N =
dimana ; N = jumlah koloni per mlgram
C = jumlah koloni dari tiap –tiap petri
n
1
= jumlah petri dari pengenceran pertama yang dihitung n
2
= jumlah petri dari pengenceran kedua d = pengenceran pertama yang dihitung
d. Kadar Air
Perubahan kadar air dari susu bubuk kering selama penyimpanan diukur menggunakan metode oven. Cawan yang akan digunakan dikeringkan dalam oven
selama 15 menit, selanjutnya sampel didinginkan dalam desikator dan ditimbang berat awal cawan kosong. Sampel ditimbang dengan cepat sebanyak 3 gram
kemudian cawan beserta sampel dimasukkan dalam oven suhu 105 °C selama 6 jam. Cawan didinginkan dalam desikator selama 15 menit dan kemudian
ditimbang. Cawan dan sampel dimasukkan kembali ke dalam oven sampai diperoleh berat konstan atau sampai perbedaan berat 0,2 mg. Kadar air dihitung
dengan rumus :
Kadar Air b.k = x 100
AOAC 1994
e. Aktivitas Air a
w
Pengukuran a
w
dilakukan menggunakan a
w
meter yang telah dikalibrasi. Kalibrasi a
w
meter dengan menggunakan NaCl jenuh yang memiliki a
w
sebesar 0,75 dan BaCl
2
pada a
w
0,90. Setelah alat dikalibrasi, sampel susu bubuk kering dimasukkan ke dalam wadahchamber pada a
w
meter kemudian ditutup dan ditunggu beberapa menit sampai muncul nilai a
w
sampel yang dianalisis Nielsen 2003.
3.7 Rancangan Percobaan
Rancangan percobaan yang digunakan pada penelitian ini adalah 1.
Rancangan Acak Lengkap RAL satu faktor Anova Single Factor dengan
2 kali ulangan dan tiap ulangan dilakukan secara duplo, untuk pengujian tahapan skrining cepat isolat Cronobacter spp., penurunan logaritma saat
rekonstitusi Cronobacter spp. sebelum dan sesudah pengeringan semprot,
dan selama penyimpanan diberbagai RH. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan Analysis of Variance ANOVA dan diuji lanjut
berganda Duncan Duncan Multiple Range TestDMRT . Model rancangan yang digunakan adalah sebagai berikut :
Keterangan: Yij
= Nilai pengamatan dari perlakuan ke-i dan ulangan ke-j µ = Nilai rataan umum populasi
τ
i
= Pengaruh perlakuan ke-i ε
ij
= Galat pengamatan atau percobaan pada perlakuan ke-i dengan ulangan ke-j.
2. Rancangan Faktorial Acak Lengkap RFAL dengan 2 kali ulangan dan tiap
ulangan dilakukan secara duplo, untuk pengujian tahapan penyimpanan pada berbagai kondisi RH. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan
Analysis of Variance ANOVA dan diuji lanjut berganda Duncan Duncan Multiple Range TestDMRT. Model rancangan yang digunakan adalah
sebagai berikut :
Keterangan: Yijk = Nilai pengamatan dari perlakuan ke-i dan ulangan ke-j
Y
ijk
= µ + A
i
+ B
j
+ AB
ij
+ +ε
ijk
Y
ijk
= µ + τ
i
+ ε
ijk
µ = Nilai rataan umum populasi A
i
= Pengaruh faktor A level ke-i B
i
= Pengaruh faktor B level ke-j AB
ij
= Pengaruh interaksi faktor A dan B ε
ijk
= Galat pengamatan atau percobaan pada perlakuan ke-i dengan ulangan ke-j.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Rekonfirmasi Isolat Cronobacter spp.
Rekonfirmasi isolat Cronobacter spp. dilakukan berdasarkan pengamatan morfologi dan karakteristik biokimia. Cronobacter spp. merupakan bakteri Gram
negatif yang berbentuk batang, setelah inkubasi pada suhu 37 °C selama 24 jam pada media BHI Brain Heart Infusion mampu membentuk endapan atau sedimen
di bagian dasar tabung. Pada media kromogenik DFI Druggan Forsythe Iversen isolat Cronobacter spp. membentuk koloni berwarna hijau-biru yang berfluorosen,
sedangkan pada media TSA Tryptone Soy Agar mampu membentuk koloni berwarna kuning berdiameter 1,5-3 mm. Hasil rekonfirmasi isolat Cronobacter
spp. dapat dilihat pada Tabel 4. sedangkan gambar hasil konfirmasi dapat dilihat pada Lampiran 2.
Tabel 4. Hasil rekonfirmasi isolat Cronobacter spp.
No Karakteristik
Hasil
1. 2.
3.
4. 5.
Morfologi Pewarnaan Gram
Kemampuan tumbuh pada medium BHI Brain Heart Infusion pada
suhu 37 °C selama 24 jam Kemampuan tumbuh pada media
DFI Druggan Forsythe Iversen Kemampuan tumbuh pada media
TSA Tryptone Soy Agar -
Berbentuk batang -
Gram negatif -
Positif keruh dan membentuk endapansedimen
- Membentuk koloni berwarna
hijau-biru yang berfluorosen -
Membentuk koloni berwarna kuning
4.2 Skrining Cepat Ketahanan Panas Isolat Cronobacter spp.
Isolat yang memiliki ketahanan terhadap perlakuan panas pada suhu yang diujikan akan mengalami log reduksi yang lebih rendah. Hasil skrining cepat
menunjukkan bahwa isolat Cronobacter spp. yang berasal dari susu formula YRt2a dan YRc3a dan susu formula lanjutan E6 mengalami reduksi lebih
rendah dibandingkan isolat dari sumber lain, yaitu isolat asal makanan bayi Des b7a dan Des b10, coklat bubuk Des d3, maizena Des c13 dan isolat klinis
ATCC 51329. Hasil uji berganda Duncan DMRT menunjukkan bahwa ketahanan panas isolat Cronobacter spp. pada suhu 50 °C selama 30 menit dari