Selulosa Asetat Uji Perbandingan Jamak

xxiii

2.4. Selulosa Asetat

Selulosa asetat merupakan turunan selulosa pada serat dari pulp kayu. Selulosa asetat ini diproduksi dari gabungan tahapan methanol, karbonmonoksida dan selulosa dengan menggunakan asam anhidrid sebagai langkah awal karbonilasi metil asetat yang selanjutnya digunakan untuk asetilasi selulosa menjadi selulosa asetat Wan, 1980. Sifat selulosa asetat antara lain porus atau mudah menyerap, partikel berbentuk bola, memiliki derajat asetilasi 49 hingga 60, diameter partikel 0.05 hingga 10 mm, volume pori 0.4 mlg atau lebih besar. Selulosa asetat dikenal mempunyai kemampuan mencetak dan melarut dalam pelarut organik seperti aseton, asam asetat dan etil asetat. Oleh sebab itu, selulosa asetat sering digunakan dalam bentuk chips, serpihan, bubuk, serat, film atau bentuk-bentuk lainnya. Selulosa asetat bersifat mudah ditembus, memiliki kemampuan celup, sentuh dan kekuatan tumbukan. Sifat dari bahan tersebut yaitu memiliki kemampuan mengadsorb, menyimpan cairan dan kemudahan untuk mengering pada permukaannya. Bentuk partikel yang bulat memiliki kemudahan dalam mengalirkan fluida, sebagai adsorban, dan kemampuan bergabung dengan larutan pada tangki pengadukan Ohtake, 1985. Semakin banyak selulosa asetat yang ditambahkan, maka rasa pahit pada sari jeruk semakin tidak terasa oleh panelis Johnson dan Chandler, 1988. Selulosa asetat tidak berpengaruh banyak terhadap total padatan yang terlarut, keasaman, atau kandungan asam askorbat pada jus Johnson, 1982, tetapi menyerap banyak komponen seperti hesperidin, kandungan flavor, sterol, dan flavonoid nonfenolik yang terkandung dalam butiran selulosa asetat.

2.5. Uji Perbandingan Jamak

Uji pembanding jamak atau uji baku jamak multiple standard merupakan salah satu uji pembedaan yang menggunakan contoh baku sebanyak tiga atau lebih. Uji ini digunakan untuk membandingkan berbagai mutu makanan dan minuman agar diperoleh perbedaan sampel yang diuji dengan suatu pembanding yang telah ditetapkan sebagai acuan untuk uji. Panelis dalam uji pembanding jamak umumnya panelis tidak terlatih atau agak terlatih. Kategori panelis yang digunakan untuk uji umumnya panelis tidak terlatih, agak terlatih dan terlatih. Parameter yang diuji adalah rasa, aroma, warna, kekentalan, kerenyahan dan sebagainya. Penilaian dapat menggunakan kata-kata pembanding seperti sangat lebih baik, lebih baik, agak lebih baik, sama baik, sangat kurang baik, kurang baik dan sebagainya. 9 xxiv

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 BAHAN DAN ALAT

3.1.1 Bahan Bahan utama yang digunakan jeruk Siam yang dibeli dari pasar Ciampea, Bogor. Bahan penelitian lain yang diperlukan NaOH 0,1 N, aquades, benzaldehide, asam asetat glacial, asam perklorat, larutan phenolphthalein, larutan yod 0.01 N, diethylene glycol, siklodekstrin dari pati garut dan selulosa asetat, sari jeruk standar komersil PT. Amanah Prima Indonesia, Tangerang. 3.1.2 Alat Peralatan yang digunakan adalah penangas air, shaker, pisau stainless steel, perasan jeruk atau juice extractor, saringan 10 mesh, alat-alat gelas, timbangan, sentrifus, botol jar, dan baskom. Alat analisa berupa refraktometer, seperangkat alat titrasi, oven, pH-meter, viscosimeter Brookfield spindle no. 1, sudip, cawan porselen, cawan alumunium, tanur, labu ukur 250 ml, thermometer, desikator, tabung reaksi, labu erlenmeyer, sentrifus model J2-21 merek Beckman, spektrofotometer UV 6500 merek Kruss.

3.2 METODE PENELITIAN

3.2.1 Karakterisasi Sifat Fisik dan Kimia Jeruk Siam tanpa

Penambahan Siklodekstrin