Arah dan Kecepatan Angin

51

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Arah dan Kecepatan Angin

Angin merupakan salah satu faktor penting pada proses pembangkitan gelombang di laut dalam yang kemudian bergerak menuju ke perairan dangkal dan menentukan besarnya angkutan sedimen di sepanjang pantai sehingga terjadi perubahan garis pantai. Data arah dan kecepatan angin harian selama tahun 1989- 2002 di lokasi penelitian yang diolah dari data angin ECMWF dapat dilihat pada Lampiran 4 dan 5. Data sebaran arah dan kecepatan angin harian yang bertiup di perairan Pekalongan dan Batang selama tahun 1989 hingga 2002 ditabulasikan dalam bentuk persentase kejadian angin seperti yang ditunjukkan pada Tabel 3. Dari hasil analisis data angin harian tersebut diperoleh pola sebaran arah dan kecepatan angin harian di lokasi penelitian selama tahun 1989-2002 seperti yang disajikan dalam bentuk mawar angin wind rose pada Gambar 19 dan histogram persentase distribusi kelas kecepatan angin pada Gambar 20. Tabel 3. Persentase kejadian angin selama tahun 1989-2002 Arah Kecepatan angin mdet Total 0,0-0,3 0,3-1,6 1,6-3,4 3,4-5,5 5,5-8,0 8 Utara 0,02 1,51 2,09 0,37 0,00 0,00 3,99 Timur Laut 0,04 1,58 5,97 4,07 0,31 0,00 11,97 Timur 0,06 2,03 11,30 16,25 5,63 0,10 35,38 Tenggara 0,06 1,41 4,71 3,09 0,35 0,00 9,62 Selatan 0,04 0,98 1,60 0,53 0,08 0,00 3,23 Barat Daya 0,04 1,06 1,82 0,96 0,14 0,02 4,03 Barat 0,00 1,31 4,11 5,40 6,51 2,11 19,44 Barat Laut 0,02 1,45 3,32 2,86 2,78 1,92 12,34 Total 0,27 11,31 34,93 33,52 15,80 4,15 100,00 Gambar 19. Mawar angin wind rose dari angin harian selama tahun 1989-2002 Gambar 20. Histogram persentase distribusi kelas kecepatan angin selama tahun 1989-2002 Sebaran arah angin yang bertiup di perairan Pekalongan dan Batang selama tahun 1989 hingga 2002 dominan berasal dari arah timur dengan persentase kejadian angin sebesar 35,38, kemudian dari arah barat, barat laut, timur laut dan tenggara dengan arah resultan yaitu 67 o sebesar 21. Angin yang bertiup dari arah barat daya, utara dan selatan tidak termasuk dalam komponen angin yang dominan. Hal tersebut ditunjukkan oleh jumlah resultan angin yang tidak mencapai 8 dari total keseluruhan persentase kejadian angin. Sebaran kecepatan angin yang bertiup di perairan Pekalongan dan Batang selama tahun 1989 hingga 2002 dominan pada kisaran 1,6-3,4 mdet dengan persentase kejadian sebesar 34,93. Persentase kejadian angin terkecil yaitu pada kisaran 0,0-0,3 mdet sebesar 0,27. Angin yang bertiup dari arah timur pada kisaran kecepatan 3,4-5,5 mdet adalah angin yang memiliki persentase kejadian angin terbesar yaitu sebesar 16,25. Berdasarkan posisi geografisnya, pantai Pekalongan dan Batang dengan orientasi pantai menghadap ke arah timur laut dapat diterjang oleh gelombang yang dibangkitkan oleh angin yang berasal dari arah utara, timur laut dan timur. Namun, jika dilihat dari pola sebaran arah dan kecepatan angin Tabel 3, Gambar 19 dan 20, arah angin yang dominan berasal dari arah timur dan timur laut sehingga dapat membangkitkan gelombang yang bergerak menuju pantai dan memberikan pengaruh cukup besar terhadap pantai Pekalongan dan Batang. Angin yang berasal dari arah utara dianggap tidak memberikan pengaruh besar terhadap pantai karena memiliki persentase kejadian yang tidak mencapai 10 dari total keseluruhan kejadian angin. Fitrianto 2010 telah menganalisis data arah dan kecepatan angin bulanan ECMWF pada stasiun pengambilan data angin yang sama tahun 1993-2008. Hasil sebaran arah angin dominan berasal dari tenggara 42,71, kemudian dari arah barat 29,17 dan timur 16,67. Sebaran kecepatan angin sebagian besar pada kisaran 3,4-5,5 mdet 51,56 dan 1,6-3,4 mdet 29,17. Perbedaan ini diperkirakan karena beda waktu dan data angin bulanan yang digunakan. Pola sebaran angin menunjukkan bahwa pada musim barat Desember - Pebruari angin bertiup dari arah barat, pada musim timur Juni - Agustus angin bertiup dari arah timur, pada musim peralihan I Maret – April angin bertiup dari arah barat laut dan pada musim peralihan II September – Nopember angin bertiup dari arah timur laut dan tenggara. Kondisi demikian menunjukkan bahwa perairan Pekalongan dan Batang dipengaruhi oleh pola angin muson yang berbalik arah dua kali dalam setahun. Mawar angin dan tabel persentase kejadian angin bulanan rata-rata selama tahun 1989-2002 dapat dilihat pada Lampiran 6 dan 7.

4.2 Pembangkitan Gelombang di Laut Dalam