Citra Landsat 4 Thematic Mapper TM dan 7 Enhanced Thematic

2.7 Citra Landsat 4 Thematic Mapper TM dan 7 Enhanced Thematic

Mapper Plus ETM + Penentuan perubahan garis pantai dapat dilakukan dengan menggunakan citra satelit yang direkam pada kurun waktu berbeda. Garis pantai masing-masing citra ditumpang tindihkan untuk melihat perubahan garis pantai selama kurun waktu tersebut. Penentuan perubahan garis pantai dengan menggunakan citra tidak mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan garis pantai tersebut. Landsat merupakan satelit sumberdaya alam yang dikembangkan oleh National Aeronautical and Space Administration NASA Amerika Serikat pada awal tahun 1970-an Purwadhi, 2001. Citra Landsat TM merupakan hasil rekaman sensor Thematic Mapper yang dipasang pada satelit Landsat 4 dan Landsat 5. Citra Landsat ETM + merupakan hasil rekaman sensor Enhanced Thematic Mapper Plus ETM + yang dipasang pada satelit Landsat 7 yang merupakan kelanjutan dari program Landsat 4 dan 5, karena program Landsat 6 gagal mencapai orbit. Karakteristik sensor satelit Landsat TM dan ETM + dapat dilihat pada Tabel 2. Penelitian mengenai perubahan garis pantai menggunakan citra satelit telah dilakukan oleh beberapa peneliti diantaranya; Purba dan Jaya 2004 melakukan analisis perubahan garis pantai dan penutupan lahan di Lampung Timur dengan menggunakan citra satelit Landsat TM tahun 1991, 1999, 2001, dan 2003. Hasil pengolahan citra satelit ini menunjukkan garis pantai yang mengalami erosi di bagian selatan dan sedimentasi di bagian utara. Alphan 2005 mengamati delta Cukurova, di pantai tenggara Mediterrania, Turki menggunakan citra Landsat MSS tahun 1972 dan ETM + tahun 2002. Hasil tumpang tindih garis pantai tahun 1972 dan 2002 menunjukkan bahwa akresi dan abrasi terjadi sekitar muara sungai. Tabel 2. Karakteristik sensor Landsat TM dan ETM + Kanal Panjang Gelombang Resolusi Spasial Fungsi TM ETM + 1 0,45 – 0,52 μm sinar tampak violet-biru 30 x 30 m 30 x 30 m Pemetaan perairan pantai coastal zone, pembedaan antara tanah dan vegetasi 2 0,52 – 0,60 μm sinar tampak hijau 30 x 30 m 30 x 30 m Memperkirakan keseburan vegetasi 3 0,63 – 0,69 μm infra termal merah 30 x 30 m 30 x 30 m Membedakan jenis vegetasi berdasarkan pemetaan klorofil 4 0,76 – 0,90 infra merah dekat 30 x 30 m 30 x 30 m Pembedaan badan air, tanah dan vegetasi 5 1,55 – 1,75 μm infra merah menengah 30 x 30 m 30 x 30 m Membedakan awan dengan salju, pengukuran kelembapan vegetasi dan tanah 6 10,40 – 12,50 μm infra merah termal 120 x 120 m 60 x 60 m Mengukur dan pemetaan panas, tekanan panas tumbuhan, dan informasi geologi lainnya berdasarkan panas 7 1.08 – 2,35 μm infra merah jauh 30 x 30 m 30 x 30 m Pemetaan hidrotermal, pembedaan tipe batuan mineral dan petroleum geology 8 0,5 – 0,9 μm pankromatik Tidak ada 15 x 15 m Meliputi fungsi yang ada dari spektrum sinar tampak sampai infra merah dekat Sumber: Purwadhi, 2001; NASA, 2005

2.8 Kondisi Umum Lokasi Penelitian