Hidroksiapatit Mineral Apatit PENDAHULUAN

      dibandingkan dengan standar absorbansinya, sehingga konsentrasi sampel dapat ditentukan dari hasil perbandingan dengan konsentrasi contoh, kemudian kadar air unsur-unsur yang dianalisis dapat dicari. Foto alat AAS ada pada Lampiran 3 hal 21.

BAB III METODA PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Januari – September 2011 di Laboratorium Biofisika, Departemen Fisika IPB, Kampus IPB Darmaga. Karakterisasi XRD dilakukan di Balai Kehutanan, karakterisasi FTIR dilakukan di Laboratorium Biofarmaka IPB, dan karakterisasi AAS dilakukan di Laboratorium Kimia FMIPA IPB.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang akan digunakan dalam penelitian ini meliputi : buret, magnetic stirrer , furnace, timbangan analitik, labu takar, gelas piala, pipet tetes, hot plate, vakum, kertas saring, aluminium foil, XRD, FTIR, dan AAS. Sedangkan bahan yang akan digunakan dalam penelitian ini meliputi cangkang keong sawah, larutan H 3 PO 4 dan aquabides.

3.3 Preparasi Bahan

1 kilogram cangkang keong dicuci dan dikeringkan, dijadikan serpihan-serpihan kecil. Setelah itu 82,8875 gram dipanaskan pada suhu 800 o C selama 3 jam, lalu didinginkan sampai suhu ruang, kemudian sampel ditumbuk dan digerus dengan menggunakan mortar hingga halus.

3.3.1 Karakterisasi

menggunakan AAS Karakterisasi ini dilakukan untuk mengetahui berapa besar kandungan kalsium yang ada pada cangkang keong sawah. Massa bubuk cangkang keong 1 gram dimasukan ke dalam labu detuksi. Kemudian, tambahkan 5 ml HCL 37 dan panaskan pada suhu sekitar 70 o C dengan menggunakan hotplate sambil diaduk sampai homogen, dinginkan, lalu masukan ke dalam labu takar dan tambahkan aquades sampai 200 ml, disaring menggunakan kertas saring. Filtrate diobservasi menggunakan AAS Simatsu Tipe 7000, dengan panjang gelombang 422,7 nm dan slite celah 0,2.

3.3.2 Karakterisasi

menggunakan XRD Karakterisasi yang dilakukan pertama ini bertujuan untuk mengetahui kandungan mineral yang ada pada cangkang keong sawah. Timbang sampel sebanyak 200 mg, kemudian ditempatkan di dalam plat aluminium berukuran 2 x 2 cm. Setelah itu dikarakterisasi menggunakan XRD XD- 610 SHIMADZU dengan sumber CuKα, yang memiliki panjang gelombang 1,54056 Å. Tegangan yang digunakan sebesar 40 kV dan arus generatornya sebesar 20 mA. Pengambilan data difraksi dilakukan dalam rentang sudut difraksi 2θ = 10 o sampai 2θ = 80 o dengan kecepatan baca di set 0,02 o per detik.

3.4 Sintesis Hidroksiapatit

Hidroksiapatit disintesis dengan menggunakan sumber kalsium dari cangkang keong sawah dan fosfatnya berasal dari H 3 PO 4. Metode sintesisnya yaitu dengan mencampurkan H 3 PO 4 dengan cangkang keong sawah. H 3 PO 4 yang sudah diencerkan dengan 100 aqubides kemudian dimasukan kedalam larutan Ca dengan metode presipitasi menggunakan buret dengan tingkat kecepatan 3 mlmenit dan diaduk menggunakan magnetic stirrer dengan kecepatan 300 rpm. Besarnya variasi konsentrasi larutan Ca, dan H 3 PO 4 yang digunakan ada 2 yaitu: 1 Larutan Ca 1 M massa 7,6889 gram dan H 3 PO 4 0,6 M volume 3,4386 ml 2 Larutan Ca 0,5 M massa 3,8449 dan H 3 PO 4 0,3 M volume 1,7193 Ketika larutan Ca ditambahkan, permukaan gelas piala ditutup dengan menggunakan aluminium foil agar tidak bereaksi dengan udara. Kemudian hasil presipitasi tersebut diendapkan selama 5 jam pada suhu kamar. Hasil endapan tersebut disaring dengan menggunakan vakum dan dipanaskan dalam furnace. Variasi suhu yang digunakan ada 2 yaitu: 1 Suhu 110°C selama 5 jam, dan hasilnya langsung ditumbuk hingga halus. 2 Suhu 110°C selama 5 jam, lalu sintering pada suhu 900°C selama 5 jam, dan hasilnya ditumbuk hingga halus. Sampel akan dibuat dengan spesifikasi seperti pada Tabel 2. Tabel 2: Spesifikasi Sampel Kode Konsentrasi Larutan Suhu Pengeringan °C Sintering °C A1 1 M Ca0,6 M H 3 PO 4 110 - A2 1 M Ca0,6 M H 3 PO 4 110 900 5 jam B1 0,5 M Ca0,3 M H 3 PO 4 110 - B2 0,5 M Ca0,3 M H 3 PO 4 100 900 5 jam Setelah sampel diperoleh, kemudian dikarakterisasi dengan menggunakan XRD dan FTIR.

3.5 Karakterisasi Sampel Hasil Sintesis

3.5.1 Karakterisasi

menggunakan XRD Karakterisasi yang ke-2 ini dilakukan pada semua sampel yang dibuat. Karakterisasi ini untuk melihat apakah hidroksiapatit yang dibuat sudah terbentuk pada sampel tersebut. Sampel berupa serbuk sebanyak 200 mg ditempatkan di dalam plat aluminium berukuran 2 x 2 cm. Setelah itu dikarakterisasi menggunakan XRD XD- 610 SHIMADZU dengan sumber CuKα, yang memiliki panjang gelombang 1,54056 Å. Tegangan yang digunakan sebesar 40 kV dan arus generatornya sebesar 20 mA. Pengambilan data difraksi dilakukan dalam rentang sudut difraksi 2θ = 10 o sampai 2θ = 80 o dengan kecepatan baca di set 0,02 o per detik.

3.5.2 Karakterisasi

menggunakan FTIR Karakterisasi ini dilakukan pada 2 sampel, A2 dan B2 yang pembuatannya dengan sintering. Sampel berupa serbuk sebanyak 2 mg dicampur dengan 100 mg KBr, kemudian dibuat pelet. Setelah itu, sampel dikarakterisasi dengan menggunakan FTIR HITACHI 270–50 dengan jangkauan bilangan gelombang 400 – 4000 cm -1 .

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Preparasi Bahan

Sumber kalsium yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkang keong sawah yang telah dikalsinasi. Proses perlakuan cangkang keong sawah meliputi perebusan keong sawah, pembersihan, pengeringan dan kalsinasi. Perlakuan diawali dengan perebusan keong sawah hingga masak. Kemudian dilakukan proses pemisahan daging