11 ditentukan. Analisis BOD adalah suatu analisa empirik yang mendekati secara global
proses biokimia maupun mikrobiologis yang benar-benar terjadi di alam, sehingga uji BOD berlaku sebagai simulasi suatu proses biologis. Semakin besar nilai BOD semakin
besar tingkat pencemaran oleh bahan organik. Chemical Oxygen Demand COD merupakan ukuran banyaknya oksigen yang
digunakan dalam mendegradasi bahan organik dengan menggunakan kalium dikromat, yang merupakan pengoksidasi kuat untuk mengoksidasi zat organik secara lengkap
dalam suasana asam dengan katalis peraksulfat. Hubungan antara COD dan BOD menggambarkan bahwa jumlah senyawa kimia yang dapat doksidasi secara kimiawi
lebih besar dari biologis Kristianto, 2004. Mikroorganisme Perairan.
Mikrorganisme sangat berperan dalam proses degradasi bahan buangan yang masuk ke sungai. Parameter mikrobiologi seperti Eschericia coli E.coli termasuk
parameter baku mutu air. Keberadaan E.coli dalam perairan menunjukkan pencemaran akibat tinja manusia. Dalam saluran pencernaan E.coli berkembang biak dan mengalami
mutasi dari yang tidak potogen menjadi patogen atau sebaliknya sebagai penyebab penyakit diare Hasutji, 1995.
2.2. Faktor yang Mempengaruhi Sistem Daerah Aliran Sungai
Daerah Aliran Sungai DAS merupakan suatu sistem ekologi. Sebagai suatu sistem ekologi maka setiap masukan input akan mengalami proses dan akan
menghasilkan keluaranoutput Asdak, 2004. Dalam ekosistem DAS komponen masukan terdiri dari curah hujan, sedang komponen keluaran terdiri dari debit air dan
muatan sedimen termasuk unsur hara di dalamnya. Komponen DAS yang terdiri dari vegetasi, tanah dan air sungai berlaku sebagai prosessor di dalam sistem tersebut.
Selanjutnya disebutkan juga bahwa evaluasi terhadap DAS dapat mengindikasikan sejumlah kejadian yang menyebabkan kenormalan atau ketidaknormalan suatu DAS.
Indikasi tersebut dapat dilihat dari 1 bentuk dan perubahan tataguna lahan yang telah dan sedang berlangsung; 2 tingkat kerusakan dari vegetasi penutup tanah di daerah
tangkapan air DAS yang bersangkutan; 3 luasan tanah-tanah kritis semakin meningkat; 4 terjadinya kerusakan pada alur-alur sungai; 5 luas permukaan lahan yang diperkeras
12 semakin meningkat; 6 kerusakan pada daerah resapan recharge area sehingga
mengganggu pasokan air. Hasil evaluasi terhadap DAS akan menunjukkan status dari DAS tersebut, jika termasuk dalam status kritis hal ini menginformasikan adanya
gangguan dalam kesehatan DAS baik dibagian hulu maupun hilir. Salah satu gangguan di hilir DAS adalah semakin tingginya areal yang mengalami pengerasan dan kerusakan
pada daerah resapan dan pengaliran air. Suatu bentuk penggunaan lahan yang salah adalah pembangunan fisik di daerah
sempadan sungai. Akibat yang ditimbulkan dari pengerasan sempadan bagian hilir menyebabkan berkurangnya daya infiltrasi air hujan dan tingginya air limpasan run
off. Dampak akhir gangguan pada sempadan berupa bencana erosi, banjir dan sedimentasi sebagia variabel ketidak optimalan kondisi ruang DAS. Hal ini berawal
dari ketidak terpaduan antar wilayah atau antar sektor dalam pengelolaan DAS tersebut Aswandi, 2003
Limpasan permukaan merupakan sebagian dari air hujan yang mengalir di atas permukaan tanah. Jumlah air yang menjadi limpasan ini sangat bergantung kepada
jumlah air hujan per satuan waktu intensitas, keadaan penutupan tanah, topografi terutama kemiringan lereng, jenis tanah, dan ada atau tidaknya hujan yang terjadi
sebelumnya Rahim, 2006. Jumlah dan kecepatan limpasan permukaan bergantung kepada luas areal
tangkapan dan intensitas hujan maksimum. Limpasan permukaan dengan jumlah dan kecepatan yang besar sering menyebabkan pemindahan atau pengangkutan massa tanah
secara besar-besaran yang dikenal dengan istilah banjir. Banjir ini meluapkan sedimentasi depresi alami, saluran-saluran, anak-anak sungai, sungai-sungai, dan
selanjutnya waduk-waduk. Menurut Rahim 2006, terdapat dua tujuan alasan mengetahui jumlah dan laju limpasan permukaan yakni untuk merancang jumlah dan
dimensi saluran atau struktur lainnya dalam rangka untuk menyimpan limpasan permukaan, dan untuk mengetahui besarnya laju limpasan permukaan di suatu daerah
yang digunakan sebagai dasar untuk antisipasi penangannya. Pendugaan limpasan permukaan bergantung antara lain 1 berapa jumlah
maksimum curah hujan per satuan waktu; 2 berapa dari curah hujan tersebut yang menjadi limpasan permukaan; dan 3 luas areal tangkapan cathment area.
13 Daya infiltrasi air merupakan kemampuan air tanah untuk terserap secara vertikal
oleh gaya grafitasi bumi ataupun secara horizontal oleh gaya kapileritas tanah. Daya infiltrasi ini sangat erat hubungannya dengan kelembaban tanah, sifat permukaan tanah,
stuktur dan tekstur tanah. Ketiga faktor tersebut akan mempengaruhi mekanisme daya infiltrasi air yang terdiri dari proses masuknya air hujan melalui pori-pori tanah,
tertampungnya air hujan ke dalam tanah, serta proses mengalirnya air Asdak, 2004.
2.3. Analisis Resiko Lingkungan