Flux Nitrogen Perlakuan model

0.037

0.36 0.064

0.044 0.05 0.08 0.081 0.081 0.129 0.212 0.064 0.064 0.002 musim peralihan menuju musim timur dimana pada musim peralihan kondisi angin relatif lebih tenang sehingga faktor penghambat radiasi matahari di udara yaitu partikel yang dibawa angin jauh lebih berkurang dan radiasi dapat berjalan optimal. Lebih kecilnya peran suhu juga sesuai dengan pernyataan Parsons et al. 1984 bahwa pada perairan tropis laju fotosintesis lebih dipengaruhi oleh kandungan nutrien daripada oleh suhu perairan. Valiela 1984 juga mengatakan bahwa suhu berperan sebagai kovarian dengan faktor lain daripada sebagai faktor bebas, artinya perannya tidak terjadi secara langsung.

4.5 Flux Nitrogen

Flux nitrogen tahunan dalam sistem berdasarkan hasil running model ditampilkan dalam Gambar 16. Gambar 16. Aliran flux nitrogen tahunan hasil running model Satuan dari flux nitrogen setiap proses sama yaitu molN liter -1 tahun -1 . Nilai yang tertera dalam siklus tersebut mewakili setiap proses dalam model sesuai dengan proses yang ditunjukkan pada siklus model Gambar 3. Secara umum nilai aliran nitrogen dalam siklus tersebut seimbang antara input dan juga output pada setiap variabel, sedikit perbedaan terjadi karena faktor pembulatan yang dilakukan. Dalam sistem model aliran nitrogen terbesar terjadi saat fotosintesis berlangsung yaitu sekitar 0.36 molN liter -1 tahun -1 nilai ini didapatkan dari pemanfaatan nitrat dan amonium. Besarnya kandungan nitrogen saat fotosintesis sesuai dengan fungsi fitoplankton sebagai produsen utama yang juga mengatur keberlangsungan bahan-bahan organik dan anorganik di perairan. Sinking PON menjadi satu-satunya sistem yang menguhubungkan model dengan tingkatan atau trofik level yang lebih tinggi. Sinking PON terjadi karena ukuran bahan partikel yang cenderung lebih besar sehingga memungkinkan terjadinya penenggelaman. Flux nitrogen yang hilang melalui sinking ini relatif kecil 0.002 molN liter -1 tahun -1 , hal tersebut lebih disebabkan untuk menjaga keseimbangan model karena dalam model tidak terdapat masukkan nitrogen dari luar seperti sungai ataupun pasang surut.

4.6 Perlakuan model

Pelakuan pada model dilakukan untuk mengetahui lebih lanjut faktor- faktor dalam model yang mempengaruhi perubahan konsentrasi setiap variabel. Faktor tersebut diantaranya adalah suhu dan cahaya. Perlakuan dilakukan dengan menghilangkan fungsi suhu dalam model sehingga dapat diketahui variabel yang lebih sensitif terhadap suhu perairan. Hasil rata-rata nilai setiap variabel setelah dilakukan perlakuan ditunjukkan dalam Tabel 6. Tabel 6. Rata-rata nilai konsentrasi variabel hasil perlakuan model konsentrasi molNltahun Variabel awal perlakuan Perubahan rata-rata tahun NO3 0.140 0.298 112.31 NH4 5.779 5.591 3.25 CHL 0.281 0.275 2.13 ZOO 0.377 0.363 3.79 PON 0.107 0.098 8.08 DON 0.850 0.789 7.17 Dari Tabel 6 ditunjukkan bahwa variabel nitrat merupakan variabel yang mengalami perubahan paling besar terhadap suhu perairan. Pengaruh suhu dalam sistem model terhadap nitrat terjadi secara tidak langsung melalui mekanisme fitoplankton dan juga amonium. Telah dijelaskan sebelumnya bahwa fotosintesis lebih dipengaruhi oleh cahaya perairan tetapi suhu tetap turut berperan dalam dinamika konsentrasi fitoplankton walaupun tidak sebesar perubahan oleh cahaya terlihat dari perubahan konsentrasi yang terjadi hanya sekitar 2.13 dalam satu tahun, dengan berkurangnya fitoplankton ini maka pemanfaatan akan nitrat menjadi berkurang sehingga konsentrasi nitrat menjadi besar dan di sisi lain nitrat bertambah dikarenakan amonium sebagai sumber utama nitrat tidak mengalami banyak perubahan sebagai akibat dari adanya proses sumber amonium yang tidak dimodulasi oleh suhu seperti eksresi. Hubungan variabel lain terhadap suhu perairan seperti ditunjukkan pada Tabel 6 tidak mengalami banyak perubahan sehingga dapat dikatakan bahwa suhu perairan tidak terlalu banyak merubah nilai yang terjadi.

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Model ekologi untuk perairan Teluk Jakarta dalam penelitian ini telah berhasil dibangun dengan nitrogen sebagai dasar model dan juga memasukkan faktor-faktor alami seperti suhu dan intensitas cahaya perairan serta proses dasar biologi dan kimia di perairan seperti respirasi, fotosintesis, dekomposisi dan nitrifikasi. Selanjutnya dilakukan kalibrasi parameter model karena tidak adanya data parameter in situ yang memadai. Melalui kalibrasi beberapa parameter mengalami perubahan sehingga dihasilkan data model yang sesuai dengan validasi. Pola konsentrasi plankton dan nitrogen organik PON dan DON menurun pada awal tahun hingga bulan Mei dan meningkat memasuki bulan Oktober, pada akhir tahun konsentrasi menurun kembali. Pada pola nutrien terjadi hal sebaliknya. Dari hasil model diketahui bahwa pola konsentrasi nutrien di Teluk Jakarta lebih dipengaruhi oleh suhu perairan sedangkan pola konsentrasi pada fitoplankton lebih dipengaruhi oleh intensitas cahaya sebagai faktor utama fotosintesis. Pola suhu dan cahaya sendiri lebih dipengaruhi oleh faktor musim di perairan Teluk Jakarta. Suhu berperan terhadap keberadaan nutrien terutama pada nitrat di perairan karena proses utama yang menjadi sumber nutrien lebih banyak diatur oleh suhu perairan seperti nitrifikasi dan dekomposisi. Hubungan antara fitoplankton dan nutrien terjadi secara tidak langsung. Validasi yang dilakukan terhadap pola data model tidak menunjukkan hasil yang maksimal dikarenakan keterbatasan data validasi di lapangan tetapi