Pola suhu perairan Studi pendahuluan pemodelan ekologi di perairan Teluk Jakarta.

2. Pola suhu perairan

Secara umum pola suhu perairan hasil running model sama dengan pola suhu hasil pengamatan di lapangan. Pola suhu yang relatif rendah terjadi di awal tahun antara bulan Januari dan Februari serta pada pertengahan tahun yaitu sekitar bulan Agustus. Suhu rendah pada bulan Januari dan Februari diduga karena pengaruh musim barat penghujan sedangkan pada bulan agustus diduga karena adanya pengaruh musim timur yang relatif memiliki kecepatan angin yang lebih besar dibandingkan musim peralihan sehingga memungkinkan terjadinya pengadukan massa air permukaan sehingga suhu relatif menjadi lebih rendah. Memasuki bulan April dan Mei suhu perairan cenderung meningkat karena merupakan musim peralihan menuju musim Timur kemarau sehingga suhu cenderung meningkat, pada bulan Oktober dan November peningkatan cenderung lebih rendah dari bulan April dan Mei dikarenakan perairan Indonesia mulai memasuki musim barat . Pada akhir tahun suhu perairan cenderung menurun dari bulan sebelumnya musim barat dan kemudian diduga pola suhu kembali menurun memasuki awal tahun dan berulang seperti yang dijelaskan sebelumnya. Pola suhu perairan yang terbentuk ini juga disebutkan oleh Dahuri 1997 bahwa perairan Teluk Jakarta mengalami dua kali nilai maksimum dan dua kali nilai minimum dalam satu tahun tetapi secara global nilai suhu di awal tahun dan akhir tahun lebih rendah dari nilai di bulan lainnya. Perbedaan pola suhu perairan antara data model dan validasi hanya terlihat di awal tahun, dimana pola suhu model yang rendah terjadi di bulan Januari sedangkan pada data validasi terjadi di bulan Februari, hal tersebut dapat disebabakan oleh beberapa hal diantaranya pertama, suhu perairan Indonesia seperti telah diketahui dipengaruhi oleh angin musim dimana pada musim barat Desember-Januari suhu perairan lebih rendah Arinardi et al., 1996 dan puncak rendahnya dapat terjadi diantara bulan-bulan tersebut. Kedua, sebagaian besar perairan tropis seperti Teluk Jakarta memiliki pola suhu seragam yang dapat berubah-ubah, artinya dalam rentang nilai suhu yang rendah periode ulang pola suhu tidak selalu terjadi dalam waktu yang singkat seperti 1 satu tahun, contohnya adalah nilai terendah atau tertinggi suhu perairan pada suatu musim dapat berubah atau bergeser diantara bulan-bulan pada musim tersebut dan periode musim itu sendiri dapat berubah seiring perubahan alam baik secara lokal maupun global. Data yang digunakan sebagai acuan untuk membuat rumus suhu perairan juga mempengaruhi pola yang dihasilkan. Data suhu yang digunakan sebagai acuan untuk membuat rumus pola suhu adalah data tahun 1997 – 1998 kemudian data ini divalidasikan dengan data suhu perairan sampai tahun 2008, walaupun secara umum pola yang dihasilkan sama tetapi terdapat beberapa perbedaan pola terutama pada akhir tahun dan hal ini diduga karena kecenderungan pola suhu berulang yang tidak hanya terjadi pada 1 satu atau 2 dua tahun sehingga untuk selanjutnya diperlukan data acuan dalam rentang waktu yang lebih besar. Terbatasnya data yang ada baik dalam hal rentang perekaman data maupun kelengkapan data terbaru menjadi salah satu kendala dalam perumusan nilai suhu perairan yang lebih baik. Walaupun demikian perbandingan suhu model dan validasinya secara umum menunjukkan persamaan terutama dalam pola suhu yang dihasilkan, hal tersebut mengindikasikan bahwa persamaan matematis suhu yang digunakan pers. 9 dapat mewakili pola suhu musiman yang terjadi di alam Teluk 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec waktu c a h a y a la n g le y s m in validasi model Jakarta dengan mengasumsikan bahwa faktor lain yang berpengaruh dalam perubahan suhu dianggap konstan.

4.2.2 Cahaya

Cahaya seperti halnya suhu juga tidak memiliki perbedaan intensitas yang besar sepanjang tahun karena wilayah tropis menerima radiasi matahari yang merata sepanjang tahun. Cahaya dalam perjalanannya dari atmosfer ke dalam laut mengalami banyak pelemahan atenuasi, Parsons et al. 1984 mengatakan pelemahan ini bisa mengurangi radiasi cahaya yang masuk ke bumi menuju perairan hingga 30. Pada bulan Mei 2008 perairan Teluk Jakarta mentransmisikan radiasi matahari rata-rata sebesar 43, sedangkan pada bulan Maret sekitar 41 dengan rentang antara 18 – 53 P2O-LIPI. Kecilnya perbedaan diantara kedua bulan tersebut menunjukkan keseragaman intensitas cahaya matahari di perairan tropis. Hasil model dan validasi untuk intensitas cahaya di perairan Teluk Jakarta ditampilkan sebagai berikut Gambar 7. Pola sebaran intensitas cahaya perairan lymin Teluk Jakarta hasil running model dan validasinya

1. Nilai intensitas cahaya perairan