Hasil Sintesis Hidroksiapatit HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil XRD nenyatakan bahwa kedua sampel membentk HAp seperti
sampel A2 dan B2. Dapat disimpulkan bahwa sampel yang dibuat dengan
penambahan proses sintering dapat menghasilkan HAp.
Konsentrasi yang
berbeda memperlihatkan pembentukan HAp
yang berbeda. Sampel A terbentuk mayoritas HAp lebih banyak daripada
sampel B. Hal ini dapat terjadi konsentrasi larutan pada sampel A
merupakan dua kali lipat dari larutan pada sampel B.
Dengan menggunakan data dari hasil analisis XRD juga dapat ditentukan
parameter kisi dari sampel yang menghasilkan
HAp. Berdasarkan
analisis XRD
dapat ditentukan
parameter kisi sampel seperti pada Tabel 6.
Parameter kisi dapat dihitung dengan menggunakan jarak antara
bidang 00.2 pada geometri kristal hexagonal.
Perhitungan untuk
mendapatkan parameter kisi sampel ada pada Lampiran 5 hal 25. Berdasarkan
Tabel 6, parameter kisi sampel berada pada kisaran HAp dengan kisaran
akurasi parameter kisi
a sebesar 64.06517-99.6087, sedangkan kisaran
akurasi kisi c sebesar 61.07561-
99.56933, sehingga dapat dikatakan fase yang terbentuk adalah fase HAp.
Akurasi kisi sampel yang kecil, kemungkinan disebabkan oleh proses
presipitasi yang kurang baik dari segi pencocokan suhu pada hotplate dengan
suhu larutan.
Tabel 6. Parameter Kisi Sampel Kode
Sampel Parameter Kisi
a Å Accuracy
c Å Accuracy
A2 9.841414371 95.5042
7,198906 95,42554
B2 9.38114704
99.6087 6,854352
99,56933 A2
12.8023426 64.06517
9,563555 61,07561
B2 7.994737479 84.88785
5,828688 84,67007
Derajat kristalinitas merupakan besaran yang menyatakan banyaknya
kandungan kristal dalam suatu material dengan membadingkankan luasan kurva
kristal dengan luasan kurva amorf dan kristal. Pengukuran derajat kristalinitas
diperoleh langsung dari program karakterisasi XRD. Derajat kristalinitas
ditunjukkan pada Tabel 7. Perbedaan derajat kristalinitas sampel disebabkan
karena jumlah konsentrasi mol larutan yang berbeda.
Tabel 7. Derajat Kristalinitas Sampel Kode Sampel
Kristalinitas A2
83,13 B2
87,78 A2
92,10 B2
78,19 Berdasarkan data XRD juga
dapat menghitung ukuran kristal. Ukuran
Kristal yang
didapatkan berbanding
terbalik dengan
nilai FWHM.
Perhitungan untuk
mendapatkan ukuran kristal ada pada Lampiran 6 dan 7 hal 32. Jika nilai
FWHM kecil maka ukuran kristal akan besar. Pada konsentrasi kalsium dan
fosfat 10,6 ukuran kristal lebih kecil dibandingkan
pada sampel
yang memiliki konsentrasi 0,50,3, karena
penambahan konsentrasi mengakibatkan penurunan ukuran kristal.
17
Ukuran kristal pada sampel yang terbentuk HAp
ditunjukkan pada Tabel 8.
Tabel 8. Ukuran kristal sam Kode
Sampel β deg
β ra A2
0,001747 0,003 B2
0,001888 0,003 A2
0.001658 0.928 B2
0.00185 0.928
Gambar 1 sampel.
rad D
00.2
nm 03494 85,04829
03777 78,68079 28388 97.67405
28487 87.54025 Catatan: Untuk A2 d
perhitungan kristal menggun D
00.4
Spektroskopi FTIR pada sampel A2 dan
Karakterisasi FTIR dapat d Gambar 10 a dan 10 b.
a
b r 10. a Spektrum spektroskopi FTIR sampel A2
b Spektrum spektroskopi FTIR sampel B2 15
dan B2,
unakan acuan R dilakukan
B2. Hasil dilihat pada
Spektoskopi FTIR digunakan untuk mengidentifikasi gugus fungsi
OH
-
, PO
4 3-
,CO
3 2-
yang terbentuk pada sampel. Variasi suhu dan konsentrasi
CaP pada sampel mempengaruhi bentuk pita serapan yang diidentifikasi dengan
spektroskopi inframerah.
Intensitas spektrum inframerah bergantung pada
kenaikan suhu pada saat kalsinasi dan kenaikan konsentrasi. Pada sampel A2,
pita serapan fosfat ν
1
berada pada bilangan
gelombang 962,24cm
-1
sementara pada pita serapan fosfat ν
3
berada pada bilangan gelombang 1036,10cm
-1
dan 1092,88 cm
-1
, dan pada pita serapan fosfat ν
4
berada pada bilangan gelombang 569,44 cm
-1
dan 602,36 cm
-1
. Munculnya gugus fosfat tersebut menunjukan bahwa HAp pada
sampel telah terbentuk. Pada sampel B2 pita serapan ν
1
fosfat berada pada bilangan gelombang 962,36 cm
-1
, sedangkan pada pita serapan ν
3
fosfat berada pada bilangan gelombang 1042,61 cm
-1
, dan pada pita serapan ν
4
fosfat berada pada bilangan gelombang 603,06 cm
-1
. Pita serapan hidroksil pada sampel B2 berada pada
bilangan gelombang 3572,97 cm
-1
, dan pita serapan karbonat berada pada
bilangan gelombang 1455,98 cm
-1
. Gugus OH
-
yang merupakan karakteristik HAp berada pada bilangan
gelombang 3576 cm
-1
dan 632 cm
- 1
.Gugus OH
-
dengan karakteristik HAp tersebut muncul pada kedua sampel
yang dikarakterisasi. Namun sampel A2 dengan konsentrasi CaP 10,6 memiliki
nilai yang lebih mendekati literatur yang ada dibandingkan sampel B2 yang
memiliki konsentrasi CaP 0,50,3. Kondisi ini dapat memperlihatkan
bahwa konsentrasi yang tinggi dapat meningkatkan jumlah hidroksil dan
merupakan pembentukan HAp yang lebih baik.