36
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Karakteristik Pedagang Pasar Angso Duo Jambi
Pasar Angso Duo menurut sejarahnya merupakan pasar yang tumbuh mengikuti kebiasaan masyarakat Jambi yang hidup di pinggiran sungai. Pasar ini telah mengalami
2dua kali perpindahan tetapi tidak diikuti oleh perpindahan pedagang setempat. Karakteristik umur pedagang di pasar ini adalah berumur lebih dari 40 tahun 39,
antara 30-40 tahun 38 dan kurang dari 30 tahun 23 , Tingkat pendidikan pedagang meliputi PT 1, SMA 55, SMP 24 dan SD 20. Lama para
pedagang menempati Pasar Angso Duo berkisar antara 5 – 10 tahun 43 , lama berdagang 10–20 tahun 29 dan kurang dari 5 tahun 28, dapat dilihat pada
Gambar 5 berikut.
Gambar 5. Persentase Umur, Pendidikan dan Lama Berdagang
Tingkat kenyamanan pasar dirasakan bahwa kondisi pasar tidak nyaman 72, nyaman 21, dan biasa saja 7. Penyebab ketidaknyamanan tersebut adalah
kondisi pasar yang kumuh dan becek sewaktu musim hujan 80, faktor keamanan 13 dan bencana banjir 7. Solusi yang dikehendaki adalah perbaikan infrastruktur
pasar yang ada 52 , relokasi dekat dari pasar yang ada 42 dan relokasi jauh dari pasar yang ada 6. Gambaran tingkat kenyamanan pasar, penyebab dan solusi yang
dikehendaki pedagang dapat dilihat pada Gambar 6.
37 Gambar 6. Persentase Tingkat Kenyamanan, Penyebab dan Solusi Terhadap Pasar
Tingkat partisipasi pedagang terhadap pasar dilihat dari kesediaan pedagang dalam mengumpulkan sampah dilokasi penjualan masing-masing 89, dan membiarkan
sampah dilokasi penjualannya11 serta kesediaan dari pedagang untuk membayar iuran diluar iuran resmi pemerintah 93 dan yang tidak bersedia 7. Gambaran
partsipasi pedagang dapat dilihat pada Gambar 7.
Gambar 7. Persentase Partsipasi Pedagang
5.2. Peran Pasar Angso Duo dalam Struktur Pendapatan Daerah
Pendapatan daerah sebagai sumber keuangan daerah merupakan unsur yang sangat penting dalam rangka melaksanakan pembangunan daerah dan penyelenggaraan
pemerintahan. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, struktur APBD merupakan satu
kesatuan yang terdiri dari Pendapatan daerah, Belanja daerah, dan Pembiayaan daerah.
38 Pendapatan daerah meliputi semua penerimaan uang melalui rekening kas umum
daerah, yang menambah ekuitas dana, merupakan hak daerah dalam satu tahun anggaran dan tidak perlu dibayar kembali oleh daerah. Pendapatan daerah sebagaimana
peraturan menteri dalam negeri tersebut dikelompokan atas Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan lain- lain pendapatan daerah yang sah.
Pendapatan Asli Daerah PAD terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah
yang sah. Kewenangan untuk mendayagunakan sumber keuangan sendiri dilakukan dalam wadah Pendapatan Asli Daerah yang sumber utamanya adalah pajak daerah dan
retribusi Daerah. Secara nominal PAD Kota Jambi terus meningkat dalam 10 tahun terakhir,
meskipun demikian kontribusi PAD terhadap realisasi pendapatan cenderung terus menurun. Lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 13 berikut.
Tabel 13. Rekapitulasi Penerimaan PAD Kota Jambi TA 2000 sd 2009
Tahun Anggaran Target Rp
Realisasi Rp Persen
2000 10.226.396.000,00
8.779.734.488,17 85,85
2001 15.253.906.000,00
15.091.877.627,07 98,94
2002 18.245.610.000,00
18.796.320.380,57 103,02
2003 19.590.117.000,00
23.414.799.096,16 119,52
2004 26.005.893.206,00
32.096.106.601,02 123,42
2005 31.020.175.426,00
35.947.627.688,48 115,88
2006 34.886.577.274,00
43.323.298.454,14 124,18
2007 38.091.111.699,00
45.418.865.368,69 119,24
2008 45.034.596.937,95
54.075.188.473,39 120,07
2009 51.847.106.988,00
55.671.281.869,55 107,38
Sumber : Dinas Pendapatan Daerah 2010
Pendapatan asli daerah merupakan nilai total dari pajak dan retribusi daerah. Tahun 2000 sampai 2005 retribusi daerah memberikan kontribusi terbesar bagi PAD,
namun sejak Tahun 2006 sampai 2009 kontribusi terbesar bagi PAD diberikan oleh pajak daerah. Untuk melihat kontribusi pajak daerah, retribusi daerah dan pendapatan
daerah lainnya terhadap PAD dapat dilihat pada Tabel 14 di bawah ini.
39 Tabel 14. Kontribusi Pajak Daerah, Retribusi Daerah, dan laninya terhadap Pendapatan
Asli Daerah Selama 2000 sd 2009 No
Tahun Anggaran
Pajak Daerah Retribusi Daerah
Lain-lain 1
2000 38,60
57,29 4,11
2 2001
34,84 51,42
13,74 3
2002 39,44
50,98 9,58
4 2003
37,21 49,79
13,00 5
2004 48,25
40,98 10,77
6 2005
47,91 41,84
10,25 7
2006 44,44
38,34 17,22
8 2007
45,32 38,11
16,57 9
2008 45,18
31,78 19,54
10 2009
51,80 32,89
10,30
Sumber : Dinas Pendapatan Daerah Jambi 2010
Retribusi daerah merupakan pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan danatau diberikan oleh pemerintah
daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan. Salah satu sumber retribusi daerah adalah Pasar Angso Duo, pasar ini merupakan pasar tradisional terbesar di Kota Jambi.
Besaran nilai retribusi daerah selama lima tahun terakhir dapat dilihat dari Tabel 15 berikut.
Tabel 15. Penerimaan Retribusi Daerah dan Retribusi Pasar Angso Duo selama 5 Tahun Tahun Anggaran
Retribusi Daerah Retribusi Pasar Angso Duo
2005 13.374.228.000
1.496.955.125 2006
16.608.658.772 1.482.302.135
2007 16.368.741.425
2.336.985.424 2008
17.186.702.058 2.568.951.383
2009 18.308.852.178
2.588.600.514
Sumber : Dinas Pendapatan Daerah Jambi 2010
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 6 tahun 2006, pengelolaan pasar yang ada di Kota Jambi menjadi tugas pokok dan fungsi tupoksi Kantor Pengelola
Pasar KPP. Diantara tupoksi tersebut adalah penarikan retribusi pasar dan pengembangan pasar kedepan. Jika dilihat dari tabel diatas bahwa retribusi Pasar
Angso Duo mengalami peningkatan terhadap retribusi total Kota Jambi, walaupun kontribusi tidak terlalu besar bagi PAD tetapi sangat berperan bagi keberlangsungan
mata pencarian bagi 1000 pedagang di Kota Jambi.
40
5.3. Analisis Resiko Lingkungan Pasar Angso Duo Jambi