20 Apabila DO aktual t
1
kurang dari DO sisa ditunjukkan oleh selisih DO aktual dan DO sisa yang menghasilkan nilai negatif, maka konsumsi oksigen oleh ikan
atau proses lain yang membutuhkan oksigen selain yang terukur dalam botol gelap, lebih dominan dibandingkan masukan oksigen dari luar perairan. Konsumsi oksigen
lainnya oleh dasar perairan tidak diperhitungkan Boyd 1982. Perhitungan digunakan untuk setiap kedalaman yang diamati.
3.4.5. Analisis ketersediaan oksigen terlarut di perairan
Setelah dilakukan pengukuran kandungan oksigen terlarut dan perhitungan fotosintesis dan respirasi, akan dapat dilihat ketersediaan oksigen terlarut dalam
perairan. Apabila konsentrasi oksigen pada waktu sebelumnya cadangan oksigen ditambah hasil fotosintesis lebih besar dari konsumsi oksigen untuk respirasi dan
dekomposisi atau DO sisa lebih dari 0 mgl, maka dalam perairan tidak terjadi defisit oksigen. Apabila fotosintesis sama dengan respirasi, maka produksi oksigen
sebanding dengan pemakaian oksigen. Selanjutnya apabila konsentrasi oksigen pada waktu sebelumnya cadangan oksigen ditambah hasil fotosintesis kurang dari
respirasi dan dekomposisi, sehingga DO sisa kurang dari 0 mgl, maka dalam perairan terjadi defisit oksigen.
3.4.6. Analisis hubungan DO dengan parameter biologi
Klorofil-a dan kelimpahan fitoplankton digunakan sebagai penunjang parameter utama yang merupakan penghasil oksigen yang berasal dari proses
fotosintesis. Selanjutnya dilihat pengaruh dari masing-masing parameter terhadap keberadaan oksigen dengan menggunakan analisis regresi dengan persamaan
sebagai berikut: 1.
Keterkaitan DO dengan klorofil-a y = ax
2
+ bx +c Keterangan:
y = Parameter utama DO aktual, NPP, GPP x = Klorofil-a.
2. Keterkaitan DO dengan kelimpahan fitoplankton
y = a ln x + b Keterangan:
y = Parameter utama DO aktual, NPP, GPP x = Kelimpahan fitoplankton.
21
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah pola distribusi vertikal oksigen terlarut, fluktuasi harian oksigen terlarut, produksi primer, rincian oksigen terlarut,
produksi dan konsumsi oksigen terlarut selama 24 jam. Beberapa parameter penunjang seperti suhu, pH, klorofil-a, dan kelimpahan plankton yang masing-
masing parameter tersebut diukur pada kedalaman 0; 0,6; 1,6; 3,15; 4,25 meter pada setiap 4 jam selama 24 jam.
4.1.1. Distribusi vertikal oksigen terlarut
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, oksigen terlarut pada umumnya menunjukan nilai yang semakin menurun seiring bertambahnya
kedalaman seperti yang tertera pada Lampiran 3 dan Gambar 7. Hal ini, dikarenakan
proses fotosintesis semakin berkurang dan adanya tingkat konsumsi oksigen yang tinggi untuk respirasi dan
proses dekomposisi bahan organik berupa sisa pakan, feses, limbah organik dari kegiatan manusia yang terakumulasi di dasar
perairan.
Gambar 7. Distribusi oksigen terlarut a. Pagi-sore b. Malam-pagi Berdasarkan data yang diperoleh, konsentrasi oksigen terlarut selama 24 jam
berkisar antara 6,52-7,29 mgl pada permukaan perairan dan 0,65-1,29 mgl pada kedalaman 4,25 m Lampiran 3 dan Gambar 7. Kisaran konsentrasi oksigen terlarut
0,5 1
1,5 2
2,5 3
3,5 4
4,5
1 2
3 4
5 6
7 8
K ed
al am
an m
Oksigen Terlarut mgl
06.00 H1 10.00
14.00 18.00
0,5 1
1,5 2
2,5 3
3,5 4
4,5 1
2 3
4 5
6 7
8
K ed
al am
an m
Oksigen Terlarut mgl
22.00 02.00
06.00 H2
a b