sosial dan ekonomi yang ada di wilayah tersebut. Aspek lokasi menunjukkan keterkaitan antara wilayah yang satu dengan wilayah lainnya yang berhubungan
dengan sarana produksi, pengelolaan maupun pemasaran. Aspek lingkungan meliputi kajian mengenai bagaimana proses produksi mengambil input yang
berasal dari sumber daya alam, apakah merusak atau tidak. Analisis pengembangan wilayah yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah dilihat dari aspek ekonomi, kependudukan dan ketenagakerjaan serta aspek lokasi. Dari aspek ekonomi dilihat bagaimana pembangunan ekonomi dan
transformasi struktural. Dari aspek demografi dilihat bagaimana terjadinya perubahan demografi yang terjadi. Dari aspek lokasi sejauh mana faktor lokasi
dapat mendorong pembangunan wilayah, berkaitan dengan pembangunan yang terjadi di wilayah tetangga terdekat.
2.2 Pembangunan Wilayah
Pembangunan Wilayah regional development merupakan upaya untuk
memacu perkembangan sosial ekonomi, mengurangi kesenjangan antar wilayah, dan menjaga kelestarian lingkungan hidup pada suatu wilayah. Kebijakan
pengembangan wilayah sangat diperlukan karena kondisi fisik geografis, sosial, ekonomi dan budaya masyarakat yang sangat berbeda antar suatu wilayah
dengan wilayah lainnya sehingga penerapan kebijakan pengembangan wilayah itu sendiri harus disesuaikan dengan kondisi, potensi, dan isu permasalahan di
wilayah bersangkutan. Dalam upaya pembangunan wilayah, masalah terpenting yang menjadi
perhatian para ahli ekonomi dan perencanaan wilayah adalah menyangkut proses pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan. Perbedaan teori
Universitas Sumatera Utara
pertumbuhan ekonomi wilayah dan teori pertumbuhan ekonomi nasional terletak pada sifat keterbukaan dalam proses input-output barang dan jasa
maupun orang. Dalam sistem wilayah, keluar masuk orang atau barang dan jasa relatif bersifat terbuka, sedangkan pada skala nasional bersifat lebih tertutup
Sirojuzilam, 2007. Potensi dan kemampuan masing-masing wilayah berbeda-beda satu
dengan yang lain, demikian pula masalah pokok yang dihadapi tidak sama, sehingga usaha-usaha pembangunan sektoral yang akan dilaksanakan harus
disinkronisasikan dengan usaha-usaha pembangunan regional. Hirschman mengatakan bahwa untuk mencapai tingkat pendapatan yang lebih tinggi, terdapat
keharusan utuk membangun sebuah atau beberapa buah pusat kekuatan ekonomi dalam wilayah suatu negara, atau disebut sebagai pusat-pusat pertumbuhan
ekonomi growth pole. Terdapat elemen yang sangat menentukan dalam konsep kutub pertumbuhan, yaitu pengaruh yang tidak dapat dielakkan dari suatu unit
ekonomi terhadap unit-unit ekonomi lainnya. Pengaruh tersebut adalah dominasi ekonomi yang terlepas dari pengaruh tata ruang geografis dan dimensi tata ruang
ekonomi. Proses pertumbuhan adalah konsisten dengan teori tata ruang ekonomi economic space theory, di mana industri pendorong dianggap sebagai titik awal
dan merupakan elemen esensial untuk pembangunan selanjutnya Adisasmita, 2005.
Universitas Sumatera Utara
2.3 Pembangunan Desa 2.3.1 Pembangunan