40
positif terhadap pengungkapan CSR. Menurut Zehnder 2000 dalam Charles dan Chariri 2012 menyatakan bahwa Dewan Komisaris merupakan inti dari Corporate
Governance yang ditugaskan menjamin pelaksanaan strategi perusahaan, dan mengawasi manajemen dalam mengelola perusahaan. Dalam rangka menjalankan
tugasnya, Dewan Komisaris mengadakan rapat-rapat rutin untuk mengevaluasi kebijakan-kebijakan yang diambil oleh Dewan Direksi dan implementasinya.
Dalam rapat tersebut akan membahas masalah mengenai arah dan strategi perusahaan, evaluasi kebijakan yang telah diambil atau dilakukan oleh manajemen,
dan mengatasi masalah benturan kepentingan FCGI, 2002. Oleh karena itu, dengan semakin sering Dewan Komisaris mengadakan pertemuan, maka fungsi pengawasan
terhadap manajemen menjadi semakin efektif. Dengan demikian diharapkan dengan semakin efektifnya fungsi pengawasan, maka pengungkapan CSR yang dilakukan
perusahaan juga akan semakin luas. Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis penelitian yang diajukan adalah
sebagai berikut: H
3
: Frekuensi rapat Dewan Komisaris berpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR.
4. Ukuran Komite Audit dengan Pengungkapan CSR
Sembiring 2003 menemukan adanya hubungan yang positif dan signifikan antara ukuran Komite Audit dengan pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan. Semakin besar ukuran Komite Audit maka pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan semakin luas. Hal ini dikarenakan semakin semakin besar
41
ukuran Komite Audit, maka peran Komite Audit dalam mengendalikan dan memantau manajemen puncak akan semakin efektif.
Hasil yang sama juga diperoleh Murwaningsari 2009, bahwa Komite Audit mempengaruhi secara signifikan nilai perusahaan. Hal ini membuktikan bahwa
Komite Audit juga dijadikan instrumen untuk meningkatkan luasnya pengungkapan Corporate Sosial Responsibility. Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis
penelitian yang diajukan adalah sebagai berikut: H
4
: Ukuran Komite Audit berpengaruh positif terhadap tingkat pengungkapan CSR.
5. Frekuensi Rapat Komite Audit dengan Pengungkapan CSR
Dalam menjalankan tugasnya Komite Audit melakukan rapat atau pertemuan untuk melakukan koordinasi agar dapat menjalankan tugas secara efektif dalam hal
pengawasan laporan keuangan, pengendalian internal, dan pelaksanaan GCG perusahaan FCGI, 2012. Dengan semakin sering mengadakan pertemuan, maka
diharapkan koordinasi Komite Audit semakin baik dan dapat menjalankan tugasnya secara efektif.
Penelitian Putri 2009 yang menemukan adanya hubungan antara jumlah pertemuan audit yang berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan informasi laba
perusahaan. Hal ini berarti, semakin sering Komite Audit mengadakan pertemuan maka pengungkapan informasi laba perusahaan semakin tranparan. Dengan demikian,
dengan lebih seringnya terjadi rapat atau pertemuan Komite Audit maka dapat menambah keefektifan pengawasan manajemen, penerapan prinsip-prinsip GCG oleh
42
perusahaan dan dapat mendukung peningkatan pengungkapan CSR. Berdasarkan asumsi tersebut, hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:
H
5
: Jumlah rapat Komite Audit berpengaruh positif terhadap luas pengungkapan CSR.
43
C. Penelitian Sebelumnya
PENELITIAN SEBELUMNYA MENGENAI Islamic GovernanceX1, Komposisi Dewan KomisarisX2, Rapat Dewan KomisarisX3, Komposisi Komite AuditX4, Rapat Komite AuditX5 dan Pengungkapan CSRY
Tabel 2.1 Penelitian Sebelumnya
No Peneliti Judul
Sumber Metodologi Penelitian
X1 X2
X3 X4
X5 Y
Hasil 1.
Charles, Chariri Analisis Pengaruh
Islamic Corporate Governance
Terhadap Pengungkapan
Corporate Social Responsibility
Diponegoro Journal Of Accounting, 2012
Jenis penelitian: kuantitatif
Sumber data: wawancara dan observasi
Sampel: 10 bank syariah dengan observasi 50
laporan tahunan Tahun data: 2006-2010
Metode analisis: Regresi Linier Berganda
Variable lainnya:- v
V v V
V v Ukuran Dewan Komisaris,
rapat Dewan Komisaris, ukuran Komite Audit, secara bersama-
sama mempengaruhi pengungkapan CSR hanya
sebesar 55. Dengan demikian faktor-faktor karakteristik GCG
tersebut diatas masih belum dapat meningkatkan mekanisme
pengawasan dengan baik untuk mendorong pengungkapan CSR
secara luas.
Bank Syariah cenderung melakukan pengungkapan CSR
dalam hal yang mendukung image positif perusahaan dan
cenderung tidak mengungkapkan informasi yang
dapat menimbulkan efek negatif. Mereka banyak
mengungkapkan kegiatan sosial,
43
Bersambung ke halaman selanjutnya
44
Tabel 2.1 Lanjutan
Peneliti Judul Sumber
Metodologi Penelitian
X1 X2
X3 X4
X5 Y
Hasil amal, zakat, dan sebagainya.
Sebaliknya, informasi yang berguna untuk pemakai laporan
tahunan tetapi dapat menimbulkan efek negatif,
seperti potensi perusakan lingkungan yang dilakukan
perusahaan cenderung tidak diungkapkan.
Ukuran dewan komisaris dan rapat komite audit berpengaruh
positif dengan tingkat pengungkapan CSR, sedangkan
rapat dewan komisaris dan ukuran komite audit memiliki
koefisien negatif.
2. Isfandayani
Pengawasan Perbankan Syariah
untuk Optimalisasi Good Corporate
Governance melalui Islamic Corporate
Identity Jenis penelitian: kualitatif
Sumber data: Annual report dari masing-
masing Bank syariah, media cetak, dan BI.
Sampel: 11 bank yang terdaftar dalam Bank
Usaha Syariah v
v Terdapat beberapa bank yang
sangat minim dalam mengaplikasikan akad dalam
produk banknya Maybank Syariah, Bank Panin Syariah.
Sedangkan pengungkapan laporan perubahan dan investasi
terikat laporan sumber dari penggunaan dana zakat, infaq
Bersambung ke halaman selanjutnya
44
45
Tabel 2.1 Lanjutan
No Peneliti Judul
Sumber Metodologi Penelitian
X1 X2
X3 X4
X5 Y
Hasil
Analisis Penyajuan Laporan Keuangan
Bank Umum Syariah
Jurnal Maslahah Vol. 1, No.1, Maret 2012
Tahun data: 2011 Metode analisis: Regresi
Sadaqah dan penggunaan dana qardhul hasan yang paling
lengkap adalah BSM disusul BRI Syariah.
3. Riha Dedi Priantana
Ade Yustian Pengaruh Struktur
GCG Terhadap Pengungkapan CSR
Pada Perusahaan Keuangan Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Jurnal
Telaah Riset Akuntansi Vol 4
No.1 Januari 2011 Jenis penelitian:
kuantitatif Sumber data: annual
report dari situs resmi idx Sampel: Perusahaan
keuangan yang terdaftar di BEI
Tahun data: 2007 2008 Metode analisis: -
Variabel lainnya : kepemilikan manajerial
x, kepemilikan institusional x
V V
v Kepemilkan manajerial secara
individual berpengaruh negatif terhadap pengungkapan CSR
pada perusahaan keuangan yang terdaftar di BEI
Komite audit secara individual tidak berpengaruh signifikan
terhadap pengungkapan CSR pada perusahaan yang terdaftar
di BEI
Komposisi dewan komisaris secara individual berepengaruh
signifikan positif terhadap pengungkapan CSR pada
perusahaan keuangan yang terdaftar di BEI
Bersambung ke halaman selanjutnya
45
46
Tabel 2.1 Lanjutan
No Peneliti Judul
Sumber Metodologi Penelitian
X1 X2
X3 X4
X5 Y
Hasil 4.
Yasmin Umar Assegaf, Falikhatun,
Salamah Wahyuni
Bank Syariah Di Indonesia: Corporate
Governance dan Pengungkapan
Pertanggungjawaban Sosial Islami Islamic
Social Responsibility
Jurnal CBAM-FE UNISSULA Vol. 1
No. 1 Dec 2012 Jenis penelitian:
kuantitatif Sumber data: Industri
Perbankan dan BI, Biro pusat statistik, laporan
keuangan bank Sampel: Seluruh BUS dan
UUS dari Bank Devisa di Indonesia
Tahun data: 2007 - 2010 Metode analisis: regresi
berganda Variable lainnya: cross
directoship x, managerial ownership x,
v V
v Board size tidak berpengaruh
pada variasi pengungkapan, tetapi berpengaruh terhadap
volume pengungkapan informasi Islamic Social Responsibility.
Tidak terdapat pengaruh Cross- directorship terhadap Islamic
Corporate Social Responsibility baik variasi maupun volume
pengungkapan.
Managerial Ownership berpengaruh negatif signifikan
terhadap variasi ISRDI, dan tidak berpengaruh terhadap volume
ISRWC
Bersambung ke halaman selanjutnya
46
47
Tabel 2.1 Lanjutan
No Peneliti Judul
Sumber Metodologi Penelitian
X1 X2
X3 X4
X5 Y
Hasil 5.
Sari Hardiyanti Analisis Pengaruh
Sharia Governance Structures
Terhadap Pengungkapan CSR
Pada Perbankan Syariah di
Indonesia 2012
Jenis penelitian: kualitatif Sumber data: Annual
report Sampel: BUS yang ada di
Indonesia Tahun data: 2007-2010
Variable lainnya: struktur kepemilikanx, ukuran
perusahaan variabel pengendali.
v v
Variabel IAH dan ukuran perusahaan memiliki pengaruh
positif dan signifikan terhadap tingkat pengungkapan CSR
sedangkan IG-Skor tidak memiliki pengaruh yang
signifikan.
Menggunakan indeks ISR dalam pengungkapan CSR
6. Dwi Sudaryati,
Yunita Eskadewi Pengaruh
Corporate Governance
Terhadap Tingkat Pengungkapan
Corporate Social Responsibility di
Bank Syariah Jenis penelitian:
kuantitatif Sumber data: annual
report Sampel: Bank Islam
Malaysia Berhard Tahun data: 2010
Metode analisis: regresi berganda
Variabel lainnya: ukuran perusahaan variabel
kontrol v
v Proporsi IAH Investment
Account Holder memiliki pengaruh negatif yang tidak
signifikan terhadap tingkat pengungkapan Corporate
Social Responsibility yang disajikan oleh Bank Islam
Berhad.
Bersambung ke halaman selanjutnya
47
48
Tabel 2.1 Lanjutan
Peneliti Judul Sumber
Metodologi Penelitian
X1 X2
X3 X4
X5 Y
Hasil Jurnal Ekonomi dan
Bisnis 11. Nomor 01. September 2012
Islamic Governance memiliki pengaruh positif yang
signifikan terhadap tingkat pengungkapan corporate social
responsibility yang disajikan oleh Bank Islam Malaysia
Berhad.
7. Bassam Maali, Peter
Casson, dan Christopher Napier
Social Reporting by Islamic Banks
Abacus, Vol.42, No.2, 2006
Jenis penelitian: kualitatif Sumber data: annual
report Sampel:29 bank syariah
di negara-negara muslim Tahun data: 2000-2002
Metode analisis: deskriptif
Variable lainnya: - v
v Hanya 11 bank 38 yang
pengungkapan laporan pertanggungjawaban sosialnya
sesuai dengan standard yang ditetapkan oleh AAOIFI
Accounting and Auditing Organization for Islamic
Financial Institution.
Belum adanya analisis mengenai faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan laporan
pertanggungjawaban sosial di bank syariah.
Bersambung ke halaman selanjutnya
48
49
Tabel 2.1 Lanjutan
No Peneliti Judul
Sumber Metodologi Penelitian
X1 X2
X3 X4
X5 Y
Hasil 8.
Sayd Farook, Kabir Hassan
dan Roman
Lanis Determinants of
Corporate Social Responsibility
Disclosure: The Case of Islamic Banks
2005 Jenis penelitian: kualitatif
Sumber data: annual report Sampel:47 bank syariah di
14 negara di dunia. Tahun data: 2002
Metode analisis: deskriptif Variable lainnya: -
v v
Kondisi Sosial Politikdan Corporate Governance adalah
dua faktor yangcoba diangkat dalam penelitian ini. Faktor
kondisi Sosial Politik ini terdiri dari tingkat kebebasan politik
masyarakat serta proporsi masyarakat muslim, sedangkan
faktor Corporate Governance terdiri dari Tata Kelola Islam
Islamic Governance dan struktur kepemilikan saham
IAH Investment Account Holders Right. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa adapengaruh yang cukup besar
dari faktor Kondisi Sosial Politik dan Corporte
Governance terhadap tingkat pengungkapan Corporate
Social Responsibility
. Bersambung ke halaman selanjutnya
49
50
Tabel 2.1 Lanjutan
No Peneliti Judul
Sumber Metodologi Penelitian
X1 X2
X3 X4
X5 Y
Hasil 9.
Mohd Asri Moh Ruhayya Hj Atan
The Relationship Between Corporate
Governance and Corporate Social
Responsibility Disclosure: A Case of
High Malaysian Sustainability
Companies And Global Sustainability
Companies South East Journal of
Contemporary Business, Economic and Law, Vol 3
Jenis penelitian: kuantitatif
Sumber data: annual report
Sampel:Malaysia Bank and Global Company
Tahun data: 2007-2010 Metode analisis: regresi
berganda
Variable lainnya: -
V v
Pengungkapan CSR yang dilakukan leh Malaysia Bank
masih lebih rendah dibandingkan dengan pengungkapan CSR yang
dilakukan oleh beberapa perusahan besar di dunia.
Dewan komisaris independen berpengaruh positif terhadap
pengungkapan CSR. Begitupun juga dengan ukuran perusahaan
berpengaruh terhadap pengungkapan CSR.
50
51
D. Kerangka Pemikiran
Model kerangka pemikiran pada penelitian ini digambarkan pada gambar 2.3 berikut ini.
Analisis Pengaruh Islamic Corporate Governance Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility Berdasarkan ISR Indeks Pada Bank Syariah di Indonesia
Pentingnya Implementasi Nilai-Nilai Syariah dalam Pengungkapan CSR melalui Islamic Social Reporting
Teori Stakeholder, Teori Legitimasi
Metode Analisis : Regresi Berganda
Hasil Pengujian dan Pembahasan
Kesimpulan dan Saran
Variabel Independen Varibel Dependen
Luas Pengungkapan
CSR Berdasarkan
Islamic Social Reporting
Ukuran DPS Dewan Pengawas Syariah
Komite Audit Ukuran Komite Audit
Frek Rapat Komite Audit
Ukuran Dewan Komisaris
Frek Rapat Dewan Komisaris
Dewan Komisaris Variabel Independen
Variabel Dependen
52
BAB III METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah Bank Umum Syariah yang berada di Indonesia selama periode 2012-2014. Bank Umum Syariah menurut Otoritas Jasa
Keuangan OJK adalah bank yang secara penuh bertransaksi secara syariah dan bukan merupakan unit usaha. Saat ini, jumlah Bank Umum Syariah BUS yang
beroperasi di Indonesia sebanyak sebelas bank. Di bawah ini merupakan tabel yang menampilkan daftar Badan Umum Syariah
BUS di Indonesia.
Tabel 3.1 Data Bank Umum Syariah
No. Nama Perusahaan
Kode
1. Bank Muamalat Indonesia
BMI 2
Bank Syariah Mandiri BSM
3 Bank Syariah Mega Indonesia
BSMI 4
Bank Rakyat Indonesia Syariah BRIS
5 Bank Syariah Bukopin
BSB 6
BNI Syariah BNIS
7 Bank Victoria Syariah
BVS 8
BCA Syariah BCAS
9 Bank Jabar Banten Syariah
BJBS 10
Panin Bank Syariah PBS
11 Maybank Indonesia Syariah
MIS
53
B. Metode Penentuan Sampel
Pengambilan sampel merupakan proses memilih sejumlah elemen secukupnya dari sebuah populasi, sehingga penelitian terhadap sampel dan pemahaman tentang
sifat atau karakteristiknya akan membuat kita dapat mengeneralisasikan sifat atau karakteristik tersebut pada elemen populasi Sekaran, 2006.
Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling, yaitu hanya data yang memenuhi kriteria yang akan dijadikan sampel. Kriteria tersebut adalah
Bank Umum Syariah yang mengungkapkan laporan ISR dalam annual report serta struktur Islamic Corporate Governance selama tahun pengamatan dalam laporan
keuangan. Berdasarkan kriteria tersebut, maka diperoleh sebelas unit Bank Umum
Syariah. Karena semua bank yang terdaftar sebagai Bank Umum Syariah mengungkapkan laporan Islamic Social Reporting ISR dalam annual report
perusahaan.
Tabel 3.2 Sampel Penelitian
Jumlah bank umum syariah di Indonesia 11
Bank umum syariah yang memenuhi kriteria 11
Total sampel Jumlah bank x 3 tahun 33
C. Metode Pengumpulan Data
Menurut sifatnya, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu data yang diukur dalam skala numerik angka. Data kuantitatif
dalam penelitian ini berupa rasio hasil content analysis Islamic Social Reporting,
54
ukuran Dewan Pengawas Syariah, ukuran Dewan Komisaris, frekuensi rapat Dewan Komisaris, ukuran Komite Audit, dan frekuensi rapat Komite Audit.
Menurut sumbernya, jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang sudah diterbitkan dalam bentuk laporan tahunan annual
report atau laporan berkelanjutan sustainability reporting perusahaan. Data sekunder tersebut diperoleh dari situs resmi masing-masing Bank Syariah di
Indonesia. Data sekunder merupakan data yang mengacu pada informasi yang dikumpulkan dari sumber yang telah ada, misalnya catatan atau dokumentasi
perusahaan, publikasi pemerintah, analisis industri oleh media, internet, dan seterusnya Sekaran, 2006.
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan metode studi pustaka. Metode studi pustaka adalah sebuah metode yang dilakukan dengan
mengumpulkan data informasi dari artikel, jurnal,literatur, dan hasil penelitian terdahulu yang digunakan untuk mempelajari dan memahami pembahasan yang
berkaitan dengan penelitian Sekaran, 2006.
D. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda dengan bantuan program SPSS Statistical Package for Social
Science. Namun, sebelum melakukan analisis linier regresi berganda terlebih dahulu dilakukan uji statistik deskriptif, uji asumsi klasik, dan uji signifikansi.
Analisis statistik deskriptif digunakan untuk memberikan berupa gambaran mengenai variabel-variabel dalam penelitian ini. Pengujian hipotesis dalam penelitian
55
ini akan dianalisis dengan uji asumsi klasik, uji koefisien determinasi R
2
, dan uji signifikansi.
1. Analisis Statistik Deskriptif