Ukuran Dewan Komisaris dengan Pengungkapan CSR Frekuensi Rapat Dewan Komisaris dengan Pengungkapan CSR

38

B. Keterkaitan Antar Variabel 1. Ukuran Dewan Pengawas Syariah tingkat Pengungkapan CSR

Dewan Pengawas Syariah DPS mempunyai peran dalam pengungkapan CSR berdasarkan Islamic Social Reporting ISR perbankan syariah. Hal ini karena kepatuhan perusahaan terhadap prinsip syariah. Penelitian Farook dan Lanis 2005 menemukan bahwa Islamic Governance sebagai proksi corporate governance di Bank Islam terbukti berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial. Dalam variabel Islamic Governance tersebut dibahas mengenai jumlah Dewan Pengawas Syariah, dimana semakin banyak jumlah DPS dapat meningkatkan level pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Percy dan Stewart 2010 dalam Widayuni 2014 menjelaskan bahwa fungsi dan tugas Dewan Pengawas Syariah bisa dibagi antara anggota, sehingga memungkinkan anggota-anggota tertentu untuk fokus pada pelaporan perusahaan. Ukuran Dewan Pengawas Syariah dengan perspektif dan pengalaman yang beragam dapat mengakibatkan kepatuhan yang lebih baik terhadap hukum syariah pada pelaporan perusahaan. Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis penelitian yang diajukan adalah sebagai berikut: H 1 : Ukuran Dewan Pengawas Syariah berpengaruh positf terhadap pengungkapan Corporate Social responsibility.

2. Ukuran Dewan Komisaris dengan Pengungkapan CSR

Dewan Komisaris berperan dalam mengawasi pelaksanaan bisnis perusahaan yang sedang dikelola oleh Dewan Direksi dengan sebaik-baiknya. Pada penelitian yang dilakukan oleh Said et al 2009 menemukan hubungan yang tidak signifikan 39 dari kedua variabel tersebut. Sementara itu dalam penelitian yang dilakukan oleh Sembiring 2003 menemukan adanya hubungan yang positif dan signifikan antara Dewan Komisaris dan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Hal ini dikarenakan semakin besar ukuran Dewan Komisaris, maka akan semakin mudah untuk mengendalikan CEO manajemen puncak dan pengawasan yang dilakukan akan semakin efektif. Apabila dikaitkan dengan pengungkapan tanggung jawab sosial, maka tekanan terhadap manajemen juga akan semakin besar untuk mengungkapkannya. Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis penelitian yang diajukan adalah sebagai berikut: H 2 : Ukuran Dewan Komisaris berpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR.

3. Frekuensi Rapat Dewan Komisaris dengan Pengungkapan CSR

Dewan Komisaris sebagai puncak dari sistem pengelolaan internal perusahaan, memiliki peranan terhadap aktivitas pengawasan. Oleh karena itu Dewan Komisaris seharusnya dapat mengawasi kinerja Dewan Direksi sehingga kinerja yang dihasilkan sesuai dengan kepentingan pemegang saham. Kemandirian Komisaris dalam pengertian bahwa Dewan Komisaris harus memiliki kemampuan untuk membahas permasalahan tanpa campur tangan manajemen, dilengkapi dengan informasi yang memadai untuk mengambil keputusan, dan berpartisipasi secara aktif dalam penetapan agenda dan strategi Charles dan Chariri, 2012. Pada penelitian yang dilakukan oleh Priantana dan Yustian 2011 menjelaskan bahwa komposisi dan intensitas rapat Dewan Komisaris berpengaruh signifikan 40 positif terhadap pengungkapan CSR. Menurut Zehnder 2000 dalam Charles dan Chariri 2012 menyatakan bahwa Dewan Komisaris merupakan inti dari Corporate Governance yang ditugaskan menjamin pelaksanaan strategi perusahaan, dan mengawasi manajemen dalam mengelola perusahaan. Dalam rangka menjalankan tugasnya, Dewan Komisaris mengadakan rapat-rapat rutin untuk mengevaluasi kebijakan-kebijakan yang diambil oleh Dewan Direksi dan implementasinya. Dalam rapat tersebut akan membahas masalah mengenai arah dan strategi perusahaan, evaluasi kebijakan yang telah diambil atau dilakukan oleh manajemen, dan mengatasi masalah benturan kepentingan FCGI, 2002. Oleh karena itu, dengan semakin sering Dewan Komisaris mengadakan pertemuan, maka fungsi pengawasan terhadap manajemen menjadi semakin efektif. Dengan demikian diharapkan dengan semakin efektifnya fungsi pengawasan, maka pengungkapan CSR yang dilakukan perusahaan juga akan semakin luas. Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis penelitian yang diajukan adalah sebagai berikut: H 3 : Frekuensi rapat Dewan Komisaris berpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR.

4. Ukuran Komite Audit dengan Pengungkapan CSR

Dokumen yang terkait

ANALISIS PRAKTIK PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY BERDASARKAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING INDEX PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

0 5 18

The Influence Of Islamic Value Towards Social Reporting : a case study:BSM And BMI

0 19 75

PENGARUH ELEMEN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

0 4 130

Analisis pengaruh islamic corporate governance terhadap corporate social responsibility (Studi kasus pada Bank Syariah di Indonesia)

0 3 26

CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA DAN MALAYSIA

3 20 25

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA

16 74 131

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN PROFITABILITAS TERHADAP PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING PADA PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN PROFITABILITAS TERHADAP PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA.

0 3 15

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN PROFITABILITAS TERHADAP PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING PADA BANK PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN PROFITABILITAS TERHADAP PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA.

0 7 18

PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING PADA BANK SYARIAH DI INDONESIA Pengungkapan Islamic Social Reporting Pada Bank Syariah Di Indonesia.

0 1 13

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP PENGUNGKAPAN INDEKS ISLAMIC SOCIAL REPORTING PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2010-2014

0 1 18