Menganggur Delay Analisis Waktu Kerja

40 Pada proses pengemasan tepung di bagian preparasi gerakan ini dimulai ketika tangan pekerja merekatkan kantung-kantung plastik berisi tepung yang ada di atas pallet agar tidak jatuh dengan menggunakan isolasi dan berakhir ketika tangan pekerja melepas isolasi. Gerakan ini dilakukan oleh tangan kiri, sedangkan tangan kanan sendiri memegang kantung plastik. Gerakan yang dilakukan oleh tangan kiri merupakan gerakan efektif, sedangkan gerakan yang dilakukan oleh tangan kanan merupakan gerakan tidak efektif. Waktu yang dibutuhkan untuk mengisolasi kantung plastik ini adalah 38 detik. Hal yang dapat memperlambat gerakan pekerja adalah jatuhnya kantung plastik karena susunannya kurang baik sehingga pekerja masih harus mengambil kantung plastik yang terjatuh kemudian menyusunnya kembali. Pada proses memasukkan tray ke dalam karton di bagian pengemasan gerakan ini dimulai ketika tangan pekerja mendorong karton yang telah terisi tray dan merekatkannya dengan alat yang mengisolasi karton kemudian berakhir dengan gerakan membawa karton ke pallet. Gerakan ini dilakukan oleh tangan kanan, sedangkan tangan kiri sendiri tidak melakukan gerakan apapun. Gerakan yang dilakukan oleh tangan kanan merupakan gerakan efektif, sedangkan gerakan yang dilakukan oleh tangan kiri merupakan gerakan tidak efektif. Waktu yang dibutuhkan untuk mendorong karton ke alat perekat karton ini adalah 8 detik. Hal yang dapat memperlambat waktu kerja yang dibutuhkan ini adalah adanya karton yang masih terdapat di ujung alat perekat ini sehingga menghambat karton baru yang akan direkatkan, pekerja harus menyingkirkan karton yang lama terlebih dahulu kemudian merekatkan karton yang baru.

10. Menganggur Delay

Gerakan menganggur yang dimaksud adalah gerakan menganggur yang dilakukan pekerja selama bekerja. Gerakan ini termasuk ke dalam elemen-elemen kelambatan yang tidak dapat dihindarkan UD, kelambatan yang dapat dihindarkan AD dan istirahat untuk menghilangkan lelah R. Ada beberapa kegiatan yang sering dilakukan oleh para pekerja di bagian preparasi dan pengemasan pada gerakan ini, yaitu berdiri diam, membersihkan kotoran pada baju seragam, menyapu membersihkan ruangan kerja, bercanda dengan teman dan mengobrol. Gerakan menganggur ini merupakan gerakan yang dipengaruhi oleh motivasi dari pekerja dan juga stamina yang ia miliki. Dapat dilihat dari data yang telah diambil bahwa pekerja lebih banyak melakukan gerakan menganggur pada akhir shift dibanding dengan awal shift, hal ini menunjukkan bahwa motivasi dan stamina pekerja di akhir shift memang sudah jauh berkurang dibandingkan dengan motivasi dan stamina di awal shift. Stamina dari pekerja sudah jauh berkurang karena pekerjaan yang ia lakukan merupakan pekerjaan yang dilakukan secara cepat dan berulang-ulang selama 8 jam. Pada pengamatan yang dilakukan selama 30 menit di awal dan akhir shift kepada 2 orang operator pengayakan di bagian preparasi, dapat dilihat bahwa operator 1 dan 2 ini melakukan banyak gerakan menganggur di akhir shift. Gerakan menganggur yang mereka lakukan di antaranya adalah mengambil sampah, membuang sampah, berjalan, mendekatkan pallet, membersihkan badan, membetulkan ayakan, dan menyapu. Dalam gerakan menganggur ini ada gerakan yang wajib dilakukan dan ada pula gerakan yang sebaiknya dihindari. Gerakan yang wajib dilakukan di antaranya adalah menyapu, hal ini harus dilakukan karena tempat kerja akan menjadi kotor dan licin jika pekerja tidak menyapu kotorannya, selain menyapu hal lain yang wajib untuk dilakukan pekerja adalah membuang sampah, jika pekerja tidak membuang sampah maka sampah akan menumpuk, tidak terurus dan menciptakan lingkungan kerja yang tidak sehat bagi pekerja. Mendekatkan pallet ke tempat mengayak adalah gerakan menganggur yang juga wajib untuk dilakukan, jika pallet tidak didekatkan ke mesin pengayak maka pekerja akan mengalami kesulitan saat akan menuang tepung ke 41 mesin pengayak karena jarak antara pallet yang baru saja diangkat ke atas dengan mesin pengayak jauh, selain itu pallet yang tidak didekatkan ke mesin pengayak ini akan menghambat pallet lain yang nantinya akan diangkat ke atas. Dalam waktu 30 menit di awal shift operator 1 melakukan gerakan mengambil sampah selama 14 detik dan membuang sampah selama 16 detik, waktu ini sebenarnya dapat diperkecil dipercepat jika tempat sampah diletakkan dekat dengan tempat berdirinya pekerja untuk mengayak tepung karena selain memperkecil waktu itu, hal ini juga dapat memperkecil waktu pekerja untuk berjalan ke tempat sampah yang dilakukan selama 199 detik atau sekitar 3,3 menit. Untuk mendekatkan pallet ke mesin pengayak dibutuhkan waktu 68 detik, waktu ini dapat dikurangi jika di ruang pengayakan tersebut terdapat rel yang dapat mengarahkan atau menjadi tempat jalannya pallet, tentu saja pallet ini harus diberi roda di bawahnya, sehingga tidak dibutuhkan alat pengangkut dan pekerja harus menarik sendiri pallet tersebut untuk mendekati mesin pengayak. Operator 1 menyapu untuk membersihkan ruangan sebanyak 2 kali dengan lama waktu sekitar 16 detik, hal ini ia lakukan agar tepung yang tercecer dapat dibuang dan tidak mengotori ruangan, karena tepung tersebut selain mengotori ruangan juga dapat membuat lantai menjadi licin dan meningkatkan resiko terjadinya kecelakaan kerja yaitu terjatuhnya pekerja saat sedang bekerja. Operator 1 sempat memperbaiki mesin pengayak yang sempat tidak bergetar untuk mengayak selama 24 detik. Kegiatan yang paling tidak produktif yang dilakukan pekerja adalah berdiam diri tanpa melakukan apapun, dan kegiatan ini dilakukan oleh operator 1 selama 350 detik atau sekitar 5.8 menit selama pengamatan yang dilakukan di 30 menit pertama shift 1 dan 415 detik atau sekitar 6.9 menit pada 30 menit terakhir shift 1. Hal ini dilakukan oleh operator 1 karena ia menunggu mesin selesai mengayak dan juga beristirahat untuk menghilangkan lelah. Pada akhir shift operator 1 ini sempat mengambil air minum yang berada di kantor bawah selama 167 detik atau sekitar 2.7 menit, hal ini tentu sangat mengurangi efisiensi kerja dari operator. Sebaiknya penempatan air minum ini dilakukan di setiap tempat yang ada pekerjanya, bukan di satu tempat saja karena hal ini akan menyulitkan pekerja yang tidak bekerja di ruang yang terdapat air minum tersebut. Operator 1 menyapu ruangan sebanyak satu kali selama 21 detik. Ia mengambil dan membuang sampah selama 21 detik dan 30 detik. Pada 30 menit pertama shift operator 2 membutuhkan waktu selama 13 detik untuk satu kali menyapu ruangan, 13 detik untuk mengambil sampah, dan 16 detik untuk membuang sampah. Operator 2 ini berdiam diri pada 30 menit pertama shift selama 606 detik atau sekitar 10.1 detik, hal ini terjadi karena ia menuang tepung ke dalam mesin pengayak lebih banyak dibanding operator 1, operator 2 menuang beberapa karung tepung secara bersamaan sehingga waktu menunggu sampai tepung yang ada di mesin pengayak turun ke bawah lebih lama. Ketika 30 menit terakhir shift, ia berdiam diri selama 710 detik atau sekitar 11.8 menit. Pada bagian pengemasan, kegiatan berdiam diri sangat jarang ditemukan karena pekerja diharuskan untuk bekerja secara cepat agar dapat memenuhi target yang telah di tetapkan hari itu. operator yang bertugas mengambil cup ke gudang dan meletakkan cup ke mesin tidak berdiam diri di 15 menit pertama, sementara pada 30 menit terakhir shift operator ini berdiam diri selama 7.2 menit. Operator ini berdiam diri karena memang sudah tidak ada lagi hal yang harus ia kerjakan, ia sudah mengambil banyak karton sekaligus sehingga tidak perlu kembali ke gudang untuk mengambil karton yang berisi cup dan ring yang akan diberikan ke mesin dan operator lain. Terdapat dua orang operator yang bertugas meletakkan ring ke atas cup, operator 1 dan 2 tidak pernah berdiam diri selama pengamatan berlangsung baik di 10 menit pertama shift, maupun di 10 menit terakhir shift, kalaupun mungkin mereka berdiam diri itu pasti disebabkan oleh mesin yang 42 dimatikan. Pada bagian memasukkan biskuit yang dilakukan oleh 8-10 orang operator juga tidak ditemui waktu untuk berdiam diri, karena mesin terus berjalan. Pekerja yang bertugas untuk memasukkan cup ke dalam tray berjumlah 2-4 orang, saat pengamatan berlangsung operator yang bertugas memasukkan cup ke tray berjumlah 4 orang, namun hanya diambil 2 sampel. Operator 1 di awal shift sempat berdiam diri selama 4 detik karena tidak mendapat cup untuk dimasukkan ke dalam traynya, sedangkan pada akhir shift ia sempat berdiam diri selama 262 detik atau sekitar 4.4 menit karena mesin dimatikan. Operator 2 berdiam diri di awal shift sebanyak 4 kali dengan rata-rata waktu diamnya 3 detik, di akhir shift ia berdiam diri selama 4 detik, operator 2 ini berdiam diri karena tidak kebagian cup untuk dimasukkan ke dalam tray. Pekerja yang bertugas untuk memasukkan tray ke dalam karton hanya satu orang, pada bagian inilah paling banyak waktu pekerja yang digunakan untuk berdiam diri karena tugasnya hanya memasukkan tray yang sudah dishrink ke dalam karton, waktu berdiam diri yang dilakukan oleh operator ini dikarenakan ia harus menunggu tray yang sudah dishrink datang. Waktu Normal dan Waktu Siklus Waktu normal adalah waktu yang dibutuhkan oleh pekerja untuk melakukan gerakan dalam pekerjaannya. Waktu normal untuk proses preparasi pada awal dan akhir shift dapat dilihat pada Tabel 6 dan 7, sedangkan waktu normal untuk proses pengemasan pada awal dan akhir shift dapat dilihat pada Tabel 8 dan 9. Waktu siklus adalah waktu rata-rata yang dibutuhkan oleh pekerja untuk melakukan setiap elemen gerakan. Tabel 6 dan 7 memperlihatkan waktu yang dibutuhkan pekerja untuk menyelesaikan pekerjaan preparasi pada awal dan akhir shift, terlihat bahwa pada awal shift waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut lebih cepat dibanding dengan pekerjaan yang dilakukan di akhir shift. Banyak faktor yang mempengaruhi hal ini, di antaranya adalah kelelahan yang dialami pekerja, menurunnya motivasi kerja dari pekerja, mesin yang sudah tidak dapat bekerja dengan baik, dan lain- lain. Tabel 6. Waktu normal yang dibutuhkan preparasi pada awal shift No. Kegiatan Pengulangan Min Max Waktu Rata- rata detik Waktu detik 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 Buka Karung Tepung 12 12 16 14 12 13 11 12 12 20 11 20 13.40 2 Menuang Tepung 6 8 8 9 12 8 8 7 8 6 6 12 8 3 Mengayak 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 4 Menampung Menimbang Tepung 9 10 12 9 8 9 11 9 9 9 8 12 9.50 5 Memindahkan Tepung Ke Pallet 3 4 4 4 4 5 3 3 4 4 3 5 3.80 Total 78 99 84.70 43 Tabel 7. Waktu normal yang dibutuhkan untuk preparasi pada akhir shift No. Kegiatan Pengulangan Min Max Waktu Rata- rata detik Waktu detik 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 Buka Karung Tepung 17 18 17 19 17 17 17 22 18 20 17 22 18.20 2 Menuang Tepung 11 12 13 11 11 11 11 10 11 12 10 13 11.30 3 Mengayak 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 4 Menampung Menimbang Tepung 10 10 12 11 9 9 12 11 9 10 9 12 10.30 5 Memindahkan Tepung Ke Pallet 4 5 4 4 5 5 4 3 5 4 3 5 4.30 Total 89 102 94.10 Pada awal shift pekerja membutuhkan waktu rata-rata untuk preparasi selama 84.70 detik untuk satu siklusnya, satu siklus di sini adalah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu kali proses preparasi tepung sebanyak 25 kilogram. Untuk akhir shift waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu siklus preparasi adalah 94.10 detik. Dengan menggunakan software SPSS 16.0 for Windows dapat dilihat perbedaan antara proses preparasi yang dilakukan pada awal dan akhir shift. Pada data hasil pengolahan software SPSS 16.0 for Windows ini terdapat beberapa istilah yaitu negative ranks, positive ranks, ties, dan asymp. sig. Negative ranks menunjukkan seberapa banyak sample yang membutuhkan waktu lebih cepat pada akhir shift dari waktu yang dibutuhkan pada awal shift. Positive ranks menunjukkan seberapa banyak sample yang membutuhkan waktu lebih lama pada akhir shift dari waktu yang dibutuhkan pada awal shift. Ties menunjukkan menunjukkan seberapa banyak sample yang membutuhkan waktu yang sama pada awal dan akhir shift dengan pengulangan yang sama. Asymp. sig adalah derajat perbedaan dalam taraf nyata 95. Jika Asymp. sig bernilai lebih dari 0.05 maka perbedaan yang terjadi tidak signifikan, sedangkan jika Asymp. sig bernilai kurang dari 0.05 maka perbedaan yang terjadi merupakan perbedaan yang signifikan. Pada proses preparasi tidak ada sample di akhir shift yang membutuhkan waktu lebih cepat dibanding dengan pada awal shift, ada 8 sample yang menunjukkan bahwa waktu yang dibutuhkan di akhir shift lebih lama dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan pada awal shift. Terdapat 2 sample yang menunjukkan kebutuhan waktu yang sama di awal dan akhir shift. Nilai Asymp. sig untuk proses preparasi adalah 0.012, hal ini berarti terjadi perbedaan secara signifikan antara kecepatan pekerja saat proses preparasi di awal dan akhir shift yaitu sebesar 0.012 pada taraf nyata 95. Kegiatan yang paling lama dan seringkali mengalami keterlambatan pada proses pengayakan tepung adalah kegiatan membuka karung tepung, hal ini mungkin disebabkan oleh kegiatan mencari pisau yang harus dilakukan terlebih dahulu. Selain itu mungkin keterlambatan yang terjadi pada saat membuka karung tepung ini bisa juga disebabkan oleh tumpulnya pisau yang digunakan untuk membuka karung tepung, atau jahitan karung tepung dari perusaahaan tepung ini terlalu kuat dan rumit sehingga pekerja agak kesulitan saat membukanya. Hal ini akan semakin memperlambat waktu yang digunakan untuk membuka karung tepung di akhir shift karena pekerja sudah terlalu lelah. Pada proses pengemasan tepung kegiatan yang paling lama dan sering menjadi sebab terjadinya keterlambatan adalah kegiatan menampung dan menimbang tepung. Banyak hal yang dapat menjadi penyebab bagian ini seringkali terjadi keterlambatan, diantaranya adalah lamanya tepung keluar dari pipa penyalur tepung. Lama keluarnya tepung ini mungkin disebabkan oleh tersumbatnya 44 pipa penyalur tepung, untuk itu perlu adanya pembersihan atau maintenance yang rutin dilakukan agar kebersihan pipa dapat tetap terjaga. Penyebab lain yang mungkin menyebabkan lama turunnya tepung dari pipa penyalur tepung adalah karena katup yang digunakan untuk membuka dan menutupnya jalur keluar-masuk tepung sudah tidak bekerja dengan baik. Untuk waktu normal yang dibutuhkan di bagian pengemasan pada awal dan akhir shift dapat dilihat di Tabel 8 dan 9 di bawah, dari tabel ini dapat dilihat bahwa pada awal shift pekerja membutuhkan waktu selama 67.04 detik untuk tiap siklusnya. Tiap siklus disini maksudnya adalah satu kali proses pengemasan satu cup. Pada akhir shift dibutuhkan waktu 71.815 detik untuk tiap siklusnya. Terdapat selisih waktu selama 4.775 detik antara waktu yang dibutuhkan untuk mengemas cup tiap siklusnya pada awal dan akhir shift. 45 Tabel 8. Waktu normal yang dibutuhkan pengemasan pada awal shift No. Kegiatan Pengulangan Min Max Waktu Rata-rata detik Waktu detik 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 Meletakkan Cup 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2 Meletakkan Ring 0.78 0.78 0.76 1.03 0.83 1 0.96 1 1.03 1 0.76 1.03 0.91 3 Welding 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 4 Memasukkan Biskuit 4.28 5 4.28 3.75 3.75 3.75 4.28 4.28 5 4.28 3.75 5 4.22 5 Memasukkan Cream 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 6 Mengepress, Memotong dan Memberi Kode Pada Tutup cup 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 7 Memasukkan ke dalam tray 11 19 18 13 15 16 15 15 14 17 13 19 15 8 Conveyor 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 9 Wrapping 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 10 Shrinking 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 11 Conveyor 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 12 Memasukkan tray ke Dalam Karton 35.91 28.81 25.78 28.44 26.81 36.31 21.69 36.28 29.09 26.9 21.69 36.31 26.91 Total 59.2 81.34 67.04 46 Tabel 9. Waktu normal yang dibutuhkan pengemasan pada akhir shift No. Kegiatan Pengulangan Min Max Waktu Rata-rata detik Waktu detik 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 Meletakkan Cup 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2 Meletakkan Ring 1 1.03 0.61 0.93 0.9 0.96 0.65 1.03 1.07 1.07 0.61 1.07 0.925 3 Welding 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 4 Memasukkan Biskuit 5 4.28 4.28 4.28 4.28 4.28 4.28 4.28 4.28 5 4.28 5 4.4 5 Memasukkan Cream 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 6 Mengepress, Memotong dan Memberi Kode Pada Tutup cup 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 7 Memasukkan ke dalam tray 17 9 11 20 20 17 16 15 15 16 9 20 15.6 8 Conveyor 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 9 Wrapping 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 10 Shrinking 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 11 Conveyor 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 12 Memasukkan tray ke Dalam Karton 30.22 27.85 37.28 28.22 26.13 36.81 29.92 38.82 27.22 26.43 26.13 38.82 30.89 Total 60.02 84.89 71.815 47 Dengan menggunakan software SPSS 16.0 for Windows dapat dilihat perbedaan antara proses pengemasan yang dilakukan pada awal dan akhir shift. Pada data hasil pengolahan software SPSS 16.0 for Windows ini terdapat beberapa istilah yaitu negative ranks, positive ranks, ties, dan asymp. sig. Negative ranks menunjukkan seberapa banyak sample yang membutuhkan waktu lebih cepat pada akhir shift dari waktu yang dibutuhkan pada awal shift. Positive ranks menunjukkan seberapa banyak sample yang membutuhkan waktu lebih lama pada akhir shift dari waktu yang dibutuhkan pada awal shift. Ties menunjukkan menunjukkan seberapa banyak sample yang membutuhkan waktu yang sama pada awal dan akhir shift dengan pengulangan yang sama. Asymp. sig adalah derajat perbedaan dalam taraf nyata 95. Jika Asymp. sig bernilai lebih dari 0.05 maka perbedaan yang terjadi tidak signifikan, sedangkan jika Asymp. sig bernilai kurang dari 0.05 maka perbedaan yang terjadi merupakan perbedaan yang signifikan. Pada proses pengemasan terdapat 3 sample di akhir shift yang membutuhkan waktu lebih cepat dibanding dengan pada awal shift, ada 7 sample yang menunjukkan bahwa waktu yang dibutuhkan di akhir shift lebih lama dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan pada awal shift. Tidak terdapat sample yang menunjukkan kebutuhan waktu yang sama di awal dan akhir shift. Nilai Asymp. sig untuk proses pengemasan adalah 0.169, hal ini berarti tidak terjadi perbedaan secara signifikan antara kecepatan pekerja saat proses pengemasan di awal dan akhir shift pada taraf nyata 95. Pada proses pengemasan ini yang seringkali mengalami keterlambatan adalah pada bagian memasukkan biskuit ke dalam cup dan memasukkan cup ke dalam tray, hal ini mungkun disebabkan karena tidak adanya spesialisasi kerja pada proses pengemasan ini, seharusnya pada proses pengemasan ini diadakan spesialisasi pekerjaan agar pekerja yang sudah berpengalaman dan memiliki keahlian pada bagian tertentu dapat terus bekerja di bagian itu sehingga waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan menjadi lebih cepat. Pekerja yang lebih berpengalaman pasti lebih mengerti bagaimana caranya untuk menghemat waktu agar pekerjaannya dapat lebih cepat diselesaikan. Penyebab lain yang mungkin terjadi adalah kekurangan sumber daya manusia untuk melakukan pekerjaan di bagian itu, sehingga saat terjadi keterlambatan pada bagian ini maka mesin harus dimatikan dan pekerja kembali memenuhi kekurangannya. Sebaiknya pola kerja yang seperti ini mulai diubah, pekerja yang beristirahat secara bergantian ini akan mengurangi produksi yang dilakukan, daripada mesin harus dimatikan berkali-kali karena keteteran, lebih baik seluruh pekerja melakukan istirahat secara bersamaan sehingga tidak ada lagi keteteran yang terjadi pada proses pengemasan. Jika pada waktu normal dan pekerja lengkap produksi dapat menghasilkan 86.52 kartonjam dan jika pekerja dikurangi 5 orang hanya bisa menghasilkan 67.68 kartonjam, maka akan ada beberapa kali produksi yang hanya menghasilkan 67.68 kartonjam, namun jika pekerja beristirahat serentak selama 30 menit maka tidak akan ada produksi 67.68 kartonjam, produksi hanya kehilangan 43.26 karton karena beristirahat selama 30 menit. Jika beristirahat secara bergantian dilakukan sebanyak 5 kali karena jumlah pekerja seluruhnya adalah 23 orang maka akan terjadi produksi sebanyak 67.68 kartonjam sebanyak 3 kali yang mengakibatkan perusahaan kehilangan 56.52 karton, belum lagi jika mesin mati akibat pekerja yang sudah kewalahan karena harus mengerjakan tugas yang seharusnya dikerjakan oleh pekerja lainnya yang sedang beristirahat, oleh karena itu sebaiknya perusahaan memberlakukan sistem istirahat seluruh karyawan secara bersamaan. Waktu Baku Seorang operator dianggap bekerja secara wajar jika seorang operator yang dianggap berpengalaman bekerja tanpa usaha-usaha yang berlebihan sepanjang hari kerja, menguasai cara kerja 48 yang ditetapkan dan menunjukkan dalam menjalankan pekerjaannya. Teknik yang dipakai dalam penelitian ini adalah dengan cara Westinghouse. Waktu siklus rata-rata yang telah didapatkan harus melewati 2 faktor pertimbangan terlebih dahulu, yaitu faktor penyesuaian dan faktor kelonggaran. Waktu baku didapat dari waktu siklus ditambah dengan faktor penyesuaian dan faktor kelonggaran seperti yang dapat dilihat pada Tabel 10 dan 11 di bawah ini. Faktor penyesuaian dan kelonggaran ini didapat dari penilaian yang dilakukan melalui pengamatan. Nilai-nilai penyesuaian dan kelonggaran ini dikalikan dengan waktu normal yang ada yang kemudian menjadi faktor penyesuaian dan kelonggaran yang akan ditambahkan dengan waktu normal.

1. Faktor Penyesuaian