Pengemasan Studi Kelayakan Pendirian Pabrik Minyak Daun Cengkeh (Eugenia aromatica) di Kabupaten Halmahera Barat.
15 Tabel 6 Kebutuhan Luas Ruang
No. Nama Ruang
Kebutuhan Luas Ruang beserta Allowance m
2
Alokasi Luas Ruang yang Diberikan m
2
1 Kantor
16 4 x 4 = 16
2 Mushola dan Toilet
14 3,5 x 4 = 14
3 Parkir dan Halaman
38,5 7 x 5,5 = 38,5
4 Penerimaan
8 4 x 2 = 8
5 Penjemuran dan
Penyimpanan Sementara 38
2 x 19 = 38 6
Proses Produksi 58,08
7,5 x 8 = 60 7
Penyimpanan Produk 4,05
2 x 2 = 4 8
Pengolahan Limbah 23,8
6 x 4 = 24 9
Boiler 7,92
4 x 2 = 8 10 Pengolahan Air Umpan
7,69 4 x 2 = 8
Total Luas Ruang 216,04
218,5 Alokasi yang dibutuhkan menyesuaikan dengan lahan yang tersedia dan kemudahan
perhitungan sehingga pabrik akan dibangun dengan ukuran 11,5x19 m. Total luasan pabrik minyak daun cengkeh sebesar 218,5 m
2
.
Perancangan Tata Letak dan Layout Pabrik
Pabrik minyak daun cengkeh termasuk pabrik yang hanya menghasilkan satu jenis produk, sehingga pusat-pusat aktivitaskerja dan mesinperalatan disusun dalam
satu line sesuai dengan urutan operasiprosesnya secara kontinu Rohmawati 2007. Tipe tata letak yang sesuai dengan pabrik ini ialah tata letak lintas produksi atau
product layout. Tujuan pemilihan tipe tata letak product layout ini adalah untuk mengurangi biaya penanganan material, memudahkan pengawasan, pekerja lebih
terspesialisasi, sehingga dapat melakukan penghematan biaya. Pola aliran bahan yang digunakan membentuk aliran lurus yang bertujuan mengefisiensikan waktu dan
pergerakan.
Product layout dirancang dengan metode A-R Chart Activity-Relationship Chart. A-R Chart merupakan suatu metode yang menghubungkan aktivitas-aktivitas
secara berpasangan sehingga semua aktivitas akan diketahui tingkat hubungannya Wignjosoebroto 2009. Dalam metode A-R Chart, keterkaitan aktivitas dinilai
menggunakan derajat hubungan yang beralasan. Alasan penilaian derajat dan bagan keterkaitan aktivitas dapat dilihat pada Tabel 7. Derajat hubungan aktivitas dapat
diberi tanda sandi dan nilai sebagai berikut: A : Harus bersebelahan absolutely necessary = 3
4
E : Harus berdekatan Especially important = 3
3
I : Cukup berdekatan important = 3
2
O : Tidak harus berdekatan ordinariy ok = 3
1
U : Bebas dan tidak saling terkait unimportant =3 X : Tidak boleh saling berdekatan atau harus saling berjauhan not desirable = 0
16 Tabel 7 Alasan Penilaian Derajat Keterkaitan
Kode Alasan
1 Urutan proses dan kerja
2 Penggunaan pekerja yang sama
3 Pengawasan dan keamanan
4 Efisiensi waktu
5 Keindahan, kebersihan, dan kenyamanan
6 Adanya komunikasi dan pencatatan
7 Kontak antar pekerja
8 Bising, asap, debu, atau bau.
Terdapat beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam merancang hubungan antar aktivitas, yaitu persyaratan khusus yang harus dipenuhi untuk kegiatan
atau ruang tertentu, karakteristik bangunan, letak bangunan, fasilitas eksternal, dan kemungkinan perluasan Caessara 2011. Perancangan hubungan tersebut
membutuhkan opini pakar akademisi dan praktisi yang kemudian disusun dalam diagram keterkaitan aktivitas seperti Gambar 4.
10 Pengolahan Air Um pan 9 Boiler
8 Pengolahan Limbah 7 Penyim panan
6 Proses Produksi 5 Gre en House Penjemuran dan
Penyim panan Sem entara 4 Penerimaan
3 Parkir dan Hala man 2 Mushola
1 Kantor
O I
4 A 6
O O
3 I
3,6 U
O U
U U
U U
A 4
U O
E U
A 1
A O
U A
1 I
U A
1 E
U
A E
U U
U U
U U
U
E U
E U
U U
U U
Gambar 4 Diagram Keterkaitan Aktivitas pada Pabrik Minyak Daun Cengkeh
Ruangan kantor harus berdekatan dengan ruang penerimaan dan harus cukup berdekatan dengan parkir dan ruang penyimpanan produk. Ruangan proses produksi
harus bersebelahan dengan ruang penerimaan untuk mengefisiensikan waktu pengerjaan. Ruangan penyimpanan produk harus berdekatan dengan ruang produksi
dan green house penjemuran karena urutan proses yang dilakukan dan penggunaan pekerja yang sama. Informasi yang diperoleh dari bagan tersebut kemudian dihitung
berdasarkan nilai derajat hubungan pada masing-masing ruang yang dinyatakan dalam TCR Total Closeness Ratio. Hasil perhitungan TCR disajikan dalam Gambar 5.
17
Gambar 5 Grafik Hasil Perhitungan Nilai TCR Ruang proses produksi dan penerimaan memiliki nilai TCR yang tertinggi, hal
ini berarti posisi ruangan ini harus berada di tengah-tengahpusat pabrik karena kedua ruangan ini cukup berkaitan dengan ruangan lainnya ataupun menjadi kunci utama
pabrik center. Begitupun pada penelitian Purwanti 2014, ruang produksi dan gudang bahan baku memiliki nilai TCR tertinggi yang berarti harus berada di pusat
pabrik. Data dari diagram keterkaitan aktivitas dan perhitungan TCR kemudian digunakan untuk membuat diagram keterkaitan antar aktivitas. Diagram tersebut
menggunakan template yang menggambarkan kegiatan yang ada. Setiap template mencantumkan informasi mengenai derajat keterkaitan kegiatan tersebut dengan
kegiatan lainnya. Template keterkaitan antar aktivitas disajikan pada Gambar 6.
111
13 127
331
179 331
133
61 115
141
Kantor Mushola
Parkir dan Halaman Penerimaan
Penjemuran dan Penyimpanan Sementara
Proses Produksi
Penyimpanan Produk Pengolahan Limbah
Boiler Pengolahan Air Umpan
18
Gambar 6 Template Keterkaitan Aktivitas Template keterkaitan ini disusun berdasarkan urutan proses dari bahan baku
hingga menjadi produk yang dapat langsung didistribusikan. Pembangunan ruangan dan pengaturan tata letak harus disesuaikan dengan ukuran luas tempat yang
dibutuhkan. Hal ini dilakukan untuk mengefisiensikan tempat dan biaya yang akan digunakan untuk membangun ruangan tersebut. Berdasarkan data perancangan tata
letak dan kebutuhan luas ruang, maka didapat layout pabrik di Lampiran 3.
Aspek Manajemen dan Organisasi
Dalam studi kelayakan pendirian pabrik minyak daun cengkeh, aspek manajemen yang dibahas adalah tipe organisasi yang sesuai untuk industri ini. Kajian
terhadap manajemen dan organisasi meliputi pemilihan bentuk perusahaan dan struktur organisasi yang sesuai, kebutuhan tenaga kerja, serta deskripsi pekerjaan.
Struktur Organisasi
Struktur organisasi yang sesuai dengan pabrik ini menganut sistem pelimpahan wewenang sentralisasi. Hal ini bertujuan agar kebijakan yang seragam dapat
menimbulkan kompleksitas permasalahan. Selain itu, dalam sebuah industri pengolahan, wewenang untuk memberi keputusan dimaksudkan agar operasinya dapat
berjalan lancar Subagyo 2008. Struktur organisasi untuk pabrik minyak daun cengkeh dapat dilihat pada Lampiran 4.
I 3,7 O 2,5,6 I-
O 7 I 7 O 1
I- O 1,3
A 4 E- A 1,3,5,6
E- A 4,6 E-
I 1 O 2,6 I 1,5
O 4 I-
O 1,3 A-
E- I-
O- A 4
E 7 A 6 E 3
A 4,5,7 E 8,9,10
E 6,10 A-
I- O-
A 10 E 6
A 9 E 6,8
I- O-
X- 1
Kantor X-
4 Penerimaan
X- 3
Penjemuran dan Penyimpanan
Sementara X-
2 Mushola dan Toilet
X- 3
Parkir dan Halaman X-
7 Penyimpanan Produk
X- 6
Proses Produksi X-
8 Pengolahan Limbah
X- 9
Boiler X-
10 Pengolahan Air
Umpan
Keterangan: Product Line :
Water Line :
19
Kebutuhan Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang terlibat dalam pabrik minyak daun cengkeh ini terdiri dari tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsung. Tenaga kerja langsung
merupakan tenaga kerja yang terlibat secara langsung dalam proses produksi sedangkan tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja yang terlibat dalam proses
non-produksi seperti pemasaran dan keuangan. Tenaga kerja langsung meliputi operator produksi dan pekerja pada penanganan limbah yang dibedakan dalam dua
shift sedangkan tenaga kerja tidak langsung ialah tenaga kerja yang mengurusi bagian manajerial pabrik Huda 2014. Total tenaga kerja yang dibutuhkan pada pabrik
minyak daun cengkeh ini berjumlah 19 orang. Rincian kebutuhan tenaga kerja di pabrik minyak daun cengkeh dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8 Kebutuhan Tenaga Kerja No
Jabatan Kualifikasi Pendidikan
Jumlah orang Tenaga Kerja Tidak Langsung
1 Direktur
S1 1
2 Manajer Produksi
S1 1
3 Manajer Pemasaran
S1 1
4 Manajer Administrasi
Keuangan S1
1 5
Staf PPIC D3
1 6
Staf Pemasaran D3
1 7
Staf Logistik D3
1 8
Staf Administrasi D3
1 9
Staf Keuangan D3
1 10
Keamanan SMA
2 11
Supir SMA
2 Tenaga Kerja Langsung
12 Supervisor Produksi
S1 1
12 Operator Produksi
D3 5
Total 19
Deskripsi Pekerjaan
Deskripsi tugas dan tanggung jawab disusun untuk memudahkan pekerja dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya. Deskripsi tugas dan tanggung jawab masing-
masing jabatan antara lain sebagai berikut: 1.
Direktur Direktur bertugas untuk mengelola keseluruhan fungsi perusahaan yang meliputi
kegiatan perencanaan, organisasi, dan mengawasi kegiatan manajer yang berada dibawahnya. Tanggung jawab utama perusahaan akan dipegang oleh direktur
2. Manajer Produksi
Manajer produksi bertugas untuk melakukan perencanaa, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan produksi seperti penjagaan kualitas produk dari bahan baku
hingga finish product.
3. Manajer Pemasaran
Manajer pemasaran bertugas mengelola keseluruhan kegiatan pemasaran baik promosi, penjualan, kerja sama dengan mitra maupun proyeksi permintaan pasar.
20 4.
Manajer Administrasi dan Keuangan Manajer administrasi dan keuangan bertanggung jawab dalam kelancaran
administrasi serta keuangan perusahaan baik itu dalam perencanaan, pelaksanaan, pengendalian ataupun pelaporan. Tugas yang diberikan kepada manajer
administrasi dan keuangan bertujuan untuk menjamin audit dan dokumentasi pekerjaan tersimpan dengan baik sesuai prosedur.
5. Manajer Keuangan
Manajer keuangan bertugas mengelola, mengawasi, dan mengaudit semua bentuk penerimaan dan pengeluaran produksi dalam perlahan serta menangani masalah
keuangan dalam perusahaan.
6. Staf Administrasi
Staf administrasi bertanggung jawab dalam mengawasi pelaksanaan kegiatan administrasi di dalam perusahaan, baik dalam pencatatan administrasi perusahaan
maupun operasional perusahaan.
7. Staf Keuangan
Staf keuangan bertugas mengawasi dan mengelola pencatatan keuangan perusahaan.
8. Staf Logistik
Staf logistik bertanggung jawab mengelola pengadaan bahan baku dan pengelolaannya, serta pendistribusian produk.
9. Staf Pemasaran
Staf pemasaran bertanggung jawab mendistribusikan produk ke pasar konsumen, dan membantu manajer pabrik memperoleh informasi kondisi pasar.
10. Keamanan
Keamanan bertugas untuk mengamankan keseluruhan perusahaan, baik secara fisik bangunan maupun orang-orang yang ada di perusahaan.
11. Operator Produksi
Operator bertanggung jawab dalam menjalankan mesin-mesin produksi dan memastikannya sesuai dengan prosedur. Operator akan berkordinasi dengan
manajer produksi agar tidak terjadi kesalahan.
Aspek Legalitas dan Lingkungan Badan Usaha
Terdapat tiga bentuk legal badan usaha, yaitu kepemilikan sendiri proprietorship, persekutuan partnership, dan perusahaan coorporations.
Berdasarkan modal investasi dalam pendirian usaha, pabrik ini relatif tidak terlalu besar dan memiliki risiko yang juga tidak terlalu besar, skala pabrik minyak daun
cengkeh pun tergolong usaha kecil-menengah UKM yang kepemilikan usahanya terdiri dari dua-tiga orang. Oleh karena itu, bentuk badan usaha yang sesuai adalah
bentuk persekutuan partnership.
Perizinan
Untuk mendapatkan legalitas usaha di wilayah Maluku Utara, ada beberapa jenis perizinan yang perlu dipersiapkan antara lain akta pendirian, izin usaha industri IUI,
izin mendirikan bangunan IMB, NPWP badan usaha, SIUP Surat Izin Usaha Perdagangan, TDP Tanda Daftar Perusahaan, SK domisili perusahaan, dan
pendaftaran pengadilan negeri. Bentuk dari akta pendirian adalah akta notaris yang
21 berisi tentang anggaran dasar dan anggaran rumah tangga badan hukum usaha. Akta
pendirian ini diterbitkan oleh Menteri Kehakiman dan HAM RI. Berdasarkan SK Menteri Perindustrian RI No 41M-INDPer62008 terhadap semua jenis industri
dengan nilai investasi perusahaan yang seluruhnya di atas 200 juta tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha wajib memperoleh IUI. Selain itu, Izin Mendirikan
Bangunan IMB sangat diperlukan sebelum bangunan didirikan. Setelah mendapatkan IMB maka dilanjutkan dengan Izin Pendirian Bangunan IPB.
Kemudian dilanjutkan dengan Kelayakan Mendirikan Bangunan KMB yang dilakukan setiap 5 tahun sekali.
Pengolahan Limbah
Terdapat tiga jenis limbah pada usaha minyak daun cengkeh ini, yaitu limbah padat, limbah cair, dan limbah gas. Limbah padat berasal dari residu penyulingan daun
cengkeh, limbah cair berasal dari hasil samping penyulingan, sedangkan limbah gas berasal dari pembakaran boiler.