Tabel 2. Produk Domestik Regional Bruto PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha di Provinsi Bali Tahun 2004-2007
Jutaan Rupiah Lapangan Usaha
2004 2005
2006 2007
1. Pertanian, Peternakan,
Kehutanan Perikanan
4.406.176,32 4.591.023,82 4.779.419,37 4.898.453,92
2. Pertambangan dan Penggalian
129.042,07 134.169,95
137.571,19 141.657,45
3. Industri Pengolahan 1.912.465,14
2.010.190 2.097.824,93 2.289.788,43
4. Listrik, Gas Air Bersih
293.696,43 309.674,46
330.019,17 356.044,27
5. Bangunan 777.745,96
820.194,83 857.213,62
909.435,80
6. Perdagangan, Hotel Restoran
6.114.703,22 6.497.875,99 6.830.201,87 7.348.126,09
7. Angkutan Komunikasi
2.051.578,77 2.190.464,42 2.323.287,07 2.575.564,36 8. Keuangan, Persewaan
Jasa Perusahaan 1.462.272,55 1.568.435,47 1.673.782,28 1.734.273,10
9. Jasa – Jasa 2.815.563,35 2.950.414.91 3.155.359,78 3.243.703,65
Produk Domestik Regional Bruto
19.963.243,8121.072.444,7922.184.679,2823.497.047,07
Sumber : BPS Provinsi Bali, 2008.
Sebagai penggerak utama dalam pembangunan perekonomian Bali, pembangunan sektor pariwisata diarahkan untuk memecahkan masalah-masalah
ekonomi yang mendasar, khususnya dalam memperluas kesempatan kerja, memperluas kesempatan berusaha, memenuhi kebutuhan dasar rakyat,
memeratakan pendapatan
masyarakat, serta
mempercepat pengentasan
kemiskinan. Di sisi lain, di Provinsi Bali masih terdapat berbagai masalah yang belum
dapat terselesaikan diantaranya adalah masalah pengangguran dan kemiskinan. Jumlah pengangguran tersebut juga masih terjadi fluktuasi tiap tahunnya. Pada
tahun 2005 angka pengangguran Provinsi Bali sebesar 106.430 jiwa dan
mengalami peningkatan pada tahun 2006 menjadi 120.188 jiwa. Peningkatan tersebut diakibatkan karena belum pulihnya kondisi keamana Provinsi Bali setelah
mengalami tragedi bom Bali II pada tahun 2005. Pada tahun 2007, kondisi Provinsi Bali mulai membaik dan angka pengangguran mengalami penurunan
yaitu menjadi sebanyak 77.577 jiwa. Jumlah pengangguran tersebut sangat mempengaruhi jumlah kemiskinan
yang terdapat di Bali. Jumlah penduduk miskin di Provinsi Bali sangat berfluktuatif, pada Maret 2004 angka kemiskinan di Bali sebesar 231.900 orang
dan mengalami penurunan pada Maret 2005 menjadi sebanyak 228.400 jiwa. Namun pada Maret 2007, jumlah ini meningkat menjadi 229.100 jiwa dan
kembali mengalami penurunan pada Maret 2008 menjadi sebanyak 215.700 jiwa Pariwisata Bali sangat tergantung pada jumlah wisatawan yang berkunjung
ke Bali. Peningkatan kunjungan wisatawan akan meningkatkan pengeluaran wisatawan tourist expenditure, dan akhirnya meningkatkan efek pengganda
multiplier effects, perolehan devisa, perluasan kesempatan kerja yang akan mengurangi pengangguran, dan peningkatan pendapatan untuk mengurangi angka
kemiskinan. Hal tersebut dapat dilihat ketika terjadi peledakan bom Bali I pada tanggal
12 Oktober 2002 yang memberikan pengaruh besar bagi perekonomian di Indonesia khususnya di Bali. Karena sebagian besar korban dari peledakan bom
tersebut adalah wisatawan asing, hal ini mengakibatkan penurunan terutama disektor pariwisata dan sektor perdagangan. Akibatnya, kedatangan wisatawan
asing langsung pada tahun 2002 menurun sekitar 6,84 dan di tahun 2003 masih
mengalami penurunan sebesar 5,76. Penurunan jumlah wisatawan ini akan mempengaruhi pengeluaran wisatawan yang dampaknya terhadap pendapatan
masyarakat mencapai 45,3 Anonim, 2004. Begitu juga dengan kejadian bom Bali II pada 1 Oktober 2005 yang
dampaknya luar biasa. Kunjungan wisman langsung yang biasanya mencapai rata- rata 4.000 orang per hari merosot tajam menjadi hanya sekitar 2.000 orang saja.
Kondisi ini membuat Bali berpotensi kehilangan 2 juta dolar AS per hari dari belanja wisman diasumsikan rata-rata pengeluaran wisman per hari 1.000 dolar
AS. Kejadian bom Bali I dan II berlanjut kepada adanya kasus pemutusan hubungan kerja PHK, terutama di lingkungan usaha sektor perhotelan, restoran,
rumah makan, biro perjalanan atau usaha lainnya yang terkait pariwisata, menjadi tidak terhindarkan Ary, 2005. Hal ini menunjukkan bahwa pengeluaran
wisatawan melalui kunjungan wisatawan mancanegara sangat menentukan pariwisata dan perekonomian Bali.
Dengan kebijakan pemerintah yang memprioritaskan pembangunan wilayah pada sektor pariwisata, maka perlu diteliti sudah seberapa jauhkah peran
sektor pariwisata dalam meningkatkan kesempatan kerja, pendapatan masyarakat, dan tingkat output serta keterkaitan sektor pariwisata dengan sektor ekonomi lain.
Adapun permasalahan yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut: 1.
Bagaimana peran sektor pariwisata dalam struktur perekonomian Provinsi Bali?
2. Bagaimana peran sektor pariwisata dalam keterkaitannya dengan sektor
ekonomi lain di Provinsi Bali?
3. Bagaimana peran sektor pariwisata terhadap laju pertumbuhan output,
pendapatan, dan kesempatan kerja masyarakat?
1.3. Tujuan Penelitian