1
1.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Daerah pesisir pantai merupakan zona yang sangat dinamis dimana darat dan laut saling berinteraksi menghasilkan lingkungan yang unik dan rentan
terhadap perubahan. Batas antara air laut dan daratan disebut sebagai garis pantai, yang selalu berubah-ubah, baik perubahan sementara akibat pasang surut, maupun
perubahan permanen dalam jangka waktu panjang akibat abrasi dan akresi. Menurut Doornkamp dan King 1971, terdapat tiga proses dinamis penting yang
mempengaruhi bentuk pantai yaitu aksi gelombang, angin dan pasang surut. Proses yang paling penting adalah aksi gelombang. Gelombang yang dibangkitkan
oleh angin merambat dari perairan dalam menuju ke perairan dangkal pantai kemudian mengalami perubahan transformasi sifat dan parameter gelombang
karena proses refraksi, pendangkalan shoaling, refleksi, difraksi hingga gelombang pecah akibat pengaruh dasar perairan dan karakteristik bentuk pantai.
Kemudian gelombang akan membangkitkan arus menyusur pantai yang dapat mengangkut sedimen dari atau menuju pantai, dan juga dapat mengangkut
sedimen sepanjang pantai sehingga menyebabkan perubahan garis pantai. Pantai Pekalongan dan Batang berada pada pesisir pantai utara Provinsi
Jawa Tengah. Wilayah pesisir pantai utara Pantura Jawa merupakan kawasan yang dinamis dan cepat mengalami perubahan sebagai akibat dari tingkat
kebutuhan pemanfaatan lahan yang sangat besar di pulau Jawa. Lokasi pantai berhadapan langsung dengan laut Jawa sehingga mendapat pengaruh komponen
gelombang dari laut dalam dan dapat menyebabkan perubahan garis pantai.
Penelitian mengenai perubahan garis pantai perlu dilakukan untuk mengetahui tendensi perubahan pantai di masa yang akan datang. Perubahan garis
pantai dapat diprediksi melalui pendekatan model numerik Dean dan Zheng, 1997; Elfrink dan Baldock, 2002; Ashton dan Murray, 2006. Triwahyuni et al.
2010 telah membuat model perubahan garis pantai timur Tarakan dengan menggunakan data gelombang pecah yang dihitung di pantai akibat angin bulanan
rata-rata selama 10 tahun. Komar 1983a telah membuat model perubahan garis pantai akibat adanya jetty dengan hanya menggunakan satu data gelombang tanpa
menyertakan proses transformasi gelombang. Fitrianto 2010 telah membuat model perubahan garis pantai di sekitar jetty di Pelabuhan Pendaratan Ikan PPI
Glayem Juntinyuat, Kabupaten Indramayu menggunakan program transformasi gelombang STWAVE. Dewi 2011 membuat model transformasi gelombang dari
laut dalam menuju ke pantai serta perubahan garis pantai yang diakibatkan karena angkutan sedimen sejajar pantai di pantai Teritip hingga Ambarawang,
Kalimantan Timur. Alphan 2005 telah mengamati perubahan garis pantai di delta Cukurova, pantai tenggara Mediterrania, Turki dengan menggunakan citra
multi temporal Landsat MSS tahun 1972 dan ETM
+
tahun 2002. Penelitian mengenai perubahan garis pantai masih perlu dilakukan salah
satunya dengan cara melihat interaksi angin yang membangkitkan gelombang di laut dalam, kemudian membuat model transformasi gelombang dari laut dalam
hingga gelombang pecah di pantai dan model angkutan sedimen sepanjang pantai yang dapat menyebabkan perubahan garis pantai. Hasil simulasi model tersebut
kemudian divalidasi dengan cara membandingkan perubahan garis pantai hasil pengolahan citra satelit.
1.2 Tujuan