Penyakit yang Disebabkan oleh Enterobacter sakazakii Cronobacter spp.

pathogen dapat masuk ke bubuk susu dari lingkungan dan saat penambahan atau pencampuran dengan bahan lain Gurtler et al. 2005. Soriano et al. 2001 menemukan 1 isolat E. sakazakii dari 40 sampel selada mentah tetapi tidak memukan pada selada siap makan. Sedangkan Senzani 2011 berhasil mengisolasi Cronobcater spp. dari kubis mentah asal Indonesia. Cottyn et al. 2001 menganalisa beras yang dipanen dari berbagai area di Philippina, hasil penelitiannya menunjukkan 4 dari 9 lot biji terdapat E. sakazakii. Bakteri ini juga mengkontaminasi makanan yang berasal dari daging dan produk daging serta unggas, selain itu ditemukan juga mengkontaminasi, telur, susu mentah dan berbagai produk susu serta sedikit pada ikan. E. sakazakii juga dapat mengkontaminasi selama proses curing daging. E. sakazakii merupakan mikroorganisme yang membentuk histamin selama proses pematangan keju yang diisolasi dari whey keju Dumen 2010. Friedmann 2006 melaporkan bahwa makanan dapat tercemar oleh E. sakazakii baik ketika masih dalam keadaaan mentah maupun setelah mengalami proses pengolahan. Pangan olahan yang dapat terkontaminasi bakteri ini bukan hanya makanan kering, makanan segar, beku, siap saji, fermentasi, makanan matang, minuman dan air untuk mengolah makanan ternyata juga dapat terkontaminasi E. sakazakii. Cronobacter spp. telah diisolasi dari 22,73 formula lanjutan untuk bayi berumur kurang dari 6 bulan dari 22 sampel dan 40 makanan bayi dari 15 sampel yang dipasarkan di Indonesia oleh Estuningsih et al. 2006. Laporan lain menyebutkan Cronobacter spp. juga diisolasi dari susu formula bubuk dan makanan bayi Meutia 2008. Dewanti-Haryadi et al. 2011 juga mengisolasi Cronobacter spp. pada makanan bayi dan beberapa produk pangan kering lainnya.

2.3 Penyakit yang Disebabkan oleh Enterobacter sakazakii Cronobacter spp.

E. sakazakii Cronobacter spp. merupakan patogen oportunistik dan emerging patogen. Studi secara epidemologi menunjukkan bahwa infeksi E. sakazakii yang telah menyebabkan wabah di sejumlah negara berhubungan dengan susu formula bubuk yang diberikan kepada bayi. Pemberian susu formula bubuk yang terkontaminasi E. sakazakii pada kelompok bayi beresiko tinggi bayi yang lahir prematur yaitu lahir 37 minggu, memiliki berat lahir rendah 2000 gram, dan bayi yang dilahirkan dari ibu yang mengidap HIV dilaporkan akan menyebabkan radang otak neonatal meningitis, radang usus necrotizing enterocolitisNEC, dan bacteremia yang mengancam hidup bayi. E. sakazakii menjadi perhatian karena menyebabkan infeksi dengan tingkat mortalitas yang tinggi 40-80 pada bayi yang baru lahir 0-6 bulan Iversen Forsythe 2003, jika pasien mampu bertahan biasanya akan mengalami komplikasi syaraf seperti kepala yang membesar hydrocephalus, kelumpuhan quadriplegia, dan infeksi jaringan otak brain abscess Mullane et al. 2006. The International Commission for Microbiological Specifications for Foods ICMSF 2002 menempatkan E. sakazakii sebagai cemaran dengan tingkat bahaya parah, menyerang populasi terbatas, mengancam kehidupan atau menyebabkan dampak kronis lanjutan dan mempengaruhi hidup dalam jangka waktu lama. Mikroorganisme ini juga dianggap mempunyai peringkat yang sama dengan patogen konvensional pada makanan dan air seperti Listeria monocytogenes, Clostridium botulinum tipe A dan tipe B, serta Cryptosporodium parvum. E. sakazakii juga dapat menyebabkan infeksi pada orang dewasa, orang tua, dan orang dengan daya tahan tubuh rendah. Secara umum Enterobacter bertanggung jawab pada sekitar 50 infeksi nosokomial yang hampir semuanya terjadi pada pasien dirumah sakit yang memiliki daya tahan tubuh rendah Leclerc et al. 2001 dalam Iversen Forsythe 2003. Infeksi E. sakazakii pada bayi yang baru lahir dapat menyebabkan bayi akan mengalami bacteremiasepsis, meningitis dan necrotizing enterocolitis. Sepsis adalah beredarnya bakteri pembentuk toksin melalui sirkulasi darah, sehingga bakteri dapat masuk ke jaringan, menyebabkan kejang dan munculnya kista pada otak. Meningitis merupakan suatu infeksi dan inflamasi pada lapisan penutup otak meninges, indikasi dari meningitis adalah diekspresikannya OmpA outer membrane protein A sehingga sel dapat berkolonisasi di gastrointestinal dan bertahan di dalam darah Weir 2002. Van Acker et al 2001 melaporkan bahwa. E. sakazakii dapat menyebabkan penyakit necrotizing enterocolitis NEC yang sering menyerang bayi prematur dan berkontribusi terhadap 10-15 kematian bayi. Bakteri ini akan memicu apoptosis pada sel epitel usus atau EIC intestinal epithelial cell sehingga meningkatkan produksi interleukin-6. Bayi yang hanya mengkonsumsi susu formula daripada ASI 10 kali lebih berpotensi mengalami necrotizing enterocolitis.

2.4 Pengeringan Semprot Spray Drying dalam Pembuatan Susu Bubuk