Nitrat Nitrogen Organik Nitrogen di laut

0.08 mgl. Hal ini menunjukkan bahwa amonia di perairan Teluk Jakarta sangat berfluktuasi dan berpotensi untuk mengalami penurunan kualitas.

2.3.2 Nitrit

Dalam air laut senyawa nitrit tidak stabil, mudah teroksidasi menjadi nitrat bila kadar oksigen dalam air tinggi atau tereduksi menjadi amonia bila kadar oksigen dalam air rendah Hutagalung et al., 1997. Di perairan kadar nitrit jarang melebihi 1 mgl Effendi, 2003. Konsentrasi nitrit yang kecil bukan berarti tidak berbahaya terhadap lingkungan perairan karena nitrit sangat beracun terhadap ikan dan spesies air lainnya Metcalf dan Eddy dalam Afief, 2006.

2.3.3 Nitrat

Nitrat merupakan sumber utama nitrogen di perairan walaupun secara umum amonium lebih disukai oleh fitoplankton Zehr dan Ward, 2008. Nitrat sangat mudah larut dalam air, bersifat stabil dan merupakan unsur hara bagi perkembangan dan pertumbuhan populasi fitoplankton, sebagai makanan bagi zooplankton, ikan dan organisme dasar. Pada beberapa perairan laut, nitrat merupakan senyawa mikronutrien pengontrol produktivitas primer di lapisan permukaan daerah eufotik. Kadar nitrat di perairan yang tidak tercemar biasanya lebih tinggi daripada kadar amonium. Sumber utama nitrat berasal dari erosi tanah, limpasan run off dari daratan termasuk pupuk di tanah dan dari buangan limbah. Selama proses nitrifikasi kadar nitrat akan terus meningkat hingga melebihi batas yang ditentukan. Nitrat pada konsentrasi yang tinggi dapat menstimulasi pertumbuhan ganggang berlebih, sehingga perairan kekurangan oksigen terlarut yang menyebabkan kematian ikan. Dahuri 1997 menyatakan bahwa kosentrasi nitrat Teluk Jakarta mencapai 0.082 mgl ± 0.02. Menurut Ilahude 1995 dalam Dahuri 1997 konsentrasi nitrat teluk jakarta memiliki pola musiman. Sebagai contoh pada musim barat kandungan nitrat tertinggi mencapai 0.001 mgl pada hampir seluruh perairan teluk kecuali pada daerah tengah teluk seperti Pulau Nirwana. Sesuai dengan pengamatan BPLHD DKI Jakarta pada bulan November 1990, Januari 1991, November 1991 kisaran nitrat relatif besar yaitu 0.005 – 0.8 mgl. Data P2O LIPI tahun 2008 menunjukkan bahwa konsentrasi nitrat juga cenderung meningkat yaitu mencapai sekitar 0.029 mgl, sedangkan menurun Kepmen LH No.512004 baku mutu nitrat untuk kebutuhan biota laut adalah 0.008 mgl. Hal tersebut memungkinkan terjadinya ledakan populasi fitoplankton blooming di perairan Teluk Jakarta.

2.3.4 Nitrogen Organik

Mulya 2002 mengatakan bahwa bahan organik di perairan memiliki manfaat antara lain: 1. Sumber energi makanan 2. Sumber bahan keperluan bakteri, tumbuhan maupun hewan 3. Sumber vitamin 4. Sebagai zat yang dapat mempercepat dan menghambat pertumbuhan sehingga memiliki peranan penting dalam mengatur kehidupan fitoplankton di laut. Salah satu bentuk dari bahan organik di perairan adalah nitrogen organik. Nitrogen dalam bentuk organik dibedakan atas PON Particulate Organic Nitrogen dan DON Dissolved Organic Nitrogen, kedua bentuk nitrogen ini banyak berperan dalam siklus atau daur nitrogen, baik secara langsung ataupun dengan bantuan mikroorganisme seperti bakteri. Ekskresi ataupun pembusukan dari organisme tidak hanya merupakan salah satu sumber nitrogen dalam bentuk anorganik amonium tetapi juga organik DON, sumber lainnya dari DON didapatkan dari daratan melalui angin ataupun masukan sungai. Zehr dan Ward 2008 mengemukakan bahwa nitrogen terlarut DON termasuk di dalamnya adalah senyawa-senyawa kimia yang beranekaragam baik dari segi ukuran maupun kerumitan bahan pembangunnya. Berbeda dengan DON, bahan organik dalam bentuk partikulat memiliki ukuran yang lebih besar. Mulya 2002 menambahkan bahwa bahan organik terlarut ukurannya 0.5 µ m sedangkan organik partikulat ukurannya 0.5 µ m. Sebagian besar PON dilaut dihasilkan oleh beberapa organisme penghasil utama seperti fitoplankton, makroalga dan bakteri kemoautotrofik. Produksi utama ini dihasilkan oleh fotoautotrofik nanoplankton berdiameter 2.0 – 20 m. Melalui bakteri dan fungi, bahan-bahan partikulat PON dapat dirubah menjadi bahan-bahan organik DON maupun amonium di perairan. Proses ini biasa disebut sebagai dekomposisi. Dekomposisi sangat besar peranannya dalam siklus energi dan rantai makanan pada ekosistem. Terhambatnya proses ini akan berakibat pada terakumulasinya bahan organik yang tidak dapat dimanfaatkan langsung oleh produsen Sunarto, 2003. Pada perairan oligotrofik nitrogen lebih banyak disediakan dalam bentuk organik contohnya asam amino dan urea, karena kerumitannya kedua bentuk DON yang dapat terdeteksi ini hanya mewakili sekitar 20 dari bentuk DON secara keseluruhan. Konsentrasi nitrogen organik di perairan berkisar 0,1 sampai 5 mgl, sedangkan di perairan tercemar berat kadar nitrogen organik mencapai 100 mgl. Middelburg et al. 2008 melakukan penelitian bahwa pada permukaan perairan kandungan amonium, nitrat, nitrit dan urea berturut-turut dalam µmolL adalah 0.67 ; 0.51 ; 0.03 ; 0.99 , hal ini menunjukkan bahwa kandungan nitrogen organik lebih besar dibandingkan nitrogen anorganik.

2.4 Model