40
5.3. Analisis Resiko Lingkungan Pasar Angso Duo Jambi
5.3.1. Jumlah dan Komposisi Sampah Pasar Angso Duo Berdasarkan data Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman Kota Jambi
2011, dalam satu hari Pasar Angso Duo menghasilkan sampah sebanyak 13 – 17 tonhari pada hari-hari besar bulan Ramadan dan hari raya Idul Fitri dan 9 – 11
tonhari pada hari biasa. Komposisi sampah terdiri dari bahan organik 92 , kertas dan kardus 0,72 , plastik 5,58 , dan residu 1,7. Komposisi sampah organic dapat
dilihat pada Gambar 8.
Gambar 8. Komposisi Sampah Pasar
Sampah pasar dibuang ke Tempat Pemprosesan Sampah Akhir TPA Talang Gulo yang berjarak sekitar 10 km dari pasar. Secara umum kondisi TPA ini dapat dilihat
pada Tabel 16 Tabel 16. Gambaran Tempat Pemprosesan Akhir TPA Sampah Talang Gulo
Kota Jambi Prasarana dan Sarana TPA
Kondisi Luas Lahan
7 ha Luas lahan terpakai
6,75 ha Luas lahan sisa
0,25 ha Sistem Pengelolaan TPA
Open Dumping
Sumber : Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman 2011 Jika dilihat dari kondisi TPA ini maka dalam jangka panjang kapasitasnya sudah tidak
memungkinkan untuk digunakan. Hal ini disebabkan kapasitas lahan yang tersisa hanya 0,25 ha saja, sementara jumlah semua sampah kota yang masuk ke TPA harian sebanyak
41 1,439.82 liter dan 37,17 dari jumlah sampah tersebut berasal dari lokasi perdagangan
dan pasar. Jumlah sampah yang dibuang di TPA dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 17. Sumber dan Jumlah Sampah yang di Proses di TPA Talang Gulo
No Sumber Sampah
Prosentase Jumlah Timbulan
Sampah harian 1
Permukiman 45.25
651.520 2
Perdagangan dan Pasar 37.17
535.182 3
Industri 0.05
0.720 4
Perkantoran 5.58
80.342 5
Koridor Jalan 0.65
9.359 6
Penginapan dan Wisata 5.07
72.999 7
Taman dan Rereasi 6.15
88.549 8
Lain-lain 0.08
1.152 Jumlah
100 1.439.82
Sumber: Dinas Kebersihan, Pertamanan Dan Pemakaman Kota Jambi 2009
Sistem pengelolaan sampah TPA Kota Jambi dilakukan secara open dumping, sistem ini berpotensi menghasilkan gas metan sebagai produk akhir dari fermentasi
anaerob sampah. Gas metan merupakan salah satu gas rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global Donald dan Sertio, 1990. Metan merupakan gas yang mampu
mengabsorsi inframerah yang kuat, dan juga merupakan gas yang paling reaktif di throposfir, dibandingkan dengan gas rumah kaca lainnya, metan bersama N
2
Berdasarkan hasil penelitian Winayati 2010 terhadap perlakuan penyimpanan 15 kg sampah selama 40 hari yang ditimbun sedalam 20 cm akan menghasilkan gas
metan sebanyak 2,25cm O serta
CFC dapat tertinggal lama di atmosfir. Sumbangan gas metan tersebut ikut menaikan temperatur bumi, kenaikan tertinggi terjadi pada abad 20 hingga memasuki abad 21
Hartman, 1990.
3
. Menurut Henry dan Heinke 1996 dalam Indrasti 2005
menyatakan bahwa 1 satu ton sampah organik menghasilkan gas metan sebanyak 0,2 – 0,27 m
3.
Prediksi gas metan yang dihasilkan oleh Pasar Angso Duo dengan menggunakan perhitungan Henry dan Heinke tersebut rata-rata adalah 3.05 m
3
hari pada hari besar dan 2,16 m
3
hari pada hari biasa. Dengan menggunakan perhitungan pada hari biasa dimana gas metan yang dihasilkan sebanyak 2,16 m
3
, maka gas metan akan terproduksi
42 sebanyak 64.8 m
3
bulan atau 777.6 m
3
tahun. Sampah yang dihasilkan perlu dikelola lebih lanjut, mengingat gas metan yang dihasilkan bersifat mampu bertahan di atmosfir
dan jumlahnya tidak berkurang oleh aktifitas fotosintesis seperti halnya CO
2
Salah satu upaya untuk meminimalisir jumlah gas metan dapat dilakukan melalui pengolahan sampah organik menjadi kompos, dimana setiap pengolahan 1,9 ton
sampah maka gas metan dapat direduksi sebesar 0,21-0,29 ton atau setara dengan 5 – 7 ton CO
. Sehingga setiap metan yang dihasilkan akan bertahan dan terakumulasi di udara sepanjang waktu
dan akan menambah besar efek pemanasan global.
2
Upaya penanggulangan gas metan tersebut telah banyak dilakukan. Dilaporkan bahwa pengolahan limbah organik padat dengan proses biogas di Brazil menghasilkan
energi mencapai 50 TWh sama dengan 17 dari kebutuhan energi nasional Brazil. Upaya ini dilakukan untuk menghindari produksi gas rumah kaca serta membuka
ribuan peluang kerja untuk pengangguran Oliveiraa dan Rosaa, 2003. Pengolahan
limbah padat di Cina dilakukan dengan pengomposan, hal ini di nilai lebih efisien dan
ramah lingkungan dibanding dengan pembakaran Bala et al, 2010. Di Kanada
melalui Program Solid Waste-Enviroment Manajemen Sistem SW-EMS telah mampu menurunkan penumpukan sampah sistem landfill sebesar 65, dengan
memperkenalkan Sistem Manajemen Lingkungan SML terhadap limbah padat kota dengan pelatihan kelembagaan dan finansial pengolahan sampah Dowie et al, 1998.
Berdasarkan hasil kajian di Nigeria, manajemen pengolahan limbah padat di daerah Enugu hanya dapat dilakukan dengan pemberdayaan masyarakat, sehingga tujuan
untuk perbaikan lingkungan dapat tercapai Nzeadibe, 2009. Sementara di Hubli India, untuk mengurangi dampak dari jumlah sampah yang terproduksi maka di
lakukan pasar jual beli sampah organik Nunan, 2000 Indrasti, 2005.
5.3.2. Analisis Resiko Kualitas Air Sungai
Kualitas perairan secara umum dapat diartikan sebagai faktor fisika, kimia dan biologis yang mempengaruhi kehidupan ikan dan organisme air baik secara langsung
maupun tidak langsung. Untuk menjaga kualitas perairan perlu penetapan baku mutu pada perairan tersebut. Baku mutu air adalah keadaan ideal yang ingin dicapai atau
43 kondisi maksimum yang boleh ditoleransi sesuai dengan peruntukkannya. Menurut
Wardoyo 1991 perairan yang ideal adalah perairan yang memiliki keseimbangan fisik, kimia, dan biologi yang diperlukan bagi kehidupan ikan dan organisme air lainnya
dalam rangka menyelesaikan daur hidupnya. Kualitas air akan dipengaruhi oleh aktivitas yang ada disekelilingnya, Untuk melihat kualitas air di Sungai Batanghari
akibat aktivitas Pasar Angso Duo dapat dilihat pada Tabel 18 dan 19. Tabel 18. Hasil Pengukuran Kualitas Air Bagian Hulu sebelum pasar
No. PARAMETER
SATUAN BATAS
MAKSIMUM HASIL PEMERIKSAAN BULAN
JAN APR
JUL OKT
1 pH
- 6,0-9,0
5.1 7.4
7.7 7.8
2 TDS
mgl 1000
22.9 23.2
43.3 l 31.6
3 DHL
ųScm -
45.9 46.9
87.1 63.1
4 Suhu udara
o
Deviasi 3 C
27.5 29.4
28.3 29.1
Suhu air Deviasi 3
27.7 30.4
28.9 31
5 Warna
Pt.Co -
297 550
369 291
6 Kekeruhan
FAU -
35 109
45 35
7 TSS
mgl 50
29 90
43 28
8 Cyanide
mgl 0,05
0.017 0.009
0.006 9
Nitrit mgl
0,06 0.01
0.01 10
Amonia mgl
0,05
1.82 0.51