Analisis Kawasan Lindung dan Rawan Bencana

28 IV.GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Profil Wilayah Studi Kota Jambi memiliki luas 205.38 km² dan terdiri dari 8 kecamatan, dengan pusat administrasi di Kecamatan Kota Baru. Kota Jambi terletak pada kordinat 01° 30’ 2.98 - 01° 7’ 1.07 Lintang Selatan dan 103° 40’ 1.67 - 103° 40 0.23 Bujur Timur. Kota Jambi beriklim tropis, tahun 2009 rata-rata suhu di Kota Jambi berkisar antara 26,3°C sampai 28,3°C. Dengan suhu maksimum 35,4°C yang terjadi pada bulan Maret dan suhu minimum 20,8°C terjadi pada bulan Februari dan Maret. Curah hujan di Kota Jambi selama tahun 2009 beragam antara 60 mm sampai 345 mm, dengan jumlah hari hujan antara 10 hari sampai 26 hari per bulannya. Sedangkan rata-rata kelembaban udara berkisar 78 - 87. Berdasarkan topografi Kota Jambi relatif datar dengan ketinggian 0-60 m di atas permukaan laut. Bagian bergelombang terdapat di utara dan selatan kota, sedangkan daerah rawa terdapat di sekitar aliran Sungai Batanghari, yang merupakan sungai terpanjang di pulau Sumatera dengan panjang keseluruhan lebih kurang 1.700 km. Jumlah penduduk Kota Jambi pada tahun 2009 sebesar 532.743 jiwa dengan kepadatan penduduk 30 jiwaha.

4.2. Analisis Kawasan Lindung dan Rawan Bencana

a. Kawasan Lindung Kawasan lindung setempat yang terdapat di Kota Jambi adalah sempadan sungai. Penetapan garis sempadan sungai dimaksudkan sebagai upaya agar kegiatan perlindungan, pengembangan, penggunaan dan pengendalian atas sumber daya yang ada pada sungai dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuannya. 1. Sempadan Sungai Sungai Batanghari merupakan sungai yang membelah Kota Jambi, karena itu sempadan sungai dibedakan menjadi: • Sempadan sungai yang melewati kawasan perkotaan dengan kepadatan tinggi. Kawasan ini merupakan kawasan dengan aktivitas perdagangan dan jasa. Bila 29 dilihat dari kriteria sempadan sungai, sungai yang melewati kawasan perkotaan dengan kepadatan tinggi termasuk kedalam sempadan sungai bertanggul di dalam kawasan perkotaan. Dari kriteria tersebut, maka sempadan sungai yang berlaku di daerah ini sebesar sekurang-kurangnya 3 m di sebelah luar sepanjang kaki tanggul. • Kawasan perkotaan dengan kepadatan rendah. Kawasan ini merupakan kawasan dengan fungsi perumahan dan fungsi pendukung kawasan perkotaan dengan kepadatan rendah. Sungai Batanghari yang melewati kawasan ini merupakan sungai yang tidak memiliki tanggul dengan kedalaman lebih dari 20 meter. Berdasarkan ciri ini maka sempadan sungai untuk daerah ini sekurang- kurangnya sebesar 100 m 2. Sempadan Danau Berdasarkan keputusan Presiden R.I Nomor 32 tahun 1990 tentang pengelolaan kawasan lindung, sempadan danau ditetapkan sekurang-kurangnya 50 m dari titik pasang tertinggi ke arah darat. b. Kawasan Rawan Bencana Secara umum wilayah Kota Jambi memiliki beberapa potensi bahaya yang dapat menimbulkan bencana yakni potensi bencana gempa bumi, banjir, serta kebakaran. Adapun gambaran kawasan bencana tersebut dapat dilihat pada Tabel 10 berikut. Tabel 10. Kejadian Bencana Alam di Kota Jambi Nama Kecamatan Jenis Bencana Kebakaran Banjir Angin Topan Kota Baru 1 1 - Jambi Selatan 2 - - Jelutung 1 1 - Pasar Jambi - 2 - Telanaipura 2 2 - Danau Teluk - 2 - Pelayangan - 2 - Jambi Timur 1 2 1 Jumlah 7 12 1 Sumber : Kota Jambi dalam Angka, Tahun 2009 30 1.Bencana Banjir Berdasarkan kejadian banjir yang dicatat melalui Stasiun Pengamat Tanggo Rajo dan berdasarkan hasil perhitungan banjir menggunakan data banjir, maka kejadian banjir Kota Jambi pada tahun 2003 diduga merupakan banjir periode ulang 50 tahun. Hal tersebut didasarkan pada hasil pencatatan kejadian banjir tahun 2003, dimana luas genangan banjir untuk Kota Jambi adalah 708.019 Ha. 2. Bencana Kebakaran Berdasarkan pendekatan standar, luas Wilayah Manajemen Kebakaran WMK adalah 176.625 km 2 . Apabila dibandingkan dengan luas Kota Jambi secara keseluruhan 205,38km 2 , maka untuk Kota Jambi dengan tingkat kepadatan penduduk dan pemakaian intensitas lahan perkotaan diperlukan 1 satu buah WMK. Pelayanan dengan lingkup menengah dinyatakan dalam tingkat Sektor Pemadam Kebakaran SPK. Adapun setiap SPK akan membawahi Pos Pelayanan Kebakaran PPK yang maksimal melayani 3 tiga kelurahan.

4.3. Analisis Struktur Tata Ruang