Kelompok dan Organisasi sebagai Institusi Masyarakat

Manurut Anwar 1995 selama ini sering terjadi kesalahpahaman bahwa kelembagaan diartikan identik atau dicampuradukkan dengan system organisasi. Dalam konsep ekonomi kelembagaan, maka organisasi merupakan suatu bagian pengambil keputusan yang didalamnya diatur oleh sistem kelembagaan atau aturan main. Aturan main mencakup kisaran yang luas dari bentuk yang berupa konstitusi dari suatu Negara, sampai kepada kesepakatan antara dua pihak yang menyepakati suatu aturan bersama mengenai pembagian manfaat dan beban yang harus ditanggung oleh masing-masing pihak guna mencapai tujuan tertentu. Oleh karena itu, unsur-unsur kelembagaan yang mengatur transaksi pertukaran manfaat biaya diantara para pesertanya menjadi sangat penting. Secara operasional indikator perkembangan kelembagaan dapat dilihat dari : 1 perkembangan peraturan, perundang-undangan serta kebijakan-kebijakan, dan 2 ada tidaknya, serta perkembangan lembaga-lembaga organisasi masyarakat baik formal maupun non formal social, maupun lembaga pemerintahan

2.7 Kelompok dan Organisasi sebagai Institusi Masyarakat

Brown dan Moberg Ruwiyanto, 1988 mengungkapkan bahwa organisasi berada dalam kontinum individu-masyarakat. Mereka berdua menyebutkan bahwa masyarakat itu merupakan gabungan dari komunitas. Komunitas merupakan gabungan dari organisasi, organisasi merupakan gabungan dari kelompok dan kelompok merupakan gabungan dari individu. Gambar 2.1 menunjukkan kontinum tersebut. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.1. Kelompok dan Organisasi sebagai Institusi Masyarakat 2.8 Kerangka Pemikiran Dengan berlakunya UU Otonomi Daerah mengakibatkan terjadinya perubahan orientasi politik di Indonesia yang awalnya pembangunan negara ini bersifat sentralistik dan perencanaan ekonomi wilayah ditentukan dari pemerintah pusat berubah menjadi desentralistik dan perencanaan ekonomi wilayah sebagai salah satu sektor pendorong percepatan pembangunan wilayah diserahkan kepada daerah sehingga wilayah memiliki wewenang dalam menentukan pembangunan wilayahnya, sehingga dalam mengurus perkembangan wilayah juga diserahkan kepada pemerintah daerah untuk mengelolanya, seperti gambar 2.2. : Gambar 2.2. Kerangka Pemikiran Lembaga Kemasyarakatan Partisipasi Anggota Manajemen Organisasi Program Kegiatan Pengembangan Desa Ekonomi Sosial Budaya Sosial Politik PENGEMBANGAN WILAYAH Individu Kelompok Organisasi Komunitas Masyarakat Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Metode yang dilakukan untuk mengolah dan menganalisis penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Nasir 1988 mendefinisikan metode penelitian deskriptif sebagai metode penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian, sehingga metode ini berkehendak mengadakan akumulasi data dasar belaka. Sebagai objek dalam penelitian ini adalah Lembaga Kemasyarakatan yang ada di 75 desa se-Kabupaten Labuhanbatu, Lembaga Kemasyarakatan yang dimaksud adalah Organisasi PKK atau kelompok binaan PKK di desa, Organisasi Karang Taruna di desa, dan LKMD yang ada di Kabupaten Labuhanbatu, Lembaga Kemasyarakatan tersebut merupakan organisasi yang dibentuk atas prakarsa masyarakat desa dan berkoordinasi serta berkonsultasi terhadap pemerintah setempat, adapun yang menjadi anggotanya adalah masyarakat setempat. Aktivitas yang menjadi objek penelitian adalah seluruh kegiatan lembaga kemasyarakatan yang memberikan pengaruh terhadap pengembangan wilayah di desa masing-masing serta persepsi pengurus lembaga kemasyarakatan terhadap pengembangan desa.

3.2. Populasi dan Sampel

Populasi adalah suatu himpunan unit yang biasanya berupa orang, objek, transaksi atau kejadian di mana kita tertarik untuk mempelajarinya Kuncoro, 26 Universitas Sumatera Utara