ditemukan di plot 29 patok HM 25, baik pada musim hujan dan musim kemarau. Berudu Huia masonii hanya ditemukan di plot 19 patok HM 28 pada
musim kemarau. Dari 35 plot yang diteliti, jumlah plot yang berisi berudu Megophrys
montana, Leptophryne cruentata dan Rhacophorus margaritifer pada musim hujan berturut-turut adalah 11 plot, 7 plot dan 4 plot. Pada saat musim kemarau
jumlah plot yang berisi berudu di atas adalah sebanyak 12 plot, 10 plot dan 9 plot serta terdapat 1 plot yang berisi berudu Huia masonii. Kepadatan berudu pada
musim hujan terbesar yaitu pada berudu Leptophryne cruentata sebesar 35,85 indplot, sedangkan pada musim kemarau kepadatan terbesar yaitu pada berudu
Rhacophorus margaritifer sebesar 34,33 indplot Gambar 13. Kepadatan jenis yang paling kecil yaitu pada jenis berudu Huia masonii sebesar 1,00 indplot.
Gambar 13 Grafik kepadatan berudu pada setiap plot yang dijumpai berudu.
5.1.2 Karakteristik Mikrohabitat
Hasil pengukuran pH di semua plot pengamatan menunjukkan nilai pH 6. Pengukuran lebar badan sungai pada musim hujan berkisar antara 0,37-9,40 meter
dengan kecepatan arus air mulai dari sangat lambat sampai cepat yang nilainya berkisar antara 0-0,86 ms. Suhu air yang diperoleh yaitu 15,5-18°C. Pada musim
kemarau, lebar badan sungai berkisar antara 0,28-6,80 meter dan kecepatan arus air dari sangat lambat hingga cepat dengan kisaran 0,013-1 ms. Suhu air pada
musim ini berada pada kisaran 17-18°C.
23,18 35,85
17,75 19,60
24,40 34,33
1,00
5 10
15 20
25 30
35 40
Megophrys montana
Leptophryne cruentata
Rhacophorus margaritifer
Huia masonii Ke
p ad
ata n
i n
d ivi
d u
p lo
t Musim Hujan
Musim kemarau
21
Substrat sungai terdiri dari batu, kerikil, pasir, dan lumpurtanah liat. Substrat yang mendominasi yaitu batu yang ditemukan di 11 plot pengamatan.
Jenis vegetasi dominan di sekitar plot pengamatan yaitu kecubung Brugmansia suaveolens dan pacar tere Impatiens platypetala. Kecepatan arus di lokasi
penelitian mulai dari cepat 0,5-1 mdetik, sedang 0,25-0,5 mdetik, lambat 0,1-0,25 mdetik, dan sangat lambat 0,1 mdetik. Berdasarkan substrat dan
kecepatan arus tersebut, tipe mikrohabitat dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis yaitu sungai arus deras torrents, sungai arus sedang riffles, dan daerah
sungai berkerikil shingle areas Tabel 2. Tabel 2 Tipe habitat berudu berdasarkan kondisi substrat dan kecepatan arus
Tipe mikrohabitat berudu Megophrys
montana Leptophryne
cruentata Rhacophorus
margaritifer Sungai arus deras torrents
- -
-
Sungai arus sedang riffles
Daerah sungai berkerikil shingle areas
Keterangan: tidak dilakukan pembedaan pada musim hujan dan musim kemarau berudu ditemukan
- berudu tidak ditemukan
Berdasarkan tipe mikrohabitat Tabel 2 dapat dilihat bahwa pada mikrohabitat sungai arus deras tidak dijumpai berudu. Berudu baru dapat
ditemukan pada mikrohabitat sungai arus sedang dan daerah sungai berkerikil. Berdasarkan tabel distribusi mikrohabitat berudu Tabel 3, berudu Megophrys
montana paling banyak ditemukan di sungai arus sedang 386 individu, berudu Leptophryne cruentata banyak ditemukan di sungai arus sedang 490 individu,
dan Rhacophorus margaritifer banyak ditemukan pada daerah sungai berkerikil 337 individu.
Tabel 3 Distribusi mikrohabitat berudu pada musim hujan dan musim kemarau
Jenis berudu Jumlah individu
Sungai arus deras
Sungai arus sedang
Daerah sungai berkerikil
Megophrys montana 386
72
Leptophryne cruentata 490
5
Rhacophorus margaritifer 43
337 Total
919 414
Keterangan: tidak dilakukan pembedaan pada musim hujan dan musim kemarau
22
Kondisi cuaca pada saat pengamatan, baik pada musim hujan maupun pada musim kemarau lebih sering cerah 70. Suhu air yang diperoleh berkisar antara
15°C sampai 18°C dan suhu udara berkisar antara 16,5°C sampai 20°C. Kelembaban yang diperoleh berkisar 71 sampai 90 Tabel 4. Data curah
hujan TNGGP diperoleh dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika BMKG Stasiun Klimatologi Darmaga Bogor di Lokasi SMPK Pacet Gambar
14. Tabel 4 Kondisi cuaca lokasi pengamatan
Tanggal Suhu °C
Kelembaban Cuaca
Dry Wet
24 Desember 2008 16,5
17,0 89,5
cerah
25 Desember 2008 17,5
18,0 90,0
gerimis
27 Desember 2008 16,5
17,0 89,5
mendung
28 Desember 2008 17,0
17,5 90,0
cerah
15 Juli 2009 18,0
15,0 71,0
cerah
16 Juli 2009 18,0
15,0 71,0
mendung
17 Juli 2009 20,0
17,0 73,0
cerah
30 Juli 2009 18,0
15,0 71,0
cerah
03 Agustus 2009 18,0
15,0 71,0
cerah
03 November 2009 20,0
18,0 81,0
cerah
Gambar 14 Data curah hujan di TNGGP bulan Januari 2005-Desember 2009 BMKG Stasiun Klimatologi Darmaga Bogor 2010.
0,0 100,0
200,0 300,0
400,0 500,0
600,0 700,0
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOP DES C
u ra
h H
u ja
n mm
Bulan tahun 2005
tahun 2006 tahun 2007
tahun 2008 tahun 2009
23
5.1.3 Hubungan Struktur Komunitas Berudu Anura dengan Karakteristik Mikrohabitat