32 pelayanan kota di manfaatkan sebagai taman yang dapat dimanfaatkan sebagai tempat
berkumpul. 5.
BWK JAMSEKO BWK Jambi Kota Seberang berfungsi sebagai permukiman kepadatan rendah yang
melayani Kecamatan Danau Teluk dan Pelayangan. Pusat BWK Jambi Kota Seberang terletak di Kelurahan Olak Kemang dengan luas sub pusat pelayanan kota sebesar ± 10
Ha. Sub pusat pelayanan kota di manfaatkan sebagai taman yang dapat dimanfaatkan sebagai tempat berkumpul.
6. BWK Talang Gulo
BWK Talang Gulo berfungsi sebagai pusat perdagangan regional, pemandu moda dan permukiman yang melayani kawasan sekitar. Pusat sub BWK Talang Gulo terletak di
Kelurahan Kenali Asam Bawah dengan luas pusat sub BWK sebesar ± 10 Ha. Pusat sub BWK dimanfaatkan sebagai taman yang dapat dimanfaatkan sebagai tempat berkumpul.
7. BWK Kenali Besar
BWK Kenali Besar berfungsi sebagai pertambangan, perdangangan dan jasa dan permukiman yang melayani Kecamatan Alam Barajo. Pusat BWK Kenali Besar terletak
di terminal Alam Barajo dengan luas sub pusat pelayanan kota sebesar ± 10 Ha. Sub pusat pelayanan kota di manfaatkan sebagai taman yang dapat dimanfaatkan sebagai
tempat berkumpul.
4.4. Sarana Perdagangan dan Jasa
Ragam sarana perdagangan di Kota Jambi saat ini ialah pasar yang dikelola oleh Pemerintah Kota Jambi, pusat perbelanjaan modern mall, serta rumah-toko ruko.
Pasar yang dikelola oleh Pemerintah Kota Jambi sebanyak 18 buah dengan 2 diantaranya menggunakan format rumah-toko. Adapun pusat perbelanjaan modern yang
cukup terkenal di Kota Jambi ialah Mall Kapuk, Mall Trona, Meranti Swalayan, WTC Batanghari, Ramayana, dan sebagainya. Dalam hal ketersediaan sarana perdagangan
dan jasa dalam bentuk rumah-toko ruko yang perlu menjadi perhatian ialah kurang terjaganya sisi urban design sehingga ruko-ruko yang ada kurang teratur dan
mendominasi akses suatu wilayah sehingga mulai dapat dijumpai slum area di belakang ruko-ruko di Kota Jambi.
33 Perkembangan ekonomi yang pesat di Kota Jambi menjadikan kota ini juga
mengalami percepatan dalam hal pembangunan sarana perdagangan dan jasa yang dilakukan oleh pihak swasta. Perhitungan kebutuhan penyediaan sarana perdagangan di
Kota Jambi dilakukan mengacu kepada Standar Pelayanan Minimal yang diatur dalam Kepmen Kimprawil Nomor 534 Tahun 2001. Pada standar tersebut diatur bawah sarana
pasar dibangun untuk melayani 30.000 jiwa penduduk. Jumlah tersebut mengalami perubahan sesuai dengan proyeksi jumlah penduduk Kota Jambi.
Tabel 12. Proyeksi Kebutuhan Sarana Perdagangan
Sumber : Bappeda Kota Jambi 2009 Berdasarkan tabel proyeksi di atas, apabila dibandingkan dengan jumlah pasar yang saat
ini dikelola oleh Kantor Pengelola Pasar Kota Jambi, maka perlu terdapat 140 pasar yang perlu disediakan. Akan tetapi jumlah tersebut dapat direduksi sebanyak 10 buah
apabila memperhitungkan dengan keberadaan sarana perdagangan yang dikelola oleh pihak swasta. Namun demikian, solusi pembangunan sisa pasar yang baru perlu disikapi
dengan mempertimbangkan jenis yang akan dibangun meliputi alternatif pusat perbelanjaan modern, kelompok rumah-toko, atau pasar lingkungan. Di sisi lain, usaha
revitalisasi pasar tradisional perlu dijadikan pertimbangan. Aspek revitalisasi meliputi perbaikan kualitas prasarana dan fisik bangunan, perbaikan kualitas lingkungan
kegiatan, serta manajemen perdagangan pasar. Beberapa pasar yang perlu direvitalisasi meliputi Pasar Angso Duo, Talang Banjar, Olak Kemang, dan Tanggo Rajo Bappeda
Kota Jambi, 2010.
34
4.5.Sistem Transportasi Darat
Jaringan Jalan Dalam realisasi RUTR Kota Jambi 2000 – 2010 diatur bahwa sistem jaringan
transportasi Kota Jambi terdiri atas jaringan jalan arteri primer yang mengelilingi Kota Jambi Jalan Lingkar yang menghubungkan pusat-pusat pada struktur Kota Jambi;
serta jaringan jalan arteri dan kolektor sekunder yang menghubungkan kegiatan- kegiatan di dalam Kota Jambi. Sistem jaringan jalan Kota Jambi kemudian membentuk
pola radial konsentrik dimana jaringan jalan kolektor terhubung secara radial dengan jaringan jalan arteri jalan lingkar yang melingkari seluruh wilayah Kota Jambi.
Kondisi saat ini telah mulai menampakkan adanya gejala kemacetan yang terjadi di Kota Jambi. Hal ini dapat dilihat dari kondisi beberapa ruas jalan yang memiliki
kecepatan di bawah 30 kmjam. Hal yang sama juga akan diindikasikan melalui peningkatan jumlah antrian pada persimpangan-persimpangan yang akan meningkat
menjadi 168 antrian.
4.6.Arahan Kawasan Strategis
Arahan pembangunan yang ada di Kota Jambi dijadikan pemacu untuk pembangunan. Arahan kawasan strategis menekankan faktor kekuatan, kelemahan dan
peluang, sehingga percepatan pembangunan dapat dititik beratkan pada arahan tersebut. Adapun arahan kawasan strategis Kota Jambi adalah sebagai berikut:
1. Adanya rencana penyediaan jalur kereta api trans sumatera di dalam RTRWN dan
RTRW Provinsi Jambi yang akan diaplikasikan didalam RTRW Kota Jambi. Dengan adanya jalur kereta trans sumatera ini diharapkan Kota Jambi akan lebih
maju lagi dan akan direncanakan pemadu moda di Talang Gulo yang diharapkan menjadi kawasan strategis bisnis opportunity.
2. Adanya keberadaan Kuburan Cina yang dapat dialihfungsikan menjadi Hutan Kota
yang akan dimanfaatkan sebagai penyejuk Kota Jambi strengh. 3.
Adanya cadangan lahan potensial di Kecamatan Danau Teluk dan Kecamatan Pelayangan diarahkan menjadi pusat permukiman berkepadatan rendah strengh.
35 4.
Adanya keberadaan Danau Teluk Kenali, Danau Teluk, dan Danau Sipin yang dapat diarahkan menjadi Taman Wisata Alam, dengan potensi ekonomis sekaligus
berwawasan lingkungan strengh. 5.
Terdapat cadangan lahan potensial berupa lahan pertanian di Kelurahan Silencah sekitar koordinat 01
o
34’42.9” LS dan 103
o
6. Adanya kawasan Pasar Angso Duo yang memerlukan kebutuhan penataan
weakness,
namun memiliki potensi sebagai kawasan perdagangan dan jasa
strengh. 38’53.8” BT yang dapat dipromosikan
untuk menjadi kawasan industri strengh.
36
V. HASIL DAN PEMBAHASAN