53
3. Perbaikan Metode Kerja
Untuk mendapatkan hasil kerja yang baik, diperlukan perancangan sistem kerja yang baik pula. Suatu sistem kerja harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat memungkinkan dilakukannya
gerakan-gerakan yang ekonomis. Prinsip dari ekonomi gerakan menurut Niebel 1999 adalah pengetahuan dasar mengenai fisiologi manusia dan menggunakannya sebagai pertimbangan utama
dalam analisis aplikasi suatu metode kerja. Perbaikan kerja dilakukan dengan melakukan analisis pada peta tangan kiri dan tangan kanan yang telah dibuat. Analisa dilakukan pada keseimbangan kerja dari
tangan kiri dan tangan kanan, juga untuk menemukan gerakan-gerakan yang efisien. Dari analisa yang dibuat maka pola gerakan tangan yang dianggap tidak efisien dan bertentangan dengan prinsip-prinsip
ekonomi gerakan diusulkan untuk diperbaiki. Selain itu juga diharapkan terjadi keseimbangan gerakan yang dilakukan oleh tangan kiri dan tangan kanan, sehingga siklus kerja akan berlangsung dengan
lancar dalam ritme gerakan yang lebih baik yang akhirnya mampu memberikan delay maupun kelelahan yang minimum.
Pada pengamatan yang dilakukan di bagian preparasi, dapat dilihat bahwa urutan kerja pada proses pengayakan dimulai dari elemen gerak yang dilakukan oleh kedua tangan. Analisis pertama
dilakukan pada gerakan menjangkau karung tepung. Pada gerakan ini pekerja harus melakukannya dengan mencondongkan badan ke depan jika karung tepung tersebut letaknya jauh di depan dan
menjangkaunya dengan tangan sehingga harus agak membungkuk. Posisi tubuh pekerja yang seperti ini akan menyebabkan pekerja cepat merasa lelah, sebaiknya disediakan alat yang membantu agar
pekerja tidak perlu lagi membungkuk atau mencondongkan tubuhnya ke depan untuk menjangkau karung tepung, alat ini di perkebunan sawit sering disebut gancu. Gancu adalah alat yang terbuat dari
besi, berbentuk seperti tanda tanya dengan ujungnya yang tajam, gagang gancu terbuat dari kayu agar tangan pekerja tidak sakit saat menggunakannya, dengan adanya alat bantu ini juga diharapkan dapat
mengurangi waktu yang dibutuhkan pekerja untuk menjangkau karung tepung. Gerakan yang kedua yang dilakukan pekerja pada bagian pengayakan ini adalah mencari dan
menjangkau pisau, untuk mengurangi waktu pengerjaan maka sebaiknya gerakan mencari dihilangkan, untuk itu sebaiknya dibuatkan wadah atau tas yang dipakai di pinggang atau paha pekerja
untuk meletakkan pisau. Dengan adanya tas atau wadah ini maka waktu untuk mencari pisau dapat dihilangkan sehingga waktu pengerjaan untuk mengayak tepung ini dapat lebih singkat.
Gerakan yang ketiga adalah gerakan membawa karung tepung mendekati mesin ayak, gerakan ini dapat terbantu dengan adanya alat bantu gancu, sehingga waktu yang dibutuhkan pun akan menjadi
lebih singkat, posisi tubuh pekerja pada saat mendekatkan karung tepung ke mesin pengayak ini adalah mencondongkan tubuh ke belakang karena karung tepung ini terlalu berat. Gerakan terakhir
yang dilakukan pekerja ini adalah menuang tepung ke mesin pengayak, posisi tubuh pekerja saat menuang tepung ini tergantung dari tumpukan tepung karena pekerja sering menuang tepung dari atas
tumpukan tepung, hal ini akan meningkatkan resiko terjadinya kecelakaan kerja. Untuk mengurangi resiko terjadinya kecelakaan kerja ini maka sebaiknyaa tinggi dari mesin pengayak perlu dikurangi
atau bahkan mesin pengayak diletakkan agak ke bawah agar pekerja tidak perlu naik atau mengangkat tepung untuk menuangnya ke dalam mesin pengayak. Hal ini tentu saja dapat mengurangi waktu yang
dibutuhkan untuk mengayak tepung. Pada proses pengemasan tepung di bagian preparasi ini gerakan pertama yang dilakukan adalah
menjangkau kantung plastik dengan menggunakan tangan kanan, yang menghambat dan memperlambat waktu untuk menjangkau ini adalah bahan dari plastik yang sering melekat pada
plastik yang lainnya, posisi tubuh dari pekerja saat menjangkau plastik ini adalah berdiri, sebaiknya untuk proses pengemasan tepung ini pekerja diberi kursi tinggi yang biasa digunakan untuk pekerja
yang tugasnya harus dikerjakan sambil berdiri, selama ini pekerja yang bekerja di bagian pengemasan
54 tepung ini tidak disediakan kursi sehingga aktivitas apapun yang dilakukan di ruangan ini harus
dikerjakan sambil berdiri. Pada saat memegang kantung plastik sambil mengontrol katup dan timbangan pekerja juga melakukannya sambil berdiri, hal ini tentu saja dapat menyebabkan pekerja
cepat mengalami kelelahan. Pekerja yang bertugas menampung dan menimbang tepung ke dalam kantung plastik ini juga
membawa kantung plastik ini ke pallet, sebaiknya yang membawa plastik ke pallet adalah pekerja lainnya agar pekerja ini tetap di tempatnya, namun pertukaran tugas juga baik untuk dilakukan jika
dijadwalkan, agar pekerja tidak cepat merasa lelah dan jenuh terhadap tugas yang ia lakukan. Pekerja yang bekerja di bagian pengemasan 90 operator melakukan tugasnya dalam posisi
duduk di kursi, hanya yang bertugas memasukkan tray ke karton saja yang melakukan tugasnya dengan berdiri, meskipun telah disediakan kursi di sana, ia lebih nyaman melakukan tugasnya sambil
berdiri karena ia juga harus meletakkan karton yang telah terisi tray ke atas pallet. Pada proses meletakkan ring ke atas cup gerakan yang pertama dilakukan adalah menjangkau
ring yang ada dalam karton dengan menggunakan tangan kanan dan meletakkan ring ke atas cup yang berada di atas conveyor dengan menggunakan tangan kiri. Gerakan ini merupakan gerakan efektif dan
waktu yang dibutuhkan pun masih memenuhi waktu standar, namun sebaiknya untuk lebih meningkatkan efisiensi dan memperkecil cost lebih baik untuk meletakkan ring di atas cup ini
menggunakan mesin, mesin yang digunakan harus dimaintenance secara rutin agar tidak cepat rusak. . Posisi duduk dari pekerja yang bertugas meletakkan ring ini adalah berhadap-hadapan, untuk
pengamatan ini pekerja yang diamati adalah pekerja yang berada di sebelah kanan mesin. Posisi duduk pekerja yang berhadapan ini tidak didukung dengan adanya penyangga kaki di bawah meja
conveyor, sehingga kaki pekerja diletakkan di siku-siku meja dan ini merupakan posisi yang tidak nyaman untuk bekerja karena tidak semua bagian dari kaki dapat masuk ke dalam siku meja tersebut.
Sebaiknya jika harus menggunakan manusia untuk meletakkan ring tersebut dibuatlah penyangga kaki di bawah meja conveyor.
Gerakan yang mengawali kegiatan memasukkan biskuit ke dalam cup adalah menjangkau biskuit dengan menggunakan tangan kanan dan melepaskan cup yang sudah terisi biskuit ke dalam
conveyor dengan menggunakan tangan kiri. Posisi duduk dari pekerja yang bertugas memasukkan biskuit ini tidak berhadap-hadapan meskipun tempat duduk mereka posisinya saling berhadapan.
Untuk memasukkan biskuit ini pekerja duduk menyamping sehingga tidak perlu memutar badannya ketika harus mengambil biskuit atau meletakkan cup ke conveyor, tetapi tempat duduk yang mereka
duduki bukanlah tempaat duduk yang nyaman untuk diduduki selama 8 jam kerja, karena tempat duduk ini hanya tempat duduk biasa yang terbuat dari plastik dan tidak terdapat busa pada
dudukannya. Pekerja akan merasa cepat lelah dan sakit pada bagian pinggang dan bokong karena tempat duduk yang seperti ini, sebaiknya kursi ini segera diganti.
Gerakan pertama yang dilakukan pekerja di bagian memasukkan tray ke dalam karton adalah membentuk karton, posisi pekerja di bagian ini adalah berdiri, meskipun sudah disediakan tempat
duduk yang tinggi khusus untuk pekerjaan yang harus dilakukan sambil berdiri namun pekerja lebih senang melakukan pekerjaannya tisak sambil duduk, ia hanya akan duduk saat merasa sudah lelah.
Hal ini dirasa baik karena pekerja tahu sampai batas mana ia merasa masih sanggup melanjutkan pekerjaannya dan sampai batas mana ia sudah merasa lelah dan perlu mengembalikan staminanya.
Pada proses preparasi sampai pengemasan diperlukan perhatian khusus mengenai sanitasi pekerjanya, sebaiknya pekerja yang bekerja dengan kontak langsung pada bahan baku ataupun biskuit
yang akan dikemas menggunakan sarung tangan khusus. Cuci tangan dengan sabun dan menggunakan hand sanitizer belum dirasa cukup untuk menghilangkan bakteri yang dapat mengkontaminasi bahan
baku ataupun biskuit yang akan dikemas, sebaiknya pekerja menggunakan sarung tangan latex yang
55 sangat halus, tipis, dan food grade, biasanya sarung tangan jenis ini banyak digunakan pada
perusahaan pangan, obatkimia, dan perusahaan minyak. Pekerja yang hanya mencuci tangannya dengan sabun dan menggunakan hand sanitizer masih
dapat terkontaminasi oleh lingkungan kerjanya seperti mesin yang disentuh, alat yang dipakai, mungkin juga kontaminan justru berasal dari tubuh pekerja tersebut. Untuk itulah maka pemakaian
sarung tangan latex yang food grade sangat dianjurkan. Sarung tangan latex yang food grade dapat dilihat pada Gambar 18 di bawah ini.
Gambar 18. Sarung tangan latex food grade
56
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
1. Pada proses preparasi dan pengemasan terdapat beberapa elemen gerakan Therblig di
dalamnya, elemen gerakan Therblig tersebut adalah mencari, memilih, menjangkau dan memegang, membawa, membawa dengan beban, memegang untuk memakai, mengarahkan,
melepas, menganggur. 2.
Terdapat perbedaan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan antara pekerjaan yang dikerjakan di awal shift dan pekerjaan yang dikerjakan di akhir shift. Pada
bagian preparasi pekerja membutuhkan waktu selama 84.70 detik untuk, sedangkan pada akhir shift pekerja membutuhkan waktu selama 94.10 detik. Untuk bagian pengemasan
pekerja membutuhkan waktu selama 67.04 detik di awal shift dan 71.81 detik di akhir shift untuk tiap siklusnya mengemas satu cup biskuit long stick. Perbedaan waktu yang terjadi
antara awal dan akhir shift menunjukkan bahwa terjadi penurunan stamina, motivasi, dan kualitas kerja dari para pekerjanya.
3. Dengan menggunakan software SPSS 16.0 for Windows didapat nilai Asymp. sig yang
menunjukkan bahwa terjadi perbedaan yang signifikan pada proses preparasi dan tidak terjadi perbedaan yang signifikan pada proses pengemasan. Terjadinya perbedaan secara
signifikan pada proses preparasi di awal dan akhir shift dinyatakan dengan besarnya nilai Asymp. sig yang lebih kecil daripada 0.05, yaitu sebesar 0.012.
4. Waktu normal yang dibutuhkan pekerja tiap siklus di bagian preparasi untuk tiap 25
kilogram tepung adalah 89.40 detik, sedangkan untuk pengemasan satu cup long stick adalah 69.42 detik, ditambah dengan faktor penyesuaian, maka didapat waktu baku untuk preparasi
tiap siklusnya adalah 112.68 detik atau sekitar 1.87 menit, sedangkan waktu baku untuk mengemas satu cup long stick adalah 90.74 detik atau sekitar 1.5 menit.
5. Berdasarkan data yang didapat maka dapat dihitung produktivitas pekerja pada proses
preparasi dan pengemasan. Di proses preparasi produktivitas pekerjanya adalah 400 kilogram tepungjam, sedangkan pada pengemasan produktivitas pekerjanya adalah 3.76
kartonjam. 6.
Terdapat beberapa alat dan mesin yang digunakan di bagian preparasi dan pengemasan yang harus diperbaiki agar mencapai produktivitas tertinggi dan tingkat efisiensi yang tinggi,
diantaranya adalah peletakan mesin pengayak menjadi lebih rendah dengan tinggi mulut mesin pengayak 100 cm dari atas lantai, kemudian penggunaan gancu untuk menjangkau
karung, penggunaan katrol untuk membawa karung ke mesin pengayak, pemberian wadah yang menempel pada tubuh pekerja untuk meletakkan pisau pembuka karung, pemberian
ventilasi seperti blower fan pada ruang preparasi, penempatan air minum di setiap ruangan, dan penggantian lantai ruang preparasi.