Sehingga dengan luas wilayah yang hanya sebesar 123,98 km
2
, kepadatan penduduknya sebesar 3764 jiwa per km
2
BPS Provinsi Bali, 2008.
Tabel 5. Jumlah Penduduk yang Bekerja Provinsi Bali, 2003-2007 Jiwa
Tahun Laki-Laki
Perempuan Total
2007 1.096.996
885.138 1.982.134
2006 1.059.706
810.582 1.870.288
2005 1.043.038
852.703 1.895.741
2004 1.031.360
803.805 1.835.165
2003 1.014.192
751.125 1.765.317
Sumber: BPS Provinsi Bali, 2008
Pada tahun 2007, jumlah angkatan kerja Provinsi Bali adalah sebesar 2.059.711 jiwa. Dari jumlah tersebut, banyaknya penduduk yang bekerja adalah
sebesar 1.982.134 jiwa. Sedangkan angkatan kerja yang sedang mencari pekerjaan tingkat pengangguran terbuka adalah sebesar 77.577 jiwa. Jumlah pengangguran
pada tahun 2007 mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 120.188 jiwa. Data-data tersebut disajikan melalui tabel-tabel berikut ini.
Tabel 6. Penduduk yang Mencari Pekerjaan Provinsi Bali, 2003-2007 Jiwa
Tahun Laki-Laki
Perempuan Total
2007 47.485
30.092 77.577
2006 68.774
51.414 120.188
2005 53.757
52.673 106.430
2004 46.880
42.760 89.640
2003 64.749
79.988 144.737
Sumber: BPS Provinsi Bali, 2008
4.3. Kondisi Perekonomian
Provinsi Bali memiliki perekonomian yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari angka Produk Domestik
Bruto PDRB Bali atas dasar harga konstan 2000 dimana pada tahun 2003 sebesar 19.080.895,84 juta rupiah, tahun 2004 sebesar 19.963.243,81 juta rupiah,
tahun 2005 sebesar 21.072.444,79 juta rupiah, tahun 2006 sebesar 22.184.679,28 juta rupiah, dan pada tahun 2007 sebesar 23.497.047,07 juta rupiah.
Adanya peristiwa ledakan Bom Bali I di Legian pada tahun 2002 menyebabkan pertumbuhan ekonomi Provinsi Bali pada tahun 2003 mengalami
pertumbuhan ekonomi yang negatif mencapai minus 0,51. Namun, pada tahun 2004 pertumbuhan ekonomi Bali kembali postitif mencapai 3,56 persen. Tingkat
inflasi Provinsi Bali pada tahun 2007 adalah 5,9 persen. Angka tersebut lebih tinggi dari angka inflasi pada tahun 2006 yaitu sebesar 4,3 persen. Namun, angka
inflasi tahun 2007 masih lebih rendah daripada angka inflasi pada tahun 2005 yang mencapai 11,31 persen. Tingginya tingkat inflasi pada tahun 2005
disebabkan oleh kenaikan harga BBM lebih dari 100 persen yang ditetapkan oleh pemerintah Kiki, 2008.
4.4. Sektor Pariwisata
Saat ini pengembangan kepariwisataan semakin penting, tidak saja dalam rangka meningkatkan penerimaan devisa negara, tapi juga dalam rangka
memperluas kesempatan kerja dan pemerataan pendapatan. Melalui berbagai program dan proyek yang bersumber dari anggaran pusat dan daerah, pemerintah
juga membangun berbagai fasilitas fisik dan ekonomi termasuk fasilitas kepariwisataan untuk mengantisipasi peningkatan kunjungan wisatawan.
Peningkatan kunjungan wisatawan akan meningkatkan pengeluaran wisatawan dan akhirnya meningkatkan perolehan devisa dan perluasan
kesempatan kerja. Jelasnya pengeluaran pemerintah dan wisatawan serta investasi swasta berperan sebagai injeksi dana kedalam perekonomian Bali. Namun ketika
terjadi peledakan bom di Bali pada tanggal 12 Oktober 2002 memberikan pengaruh yang besar bagi perekonomian di Indonesia khususnya di Bali. Kejadian
tersebut selain merusak perekonomian di Indonesia juga merusak nama baik Indonesia dimata internasional. Karena sebagian besar korban dari peledakan bom
tersebut adalah wisatawan asing. Hal ini mengakibatkan penurunan terutama disektor pariwisata dan sektor perdagangan.
Pada tahun 2001 Bali mampu mendatangkan 1.356.774 orang wisatawan, pada tahun 2002 kunjungan wisatawan menurun menjadi 1.285.844
orang. Dampak dari bom Bali pertama yang terjadi pada tahun 2002, sangat dirasakan pada tahun 2003 dengan kunjungan wisatawan hanya sebanyak 993.029
orang. Kunjungan wisatawan mulai pulih dirasakan pada tahun 2004 dengan jumlah kedatangan mencapai 1.458.309 orang. Namun, itu tidak berlangsung
lama, karena tahun 2005 Bali kembali diguncang bom kedua. Walaupun peristiwanya terjadi di bulan Oktober, kunjungan wisatawan ke Bali pada tahun
2005 kembali turun menjadi 1.105.202 orang. Di kuartal pertama tahun 2006, kunjungan wisatawan ke Bali juga belum pulih walaupun jumlah kunjungan
wisatawan ke Bali meningkat yaitu sebesar 2.066.715 orang, banyak karyawan yang terancam PHK, kredit bank menjadi macet, pajak hotel dan restoran yang
semula menjadi andalan APBD menurun drastis, dan masih banyak lagi dampak negatif lain akibat peristiwa tersebut. Pada tahun 2007, kondisi pariwisata
membaik dengan jumlah kunjungan wisatawan sebesar 2.723.382 orang BPS Provinsi Bali, 2008.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN