Proses Produksi biskuit long stick

16

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Bagian preparasi dan pengemasan merupakan bagian yang prosesnya dapat dikategorikan sebagai kegiatan produksi tipe flow shop karena proses produksi terjadi secara terus menerus dan berulang-ulang, menghasilkan produk dalam jumlah yang besar, spesifikasi produk sedikit dan standar dalam jangka waktu yang lama, dan siklus waktu produksi relatif singkat.

4.1 Proses Produksi biskuit long stick

Pada proses produksi long stick terdapat banyak sekali kegiatan yang dilakukan, mulai dari preparasi tepung yang baru masuk dari supplier sampai biskuit long stick yang sudah jadi dan siap untuk dikemas dan dimassukkan ke dalam gudang penyimpanan untuk dikirim ke distributor. Beberapa kegiatan untuk memproduksi biskuit long stick ada yang sudah menggunakan mesin, ada pula yang masih menggunakan tenaga manusia. Proses preparasi adalah proses dilakukannya persiapan bahan-bahan yang digunakan untuk membuat biskuit sebelum menjadi adonan, salah satu bahan yang digunakan untuk adonan tersebut adalah tepung. Sebelum tepung masuk ke dalam proses produksi untuk dibuat menjadi adonan, tepung perlu melewati beberapa proses agar lebih steril dan memiliki ukuran yang seragam, sehingga adonan yang nantinya akan terbentuk pun menjadi adonan yang baik. Proses yang perlu dilewati oleh tepung di antaranya adalah proses pengayakan, kemudian tepung akan ditempatkan di dalam karung yang telah ditetapkan beratnya sebelumnya. Setelah tepung melewati beberapa proses dan dinyatakan steril maka tepung langsung dibawa ke bagian yang akan membuat adonan untuk produk, seperti untuk bagian pembuatan long stick. Pada proses preparasi tepung ini masih banyak menggunakan tenaga manual manusia, namun menggunakan beberapa alat bantu seperti mesin pengayak tepung, timbangan, forklift, dan lain-lain. Proses preparasi dapat dilihat pada Gambar 6 di bawah ini. Manusia Manusia Mesin Manusia Manusia Gambar 6. Diagram alir proses preparasi tepung Ruangan untuk mengayak tepung berada di lantai 2 dengan lubang yang diberi pipa sebagai penyalur tepung yang sudah diayak ke ruang pengemasan di bawahnya yang biasa dipakai untuk membungkus tepung ke dalam plastik. Ruangan pengayak ini berlantaikan besi dan selalu terasa Mulai Menuang Tepung Mengayak tepung Membuka karung tepung Memindahkan tepung ke pallet Menampung dan menimbang Selesai 17 bergetar karena adanya mesin pengayak. Menurut Wignjosoebroto 2003 ruangan yang selalu bergetar dirasa kurang baik karena dapat menghilangkan konsentrasi pekerjanya bila terlalu lama berada di ruangan tersebut. Bukan tidak mungkin nantinya getaran ini akan menyebabkan tubuh dari pekerja yang bekerja dalam jangka waktu yang lama di ruangan tersebut akan selalu terasa bergetar. Untuk mengurangi efek getaran yang sangat terasa, sebaiknya mesin pengayak yang ada di ruangan ini diberi bantalan karet atau peredam getaran dan jarak antara lubang peletakan mesin pengayak dengan lantai diperbesar. Ruangan ini kurang memiliki ventilasi yang baik untuk menjadi tempat kerja selama 8 jam karena tidak terdapat jendela yang menjadi tempat sirkulasi udara yang ada di dalam ruang ayak dengan udara yang lebih segar di luar, hanya terdapat satu pintu besar yang biasanya menjadi tempat masuknya pallet-pallet berisi tepung yang akan diayak yang diangkat naik dengan menggunakan forklift. Pallet-pallet itu biasanya tidak akan dipindahkan mendekat dengan mesin sampai tepung- tepung yang berada pada pallet yang dekat dengan mesin telah habis diayak. Pallet-pallet yang tidak dipindahkan ini dibiarkan saja di ambang pintu besar tersebut dan tidak dipindahkan kemana-mana karena tidak terlalu banyak bagian yang kosong yang terdapat di ruangan ini. Menurut Wignjosoebroto 2003 ruangan yang baik untuk menjadi tempat kerja selama 8 jam sebaiknya memiliki sedikit ruang gerak bebas agar ruang kerja dari pekerja tidak terbatas, untuk itu sebaiknya ruangan ini agak sedikit diperluas dan ditambah dengan adanya ventilasi alami jendela yang baik karena tidak mungkin di dalam ruangan ini diberikan ventilasi buatan seperti kipas angin, hal ini dapat menyebabkan tepung-tepung terbang dan berhamburan, jika menggunakan air conditioner maka dapat dipastikan air conditioner yang ada di ruangan ini akan cepat rusak karena pori-porinya tertutupi oleh tepung-tepung yang diproses. Ventilasi buatan yang mungkin dibuat di ruangan ini adalah exhaust fan yang diletakkan di atap ruangan. Lantainya pun sebaiknya bukan menggunakan besibaja, melainkan menggunakan semen dan permukaannya dibuat kasar. Lantai yang terbuat dari semen dapat mengurangi resiko pekerja terjatuh akibat lantai yang licin karena banyak tepung yang berceceran, apalagi gerakan-gerakan yang dilakukan oleh pekerja ini cukup berbahaya mengingat bahwa tepung-tepung yang akan diayak berat satu karungnya adalah 25 sampai 50 kilogram. Denah ruang pengayakan tepung ini dapat dilihat pada Lampiran 8. Satu pallet yang diangkut ke ruang ayak berisi 30 karung tepung. Jika tepung yang akan diayak berat satu karungnya adalah 25 kilogram maka satu pallet ini beratnya 750 kilogram atau sekitar 0.75 ton, sementara jika tepung yang akan diayak berat satu karungnya adalah 50 kilogram maka berat satu palletnya adalah 1500 kilogram atau sekitar 1.5 ton. Pekerja biasanya mengangkat satu karung tepung ini sendiri atau berdua dengan rekannya saat menuang ke mesin pengayak, mungkin pada saat karungnya masih banyak pekerja tidak perlu mengeluarkan tenaga yang besar karena hanya menggeser tepung tersebut ke mulut mesin pengayak, namun jika tepung yang akan diayak sudah sedikit pekerja akan sangat mengalami kesulitan saat menuang tepung ke mesin pengayak. Hal berbahaya yang dapat terjadi adalah jatuhnya pekerja dari ketinggian saat sedang menuang tepung ke mesin pengayak. Aktivitas dari gerakan-gerakan seperti menarik dan mengangkat adalah aktivitas yang paling sering dilakukan oleh pekerja di ruangan ini, hal ini dapat menyebabkan pegal-pegal atau sakit di daerah sekitar pinggang, bahu kiri dan kanan, serta lengan atas kiri dan kanan. Untuk kegiatan menuang tepung ke dalam mesin pengayak, jika pekerja melakukannya di atas tepung yang masih tinggi biasanya pekerja akan membungkuk, sementara jika tepung sudah sedikit maka pekerja harus mengangkat karung-karung tepung tersebut untuk menuangnya ke dalam mesin pengayak. Hal ini tidak seharusnya terjadi karena satu karung tepung tersebut beratnya antara 25-50 kg, sebaiknya mesin pengayak ditempatkan pada posisi yang lebih rendah atau bahkan hampir disejajarkan dengan lantai, jika hal ini dirasa memperpendek perjalanan tepung untuk sampai pada 18 proses pembungkusan dengan plastik, maka sebaiknya jarak antara atap ruang pengemasan dengan lantai ruangan ayak perlu diperbesar. Keadaan lingkungan yang kurang baik ditambah dengan pekerjaan berat yang harus dilakukan pekerja akan menyebabkan pekerja lebih cepat merasa kelelahan, untuk itu mungkin perlu dilakukan adanya perbaikan-perbaikan lingkungan kerja seperti yang telah disebutkan di atas. Tempat membuang sampah yang terlalu jauh menyebabkan waktu yang dipakai untuk membuang sampah menjadi lebih lama, sebaiknya tempat sampah atau pallet-pallet yang sudah tidak terpakai dan karung-karung bekas diletakkan di tengah-tengah antara mesin ayak satu dengan mesin ayak lain sehingga tidak dibutuhkan waktu yang lama untuk membuang sampah, hal ini akan mengurangi waktu yang dibutuhkan pekerja untuk membuang sampah. Pekerja juga sering terlihat meratakan tepung yang ada di atas mesin pengayak, hal ini mungkin disebabkan oleh masih penuhnya pipa penyalur karena tepung belum dimasukkan ke dalam plastik oleh pekerja-pekerja yang berada di ruangan pengemasan yang bertugas membungkus tepung-tepung yang telah diayak ke dalam plastik dengan berat maksimum nantinya adalah 25 kilogram. Tersumbatnya mesh atau saringan yang terdapat pada mesin pengayak juga bisa menjadi salah satu penyebab terhambatnya aliran tepung ke pipa penyalur. Mesin pengayak yang digunakan di ruangan ini terdiri dari tiga tingkat, tingkat pertama yang paling atas adalah kawat yang ukuran lubangnya masih besar, kemudian di bawahnya adalah kawat kotak, sementara lapisan yang paling bawah adalah mesh dengan bola dan gelang di atasnya. Bola dan gelang yang terdapat di atas mesh ini berfungsi sebagai perata agar tepung yang sudah tersaring langsung turun ke bawah. Mesh yang digunakan pada mesin ini adalah mesh 40. Untuk mengambil air minum pekerja harus turun ke bawah, sebaiknya air minum untuk pekerja yang bekerja di ruang ayak ini diletakkan di setiap ruangan agar pekerja tidak perlu turun untuk mengambil air minum. Hal ini selain dapat memperlambat kerja dari pekerja juga dapat membuat terjadinya gangguan metabolisme pada pekerja karena kurang minum. Setelah tepung selesai diayak dan masuk ke pipa penyalur maka tepung-tepung ini dikemas oleh tiga operator, dua operator yang bertugas untuk mengemas tepung dan satu orang yang lain bertugas mengikat plastik, memindahkan pallet, dan lain-lain. Mereka bertiga melakukan pekerjaan ini secara bergantian, hal ini dirasa cukup baik karena mengurangi kejenuhan dan keletihan dalam menjalankan satu jenis pekerjaan. Denah ruang pengemasan tepung dapat dilihat pada Lampiran 9. Setelah proses preparasi selesai dilakukan, proses selanjutnya adalah proses pembuatan long stick. Proses pembuatan long stick dianggap merupakan proses pembuatan biskuit yang paling sulit, alasan di antaranya adalah karena bentuk long stick dan cetakannya yang pipih dan panjang, sering terselip sisa adonan di dalam cetakan yang membuat biskuit hasil cetakan yang berikutnya menjadi kurang sempurna, sementara parameter yang dikontrol untuk produk biskuit long stick sangat banyak, seperti warna harus kuning kecoklatan, permukaaan biskuit halus dan tidak retak, bentuknya harus sempurna, tidak boleh bertumpuk, tidak boleh bengkok, tidak boleh mengkerut, dan lain-lain. Pada proses pembuatan biskuit long stick ini terdapat empat proses utama yang berurutan sampai pada akhirnya biskuit sudah dalam keadaan finished goods dan siap didistribusikan ke bagian pengemasan. Berikut ini adalah empat proses utama yang dilakukan pada saat pembuatan biskuit long stick. Pencampuran atau mixing adalah proses pertama yang dilakukan pada proses pembuatan biskuit, pada proses ini dilakukan pemasukan beberapa bahan untuk dijadikan satu adonan yang baik. Langkah pertama yang dilakukan adalah menyiapkan bahan-bahan yang akan dimasukkan, jika ada biskuit yang tidak memenuhi standar maka biskuit tersebut tidak dibuang melainkan ikut dimasukkan untuk diolah kembali, awalnya masukkan biskuit dan tambahkan air, nyalakan mesin dan mesin akan mengaduk sesaat, setelah biskuit hancur dan menjadi larutan encer maka bahan-bahan dimasukkan, 19 setelah bahan-bahan dimasukkan maka dilakukan mixing sebanyak 150 putaran, setelah itu masukkan tepung, setelah menjadi adonan maka adonan tersebut diukur temperaturnya, jika temperatur dinyatakan baik maka adonan dituang ke bak adonan dan diistirahatkan selama 15 menit, kemudian dilanjutkan ke reduction roller. Dari mixer menuju reduction roller dibutuhkan waktu 5 menit. Pekerja yang mengerjakan semua pekerjaan di bagian mixing ini adalah 3-4 orang. Temperatur di bagian mixer adalah sekitar 32-32.3 o C dengan kelembaban 56-58. Temperatur ini akan mempengaruhi kinerja dari para pekerja yang bekerja di bagian ini, namun pada bagian ini sudah tersedia kipas angin untuk mengurangi panasnya temperatur yang dirasakan oleh pekerja. Setelah melewati tahap pencampuran maka tahap selanjutnya adalah pemotongan. Proses pemotongan cutting adalah proses lanjutan pada pembuatan biskuit long stick, yang dilakukan pada proses ini adalah pencetakan atau pemotongan adonan menjadi bentuk seperti yang diinginkan yaitu bentuk seperti batang yang panjangnya 60.5 mm dan tebalnya 6 mm . Proses pencetakan atau pemotongan ini dilakukan dengan menggunakan mesin, sementara untuk memeriksa kualitas baik tidaknya biskuit yang tercetak ini biasanya ditempatkan dua orang pekerja di sana. Pekerja tersebut bertugas memeriksa kualitas dan menimbang berat biskuit yang telah tercetak. Biskuit yang tercetak dikumpulkan sebanyak 20 pieces, setelah 20 pieces biskuit tersebut ditimbang. Waktu yang dibutuhkan biskuit dari reduction roller sampai dengan oven adalah 10 menit. Pekerja yang bertugas di bagian cutting ini melakukan tugasnya dengan cara duduk di samping mesin dan posisinya hampir seperti bersujud, pekerjaan ini dilakukan selama 8 jam. Temperatur yang ada di sekitar mesin cutting tempat bekerjanya operator adalah sekitar 33-34 o C dengan kelembaban 51-58. Temperatur yang tinggi akan menyebabkan ketidaknyamanan pada pekerja sehingga pekerja akan cepat merasa lelah, namun adanya kipas angin sebagai ventilasi buatan cukup membantu meringankan beban pekerja akibat tingginya temperatur di bagian cutting tersebut. Pekerja yang bekerja di bagian cutting harus memiliki sifat fokus dan teliti karena harus memperhatikan biskuit- biskuit tersebut selama 8 jam. Mata dari pekerja harus bekerja ekstra karena memperhatikan benda yang bentuknya sama secara terus menerus, pencahayaan di ruangan ini juga harus baik agar mendukung kerja dari mata pekerja yang dituntut untuk teliti memeriksa hasil cetakan. Sebaiknya tinggi dari mesin cutting ini dikurangi agar pekerja tidak perlu lagi naik untuk duduk di samping mesin memeriksa biskuit yang tercetak, lebih baik mesin dibuat lebih rendah dan pekerja bekerja di samping mesin namun duduk di atas kursi. Agar mengurangi kelelahan yang terjadi pada pekerja akibat jenuh yang dirasakan maka pekerja perlu diberikan jadwal menimbang biskuit secara bergantian tiap jamnya, biasanya penimbangan biskuit dilakukan setiap 15 menit, sehingga dalam 1 jam pekerja akan menimbang biskuit sebanyak 4 kali. Setelah biskuit melewati proses pemotongan maka proses selanjutnya adalah proses pemanggangan. Pemanggangan baking adalah proses pematangan biskuit yang telah dicetak dengan cara dibakardipanggang. Oven yang digunakan untuk proses pemanggangan ini panjangnya mencapai 79 meter, yang terdiri dari empat zona, masing-masing zona harus diatur temperaturnya agar kematangan biskuit benar-benar sempurna. Pada zona pertama oven dilengkapi dengan proses preheating atau pemanasan awal yang berguna untuk mencegah terjadinya biskuit yang bengkok ataupun tidak mengembang, untuk preheating ini temperatur yang diatur pada oven adalah 230.7 o C, namun aktualnya yang terjadi temperatur pada bagian preheating adalah antara 177.7-177.9 o C, preheating juga berfungsi untuk mengembangkan biskuit. Sebenarnya temperatur di oven dapat terus diubah asal kadar air dari biskuit yang sudah matang masih memenuhi standar yang telah ditetapkan dan temperaturnya harus di atas 100 o C. Zona 1-3 adalah zona pengembangan dan pematangan, kemudian zona 4 dan 5 adalah zona untuk membuat warna menjadi sesuai dengan yang diinginkan. Waktu yang digunakan untuk 20 pemanggangan biskuit ini adalah 5 menit. Pada oven ini terdapat banyak sekali burner, burner ini dibagi menjadi dua tempat yaitu burner bawah dan burner atas. Pada bagian baking ini operator yang bekrja hanya satu orang. Pekerja yang bekerja di bagian baking ini mempunyai tugas untuk selalu memeriksa kadar air, warna, berat, tebal, dan panjang long stick setiap 15 menit. Selain itu pekerja yang bekerja pada bagian baking ini harus selalu memeriksa burner oven setiap saat, karena itulah hampir tidak pernah ditemukan pekerja di bagian baking ini diam. Temperatur di sekitar oven ini sangat tinggi dan menyebabkan ketidaknyamanan dalam bekerja, yaitu sekitar 35-38 o C dengan kelembaban 47-55. Untuk mengurangi kelelahan akibat kondisi lingkungan yang kurang baik maka di bagian ini disediakan exhaust fan agar terjadi sirkulasi udara antara udara yang di dalam ruangan dengan udara luar. Setelah melewati proses pemanggangan maka long stick harus disiapkan untuk dikirim ke bagian pengemasan. Pada bagian ini dilakukan pembungkusan long stick dengan menggunakan bantuan bak, baik bak kecil dan bak besar, jika menggunakan bak besar maka long stick yang dimasukkan seberat 9 kilogram, namun jika yang digunakan adalah bak kecil maka berat long stick yang dimasukkan adalah 7 kilogram. Bagian ini merupakan bagian yang paling banyak menggunakan tenaga manusia dibandingkan dengan bagian-bagian lain pada proses pembuatan long stick ini yaitu 7-8 orang, pekerjaan yang dilakukan diantaranya adalah memeriksa atau menyortir long stick sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, menyiapkan bak dan plastik sebagai wadah long stick, menimbang dan membungkus long stick, memindahkan bak-bak yang telah terisi long stick, dan juga membawa pallet yang telah terisi bak ke gudang untuk dikirimkan ke bagian pengemasan long stick. Untuk menyortir long stick dipekerjakan 2 orang operator, tugas mereka hanya menyortir long stick yang masuk ke ruang pengemasan long stick, sementara itu untuk menampung, menimbang dan membungkus long stick dipekerjakan 3 orang operator. Satu orang operator dipekerjakan untuk memindahkan bak yang telah terisi long stick dan juga membawa pallet ke gudang, satu orang pekerja lainnya yang menyiapkan plastik dan bak untuk menjadi wadah long stick. Kondisi lingkungan di ruangan ini cukup baik untuk bekerja karena temperatur di ruangan ini memenuhi standar temperatur yang baik untuk bekerja, yaitu antara 27-29 o C dengan kelembaban ruangan sebesar 50-54. Kondisi ini dirasa cukup baik untuk bekerja sehingga pekerja yang bekerja di bagian ini tidak cepat merasa lelah, apalagi pekerjaan yang harus dilakukannya tidak begitu mengharuskan mereka untuk bekerja dengan cepat. Long stick yang sudah dibungkus dibawa ke ruang pengemasan. Proses pengemasan dilakukan setelah wadah cup dan biskuitnya sudah siap untuk dikemas. Biasanya saat wadah cup tiba di bagian pengemasan maka cup tersebut disimpan di gudang pengemasan sampai pada saat yang ditentukan untuk dipakai, sedangkan biskuit yang baru tiba dari oven 4 long stick yang baru tiba biasanya diambil sampel pada salah satu baknya, sampel diambil dari bagian atas bak, tengah bak, dan bawah bak. Sampel yang sudah diambil kemudian ditumbuk dan dimasukkan ke sebuah alat pengukur kadar air. Setelah kadar air dari biskuit ini didapat maka selanjutnya biskuit yang kadar airnya layak untuk dipakai akan diproses, sementara jika kadar airnya tidak laayak untuk diproses maka biskuit tersebut akan dikembalikan ke proses pembuatan. Proses pengemasan packaging ini dilakukan di sebuah ruangan yang atapnya terbuat dari seng dan kurangnya ventilasi. Di ruangan ini memang terdapat ventilasi alami dan ventilasi buatan, namun hal ini dirasa kurang karena di dalam ruangan ini masih sangat terasa panas, kecuali di officenya. Ventilasi alami yang terdapat di ruangan ini hanya berupa lubang angin yang terdapat di atap ruangan, sedangkan ventilasi buatan yang ada di ruangan ini adalah kipas angin. Kipas angin yang ada di ruangan ini pun kebanyakan sudah tidak dapat bekerja seperti seharusnya. Sebaiknya ruangan ini dilengkapi dengan exhaust fan di atapnya agar terjadi pertukaran udara antara udara di 21 dalam ruangan dengan yang berada di luar ruangan. Denah ruang pengemasan dapat dilihat pada Lampiran 10. Proses yang terjadi pada bagian pengemasan di antaranya adalah penyatuan antara cup dan ring, pemasukan biskuit, pemasukan cream, sealing cup, pengkodean cup, pemasukan cup-cup ke dalam tray, sampai penyusunan karton yang telah terisi beberapa tray ke atas pallet. Diagram alir proses pengemasan ini dapat dilihat pada Gambar 7 di bawah ini. Pada proses memasukkan cup yang dilakukan adalah beberapa cup dimasukkan ke dalam feeder mesin, gasket yang terdapat dalam mesin yang akan memisahkan satu per satu cup tersebut dan memasukkannya ke dalam jalur conveyor berlubang untuk kemudian dimasukkan ring ke dalamnya. Setelah cup sudah berada di dalam conveyor, maka dilakukan pemasukan ring yang biasanya dikerjakan juga oleh mesin, namun mesin yang digunakan kebanyakan rusak pada bagian ini, maka akhirnya pekerjaan ini dikerjakan oleh pekerja sebanyak dua orang, sedangkan satu orang operator yang lain bertugas untuk mengambil cup dan ring ke gudang, mengisi mesin dengan cup-cup yang telah diambil, membuka dan menyiapkan ring untuk diberikan ke dua operator lainnya yang bertugas untuk meletakkan ring di atas cup. Mesin Manusia Mesin Manusia Mesin Mesin Manusia Mesin Mesin Mesin Mesin Manusia Gambar 7. Diagram alir proses pengemasan long stick Ketiga operator yang bekerja pada proses meletakkan cup diharuskan untuk memakai ear muff karena berada sangat dekat dengan sumber bising yaitu mesin press welding yang memiliki kebisingan sebesar 89 dB. Batas yang diizinkan untuk tidak memakai ear plug atau ear muff adalah 85 dB, jika kebisingan lebih besar dari 85 dB maka pekerja diwajibkan menggunakan ear plug atau ear muff. Setelah ring diletakkan di atas cup, maka ring dan cup tersebut disatukan dengan cara mengepress ring kepada cup agar dapat merekat dan tidak terlepas. Pengepressan ini dilakukan oleh Mulai Meletakkan cup ke conveyor Sealing cup and Cutting Seal Meletakkan cup ke tray Memasukkan cream ke cup Jalan di atas conveyor Welding Memasukkan biskuit ke cup Meletakkan ring ke atas cup Shrinking Wrapping Memasukkan tray ke dalam Jalan di atas conveyor Selesai 22 mesin welding yang memiliki tekanan 30 bar. Dengan adanya tekanan yang besar maka cup dan ring akan melekat dan sangat sulit untuk dilepaskan dan mencegah terjadinya kebocoran. Hal ini dimaksudkan agar biskuit yang ada di dalamnya tidak berkurang kerenyahannya. Setelah cup dan ring menyatu, barulah dilakukan pengisian biskuit long stick ke dalam cup. Biskuit dimasukkan dengan cara manual menggunakan tenaga manusia sebanyak 8-10 orang. Biskuit yang dimasukkan harus disesuaikan dengan standar baik dari bentuk, ukuran, kadar air, maupun banyaknya biskuit yang dimasukkan. Cream yang dimasukkan ke dalam cup ini berasal dari holding tank yang dialirkan melalui pipa dan masuk ke dalam penampungan di mesin cup sealer dan seal cutter dengan cara manual yaitu dibuka katupnya oleh operator. Operator yang bertugas memasukkan biskuit ke dalam cup ini sebenarnya memiliki tugas tambahan yaitu memeriksa keadaan cup, sebelum ia memasukkan biskuit ke dalamnya ia harus memeriksa cup yang akan diisikan biskuit tersebut, jika cup kurang memenuhi standar maka ia harus mengganti cupnya dengan cup baru yang sudah memenuhi standar. Penimbangan cream dan biskuit dilakukan setiap 30 menit sekali oleh pekerja yang memang ditugaskan untuk menimbang banyaknya cream dan biskuit yang terdapat di dalam satu cup, namun untuk lebih mengetahui adanya perubahan yang terjadi dengan lebih teliti maka operator melakukan penimbangan cream dan biskuit setiap 15 menit sekali, jika berat per cup kurang memenuhi standar maka cup akan melewati proses yang sama seperti di awal sampai berat per cupnya sudah memenuhi standar. Pada proses pemberian kode pada cup ini yang terjadi adalah pemberian kode pada tutup cup dengan menggunakan mesin yang diisi oleh tinta kemudian diinjeksikan. Kode yang tertera pada tutup cup ini sebelumnya harus diatur terlebih dahulu. Kode ini terdiri dari tanggal pembuatan, tanggal kadaluarsa, dan shift yang mengemas biskuit long stick tersebut. Sealing cup terjadi pada mesin cup sealer dan seal cutter, yang dilakukan pada saat sealing cup adalah menekan plastik Oriented Polypropylene ke cup agar dapat merekat dengan sempurna sehingga tidak terjadi kebocoran yang dapat menyebabkan biskuit yang ada di dalamnya melempem atau cream yang ada di dalamnya tumpah, penekanan yang dilakukan juga ditambah dengan adanya panas yang dihasilkan oleh heater. Mesin cup sealer dan seal cutter selain melakukan sealing cup, juga melakukan cutting seal atau pemotongan tutup pada cup, jika potongan yang dihasilkan oleh mesin ini kurang sempurna maka pekerja yang akan melanjutkan potongan tersebut untuk diperbaiki agar standar pada tutup cup tersebut dapat terpenuhi. Pekerja yang memasukkan cup ke dalam tray berjumlah 2-4 orang, pekerja ini selain memasukkan cup ke dalam tray, mereka juga bertugas untuk menyortir cup, apabila ada cup yang kurang memenuhi standar tampilan maka cup tersebut dimasukkan ke dalam keranjang kemudian akan diproses seperti proses awal sampai cup tersebut memenuhi standar yang telah ditetapkan. Standar yang biasanya sering tidak terpenuhi adalah kurang tepatnya pemotongan tutup cup sehingga cup harus kembali melewati proses sealing cup dan cutting seal. Pada bagian pemasukan cup ke dalam tray ini ada satu orang operator yang bertugas untuk memeriksa kualitas cup yang baru saja keluar dari mesin cup sealer dan seal cutter, biasanya operator ini tidak ikut memasukkan cup ke dalam tray. Operator lainnya yang bertugas memasukkan cup ke dalam tray juga harus tetap memeriksa cup yang mereka masukkan ke tray untuk menghindari masuknya cup yang kualitasnya kurang baik ke dalam tray. Cup yang sudah dimasukkan ke dalam tray akan dialirkan dengan menggunakan conveyor untuk melewati proses-proses selanjutnya. Sebelum tray yang terisi cup ini diberi plastik dan di shrink, tray-tray ini akan melewati beberapa titik, titik yang pertama adalah titik penimbangan. 23 Penimbangan ini dilakukan per tray dengan menggunakan mesin, berat cup per tray yang masih kurang akan dihempaskan oleh angin yang dihembuskan mesin. Tray yang sudah terisi penuh oleh cup dan melewati beberapa proses agar sesuai standar, kemudian diplastikkan dengan menggunakan mesin wrapping. Tray yang sudah diberi plastik kemudian dirapatkanshrink dengan menggunakan mesin yang meniupkan uap panas agar plastik merekat erat dengan tray yang sudah terisi cup. Tujuan dari wrapping dan shrinking plastik ini adalah agar lebih mudah untuk mendistribusikan tray dan membuat cup-cup yang ada di dalam tray tidak tumpah. Pada bagian ini hanya terdapat satu operator yang bertugas untuk mengawasi plastik dan shrink agar sesuai dengan standar yang ditetapkan perusahaan. Setelah tray dishrink, maka tray-tray tersebut dimasukkan ke dalam karton. Satu karton diisi oleh 9 tray. Karton yang sudah terisi penuh oleh tray kemudian direkatkan dengan perekat karton berupa isolasi. Perekat karton ini pun menggunakan alat bantu sehingga operator hanya perlu memasukkan karton ke bibir alat bantu perekat, kemudian alat tersebut akan dengan sendirinya menjalankan karton, apabila karton sudah terekatkan bagian atas dan bawahnya maka karton akan keluar dari sisi yang lain. Pada bagian ini terdapat satu orang operator yang bertugas memasukkan tray-tray ke dalam karton, mengisolasimerekatkan karton, dan membawa karton-karton yang telah siap ke atas pallet dan menyusunnya. Biasanya akan ada satu orang operator sebagai operator tambahan karena ia hanya akan membantu jika operator di bagian ini tidak mampu mengerjakan tugasnya seorang diri. Setelah karton direkatkan maka operator melakukan pemindahan dari alat bantu perekat ke atas pallet, setelah itu karton juga harus disusun di atas pallet agar mudah dalam transportasinya. Penyusunan di atas pallet ini juga harus dilakukan secara hati-hati sedemikian sehingga membentuk posisi yang aman agar tidak terjatuh.

4.2 Analisis Gerakan Kerja