49 2
Alat tangkap yang terus bertambah dari sisi ukuran maupun jumlahnya. Ukuran alat tangkap semakin besar dan jumlah alat tangkap juga semakin
bertambah. 3
Populasi udang: 1
Jumlah populasi udang semakin menurun akibat tekanan penangkapan yang tinggi.
2 Pertumbuhan udang terganggu, sebagai akibat dari penangkapan yang
turut menangkap induk dan anakan udang nener. 4
Metode penangkapan: 1
Pengaturan waktu tangkap tidak diatur. Waktu penangkapan idealnya diatur untuk memberikan kesempatan udang agar berkembang biak.
2 Jumlah upaya trip penangkapan tidak dikendalikan. Upaya penangkapan
idealnya diatur agar efektif, efisien dan tetap menguntungkan. 5
Hutan Mangrove: 1
Konservasi lahan hutan mangrove untuk lahan industri, pertanian, perikanan budidaya dan perumahan.
2 Pencemaran perairan di lokasi mangrove sebagai akibat aktifitas industri,
pariwisata, rumah tangga, pertanian dan perikanan budidaya yang membuang limbah, pupuk dan bahan-bahan kimia yang mencemari
perairan. 3
Penebangan mangrove untuk dijual sebagai kayu bakar maupun dibuat arang.
4.4 Strategi Pengelolaan Sumberdaya Udang
Perumusan strategi pengelolaan sumberdaya udang dilakukan dengan menggunakan analisis SWOT. Analisis SWOT diawali dengan melakukan
identifikasi potensi internal kekuatan dan kelemahan serta potensi eksternal peluang dan ancaman. Informasi kondisi eksternal dan internal diperoleh dari
kondisi riil perikanan tangkap udang di Kabupaten Cilacap. Masalah internal dan eksternal diperoleh dari hasil strukturisasi permasalahan pada diagram tulang
ikan. Hasil identifikasi SWOT pada permasalahan penurunan hasil tangkapan udang adalah sebagaimana pada Tabel 8.
50 Tabel 8 Identifikasi SWOT pada permasalahan penurunan hasil tangkapan udang
Kekuatan S Kelemahan W
1. Jumlah armada kapal dan alat tangkap besar
1. Penyuluhan kepada nelayan kurang 2. Terdapat banyak Tempat Pelelangan
Ikan TPI 2. Pengawasan terhadap operasi kapal tidak
intensif 3. Terdapat
Pelabuhan Perikanan
Samudera 3. Pengawasan terhadap mangrove kurang
4. Jumlah nelayan besar 4. Konversi lahan mangrove tinggi
5. Terdapat petugas pengawas perikanan pengawas kapal ikan, Polairud, KPLP
5. Tidak ada pengaturan waktu dan trip penangkapan
Peluang O Ancaman T
1. Permintaan udang yang besar 1. Penurunan manfaat ekonomi hasil
tangkapan udang dalam memenuhi kebutuhan hidup nelayan
2. Peluang perlindungankonservasi
mangrove dengan pariwisata mangrove
2. Meningkatnya kapal dan alat tangkap yang berasal dari luar Cilacap
3. Besarnya peluang investor untuk berinvestasi pada usaha perikanan udang
3. Tingginya tingkat pencemaran akibat aktifitas ekonomi dan rumah tangga
4. Ketersediaan kredit usaha dari Pemerintah dan perbankan
4. Penurunan populasi udang 5.
Alternatif kegiatan ekonomi diluar usaha perikanan udang tersedia cukup
5. Penurunan kualitas udang terkait standarisasi mutu ekspor udang yang sangat
tinggi
Dari hasil identifikasi sebagaimana pada Tabel 8 kemudian dilaksanakan pembobotan sehingga menghasilkan matriks perbandingan bobot kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman terhadap permasalahan penurunan hasil tangkapan udang di Kabupaten Cilacap. Hasil matriks pembobotan SWOT
merekomendasikan strategi penyelesaian permasalahan penurunan hasil tangkapan udang di Kabupaten Cilacap. Langkah analisis diawali dengan
pembobotan terhadap potensi dan permasalahan yang tercantum dalam kuisioner, dan disurvei terhadap responden yang bersangkutan terhadap kegiatan
penangkapan udang. Seluruh komponen kuisioner diberikan bobot penilaian yang sama dan diperhitungkan dalam sistem penilaian berdasarkan konstanta yang ada.
Hasil pembobotan tersebut adalah sebagaimana pada Tabel 9 Faktor-faktor strategis internal IFAS dan Tabel 10 Faktor-faktor strategis eksternal EFAS.
Perhitungan sintesis IFAS dan EFAS merupakan suatu sintesis perumusan prioritas yang akan diambil dari berbagai faktor penyebab yang dirumuskan pada
diagram sebab akibat, dan menjadi acuan prioritas penyelesaian masalah melalui analisis SWOT.
51 Tabel 9 Faktor-faktor strategis internal IFAS
Faktor Strategis Internal Bobot Rating
Skor Bobot x Rating
Kekuatan S 1.
Jumlah armada kapaldan alat tangkap besar 0,14
2 0,29
2. Terdapat banyak Tempat Pelelangan Ikan
TPI 0,14 4
0,57 3.
Terdapat Pelabuhan Perikanan Samudera 0,04
2 0,07
4. Jumlah nelayan besar
0,07 3
0,21 5.
Terdapat petugas pengawas perikanan pengawas kapal ikan, Polairud, KPLP
0,11 4 0,43
Kelemahan W
1. Penyuluhan kepada nelayan kurang
0,11 3
0,32 2.
Pengawasan terhadap operasi kapal tidak intensif 0,14
4 0,57
3. Pengawasan terhadap mangrove kurang
0,04 2
0,07 4.
Konversi lahan mangrove tinggi 0,07
4 0,29
5. Tidak ada pengaturan waktu dan trip penangkapan
0,14 1
0,14
Jumlah 1,00 2,96
Hasil perhitungan faktor strategis internal dalam kegiatan penangkapan udang di Kabupaten Cilacap diperoleh nilai skor 2,96. Skor tersebut membuktikan
bahwa secara keseluruhan faktor internal kekuatan dan kelemahan berpengaruh cukup kuat dalam mendukung upaya penangkapan udang di Kabupaten Cilacap.
Kekuatan pengaruh tersebut tidak hanya terbatas pada faktor internal secara keseluruhan, dengan skor 2,96 akan turut mempengaruhi komponen faktor yang
berada di dalamnya untuk berpengaruh sama kuat antara satu dengan yang lain. Kekuatan pengaruh antar faktor tersebut disebabkan nilai total dari skor IFAS
yang diperoleh berada di atas skor rataan, yaitu 2,5. Sehingga faktor internal memiliki pengaruh yang kuat pada objek kegiatan Nurani et al. 2006.
Keberadaan dari masing-masing skor faktor internal masih berada pada sumbu x positif, berasal dari pengurangan dari skor faktor kekuatan dengan skor
1,57 dan kelemahan dengan skor 1,39 dengan hasil positif 0,18. Dengan nilai positif tersebut akan memungkinkan bagi faktor tersebut untuk dapat berada pada
kuadran I atau II pada analisis SWOT. Sehingga masih dimungkinkan bagi faktor kekuatan dalam sisi internal akan lebih kuat pengaruhnya bagi kegiatan
penangkapan udang di Kabupaten Cilacap, dibandingkan dengan faktor kelemahan.
52 Tabel 10 Faktor-faktor strategis eksternal EFAS
Faktor Strategis Eksternal Bobot Rating
Skor Bobot x Rating
Peluang O 1.
Permintaan udang yang besar 0,14
2 0,29
2. Peluang perlindungankonservasi mangrove
dengan pariwisata mangrove 0,07 2
0,14 3.
Besarnya peluang investor untuk berinvestasi pada usaha perikanan udang
0,14 3 0,43
4. Ketersediaan kredit usaha dari pemerintah dan
perbankan 0,11 2
0,21 5.
Alternatif kegiatan ekonomi diluar usaha perikanan udang tersedia cukup
0,04 2 0,07
Ancaman T
1. Penurunan manfaat ekonomi hasil tangkapan udang
dalam memenuhi kebutuhan hidup nelayan 0,10 2
0,20 2.
Meningkatnya kapal dan alat tangkap yang berasal dari luar Cilacap
0,03 1 0,03
3. Tingginya tingkat pencemaran akibat aktifitas
ekonomi dan rumah tangga 0,13 2
0,27 4.
Penurunan populasi udang 0,17
1 0,17
5. Penurunan kualitas udang terkait standarisasi mutu
ekspor udang yang sangat tinggi 0,07 2
0,13
Jumlah 1,00 1,94
Rekapitulasi skor dari faktor strategis eksternal dalam kegiatan penangkapan udang di Kabupaten Cilacap diperoleh nilai skor 1,94. Skor tersebut membuktikan
bahwa secara keseluruhan faktor eksternal peluang dan ancaman tidak berpengaruh kuat terhadap kegiatan penangkapan udang di Kabupaten Cilacap.
Dengan skor 1,94 menunjukkan pengaruh seluruh komponen faktor eksternal tidak terlalu kuat mempengaruhi. Kelemahan pengaruh tersebut disebabkan nilai
total dari skor EFAS yang diperoleh berada pada skala 1 sampai dengan 2, yang berdampak pada lemahnya pengaruh faktor eksternal pada kegiatan penangkapan
udang di Kabupaten Cilacap.
53 Gambar 21 Diagram kuadran sintesis prioritas IFAS dan EFAS
Skor masing-masing faktor eksternal akan melengkapi skor faktor internal, yaitu dengan nilai gradien positif yang memastikan bahwa keseluruhan faktor
tersebut berada pada gradien I, berasal dari pengurangan dari skor faktor Peluang dengan skor 1,14 dan Ancaman dengan skor 0,80 dengan hasil positif 0,34.
Keberadaan faktor IFAS dan EFAS pada kuadran I menunjukkan bahwa kegiatan penangkapan udang di Kabupaten Cilacap masih memiliki peluang yang besar
untuk dikembangkan lebih lanjut. Sesuai Gambar 21 dengan keberadaan skor IFAS dan EFAS pada kuadran I akan memberikan penilaian sama kuatnya
terhadap kekuatan dan peluang yang ada, dalam menanggulangi kelemahan dan ancaman dalam mengembangkan usaha.
Berdasarkan faktor IFAS dan EFAS InternalExternal Factor Analysis Summary
dihasilkan matriks SWOT dan kemudian dapat disusun strategi penyelesaian masalah dari masing-masing komponen SWOT. Strategi tersebut
dihasilkan dari perbandingan nilai kuantitatif pembobotan antara kekuatan dengan peluang SO, kelemahan dengan peluang WO, kekuatan dengan ancaman ST,
dan kelemahan dengan ancaman WT. Hasil matriks SWOT adalah sebagaimana pada Tabel 11.
54 Tabel 11 Matriks SWOT pengelolaan udang Kabupaten Cilacap
Internal
Eksternal Kekuatan S
Kelemahan W
1. Jumlah armada kapal dan alat tangkap besar;
2. Terdapat banyak Tempat
Pelelangan Ikan TPI; 3.
Terdapat Pelabuhan Perikanan Samudera;
4. Jumlah nelayan besar;
5. Terdapat petugas
pengawas perikanan pengawas kapal ikan,
Polairud, KPLP. 1. Penyuluhan kepada
nelayan kurang; 2.
Pengawasan terhadap operasi kapal tidak
intensif; 3.
Pengawasan terhadap mangrove kurang;
4. Konversi lahan
mangrove tinggi; 5.
Tidak ada pengaturan waktu dan trip
penangkapan.
Peluang O Strategi SO Strategi WO
1. Permintaan udang yang
besar; 2.
Peluang perlindungan konservasi mangrove
dengan pariwisata mangrove;
3. Besarnya peluang
investor untuk berinvestasi pada usaha
perikanan udang; 4.
Ketersediaan kredit usaha dari Pemerintah
dan Perbankan; 5.
Alternatif kegiatan ekonomi diluar usaha
perikanan udang. 1.Strategi penegakkan
hukum dengan memanfaatkan petugas
pengawas perikanan dan ditempatkan pada PPS,
TPI, dan wilayah hutan mangrove untuk
pengendalian penangkapan udang dan
eksploitasi mangrove. 1.Strategi pengembangan
kawasan ekonomi masyarakat pesisir
dengan memanfaatkan investasi dan kredit
usaha dari pemerintah, dunia usaha dan
perbankan untuk penguatan modal dan
diversifikasi usaha nelayan dan masyarakat
pesisir.
Ancaman T Strategi ST Strategi WT
1. Penurunan manfaat
ekonomi hasil tangkap udang dalam memenuhi
kebutuhan hidup nelayan;
2. Meningkatnya kapal dan
alat tangkap yang beroperasi dari luar
Cilacap; 3.
Tingginya tingkat pencemaran akibat
aktifitas ekonomi dan rumah tangga;
4. Penurunan populasi
udang; 5.
Penurunan kualitas udang terkait
standarisasi mutu ekspor udang yang sangat
tinggi. 1.Strategi pengelolaan
perikanan tangkap udang terpadu dan penerapan
sistem perikanan tangkap udang yang baik, ramah
lingkungan dan menerapkan manajemen
mutu terpadu dengan memanfaatkan TPI dan
PPS yang telah dibangun. 1. Strategi rehabilitasi
mangrove dan ekosistem perairan untuk
memperbaiki, mempertahankan dan
meningkatkan kuantitas hutan mangrove dan
ekosistem perairan;
2. Strategi peningkatan
daya dukung lingkungan dan sumberdaya udang
dalam rangka memperbaiki kualitas
lingkungan untuk dapat mempertahankan
populasi udang.
Berdasarkan matriks SWOT dan sesuai dengan kondisi SO, WO, ST dan WT, diperoleh beberapa strategi pengelolaan sumberdaya udang di Kabupaten
Cilacap yaitu:
55 1 Strategi penegakkan hukum dengan memanfaatkan petugas pengawas
perikanan dan ditempatkan pada PPS, TPI, dan wilayah hutan mangrove untuk pengendalian penangkapan udang dan eksploitasi mangrove.
2 Strategi pengembangan kawasan ekonomi masyarakat pesisir dengan memanfaatkan investasi dan kredit usaha dari pemerintah, dunia usaha dan
perbankan untuk penguatan modal dan diversifikasi usaha nelayan dan masyarakat pesisir.
3 Strategi pengelolaan perikanan tangkap udang terpadu dan penerapan sistem perikanan tangkap udang yang baik, ramah lingkungan dan menerapkan
manajemen mutu terpadu dengan memanfaatkan TPI dan PPS yang telah dibangun.
4 Strategi rehabilitasi mangrove dan ekosistem perairan untuk memperbaiki, mempertahankan dan meningkatkan kuantitas hutan mangrove dan ekosistem
perairan. 5 Strategi peningkatan daya dukung lingkungan dan sumberdaya udang dalam
rangka memperbaiki kualitas lingkungan untuk dapat mempertahankan populasi udang.
4.5 Prioritas Strategi Pengelolaan Sumberdaya Udang