Latar Belakang Model Pengelolaan Sumberdaya Udang Penaeidae spp di Kabupaten Cilacap Provinsi Jawa Tengah

1 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Cilacap adalah salah satu sentra perikanan di Indonesia. Salah satu produk utamanya adalah udang, dengan hasil tangkapan mayoritas adalah udang Penaidae spp. Sumberdaya udang Penaidae spp di perairan Cilacap sebagian besar merupakan jenis udang jerbung Penaeus merguensis dan udang dogol Metapenaeus endevouri dan Metapenaeus ensis. Penangkapan udang sebagian besar menggunakan trammel net. Namun demikian kondisi aktual saat ini menunjukkan telah terjadi degradasi biologi sumberdaya udang. Hal ini ditandai dengan terjadinya tren penurunan produksi hasil tangkapan udang. Produksi udang pada tahun 2004-2008 menurun sebesar rata-rata 7,2. Pengelolaan sumberdaya perikanan yang diupayakan oleh pemerintah hingga saat ini masih didasarkan kepada sifat atau dinamika biologis sumberdaya dan pemanfaatan ekonomi. Pendekatan pengelolaan diarahkan untuk menciptakan kondisi produksi yang secara ekonomis efisien, walaupun berbagai pihak menyatakan kondisi ini masih jauh dari ideal. Pengelolaan perikanan harus mengacu kepada pembangunan berkelanjutan sustainable development. Terdapat beberapa kelompok udang yang teridentifikasi di pasaran memiliki nilai ekonomis tinggi diantaranya adalah famili Penaeidae dan famili Panulirudae. Indonesia sedikitnya memiliki 8 delapan spesies udang yang berada di bawah famili Penaeidae diantaranya adalah Penaeus monodon, P. semisulcatus, P. merguiensis, P. chinensis, P. indicus, Metapenaeus endevouri, M. ensis, dan M. elegans; sedangkan dari famili Panulirudae lobster mempunyai 5 lima spesies yaitu Panulirus versicolor, P. ornatus, P. pennicilatus, P. longiceps dan P. marginatus. Hasil produksi udang laut Cilacap digunakan untuk memenuhi kebutuhan industri dan konsumsi di Cilacap sendiri serta daerah lain di Jawa Tengah, juga untuk memenuhi kebutuhan di Jawa Barat, DKI Jakarta dan Jawa Timur. Hal ini terjadi karena telah terjadi peningkatan pesat industri pengolahan hasil perikanan khususnya udang di berbagai daerah tersebut. Industri dimaksud membutuhkan suplai udang sebagai bahan bakunya. Dengan terjadinya peningkatan konsumsi ikan termasuk udang masyarakat dari tahun ke tahun, juga menyebabkan peningkatkan suplai udang dan produk-produk olahannya ke pasar. 2 Sumberdaya udang adalah sumberdaya yang dapat pulih renewable resources namun bersifat tidak tak terbatas, sehingga sangat penting menjaga kelestarian dan keberlanjutan untuk mencegah kepunahannya. Undang-Undang nomor 31 tahun 2004 tentang Perikanan yang kemudian diperbaiki dengan Undang-Undang nomor 45 tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang- Undang nomor 31 tahun 2004 tentang Perikanan mengamanatkan tentang pengelolaan perikanan yang ideal. Kondisi ideal tersebut diantaranya untuk mengatur keseimbangan eksploitasi dan kelestarian sumberdaya ikan. Undang-Undang nomor 27 tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil mengamanatkan untuk pengelolaan wilayah pesisir dengan tetap menjaga kelestarian ekosistem secara seimbang dengan pemanfaatan ekonominya.

1.2 Identifikasi Masalah