Analisis Resiko Lingkungan Analisis Kebijakan Pembangunan

13 Daya infiltrasi air merupakan kemampuan air tanah untuk terserap secara vertikal oleh gaya grafitasi bumi ataupun secara horizontal oleh gaya kapileritas tanah. Daya infiltrasi ini sangat erat hubungannya dengan kelembaban tanah, sifat permukaan tanah, stuktur dan tekstur tanah. Ketiga faktor tersebut akan mempengaruhi mekanisme daya infiltrasi air yang terdiri dari proses masuknya air hujan melalui pori-pori tanah, tertampungnya air hujan ke dalam tanah, serta proses mengalirnya air Asdak, 2004.

2.3. Analisis Resiko Lingkungan

Resiko merupakan kemungkinan terjadinya sesuatu yang merugikan yang tidak dapat didugatidak diinginkan, ketidak pastian atau kemungkinan terjadinya sesuatu, yang bila terjadi akan mengakibatkan kerugian. Manajemen risiko adalah suatu pendekatan terstruktur dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman, atau suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk penilaian resiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi resiko dengan menggunakan pemberdayaanpengelolaan sumberdaya. Strategi yang dapat diambil antara lain adalah memindahkan resiko, menghindari resiko, mengurangi efek negatif resiko Joint Technical Committee Australian and New Zealand, 1999. Tahap-Tahap dalam Analisis Risiko Tahap-tahap yang dilalui dalam mengimplementasikan analisis resiko adalah mengidentifikasi terlebih dahulu resiko-resiko yang mungkin akan terjadi, setelah mengidentifikasi maka dilakukan evaluasi atas masing-masing resiko ditinjau dari severity nilai resiko dan frekuensinya. Evaluasi dampak lingkungan mencakup mengenai elemen analisa dampak, yang menggambarkan kemungkinan yang akan timbul akibat kegiatan. Metode ini merupakan kegiatan menghitung resiko dari suatu kegiatan dan menentukan dampak dari kegiatanperistiwa secara kualitatif maupun kuantitatif .

2.4. Analisis Kebijakan Pembangunan

Keberhasilan kebijakan sangat ditentukan oleh sumberdaya manusia, institusi, dan organisasi yang juga harus memiliki kemampuan untuk melakukan rekayasa ulang. Menurut Parsons 1995, dalam model proses suatu penetapan kebijakan dapat dikaji 14 dari input dan output. Faktor-faktor input terdiri dari persepsi, organisasi, tuntutan, dukungan, dan keluhan. Unsur kebijakan antara lain adalah regulasi, distribusi, redistribusi, kapitalisasi, dan nilai-nilai etika. Outputnya antara lain adalah aplikasi, penegakan hukum, interpretasi, evaluasi, legitimasi, modifikasi, penyesuaian, dan penarikan diri atau pengingkaran. Ilmu kebijakan dibangun untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui perannya dalam upaya meningkatkan kualitas keputusan, yang diperoleh dari proses perumusan tujuan kebijakan, mengenali permasalahan kebijakan, dan mencari jalan pemecahan masalah kebijakan. Dunn 2003 mengemukakan bahwa prosedur analisis kebijakan merupakan subordinat dari standar plausibilitas dan relevansi kebijakan, dan terhadap tuntutan umum atau aturan multiplisme kritis. Peranan prosedur ini adalah untuk menghasilkan informasi mengenai masalah kebijakan, masa depan kebijakan, aksi kebijakan, hasil kebijakan. Ada lima prosedur analisis kebijakan yang dipakai dalam pemecahan masalah manusia yaitu 1 perumusan masalah definisi untuk menghasilkan informasi mengenai kondisi-kondisi yang menimbulkan masalah kebijakan; 2 peramalan prediksi untuk menyediakan informasi mengenai konsekuensi di masa yang akan datang dari penerapan alternatif kebijakan; 3 rekomendasi preskripsi untuk menyediakan informasi mengenai nilai atau kegunaan realatif dari konsekuensi di masa depan dari suatu pemecahan masalah; 4 pemantauan deskripsi untuk menghasilkan informasi tentang konsekuensi sekarang dan masa lalu dari diterapkannya alternatif kebijakan; dan 5 evaluasi, yang memberikan nama sama dengan yang dipakai dalam bahasa sehari-hari. Analisis Stakeholders dan Analisis Hierarki Proses Beberapa alat analisis yang dapat digunakan dalam analisis kebijakan yaitu analisis stakeholder dan Analisis Hierarki Proses. Keberhasilan suatu proyek sangat bergantung pada keterlibatan stakeholders kunci pada saat perancangan dan perencanaan. Kegagalan dari pengambil kebijakan dan perencana untuk mengenali perbedaan dan potensi konflik ketertarikan stakeholders sering mengarah pada perlawanan terhadap kebijakan dan proyek, yang diakibatkan oleh kegagalan dalam mempertemukan tujuan mereka. 15 Keterlibatan langsung dari partai kunci yang memiliki hubungan dengan analisis masalah dan proyek perencanaan kedepan menciptakan rasa kepemilikan dan komitmen pada proses perencanaan yang akan berkontribusi terhadap keberhasilan suatu proyek. Analisis stakeholders memberikan hasil berupa pemahaman tentang tujuan dan ketertarikan dari berbagai macam stakeholders. Analisis ini menggunakan keragaman ketertarikan tersebut sebagai titik awal. Grontjik, 2003. Untuk menyederhanakan permasalahan dalam pengambilan keputusan maka digunakan Analisis Hierarki Proses AHP. Prinsip kerja AHP adalah penyederhanaan suatu persoalan yang kompleks dan tidak terstruktur, strategis dan dinamis serta menata dalam suatu hirarki. AHP merupakan salah satu alat analisis yang dapat digunakan untuk kondisi ketidakpastian dan ketidaksempurnaan informasi dan beragamnya kriteria suatu pengambilan keputusan Saaty, 1993. 16

I. METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kota Jambi Provinsi Jambi. Penelitian berlangsung selama 4 empat bulan mulai Desember 2010 sampai Maret 2011. Peta lokasi penelitian disajikan pada Gambar 2 berikut. Lokasi Penelitian Gambar 2. Lokasi Penelitian

3.2. Rancangan Penelitian

3.2.1. Jenis Sumber Data Berdasarkan cara memperolehnya, jenis data dikelompokkan menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil observasi lapangan dan