dua wilayah yaitu daerah elastis dan plastis. Daerah elastis digambarkan dengan grafik linear dimana persamaannya adalah P=
β
o
+ β
1
Δ. Daerah plastis digambarkan dengan grafik kuadratik dimana persamaannya adalah P=
β
2
+ β
3
Δ+β
4
Δ². Pada saat diberi pembebanan, kayu akan mengalami perubahan bentuk
deformasi. Sehingga besarnya deformasi tergantung pada pembebanan. Pada daerah elastis, kayu yang diberi pembebanan dapat kembali ke bentuknya semula.
Sedangkan pada daerah plastis, kayu yang telah diberi pembebanan tidak dapat kembali ke bentuk semula bahkan dapat mengalami kerusakan permanen.
Diantara kedua daerah tersebut terdapat batas yaitu batas elastis batas proporsi. Tabel 9 Rata-rata beban-defleksi pada batas elastis setiap glulam
Kode Glulam
Rata-rata Defleksi
cm Rata-rata
Beban kg
KI1 0,32 58,65
KI2 0,28 63,01
KI3 0,29 66,31
KI4 0,31 75,11
KII1 0,25 55,40
KII2 0,32 54,10
KII3 0,35 65,88
KII4 0,31 65,91
Dari hasil pengujian lentur, didapat kurva beban deformasi seperti yang tersaji pada Lampiran 3. Jika dirata-ratakan batas proporsi lamina-lamina setiap
glulam didapatkan nilai yang disajikan pada Tabel 9. Rata-rata batas elastis terbesar adalah 0,35 cm yaitu pada contoh uji KII3 dengan rata-rata beban 65,88
kg. Sedangkan rata-rata batas elastis terkecil adalah 0,25 cm yaitu pada contoh uji KII3 dengan rata-rata beban 55,40 kg.
4.3. Sifat Mekanis Contoh Kecil
4.3.1. Modulus Elastisitas MOE Contoh Kecil
Nilai modulus elastisitas pada penelitian ini ditentukan dengan dua metode yaitu metode konvensional dan metode Bahtiar. Kedua metode tersebut
berpengaruh terhadap nilai MOE yang didapat. Nilai rata-rata MOE untuk metode
konvensional adalah 8,75 x 10
4
kgcm
2
. Nilai rata-rata MOE untuk metode Bahtiar 8,56 x 10
4
kgcm
2
. Untuk menentukan tingkat perbedaan dari kedua metode tersebut maka dilakukan uji t-berpasangan.
Tabel 10 Nilai rata-rata MOE contoh kecil
Jenis Kayu
Rata-rata Modulus Elatisitas MOE Kgcm
2
Hasil Uji t-berpasangan Metode
Konvensional Metode
Bahtiar 2008a t-hitung
t-tabel 0,05
t-tabel 0,01
Karet 8,75 x 10
4
8,56 x 10
4
12,02 1,99 2,63
Pada uji t-berpasangan dengan taraf 95 didapat nilai t-hitung 12,02 lebih besar daripada nilai t-tabel 1,99. Hal itu berarti metode konvensional
berbeda sangat nyata dengan metode Bahtiar pada tingkat nyata 5. Sama halnya dengan pada uji t-berpasangan dengan taraf 99 dimana didapat nilai t-hitung
12,02 lebih besar daripada nilai t-tabel 2,63. Hal itu mempunyai arti bahwa metode konvensional berbeda nyata dengan metode Bahtiar pada tingkat nyata
1. Rata-rata MOE metode Bahtiar 2008a 2 lebih rendah daripada hasil perhitungan metode konvensional.
Pada dasarnya, seharusnya kedua metode tersebut tidak berbeda dikarenakan metode Bahtiar 2208a merupakan perbaikan metode konvensional.
Persamaan hasil metode konvensional dikoreksi dengan metode Bahtiar untuk mendapatkan batas elastis yang lebih obyektif. Persyaratan tambahan diberikan
pada metode Bahtiar 2008a yaitu pada batas elastisitas kemiringan kurva linear harus sama dengan kurva kudratik dimana hal ini tidak terakomodasi pada metode
konvensional. Jumlah data yang digunakan untuk metode Bahtiar lebih banyak daripada
metode konvensional dimana metode konvensional hanya sekitar 10 dari seluruh data. Sedangkan metode Bahtiar sekitar 90 dari seluruh data. Oleh
karena itu, jika dilihat dari jumlah data yang digunakan dan hasil persamaannya, dapat dikatakan metode Bahtiar lebih objektif dibanding metode konvensional
untuk menentukan nilai MOE.
Gambar 9 Kurva distribusi MOE contoh kecil kayu karet. Kurva distribusi frekuensi adalah kurva yang menunjukkan tingkat
keragaman dari sampel. Gambar 9 menunjukkan kurva distribusi MOE contoh kecil bebas cacat dengan metode konvensional dan metode Bahtiar. Kedua grafik
tersebut hampir tidak memiliki perbedaan baik dari keragaman maupun nilai rataan. Hal ini diperkuat dengan nilai korelasi antara metode konvensional dan
metode Bahtiar yang besarnya mendekati satu yaitu 99,6. Nilai korelasi tersebut ditampilkan pada gambar regresi linear antara MOE metode Bahtiar dengan MOE
metode konvensional Gambar 10.
Gambar 10 Hubungan antara MOE metode Bahtiar 2008a dengan MOE metode konvensional.
0,000002 0,000004
0,000006 0,000008
0,00001 0,000012
0,000014 0,000016
0,000018
50000 100000
150000 200000
frekuens i
Modulus Elastisitas Kgcm²
M. konvensional
M. Bahtiar 2008a
y = 0,976x + 176,4 R² = 0,996
20000 40000
60000 80000
100000 120000
140000 160000
50000 100000
150000 200000
M O
E Ba htia
r K
g cm²
MOE Konvensional Kgcm²
4.3.2. Kekuatan Lentur Statis MOR Contoh Kecil