Kalsium Ca Magnesium Mg
Zat Organik mgL
mgL mgL
45 28
12
Sumber: Bapedal SUMUT, 2006 Pengolahan air di Pabrik Pembuatan Minuman Berkarbonasi dari Nenas ini
terdiri dari beberapa tahap, yaitu: 1. Pengendapan
2. Klarifikasi 3. Filtrasi
7.1.1 Pengendapan
Air tanah yang dipompakan dari sumur bor kemudian dialirkan ke dalam bak pengendapan, dimana partikel padat yang berdiameter besar akan mengendap secara
gravitasi. Diameter partikel padat berkisar antara 10
-4
meter.
7.1.2 Klarifikasi
Klarifikasi merupakan proses penghilangan kekeruhan di dalam air dengan cara mencampurkannya dengan larutan Al
2
SO
4 3
dan Na
2
CO
3
soda abu. Larutan Al
2
SO
4 3
berfungsi sebagai koagulan utama dan larutan Na
2
CO
3
sebagai bahan koagulan tambahan yaitu berfungsi sebagai bahan pembantu untuk mempercepat pengendapan dan penetralan
pH. Pada bak Clarifier, akan terjadi proses koagulasi dan flokulasi. Tahap ini bertujuan untuk menyingkirkan suspended solid dan koloid Degremont, 1979. Dalam hal ini, pH
menjadi faktor yang penting dalam penyingkiran koloid. Kondisi pH yang optimum penting untuk terjadi koagulasi dan terbentuknya flok-flok flokulasi. Koagulan yang
Universitas Sumatera Utara
biasa dipakai adalah larutan alum Al
2
SO
4 3
. Sedangkan koagulan tambahan dipakai larutan soda abu Na
2
CO
3
yang berfungsi sebagai bahan pembantu untuk mempercepat pengendapan dan penetralan pH.
Selanjutnya flok-flok yang akan mengendap ke dasar clarifier karena gaya grafitasi, sedangkan air jernih akan keluar melimpah overflow yang selanjutnya akan
masuk ke penyaring pasir sand filter untuk disaring. Pemakaian larutan alum umumnya hingga 50 ppm terhadap jumlah air yang akan
diolah, sedangkan perbandingan pemakaian alum dan soda abu adalah 1 : 0,54 Metcalf dan Eddy, 1991.
Perhitungan alum dan abu soda yang diperlukan Total kebutuhan air
= 2.603,4117 kgjam :
Pemakaian larutan alum = 50 ppm
Pemakaian larutan soda abu = 0,54 x 50 = 27 ppm
Larutan alum Al
2
SO
4 3
yang dibutuhkan = 50.10
-6
x 2.603,4117 kgjam = 0,1302 kgjam
Larutan abu soda Na
2
CO
3
yang dibutuhkan = 27.10
-6
x 2.603,4117 kgjam = 0,0703 kgjam
7.1.3 Filtrasi
Filtrasi dalam pemurnian air merupakan operasi yang sangat umum dengan tujuan menyingkirkan suspended solid, termasuk partikulat BOD dalam air Metcalf dan
Eddy, 1991. Material yang digunakan dalam medium filtrasi dapat bermacam-macam antara lain seperti pasir, antrasit crushed antra cite coal, karbon aktif granular, karbon
aktif serbuk dan batu garnet. Penggunaan yang paling umum dipakai di Afrika dan Asia adalah pasir dan gravel sebagai bahan filter utama, menimbang tipe lain cukup mahal
Kawamura, 1991.
Unit filtrasi dalam pabrik pembuatan minuman berkarbonasi rasa nenas ini menggunakan media filtrasi granular sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
1. Lapisan atas terdiri dari pasir hijau green sand. Lapisan ini bertujuan memisahkan flok dan koagulan yang masih terikut bersama air. Lapisan yang digunakan setinggi 24
in 60,96 cm 2. Untuk menghasilkan penyaringan yang efektif, perlu digunakan medium berpori
misalnya anterasit atau marmer. Pada pabrik ini digunakan anterasit setinggi 12,5 in 31,75 cm.
3. Lapisan bawah menggunakan batu krikilgravel setinggi 7 in 17,78 cm. Metcalf dan Eddy, 1991.
Bagian bawah alat penyaring dilengkapi dengan strainer sebagai penahan. Selama pemakaian, daya saring sand filter akan menurun. Untuk itu diperlukan regenerasi secara
berkala dengan cara pencucian balik back washing. Dari sand filter, air di pompakan ke menara air sebelum didistribusikan untuk berbagai kebutuhan.
Untuk air domestik, laboratorium, kantin dan tempat ibadah, serta poliklinik, dilakukan proses klorinasi, yaitu mereaksikan air dengan klor untuk membunuh kuman -
kuman di dalam air. Klor yang digunakan biasanya berupa kaporit, CaClO
2.
Perhitungan kebutuhan Kaporit, CaClO
2
Total kebutuhan air domestik = 213,2196 kgjam :
Kaporit yang digunakan direncanakan mengandung klorin 70 Kebutuhan klorin
= 2 ppm dari berat air Total kebutuhan kaporit
=
-6 -4
2.10 x 213, 2196 kgjam 6,1.10 kgjam
0,7 =
7.2 Kebutuhan Bahan Kimia