Reaksi Kimia Studi pendahuluan pemodelan ekologi di perairan Teluk Jakarta.

merupakan contoh proses tersebut. Ketiga proses terjadi dalam satu alur sebagai akibat dari pemanfaatan pemangsaan yang dilakukan organisme.

5. Reaksi Kimia

Salah satu contoh reaksi kimia yang terjadi dalam model ekologi adalah nitrifikasi. Walaupun proses ini dilakukan oleh bakteri, dalam model variabel bakteri sering diabaikan sehingga persamaan untuk nitrifikasi umumnya diberikan sebagai fungsi dari variabel kimia yang bereaksi seperti amonium dan oksigen. Salah satu persamaan proses yang menggabungkan beberapa komponen yang telah disebutkan diatas adalah fotosintesis GPP yang dikemukakan oleh Kawamiya et al. 1995. Persamaannya adalah sebagai berikut: GPP l T NO NH Chl f , , , , 3 4 = ................................................................5 , exp z I I O Λ − = ...............................................................................6 , 2 1 Chl α α + = Λ ..................................................................................7 Keterangan : T = suhu perairan C z = kedalaman m I = intensitas cahaya Λ = dissipasipelemahan cahaya Faktor luar yang bekerja adalah suhu dan cahaya. Persamaan 6 mengadopsi persamaan Steele untuk menentukan intensitas cahaya perairan. Persamaan untuk setiap proses memerlukan parameter atau konstanta yang digunakan untuk melengkapi perhitungan. Berikut diberikan nilai-nilai tersebut. , 1 exp exp exp max 4 4 4 3 3 Chl I I I I kT x K NH NH NH K NO NO V opt opt n N         −       + + − + = ψ Tabel 1. Notasi dan nilai parameterkonstanta yang digunakan dalam model ekologi Kishi et al., 2006 Notasi Keterangan Nilai Satuan V max laju maksimum fotosintesis pada 0 o C 0.1 – 16.9 mgC mgChla -1 hari -1 K koef. Suhu untuk laju fotosintesis 0.04 – 4.21 mgC mgChla -1 hari -1 o C -1 k NN koef. paruh-jenuh untuk nitrat 0.1 – 0.62 µ moll k NA koef. paruh-jenuh untuk amonium 0.1 µ moll ψ koef. inhibisi amonium 1.5 1 µ molN I opt intensitas cahaya optimum 0.15 lymin α 1 koef. disipasi cahaya untuk air laut 0.04 m -1 α 2 koef. self shading 0.04 1 µ molN m γ Rasio ekskresi ekstraseluler : fotosintesis 0.135 - R Laju respirasi pada 0 o C 0.05 – 0.25 Hari -1 k R koef. Suhu untuk respirasi 0.0519 o C -1 M P0 Laju kematian fitoplankton pada 0 o C 0.0585 1 µ molN hari k MP koef. Suhu untuk kematian fitoplankton 0.069 o C -1 GR max Laju grazing maksimum pada 0 o C 0.013 – 2.5 hari -1 k g koef. suhu untuk grazing 0.0693 o C -1 λ konstanta Ivlev 0.037 – 2.347 l µ molN Chl Nilai treshold untuk grazing 0.043 µ molNl α efisiensi asimilasi untuk zooplankton 0.5 – 0.6 - β efisiensi pertumbuhan untuk zooplankton 0.048 – 0.489 - M Z0 Laju kematian zooplankton pada 0 o C 0.0585 1 µ molN hari k MZ koef. suhu untuk kematian zooplankton 0.0693 o C -1 V PI0 laju dekomposisi PON – NH4 pada 0 o C 0.05 – 0.074 hari -1 V PIT koef. suhu untuk dekomposisi PON – NH4 0.0693 o C -1 V PD0 laju dekomposisi PON – DON pada 0 o C 0.05 – 0.074 hari -1 V PDT koef. suhu untuk dekomposisi PON – DON 0.0693 o C -1 V DI0 Laju dekomposisi DON pada 0 o C 0.02 hari -1 V DIT koef. suhu untuk dekomposisi DON 0.0693 o C -1 k N0 Laju nitrifikasi pada 0 o C 0.030 hari -1 k NT koef. suhu untuk nitrifikasi 0.0693 o C -1 Tabel 1 memperlihatkan beberapa nilai parameter yang digunakan dalam sebuah model ekosistem. Nilai-nilai tersebut ditetapkan baik dalam bentuk rentang nilai maupun nilai tetap yang biasa digunakan dalam model ekologi.

3. METODE