Latar Belakang Tingkat Pengetahuan Mahasiswa/i Keperawatan Semester IV/V Universitas Sumatera Utara Terhadap Anestesiologi dan Terapi Intensif

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengertian anestesi di masyarakat sangat sederhana sekali. Namun menurut Oloan 2009 ilmu anestesi itu mencakup tiga bidang yang cukup penting di bidang kesehatan yaitu, menghilangkan semua rasa nyeri apapun penyebabnya, terutama karena trauma atau pembedahan, mengembalikan fungsi vital tubuh yaitu sirkulasi dan pernapasan yang sempat tidak berfungsi sama sekali yang disebut resusitasi jantung paru dan otak, mengelola unit perawatan intensif bagi penderita-penderita yang mengalami gangguan fungsi-fungsi organ vital akibat penyakit atau pembedahan yang memerlukan pemantauan khusus dan dukungan pernapasan. Kata anestesia diperkenalkan oleh Oliver Wendell Holmes yang menggambarkan keadaan tidak sadar yang bersifat sementara, karena pemberian obat dengan tujuan untuk menghilangkan nyeri pembedahan. Anestesiologi ialah ilmu kedokteran yang pada awalnya berprofesi menghilangkan rasa nyeri dan rumatan pasien sebelum, selama, dan sesudah pembedahan Latief dkk, 2001. Dahulu pendidikan bedah dan anestesi masih merupakan pendidikan gabungan ilmu bedah. Bahkan dulu dokter bedah harus menguasai anestesi. Tidak mengherankan pada sekitar tahun 1954 perhimpunan profesi yang mewadahinya masih bernama Ikatan Ahli Bedah dan Anestesi Indonesia. Tahun 1967, pendidikan bedah dan anestesi sudah resmi berpisah. Tahun itu pula diselenggarakan kongres pertama Ikatan Ahli Bedah Indonesia IKABI di Semarang. Sementara dokter ahli anestesi memiliki perhimpunan sendiri bernama Ikatan Ahli Anestesi Indonesia Wibowo, 2008. Indonesia merupakan negara besar dengan jumlah daya penduduk yang sangat besar, tetapi sayang bahwa tenaga manusia profesional dalam penanganan gawat darurat masih sangat sedikit. Filipina dengan penduduk 40 juta, mempunyai dokter anestesi 2000, sedangkan di Indonesia dokter anestesi tidak lebih dari 500 untuk penduduk 210.000.000. Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Universitas Sumatera Utara Reanimasi masih memiliki 12 cabang di seluruh Indonesia. Dokter anestesi Indonesia hanya bekerja sekitar kamar bedah, ICU, Unit Gawat Darurat, tidak dapat melangkah lebih jauh karena jumlah sangat terbatas. Kebanyakan masyarakat hanya mengenal anetesi sebagai tindakan pembiusan, padahal ilmu anestesi juga mencakup kegawatan medik dan masyarakat awam belum tersentuh bagaimana cara menangani kegawatan medik, padahal merekalah yang berhubungan langsung dengan sekelilingnya Soenarjo, 2004. Anestesi merupakan cabang ilmu kedokteran, ilmu anestesi dipelajari di Fakultas Kedokteran yang didapat pada semester VI, pada blok Emergency Medicine dengan keselurahan berjumlah 6 enam SKS yang meliputi, aplikasi system ABCD pada primary survey pasien trauma, keterampilan kilinik airway management, resusitasi jantung paru dan otak, resusitasi cairan pada pasien dewasa dan penanganan awal pada pasien hemorrhagic shock Gofar, 2012. Tidak hanya di Fakuktas Kedokteran, anestesi juga dipelajari di Fakultas Keperawatan tingkat D-III dalam Keperawatan Gawat Darurat KGD yang terdapat pada semester IV dan V dengan bobot SKS 5 lima yang meliputi, keperawatan gawat darurat gangguan pernapasan, gawat darurat sistem kardiovaskuler , kegawatdarurat gangguan sistem pencernaan dan lain-lain Hutagalung, 2008. Berdasarkan jumlah dokter anestesi yang masih terhitung sedikit dan penyebarannya tidak merata di Indonesia , peneliti tertarik untuk meneliti tingkat pengetahuan tenaga medis khusunya mahasiswa keperawatan program D-III tentang anestesiologi dan terapi intensif Universitas Sumatera Utara

1.2 Rumusan Masalah