Internal Rate of Return IRR

9 Aspek Teknis dan Teknologis Bahan Baku Bahan baku yang digunakan adalah daun cengkeh gugur yang telah mengering yang berasal dari perkebunan cengkeh di Kabupaten Halmahera Barat. Kandungan minyak daun cengkeh di wilayah ini terbilang cukup tinggi, yaitu berkisar 2-4, dengan kadar eugenol berkisar 65-75. Hal ini karena kesesuaian iklim dan curah hujan yang cukup kering di Halmahera, suhu rata-rata 28,05 o C, kelembaban 73-82, dan curah hujan 1.500 mmtahun. Dibanding dengan wilayah penyulingan lain, daerah Purwakarta Jawa Barat memiliki suhu rata-rata 25 o C, kelembaban berkisar 80, dan curah hujan 3.093 mmtahun, sehingga Kabupaten Halmahera Barat memiliki kondisi yang lebih sesuai untuk bahan baku penyulingan daun cengkeh. Selain itu, daun gugur juga lebih banyak diperoleh dari tanaman produktif dengan kondisi musim kering yang panjang. Namun pada musim penghujan diperlukan proses pengeringan di rumah kaca terlebih dahulu hingga daun kering bisa dipatahkan. Hal ini bertujuan mempercepat proses ekstraksi dan memperbaiki mutu minyak. Hingga saat ini, daun cengkeh gugur belum digunakan secara optimal. Di kabupaten ini, daun cengkeh yang gugur hanya menjadi sampah yang secara berkala dikumpulkan lalu dibakar. Pengumpulan dan pembakaran ini dilakukan oleh buruh yang dibayar pemilik lahan. Dengan adanya sistem pengumpul, daun cengkeh yang dikumpulkan secara berkala tersebut dapat dihargai sebesar Rp 650kg di tingkat pengumpul dan harga beli pabrik sebesar Rp 750kg, sehingga pemilik lahan tidak perlu lagi membayar buruh untuk membersihkan lahannya. Ketersediaan Bahan Baku Tanaman cengkeh Indonesia tersebar di seluruh Indonesia dengan luas lahan yang beragam. Berdasarkan Badan Pusat Statistik Provinsi Maluku Utara tahun 2013 pada Tabel 1 yang telah dipaparkan sebelumnya di latar belakang, ketersediaan daun cengkeh di Kabupaten Halmahera Barat sebanyak 7.662 tontahun sedangkan untuk Kecamatan Jailolo sendiri memiliki 60 dari keseluruhan lahan sehingga terdapat 4.597 tontahun daun cengkeh kering di kecamatan ini. Jumlah tersebut sangat melimpah untuk dijadikan suplai bahan baku, sehingga ketersediaan bahan baku untuk pabrik minyak daun cengkeh masih sangat tercukupi. Pengumpulan bahan baku daun cengkeh gugur akan dilakukan oleh masyarakat sekitar melalui pembentukan tim secara tersistem sehingga bahan baku yang didapat dari pengumpul pun tidak kurang atau berlebih dan sesuai dengan kebutuhan pabrik minyak daun cengkeh ini. Pengumpul terdiri dari enam kelompok yang bertanggung jawab untuk memasok kebutuhan selama enam hari produksi. Dengan asumsi per karung daun cengkeh sebanyak 18 kg maka dibutuhkan minimal 112 karung per kelompok per minggu atau 19 karung per kelompok per hari. Dengan asumsi per orang dapat mengumpulkan minimal 3 karung per hari, maka terdapat 7 orang per kelompok. Sistem ini bersifat terbuka sehingga siapapun di luar kelompok dapat ikut mengumpulkan dan menjual daun cengkeh tersebut ke tengkulakpengumpul untuk dijadikan stok bahan baku di musim penghujan. Kapasitas Produksi Berdasarkan data potensi pasar, ketersediaan bahan baku, dan kemampuan sistem pengumpul, terdapat 350 tontahun pangsa pasar ekspor yang belum terpenuhi,