Tabel 1 Alat dan bahan penelitian
No. Nama Alat dan Bahan
Kegunaan
1. Pembuatan Plot Pengamatan
a. Meteran 50 m Pengukuran plot pengamatan
b. Flagging tape
Sebagai penanda pada plot pengamatan 2.
Pengambilan Data Satwa a. Jaring
b. Kantung plastik c. Spidol permanen
d. Tallysheet dan buku catatan lapang
+ alat tulis e. Alat ukur panjang
caliperpenggaris f. MS 222
g. Jam timer h. Alkohol 70 + tabung sample +
label i. Box peralatan tas
j. BoxAquarium k. Petridis
l. Kaca pembesarluv m. pH indikator
n. Buku identifikasi amfibi Menangkap berudu
Tempat menampung sementara sample Pelabelan pada kantung plastik
Mendokumentasikan data lapangan Pengukuran panjang tubuhSVL Snout
Venth Length Memudahkan dalam mengidentifikasi
berudu Untuk mengukur kecepatan arus air
Pembuatan voucher specimen Tempat peralatan
Tampat meletakkan berudu Tempat meletakkan berudu pada saat
dilakukan pengukuran Memperbesar penglihatan
Pengukuran pH
1. Iskandar DT. 1998. Amfibi Jawa Dan Bali – Seri Panduan Lapang. Bogor:
Puslitbang – LIPI.
2. Gosner LK. 1960. A Simplified Table for Staging Anuran Embryos and Larvae with Notes on Identification. Herpetologica. 163: 183-190.
3. Pengukuran Faktor Lingkungan
a. Termometer b. Termometer Dry-Wet
c. Sterofom dan jam tangan d. Meteran 50 m + tongkat meter 1,5
m e. Busur derajat + benang + logam
pemberat f. Tallysheet dan buku catatan lapang
+ alat tulis g.
Flagging tape Pengukur suhu udara dan air
Pengukur suhu bola basah-bola kering Pengukur kecepatan aliran sungai
Pengukur lebar dan kedalaman air sungai
Pengukur kemiringan tebing sisi sungai Mendokumentasikan data lapangan
Sebagai penanda pada plot pengamatan
4. Dokumentasi
a. Kamera digital Pembuatan foto
3.3 Jenis Data
Data yang dikumpulkan berupa data primer dan sekunder. Data primer yang dikumpulkan berupa data berudu dan lingkungan. Data berudu yang diambil
meliputi jenis berudu, jumlah berudu per lokasi, waktu perjumpaan, lokasi berudu, 9
dan karakterisitik berudu yaitu panjang total TL Gambar 4 dan tahap stage pertumbuhan berudu.
Gambar 4 Morfologi berudu Anura Sumber: http:fisc.er.usgs.gov. Data lingkungan yang diambil berupa kondisi cuaca, suhu dan kelembaban
udara, kedalaman air, jenis substrat dasar sungai, vegetasi dominan, kecepatan aliran air, suhu air, dan pH air. Data sekunder diperoleh dari studi literatur tentang
kondisi umum lokasi penelitian dan data iklim maupun curah hujan di lokasi penelitian. Data curah hujan diperoleh dari Stasiun Klimatologi Darmaga 2010
untuk stasiun pengamatan iklim terdekat yaitu SMPK Pacet dari tahun 2005 sampai 2009.
3.4 Pengumpulan Data
Data berudu Anura diperoleh melalui pencarian pada transek sungai dengan panjang total plot pengamatan yaitu 224 meter. Pengambilan data diambil pada 35
plot yang masing-masing berukuran 2x2 meter di kiri dan kanan sungai berselang seling yang tersebar pada lokasi Curug 3 12 plot, HM 28 9 plot, HM 26 6
plot dan HM 25 8 plot. Jarak antara plot pengamatan satu dengan yang lainnya sejauh 5 meter Gambar 5. Plot pengamatan yang digunakan semakin lama
semakin menjauhi curug air terjun.
Photo by J. B. Grant
10
Gambar 5 Sketsa plot pengambilan berudu Anura di Sungai Cibeureum TNGGP. Pengambilan data primer dilakukan melalui pencarian berudu dengan
menggunakan metode Visual Encounter Surveys VES with transect design survei perjumpaan visual dengan rancangan transek yang dikombinasikan
dengan metode sampling kuantitatif larva amfibi Heyer et al. 1994. Pencarian dilaksanakan pada pukul 10.00-14.00 WIB sebanyak 2 kali yaitu pada musim
hujan Desember 2008, November 2009 dan musim kemarau Juli 2009 Agustus 2009 pada plot dan lokasi yang sama.
Penangkapan berudu dilakukan dengan menggunakan jaring kecil dip net di setiap plot pengamatan. Berudu yang telah diambil, dihitung jumlahnya.
Berudu tidak langsung dikembalikan ke plot pengamatan tetapi diletakkan di tempat terpisah. Penangkapan dilakukan berulang kali untuk memastikan tidak
ada berudu yang tertangkap kembali. Selanjutnya dilakukan pencatatan data berudu panjang total dan tahap pertumbuhan. Setelah dilakukan pencatatan,
berudu dikembalikan ke plot semula dimana berudu diambil. Data lingkungan berupa kondisi cuaca, suhu, kelembaban udara dan suhu air
diambil pada setiap pencarian berudu. Kondisi habitat per plot pengamatan diambil setelah dilakukan pengambilan berudu. Parameter habitat yang diukur
meliputi lebar sungai, substrat dasar sungai, kedalaman sungai, kecepatan arus 11
dan spesies vegetasi dominan. Lebar sungai diperoleh dengan cara mengukur jarak dari pinggir-pinggir sungai pada setiap plot. Substrat dasar air kolam setiap
plot yang ditemukan dapat dikategorikan sebagai berikut: batu besar 250 mm, batu 50-250 mm, batu kerikil 15-50 mm, kerikil 2-15 mm, pasir 0.06-2
mm, lumpur dan tanah liat 0.06 mm Dayton 2005. Kedalaman air sungai pada setiap plot diukur pada bagian kiri, kanan dan bagian tengah plot. Kecepatan
arus sungai dapat dikategorikan sebagai berikut: sangat cepat 1 mdetik, cepat 0,5-1 mdetik, sedang 0,25-0,5 mdetik, lambat 0,1-0,25 mdetik dan sangat
lambat 0,1 mdetik Mason 1981. Vegetasi dominan dilihat pada jenis vegetasi yang banyak dijumpai pada setiap plot pengamatan.
3.5 Identifikasi Berudu