Hasil Preparasi Bahan HASIL DAN PEMBAHASAN

milik CaCO 3 dan CaO. Hal ini disebabkan karena beberapa senyawa CaOH 2 sudah berubah fase saat pemanasan.

4.4 Hasil Sintesis Hidroksiapatit

Pengeringan dan pemanasan menghasilkan massa hasil sintesis HAp yang berbeda dengan massa serbuk awal seperti yang ditunjukkan pada Tabel 3. Tabel 3. Massa CaOH 2 dengan massa hasil sintesis HAp Perbedaan massa ini disebabkan karena hasil sintesis HAp yang telah melewati proses presipitasi dan penyaringan, dipanaskan dalam furnace. Sehingga terjadi penguapan air. Sampel yang sudah dihasilkan kemudian dianalisis fasenya dengan menggunakan XRD. Hasil XRD dapat dilihat pada Tabel 4 dan Gambar 7a, 7b, 8a, 8b. Tabel 4 berdasarkan pada quality analytic hasil XRD yang menunjukkan fase yang terbentuk pada sampel. Tabel 4. Fase yang terbentuk dari hasil XRD Kode Sampel Hasil XRD Rumus Kimia Nama Kimia Nama Mineral A1 Ca3PO42.xH2O Calcium Phosphate Hydrate A2 Ca5PO43OH Calcium Phosphate Hydroxid Hydroxiapatite B1 Ca3PO42.xH2O Calcium Phosphate Hydrate B2 Ca5PO43OH Calcium Phosphate Hydroxid Hydroxiapatite Kode Sampel Massa CaOH 2 gram Massa hasil sintesis Hap gram A1 7,6899 5,2937 A2 7,6899 7,4000 B1 3,8449 1,2093 B2 3,8449 2,6729 Kode Sampel Massa CaOH2 Massa hasil sintesis HAp A2 7,6899 7,3110 B2 3,8449 1,2542 Hasil XRD nenyatakan bahwa kedua sampel membentk HAp seperti sampel A2 dan B2. Dapat disimpulkan bahwa sampel yang dibuat dengan penambahan proses sintering dapat menghasilkan HAp. Konsentrasi yang berbeda memperlihatkan pembentukan HAp yang berbeda. Sampel A terbentuk mayoritas HAp lebih banyak daripada sampel B. Hal ini dapat terjadi konsentrasi larutan pada sampel A merupakan dua kali lipat dari larutan pada sampel B. Dengan menggunakan data dari hasil analisis XRD juga dapat ditentukan parameter kisi dari sampel yang menghasilkan HAp. Berdasarkan analisis XRD dapat ditentukan parameter kisi sampel seperti pada Tabel 6. Parameter kisi dapat dihitung dengan menggunakan jarak antara bidang 00.2 pada geometri kristal hexagonal. Perhitungan untuk mendapatkan parameter kisi sampel ada pada Lampiran 5 hal 25. Berdasarkan Tabel 6, parameter kisi sampel berada pada kisaran HAp dengan kisaran akurasi parameter kisi a sebesar 64.06517-99.6087, sedangkan kisaran akurasi kisi c sebesar 61.07561- 99.56933, sehingga dapat dikatakan fase yang terbentuk adalah fase HAp. Akurasi kisi sampel yang kecil, kemungkinan disebabkan oleh proses presipitasi yang kurang baik dari segi pencocokan suhu pada hotplate dengan suhu larutan. Tabel 6. Parameter Kisi Sampel Kode Sampel Parameter Kisi a Å Accuracy c Å Accuracy A2 9.841414371 95.5042 7,198906 95,42554 B2 9.38114704 99.6087 6,854352 99,56933 A2 12.8023426 64.06517 9,563555 61,07561 B2 7.994737479 84.88785 5,828688 84,67007 Derajat kristalinitas merupakan besaran yang menyatakan banyaknya kandungan kristal dalam suatu material dengan membadingkankan luasan kurva kristal dengan luasan kurva amorf dan kristal. Pengukuran derajat kristalinitas diperoleh langsung dari program karakterisasi XRD. Derajat kristalinitas ditunjukkan pada Tabel 7. Perbedaan derajat kristalinitas sampel disebabkan karena jumlah konsentrasi mol larutan yang berbeda. Tabel 7. Derajat Kristalinitas Sampel Kode Sampel Kristalinitas A2 83,13 B2 87,78 A2 92,10 B2 78,19 Berdasarkan data XRD juga dapat menghitung ukuran kristal. Ukuran Kristal yang didapatkan berbanding terbalik dengan nilai FWHM. Perhitungan untuk mendapatkan ukuran kristal ada pada Lampiran 6 dan 7 hal 32. Jika nilai FWHM kecil maka ukuran kristal akan besar. Pada konsentrasi kalsium dan fosfat 10,6 ukuran kristal lebih kecil dibandingkan pada sampel yang memiliki konsentrasi 0,50,3, karena penambahan konsentrasi mengakibatkan penurunan ukuran kristal. 17 Ukuran kristal pada sampel yang terbentuk HAp ditunjukkan pada Tabel 8.