arah dan kemiringan tiang dan kemudian percobaan
pemancangan. Setelah selesai, tahap kedua adalah pemancangan tiang hingga mencapai kedalaman
yang direncanakan. Pada tahap ini didalam pencatatan data pemancangan, yaitu jumlah pukulan pada tiap penurunan tiang sebesar 0,25 m atau 0,5 m. Hal ini
dimaksudkan untuk memperkirakan apakah tiang telah mencapai tanah keras seperti yang telah direncanakan.
Tahap terakhir biasa dikenal dengan setting, yaitu pengukuran penurunan tiang pancang per - pukulan pada akhir pemancangan. Harga penurunan ini kemudian
digunakan untuk menentukan kapasitas dukung tiang tersebut.
2.7.1 Peralatan Pemancangan Driving Equipment
Untuk memancangkan tiang pancang ke dalam tanah harus menggunakan alat pancang. Pada dasarnya, peralatan pemancangan tergantung dari sistem pancang. Ada
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
dua jenis sistem pancang, yakni sistem pukul hammer system dan sistem tekan hidraulic system. Pada proyek ini, jenis alat yang digunakan yaitu Jack – in Pile
sistem tekan statis Hydraulic Static Pile Driver System.
2.7.2 Hal-hal yang Menyangkut Masalah Pemancangan
Ada beberapa hal yang sering dijumpai pada saat proses pemancangan. Pada umumnya yang sering terjadi antara lain adalah kerusakan tiang, pergerakan tanah
pondasi hingga pada masalah pemilihan peralatan.
1. Pemilihan peralatan
Alat utama yang digunakan untuk memancangkan tiang-tiang pracetak adalah penumbuk hammer dan mesin derek tower. Untuk memancangkan tiang pada
posisi yang tepat, cepat dan dengan biaya yang rendah, penumbuk dan dereknya harus dipilih dengan teliti agar sesuai dengan keadaan di sekitarnya, jenis dan ukuran tiang,
tanah pondasi dan perancahnya. Faktor - faktor yang mempengaruhi pemilihan alat penumbuk adalah kemungkinan pemancangannya dan manfaatnya secara ekonomis.
Karena dewasa ini masalah-masalah lingkungan seperti suara bising atau getaran tidak boleh diabaikan, maka pekerjaan seperti ini perlu digabungkan dengan teknik-
teknik pembantu lainnya walaupun sebelumnya telah ditetapkan salah satu cara pemancangan.
2. Pergerakan tanah pondasi
Pemancangan tiang akan mengakibatkan tanah pondasi dapat bergerak karena sebagian tanah yang digantikan oleh tiang akan bergeser dan mengakibatkan
bangunan - bangunan yang berada di dekatnya akan mengalami pergeseran. 3.
Kerusakan tiang Pemilihan ukuran dan mutu tiang didasarkan pada kegunaannya dalam
perencanaan, tetapi setidaknya tiang tersebut harus dapat dipancangkan sampai ke pondasi. Kasus ini sering terjadi pada pemancangan menggunakan sistem pukul
hammer. Jika tanah pondasi cukup keras dan tiang tersebut cukup panjang, tiang tersebut harus dipancangkan dengan penumbuk hammer dan tiang harus dijaga
terhadap kerusakan akibat gaya tumbukan dari hammer.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara 2.8
Sistem Hidrolis Hydrolic System
Sistem hidrolis adalah suatu sistem pemancangan pondasi tiang dengan menggunakan mekanisme hidraulic jacking foundation system, dimana sistem ini
telah mendapat hak paten dari United States, United Kingdom, China, dan New Zealand. Nama alat yang digunakan pada sistem hidrolis ini ini yaitu Jack in pile.
Sistem ini terdiri dari suatu hydraulic ram yang ditempatkan pararel dengan tiang yang akan dipancang, dimana untuk menekan tiang tersebut ditempatkan sebuah
mekanisme berupa plat penekan yang berada pada puncak tiang dan juga ditempatkan sebuah mekanisme pemegang grip tiang, kemudian tiang ditekan ke dalam tanah.
Dengan sistem ini tiang akan tertekan secara kontiniu ke dalam tanah, tanpa suara, tanpa pukulan dan tanpa getaran.
Penempatan sistem penekan hydraulic yang senyawa dan menjepit pada dua sisi tiang menyebabkan didapatkannya posisi titik pancang yang cukup presisi dan
akurat. Ukuran diameter piston tersebut adalah 16,5 cm2 dengan luas 427,432 cm2. Sebagai pembebanan, ditempatkan balok – balok beton atau plat – plat besi pada dua
sisi bantalan alat yang pembebanannya disesuaikan dengan muatan yang dibutuhkan tiang.
Jack in pile adalah suatu sistem pemancangan pondasi tiang yang
pelaksanaannya ditekan masuk ke dalam tanah dengan menggunakan dongkrak hidrolis yang diberi beban counterweight sehingga tidak menimbulkan getaran dan
gaya tekan dongkrak langsung dapat dibaca melalui manometer sehingga gaya tekan tiang setiap mencapai kedalaman tertentu dapat diketahui.
Sebelum melakukan jack-in, maka diadakan tes sondir dan boring. Dari hasil tes sondir tersebut, rata-rata kedalaman tanah kerasnya akan diketahui yang kemudian
dibandingkan dengan perencanaan panjang dan kedalaman tiang. Pengerjaan dengan menggunakan Jack-in Pile ini memiliki keuntungan-keuntungan antara lain, bebas
dari kebisingangetaran dan polusi serta pondasi tipe ini cocok digunakan pada daerah perkotaan atau daerah padat penduduk, mampu memancang pondasi dengan berbagai
ukuran mulai dari 200x200 mm sampai 500x500 mm atau juga dapat untuk spun pile dengan diameter 300 sampai dengan 600 mm, dan proses mobilisasi mudah.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Selain itu, pada Jack-in Pile tidak mungkin terjadi keretakan pada kepala tiang seperti pada sistem pemancangan dan juga tidak mungkin terjadi necking seperti pada
sistem bore-pile. Dengan beban ultimate yang besar hingga mencapai 320 ton. Alat penekan tiang pancang yang terletak pada bagian tengah mesin dikelilingi beban
counterweight bergerak menggunakan rel yang dapat berpindah-pindah dengan
bantuan mesin hidrolis pada bagian bawah mesin. Jack-in Pile
ini memiliki 4 buah kaki, yang mana terdiri dari 2 kaki pada bagian luar rel besi berisi air dan 2 kaki pada bagian dalam yang semuanya
digerakkan secara hidrolis. Kaki-kaki ini disebut sebagai support sleeper yang digunakan untuk bergerak menuju ke titik-titik yang sudah ditentukan sebelumnya
dan diberi tanda. Jack-in Pile type Hydraulic Static Pile Driver memiliki kemampuan mobilisasi dan mampu untuk memancang tiang pancang berdiameter besar.
Alat lain yang digunakan untuk mendukung kinerja alat ini adalah mobile crane
yang berfungsi untuk mengangkat tiang pancang ke dekat alat pancang. Mobile crane
sering digunakan dalam proyek-proyek yang berskala menengah namun proyek tersebut membutuhkan alat untuk mengangkut bahan-bahan konstruksi yang cukup
berat, termasuk tiang pancang. Mobile crane digunakan dalam proyek konstruksi dengan area yang cukup luas karena mobile crane mampu bergerak bebas
mengelilingi area proyek [Nunnally, 2000]. Cara kerja alat ini secara garis besar adalah sebagai berikut:
Langkah 1 Tiang pancang diangkat dan dimasukkan perlahan ke dalam lubang pengikat
tiang yang disebut grip, kemudian sistem jack-in akan naik dan mengikat atau memegangi tiang tersebut. Ketika tiang sudah dipegang erat oleh grip, maka tiang
mulai ditekan. Langkah 2
Alat ini memiliki ruang kontrolkabin yang dilengkapi dengan oil pressure atau hydraulic yang menunjukkan pile pressure yang kemudian akan dikonversikan
ke pressure force dengan menggunakan tabel yang sudah ada. Langkah 3
Jika grip hanya mampu menekan tiang pancang sampai bagian pangkal lubang mesin saja, maka penekanan dihentikan dan grip bergerak naik ke atas untuk
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
mengambil tiang pancang sambungan yang telah disiapkan. Tiang pancang sambungan upper kemudian diangkat dan dimasukkan ke dalam grip. Setelah itu
sistem jack-in akan naik dan mengikat atau memegangi tiang tersebut. Ketika tiang sudah dipegang erat oleh grip, maka tiang mulai ditekan mendekati tiang pancang 1
lower. Penekanan dihentikan sejenak saat ke dua tiang sudah bersentuhan. Hal ini dilakukan guna mempersiapkan penyambungan ke dua tiang pancang dengan cara
pengelasan. Langkah 4
Untuk menyambung tiang pertama dan tiang kedua digunakan sistem pengelasan. Agar proses pengelasan berlangsung dengan baik dan sempurna, maka ke
dua ujung tiang pancang yang diberi plat harus benar-benar tanpa rongga. Pengelasan harus dilakukan dengan teliti karena kecerobohan dapat berakibat fatal, yaitu beban
tidak tersalur sempurna.
Keunggulan teknologi hidrolik system ini yang ditinjau dari beberapa segi, antara lain adalah :
Bebas getaran
Bila suatu proyek yang akan dikerjakan berdampingan dengan bangunan, pabrik atau instansi yang sarat akan peralatan instrumentasi yang sedang bekerja,
maka teknologi hydraulic jacking system ini akan menyelesaikan masalah wajib bebas getaran terhadap instalasi yang ada tersebut.
Bebas pengotoran lokasi kerja dan udara serta bebas dari kebisingan
Teknologi pemancangannya bersih dari asap dan partikel debu jika menggunakan drop hammer serta bebas dari unsur berlumpur jika menggunakan
bore piles . Karena sistem ini juga tidak bising akibat suara pukulan pancang seperti
pada drop hammer, maka untuk lokasi yang membutuhkan ketenangan seperti rumah sakit, sekolah dan bangunan di tengah kota, teknologi ini tidak akan membuat
lingkungan sekitarnya terganggu. hydraulic jacking system ini juga disebut dengan teknologi berwawasan lingkungan Environment Friendly.
Daya dukung aktual per tiang diketahui
Seperti kita ketahui bahwa kondisi tanah asli di bawah pondasi yang akan dibangun umumnya terdiri dari lapisan – lapisan yang berbeda ketebalannya, jenis
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
tanah maupun daya dukungnya. Sedangkan jumlah titik soil investigation seperti sondir dan SPT diadakan dalam jumlah yang terbatas. Sehingga pada sistem drop
hammer untuk mengetahui daya dukung pertiang masih menggunakan dan
mempercayakan cara tidak langsung indirect means. Sedangkan dengan hydraulic jacking system,
daya dukung setiap tiang dapat diketahui dan dimonitor langsung dari manometer yang dipasang pada peralatan hydraulic jacking system sepanjang proses
pemancangan berlangsung.
Harga yang ekonomis
Teknologi hydraulic jacking ini tidak memerlukan pemasangan tulangan ekstra penahan impack pada kepala tiang pancang seperti pada tiang pancang
umumnya. Disamping itu, dengan sistem pemancangan yang simpel dan cepat menyebabkan biaya operasional yang lebih hemat.
Dapat beroperasional pada lokasi kerja yang terbatas
Dengan tinggi alat yang relatif rendah, hydraulic jacking system ini dapat digunakan pada basement, ground floor atau lokasi kerja yang terbatas, Alat
hydraulic jacking system ini dapat dipisahkan menjadi beberapa komponan sehingga
memudahkan untuk dapat dibawa masuk atau keluar lokasi kerja.
Loading test secara langsung
Mengingat beban penekan yang berupa balok beton plat besi adalah merupakan perangkat terpadu dari alat hydraulic jacking system dengan berat dua kali
beban maksimum yang dapat dipikul per tiang dan berfungsi juga sebagai beban uji,
maka prosedur, jadwal dan jumlah titik loading test dapat dengan mudah ditentukan pelaksanaannya sesuai dengan kebutuhan di lapangan.
Adapun kekurangan dari teknologi hydraulic jacking system antara lain : Apabila terdapat batu atau lapisan tanah keras yang tipis pada ujung tiang
yang ditekan, maka hal tersebut akan mengakibatkan kesalahan pada saat pemancangan;
Sulitnya mobilisasi alat pada daerah lunak ataupun pada daerah berlumpur biasanya pada areal tanah timbunan;
Karena hydraulic jacking ini mempunyai berat sekitar 70 ton dan saat permukaan tanah yang tidak sama daya dukungnya, maka hal tersebut akan
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
dapat mengakibatkan posisi alat pancang menjadi miring bahkan tumbang. Kondisi ini akan sangat berbahaya terhadap keselamatan pekerja;
Pergerakan alat hydraulic jacking ini sedikit lambat, proses pemindahannya relatif lama untuk pemancangan titik yang berjauhan.
2.9 Kapasitas Daya Dukung