2.3 Habitat Berudu
Berudu Anura dapat dijumpai di sungai-sungai, kolam-kolam maupun di tempat yang bersifat sementara seperti genangan air dan paritselokan Duellman
Trueb 1994. Berudu juga dapat ditemukan di aliran air yang tenang seperti pada berudu Limnonectes kuhlii. Namun, beberapa berudu juga dapat hidup di air
deras seperti pada berudu Meristogenys dan Huia Iskandar 1998. Berudu tersebut memiliki perut yang dilengkapi dengan sebuah mangkuk penghisap
berukuran besar agar dapat melekat pada batu-batu atau benda lain yang terdapat di dalam air.
Selain itu juga ditemukan berudu yang dapat beradaptasi dengan arus air seperti pada Bufo asper, namun jenis ini hanya dapat bertahan dalam arus air yang
lambat sampai sedang. Mulut B. asper dimodifikasi untuk melekat pada substrat dalam air. Berudu dari marga Megophrys dapat ditemukan di lekukan-lekukan
anak sungai beraliran agak deras di hutan Mistar 2003. Berudu katak merupakan herbivora, kecuali berudu Kaloula dan
Kalophrynus yang sama sekali tidak makan dan sepenuhnya mendapat makanan dari kuning telur yang tersedia, serta berudu Occidozyga yang bersifat karnivora
yang memakan larva serangga dan cacing tanah atau cacing air tawar. Berudu biasanya makan di dasar perairan, kecuali berudu Microhyla achatina dan
Megophrys montana yang mencari makan di permukaan air Iskandar 1998. Menurut Hofrichter 1999, berudu menyaring alga dari air dengan bantuan
kantung insang yang besar dan dengan sedikit keratin geligi dan memakan alga yang tumbuh di bebatuan dan tanaman air.
2.4 Perkembangbiakan Berudu
Semua jenis Anura memiliki berudu yang hidup bebas, kecuali jenis Oreophryne Iskandar 1998 dan beberapa jenis Philautus seperti Philautus cf.
leucorhinus Gururaja Ramachandra 2006, Philautus viridis, Philautus hallidayi Bahir et al. 2005 dan Philautus glandulosus Krishnamurthy et al.
2002 yang memiliki telur berukuran besar dengan perkembangan langsung menjadi anak katak. Berudu pada jenis Philautus tersebut tumbuh dalam telur
berbentuk katak kecil dengan empat kaki serta ekor. Anura dapat bertelur di 5
berbagai habitat yaitu di kolam atau genangan sementara, di air yang menggenang dalam lubang pohon atau lekukan batang daun, hidup di air deras dan tepi sungai
atau genangan lubuk Iskandar 1998. Katak umumnya dapat bertelur hingga beberapa ratus telur, baik dalam
bentuk untaian seperti pada Bufo atau dalam satu kelompok telur yang dibungkus lendir. Pada jenis Polypedates leucomystax Irawan 2008 dan Rhacophorus
reinwardtii Yazid 2006 diketahui menyimpan telurnya dalam sarang busa. Ukuran besar telur bervariasi antara 1,2 mm sampai 3 mm Iskandar 1998. Jenis
Bufo dan Fejervarya dapat bertelur beberapa ribu butir dan sebaliknya, Rana dan Rhacophorus hanya bertelur 50-100 butir Iskandar 1998 dan pada jenis
Philautus vittiger dapat menghasilkan telur rata-rata 52 butir dalam satu sarang Kusrini et al. 2008.
Pada penelitian Rhacophorus reinwardtii, diketahui telur akan berkembang menjadi berudu dalam waktu 5-7 hari dan telur akan jatuh ke dalam genangan air
ketika hujan turun. Berudu akan berkembang di dalam genangan air sampai berudu memiliki kaki belakang dan kaki depan. Waktu yang dibutuhkan untuk
berudu berkaki adalah 30-60 hari bergantung pada ketersediaan pakan. Berudu yang telah berkaki akan menjadi katak muda dan ekor akan menghilang dalam
waktu 3-4 hari Yazid 2006. Hal ini berbeda dengan Philautus vittiger yang membutuhkan waktu selama tiga bulan, mulai dari telur, berudu hingga
bermetamorfosis secara penuh Kusrini et al. 2008, serta pada berudu jenis Odontophrynus americanus yang juga mengalami metamorfosis kira-kira tiga
bulan Eterovick et al. 2000.
2.5 Struktur Komunitas