memerlukan tindakan atau terapi intensif lebih lama. Terapi intensif tidak memberi manfaat dan tidak perlu diteruskan lagi Nugroho, 2009.
2.9. Keperawatan Gawat Darurat
Fokus mata kuliah keperawatan gawat darurat ditujukan pada pemberian pelayanan asuhan keperawatan pasien yang mempunyai masalah aktual dan
potensial yang mengancam kehidupan tanpa atau terjadinya secara mendadak atau tidak dapat diprakirakan dan tanpa atau disertai lingkungan yang tidak dapat
dikendalikan. Rangkaian kegiatan yang dilaksanakan dan dikembangkan untuk mencegah kematian atau cacat yang mungkin terjadi menggunakan pendekatan
sistem, holistik dan penggunaan teknologi maju diberikan berdasarkan pada pendekatan proses keperawatan: pengkajian, perumusan diagnosis, perencanaan,
implementasi, dan evaluasi keperawatan yang komprehensif dan berlandaskan pada aspek etik dan legal keperawatan Krisanty, 2009.
2.9.1. Prioritas dan Prinsip Penatalaksanaan Kedaruratan
Tujuan utama dari penatalaksaan medis kedaruratan adalah untuk mempertahankan hidup, mencegah kedaan memburuk sebelum penanganan pasti
dapat diberikan dan untuk memulihkan pasien agar dapat hidup berguna. Pada saat pasien masuk ke departemen kedaruratan, tujuan utama yang ingin dicapai
adalah untuk menentukan luasnya cedera atau sakit sehingga pasien akan mendapat prioritas untuk memulai penatalaksaan Smeltzer, Bare, 2002. Prinsip
berikut dapat diaplikasikan pada penatalaksanaan kedaruratan dari beberapa pasien yaitu, memelihara jalan napas dan menyediakan ventilasi yang adekuat,
melakukan resusitasi pada saat dibutuhkan. Kaji cedera dada dan obstruksi jalan napas, kontrol Pendarahan dan konsekuensinya, evaluasi dan pemulihan curah
jantung, mencegah dan menangani syok, memelihara sirkulasi, mendapatkan pemeriksaan fisik secara terus-menerus, menentukan pasien apakah dapat
mengikuti perintah, mulai pantau EKG jika diperlukan, melindungi luka dengan balutan steril, mulai mengisi lembar alur tanda vital, tekanan darah dan status
neurologik
Universitas Sumatera Utara
2.9.2 Asuhan Keperawatan Pasien dengan Syok Hipovolemik
Syok hipovolemik adalah merupakan suatu keadaan dimana volume cairan tidak adekuat dalam pembuluh darah. Akibatnya perfusi jaringan menurun
sehingga menimbulkan respon syok secara umum. Pengkajian tahap awal yakni kehilangan cairan sebanyak 15 = 750mL, mekanisme kompensasi dengan
meningkatkan CO, Pasien belum menunjukkan gejala, tahap kompensatori yakni kehilangan volume cairan sebanyak 15-30 = 750-1500mL. Heart rate
meningkat akibat perangsangan saraf simpatis, tekanan nadi dan tekanan darah meningkat akibat vasokonstriksi pembuluh darah, urine output berkurang, kulit
pucat dan dingin, turgor 2 detik, penurunan tingkat kesadaran, disorientasi, bingung , gelisa dan cemas, tahap progresif yakni kehilangan volume cairan 30-
40 atau 1500-2000 ml, oliguria 100cc, kulit dingin dan berkeringat, turgor lambat, letargi, tahap refraktori yakni kehilangan volume cairan 40 2000ml,
mekanisme kompensasi seluruhnya menurun, gagal organ terjadi, takikardi hebat dan hipotensi terjadi, turgor tidak ada, sianosis Setiawan, 2007.
2.9.2. Gagal Nafas Akut